Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF DENGAN TEKNIK SAMBUNG (GRAFTING)

PADA TANAMAN KELENGKENG

PENDAHULUAN

Dasar teori

Grafting atau yang lebih dikenal dengan sambung pucuk adalahmerupakan salah
satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.Grafting merupakan suatu kegiatan
penyambungan untuk menggabungkan(kompatibel) dua atau lebih sifat unggul dalam
satu tanaman (Putri dkk,2016). Grafting bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik
dari setiapkomponen sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi yang baik, batang
bawah memiliki perakaran yang baik, sedangkan batang atas adalah menghasilkan
produksifitas yang berkualitas (Simanjuntak, 2010)
Salah satu tanaman yang bisa dikembangbiakan dengangrafting ini adalah
tanaman kelengkeng. Kelengkeng (Dimocarpus longan)merupakan tanaman yang
berasal dari daratan Asia Tenggara dan termasuk keluarga dari buah rambutan dan leci.
Tanaman kelengkeng memiliki diameter batang hingga mencapai 1 m dan tingginya
mencapai 40 m (Faizah,Fatimah dan Ardasani, 2012). Alternatif yang dapat diupayakan
untuk meningkatkan pengelolaan kebun buah-buahan khususnya buah kelengkeng
adalah dengan penggunaan bibit bermutu melalui perbanyakan vegetatifdengan teknik
grafting. Untuk melakukan sambung pucuk tanaman kelengkeng, batang bawah yang
digunakan biasanya berasal dari biji, sedang batang atasnya dipilih jenis tanaman yang
produktif dan cepat berbuah.
Usaha untuk menghasilkan kualitas buah kelengkeng yang baik sangat
dipengaruhi oleh kualitas bibit dan kultivar, karena bibit yang berkualitas dan
kultivar yang baik dapat meningkatkan produksi tanaman. Perbanyakan vegetatif pada
tanaman melalui teknik grafting dapat menghasilkan bibit tanaman kelengkeng dalam
jumlah besar dan mempunyai kesamaan sifat dengan tanaman induk yang dipakai
sebagai batang atas.

1
PEMBAHASAN

1. Botani Tanaman Kelengkeng ( Dimocarpus longan)


Menurut Rahmah (2013), taksonomi tanaman kelengkeng diklasifikasikan sebagai
berikut,
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheophyta
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Dimocarpus
Famili : Sapindaceae
Genus :Dimiocarpus
Spesies : Dimocarpus longan (Kelengkeng DiamondRever (Sapardilah, 2014)

Daun Kelengkeng termasuk daun majemuk, tiap tangkai memiliki tiga sampai
enam pasang daun. Bentuknya bulat panjang dan ujungnya agak runcing. Kuncup
daunnya berwarna kuning kehijauan, tetapi ada pulayang berwarna merah.
Perbungaan umumnya di ujung (flos 6 terminalis),4-80 cm panjangnya, lebat
dengan bulu-bulu empa, bentuk payung menggarpu (malai). Mahkota bunga lima
helai, warna bunga kuning muda atau putih kekuningan, ukurannya sangat kecil
sehingga hanya dapat diamati secara jelas bila memakai alat pembesar (Syahputra
dan Harjoko,2011).

Buah Kelengkeng berbentuk bulat, dagingnya berwarna putih bening,


dan mengandung banyak air. Di tengah daging buah terdapat biji berwarna hitam
atau coklat tua (Rahmah, 2013). Daging buah Kelengkeng mengandung banyak zat
gizi yang penting untuk kesehatan dan kesegarantubuh karena mengandung
sukrosa, glukosa, protein (nabati), lemak,vitamin A, vitamin B dan asam tartarik
yang berguna bagi kesehatan(Faizah dkk, 2012).

2
2. Perbanyakan Tanaman Kelengkeng
Perbanyakan tanaman kelengkeng adalah merupakan proses pembiakan tanaman
baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti biji, batang, daun dan
bagian tanaman lainnya. Tujuan utama dari pembiakan tanaman adalah untuk
pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari tanaman dan juga untuk
mempertahankaneksistensi jenisnya. Ada dua cara perbanyakan tanaman, yaitu
(1) perbanyakan ecara seksual atau generatif dan (2) perbanyakan secara
aseksual atau vegetatif.
Perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti stek, cangkok, penyambungan dan juga perbanyakan modern seperti
kultur jaringan. Perbanyakan tanaman dengan cara stek dapat dilakukan dengan
berbagai sumber, seperti stek batang, stek bertunas daun, stek daun, stek akar,
stek mata, stek umbi (Wilins, 1989)
Sistem penyambungan