Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Pemuliaan Tanaman

IDENTIFIKASI STRUKTUR ALAT REPRODUKSI TANAMAN

Disusun Oleh :

Nama : Resky Wulandari R. Jahuddin

Nim : G111 15 519

Kelas : Pemuliaan Tanaman D

Kelompok : 19

Asisten :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sifat makhluk hidup yaitu menghasilkan keturunan, baik itu

tanaman, hewan dan manusia. Sama halnya dengan makluk hidup lainnya

tumbuhan menghasilkan keturunan agar dapat memperbanyak diri dan tidak

punah. Tanaman bereproduksi dengan menggunakan alat reproduksi yang terletak

pada bunga tanaman tersebut seperti putik dan benang sari.

Tanaman memiliki memiliki alat reproduksi yang berbeda-beda sesuai

dengan jenis tanaman tersebut. Ada tanaman yang memiliki dua alat kelamin

seperti putik dan benang sari adapula yang hanya memiliki satu alat kelamin.

Tanaman dengan dua alat kelamin disebut bunga sempurna dan tanaman yang

memiliki satu alat kelamin disebut bunga tidak sempurna.

Selain berdasarkan alat kelaminnya, bunga juga dapat dibedakan

berdasarkan bagian-bagiannya. Adapun bagian-bagian umum yang ada pada

bunga yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Pada tanaman

monokotil dan dikotil umumnya memiliki anatomi bunga yang hampir sama,

namun terdapat perbedaan pada mahkota bunganya. Untuk tanaman monokotil

umumnya memiliki jumlah mahkota 3 atau 6 helai sedangkan pada tanaman

dikotil memiliki jumlah mahkota 4 atau 5 helai.

Dengan adanya perbedaan struktur bunga pada setiap tanaman

menyebabkan setiap tanaman memiliki proses reproduksi dan proses pembungaan


yang berbeda pula. Proses pembungaan pada tanaman monokotil berbeda dengan

proses pembungaan tanaman dikotil.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum mengenai

identifikasi struktur alat reproduksi tanaman guna untuk mengetahui struktur

bunga dan proses pembungaan pada tanaman monokotil dan dikotil.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum identifikasi struktur alat reproduksi tanaman

adalah untuk mengetahui struktur alat reproduksi tanaman, mengetahui perbedaan

bunga sempurna dan bunga tidak sempurna serta mengetahui perbedaan bunga

lengkap dan tidak lengkap.

Adapun kegunaan dari praktikum identifikasi alat reproduksi tanaman yaitu

sebagai bahan informasi kepada mahasiswa mengenai struktur alat reproduksi

tanaman khususnya pada tanaman oleander dan kembang kertas.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman

2.1.1 Deskripsi Tanaman Kembang Kertas (Bougainvillea spectabilis)

Berasal dari Amerika Selatan, tanaman bougenvile sering digunakan sebagai

salah satu jenis tanaman taman dan juga cocok untuk taman pada kawasan

perumahan. Ketika musim bunga tiba, tanaman ini berbunga sangat lebat

sedangkan daunnya mulai rontok. Bentuknya adalah pohon kecil merambat yang

tumbuh secara bebas dan susah tumbuh tegak. Bougenville disebut juga dengan

tanaman bunga kertas karena bentuk seludang bunganya sangat tipis dan

menyerupai kertas jagung (Purwantoro, 2013).

Jenis bunga ini yang paling terkenal adalah Bougainvillea Elizabeth Angus,

Bougainvillea Red, Bougainvillea Pultonii, Bougainvillea Easter Parade dan

Bougainvillea Lady Mary Baring. Daya tarik dari bunga ini adalah sangat

mempesona sehingga menjadi perbincangan penduduk di mancanegara maupun

negara kita karena terkesan dengan bentuk dan warna bunga yang menarik hati

yaitu berbagai macam warna seperti jingga, merah menyala, merah jambu, merah

pucat, kuning, ungu, putih dan warna kombinasi (Purwantoro, 2013).

Menurut Aditya (2013), klasifikasi bunga kembang kertas sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Super divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Sub divisi : Spermatophyta


Kelas : Magnoliopsida

Super ordo : Caryophyllanae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Nyctaginaceae

Genus : Bouganvillea Comm.

Spesies : Bougainvillea spectabilis

Tanaman kembang kertas memiliki akar tunggang yang tumbuh secara

vertikal, lalu ada cabang yang tumbuhnya melebar hingga kedalaman 80 cm.

Merupakan tanaman perdu tegak yang tumbuh tegak lurus mencapai 2 sampai 24

meter tingginya.Batang tanaman bunga kertas bersifat kayu,bentuknya bulat dan

terdapat duri-duri berukuran kecil. Percabangan bunga kertas adalah monopodial.

Warna batang bunga kertas adalah coklat (Purwantoro, 2009).

Daun tanaman bunga kembang kertas berbentu melebar dan bulat hingga

mempanjang. Tepi daun bunga merata. Pertulangan daunnya menyirip atau

bertulang tiga hingga lima. Daun pelindung duduk, berbentuk bulat oval dan

memiliki panjang kira-kira antara 1,5 sampai 4 cm. Sedangkan bunga kembang

kertas termasuk golongan bunga tidak lengkap karena hanya terdiri dari tenda

bunga, bunga, tangkai, kepala putik, tangkai puting, benang sari dan tangkai sari.

Bunga ini tumbuh pada ketiak daun. Bunga kembang kertas adalah bunga

majemuk yang berbentuk seperti payung yang bersusun (Purwantoro, 2009).

2.1.2 Deskripsi Tanaman Oleander

Oleander ( Nerium oleander L.) atau bunga mentega adalah tanaman perdu

berkayu yang tingginya bisa mencapai 3 meter. Sebagai tanaman hias, oleander
cukup popular. Sosok tanamannya rimbun dengan daun pita berwarna hijau tua.

Bunganya bergerombol, terlihat cantik dan kontras dengan hijaunya daun. Daya

tarik oleander adalah bunganya yang tahan lama dan bermekaran sepanjang tahun.

Tanaman ini berasal dari Asia Timur dan Eropa Barat ini juga mudah dalam

perbanyakan dan perawatan (Wijayakusuma, 2008).

Menurut Wijayakusuma (2008), klasifikasi tanaman oleander yaitu :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Nerium

Spesies: Nerium oleander L.

Tinggi tanaman oleander yaitu 1,5-3 m. Daun pada tangkai kurang lebih 1

cm, bentuk garis lanset, dengan ibu tulang yang menonjol keluar, berwarna pucat,

panjang dan lebar daun yaitu 10-30 kali 1,5-3 cm. Bunga dalam malai rata ujung

atau malai dan mengeluarkan aroma harum. Tajuk kelopak bunga runcing.

Mahkota berbentuk corong, tabung pada pangkal sempitdan disebelah atasnya

melebar. Sisik kelopak terbagi dalam 4-10 taju berbentuk benang (Steenis, 2013).
Kepala sari pada tanaman oleander melekat dengan kepala putik atau agak

terlepas. Pengikat sari memanjang sampai sambungan ujung yang berambut

panjang. Memiliki kepala putik dengan selaput menggantung pada pangkalnya.

Bunga tanaman oleander termasuk bunga rangkap Tanaman ini memiliki buah

periuk 2, dengan panjang 15-25 cm. Biji dengan rambut gombak. Tanaman ini

memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga sehingga termasuk dalam

golongan bunga sempurna (Steenis, 2013).

2.2 Struktur Bunga Tanaman Monokotil

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang bijinya tunggal karena hanya

berkeping satu. Ciri dari tumbuhan monokotil adalah memiliki daun yang

berbentuk pita dan urat daunnya sejajar seperti daun yang dimiliki padi.

Tumbuhan monokotil memiliki akar serabut dan batangnya kecil serta tidak

memiliki kambium. Adapun yang masuk dalam golongan tumbuhan monokotil

adalah tumbuhan suku rumput-rumputan (gramineae) seperti padi dan jagung.,

tumbuhan suku pinang-pinangan (palmae) contohnya pohon kelapa dan sagu,

tumbuhan suku anggrek-anggrekan (orchidaceae), suku pisang-pisangan

(musaceae), suku jahe-jahean (zingiberceae) (Sunardi, 2011).

Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae.

Bunga merupakan alat perkembangbiakan karena di dalam bunga terdapat alat-

alat reproduksi, seperti benang sari, putik, dan kandung lembaga. Reseptakulum

terdapat ovarium yang di dalamnya terdapat bakal biji (ovum). Ovarium

berhubungan dengan putik yang terdiri atas tangkai putik (stigma). Bakal biji

melekat pada dinding ovarium dengan plasenta (funiculus). Pada bunga, terdapat
benang sari yang terdiri atas kepala sari (anthera) dan tangkai sari. Dari anthera

dihasilkan serbuk sari atau polen yang mengandung gamet (Sunadi, 2011).

Bunga tanaman monokotil memiliki pehiasan bunga terdiri dari 3 atau

kelipatan dari 3. Pada tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa akar serabut,

bentuk tulang daun sejajar, di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 3 dan biji

berkeping 1(satu) (Sunadi, 2011).

2.3 Struktur Bunga Tanaman Dikotil

Tumbuhan dikotil secara sederhana didefinisikan sebagai tumbuhan dengan

bijinya berkeping atau berbiji belah. Tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki

karakteristik daun, akar dan batang yang berbeda. Pada tumbuhan dikotil, tulang

pada daun tanamannya menyirip dan menjari dengan urat yang berbentuk jaring.

Dari akarnya, akar tumbuhan dikotil adalah akar tunggang. Ciri lainnya adalah

batang tanaman dikotil umumnya memiliki kambium dan batangnya bisa tumbuh

menjadi besar. Yang termasuk dalam tumbuhan dikotil antara lain adalah:

tumbuhan suku getah-getahan, tumbuhan suku kacang-kacangan (Leguminoceae),

tumbuhan suku terung-terungan (Solanaceae), Tumbuhan suku Jambu-jambuan

(Myrtaceae) seperti jambu biji dan jambu air (Syamsuri, 2012).

Bunga juga merupakan alat reproduksi seksual (generatif) dan terletak pada

dasar bunga atau reseptakulum. Pada reseptakulum terdapat kelopak bunga

(kaliks) yang terdiri atas satuan kelopak bunga (sepal). Kelopak bunga adalah

bagian bunga terluar yang terletak di dasar bunga. Kelopak ini berwarna hijau dan

merupakan modifikasi dari daun. Bagian atau lembaran kelopak bunga disebut

juga daun kelopak (sepal) (Allard, 2011)


Bunga tanaman dikotil memiliki perhiasan bunga terdiri dari 2, 4,dan 5 atau

kelipatannya dan secara umum tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar

tunggang, bentuk tulang daun menjari, tidak di temukannya tudung akar, bunga

kelipatan 5 dan biji berkeping 2(dua) (Syamsuri,2012).

2.4 Biologi Bunga dan Pembungaan Tanaman Monokotil

Bunga adalah alat pembiakan Angiospermae (spermatophyta biji tertutup,

terdiri dari monokotil dan dikotil). Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga

uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah

satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga

biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti

bunga jantan dan betina gabung dalm satu bunga (Sujana, 2013).

Pembungaan adalah proses pembentukan bunga. Proses yang sangat

kompleks yang meliputi banyak tahapan perkembangan dan semuanya harus

berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir, yaitu biji (Sujana, 2013).

Kebanyakan tanaman yang saat pemasakan pollen dan tepungsari tidak

bersamaan. Pada pollen umur reseptivenya dipengaruhi oleh temperatur dan

kandungan uap lembab, umumnya pada suhu rendah dan kadar uap lembab akan

meningkatkan umur pollen. Dalam jangka pendek membutuhkan temperatur yang

rendah dan kelembapannya cukup tinggi, kelangsungan hidup pollen penting

sebagai parameter unutk pemuliaan tanaman panjang usia pollen diperoleh dari

nilai takaran kelangsungan hidupnya setelah penyimpanan pada kondisi yang

telah ditetapkan (Sujana, 2013).

2.2 Biologi Bunga dan Pembungaan Tanaman Dikotil


Pembentukan calon bunga menandai berakhirnya masa muda dan masa

vegetatif tanaman. Pembungaan merupakan suatu proses fisiologis dan morfologis

dengan spektru yang luas. Diawali dengan masa kritis, yaitu diawali dengan

perubahan primordial batang menjadi primordial bunga. Pada saat tersebut terjadi

perubahan secara fisiologis-morfologis sebagai akibat metabolisme pada titik

tumbuh yang mestinya mengalami diferensiasi menjadi calon daun, batang, tunas

berubah menjadi jaringan calon organ reproduksi (Mangodijojo, 2010).

Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda

menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tunbuhan yang berbiji itu lazimnya

merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga (Allard, 2011).

Tahap pertama proses pembungaan adalah induksi bunga (evokasi). Tahap

ini merupakan tahap ketika jaringan meristem vegetatif diprogram untuk mulai

berubah menjadi jaringan meristem reproduktif. Tahap induksi terjadi di dalam sel

dan dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan

protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan serta diferensiasi sel. Tahap kedua

Inisiasi bunga adalah tahap kedua dalam proses pembungaan. Dalam tahap ini

terjadi perubahan morfologis dari tunas vegetatif menjadi bentuk kuncup

reproduktif. Perubahan dapat dideteksi dari perubahan bentuk ukuran kuncup,

serta proses selanjutnya yang mulai membentuk organ reproduktif (Nasir, 2012).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum identifikasi struktur alat reproduksi tanaman ini dilaksanakan di

Laboratorium 1 Budidaya Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas

Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Jumat, 30 September

2016 pukul 13.00-14.30 WITA.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada saat praktikum identifikasi struktur alat

reproduksi tanaman adalah pensil, kertas dan pensil warna.

Adapun bahan yang digunakan adalah bunga kembang kertas dan bunga

oleander.

3.3 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan praktikum identifikkasi struktur alat reproduksi

tanaman adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Menggambar struktur bunga kembang kertas dan bunga oleander

3. Mengamati struktur alat reproduksi bunga kembang kertas dan bunga

oleander

4. Menentukan jenis bunga sempurna atau bunga tidak sempurna, serta

menentukan jenis bunga lengkap atau tidak lengkap.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bunga Tanaman Kembang Kertas

4.1.2 Bunga Tanaman Oleander


4.2 Pembahasan

4.2.1 Tanaman Kembang Kertas

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum identifikasi struktur

reproduksi tanaman khususnya tanaman kembang kertas diketahui bahwa bunga

kembang kertas termasuk dalam jenis bunga sempurna karena terdiri dari putik

dan benang sari. Selain itu bunga kembang kertas juga termasuk dalam bunga

lengkap karena terdiri dari kelopak bunga, mahkota, benang sari dan putik.

Tanaman kembang merupakan tanaman dikotil karena memiliki 5 helai mahkota

yang erada pada ujung tabungnya. Hal ini sependapat dengan Syamsuri (2012),

yang mengatakan bahwa bunga tanaman dikotil memiliki perhiasan bunga terdiri

dari 2, 4,dan 5 atau kelipatannya.

4.2.2 Tanaman Oleander

Pada tanaman oleander dapat dilihat bahwa tanaman ini memiliki mahkota

bunga, benang sari, putik, dan kelopak sehingga membuatnya digolongkan

sebagai bunga lengkap dan bunga sempurna. Tanaman ini juga termasuk tanaman

dikotil karena jumlah mahkotanya sebanyak 5 helai. Karena tanaman ini memiliki

benang sari dan putik dalam satu bunga, hal ini menyebabkan proses

penyerbukannya dilakukan dengan sendiri atau disebut menyerbuk sendiri.

Penggolongan tanaman ini sebagai tanaman dengan bunga sempurna sesuai

dengan pendapat Steenis (2013), yang mengatakan bahwa tanaman oleander

memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga sehingga termasuk dalam

golongan bunga sempurna.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai identifikasi strktur alat reproduksi

tanaman dapat disimpulkan bahwa :

1. Tanaman kembang kertas merupakan golongan bunga sempurna karena

memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga, selain itu termasuk pula

golongan tanaman lengkap yang terdiri dari mahkota, kelopak, benang sari,

dan putik. Tanaman kembang kertas merupakan tanaman monokotil dengan

5 helai pada mahkota bunga

2. Tanaman oleander merupakan golongan bunga sempurna karena memiliki

putik dan benang sari dalam satu bunga, selain itu termasuk pula golongan

tanaman lengkap yang terdiri dari mahkota, kelopak, benang sari, dan putik.

Tanaman kembang kertas merupakan tanaman monokotil dengan 5 helai

pada mahkota bunga.

5.2 Saran

Selama praktikum berlangsung diharapkan agar bahan dan alat yang akan

digunakan tersedia dan perlu adanya ketelitian yang tinggi untuk menentukan

bagian-bagian bunga. Serta dengan adanya bantuan asisten tentu mempermudah

kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, V., Indradewa, I. D, & St, D. A. 2013. Pengaruh Kadar Paklobutrazol


dan Dosis NPK terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Kembang Kertas
(Zinnia elegans jacq) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Allard, R. W, 2011. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta

Mangodijojo. 2010 .Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.


Nasir. M, 2012. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Depatemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.

Purwantoro, A. 2013. Keragaman bentuk Dan Warna Kembang Kertas (Zinnia


Elegans jaqc.) Populasi m6 (Doctoral Dissertation, Universitas Gadjah
Mada).

Purwantoro, A.2009. Perbaikan karakter bunga kertas (Zinnia spp.) sebagai


salah satu komoditas bunga potong melalui induksi poliploidisasi. text.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Steenis, Van C.G.G.J. 2013. Flora. PT. Balai Pustaka. Jakarta.

Sunardi, Hartono.2011.Tumbuhan Monokotil.Jakarta.Penebar Swadaya.


Sujana, muhammad. 2013. Taksonomi Tumbuhan(Spermathopyta). UGM Press.
Yogyakarta.
Syamsuri, Istamar. 2012. Biologi 2000. Erlangga. Jakarta.

Wijayakusuma, Hembing; Setiawan Dahmartha, dkk .2008. Tanaman Berkhasiat


Obat. Pustaka Kartini. Jakarta pp. 7475.

Anda mungkin juga menyukai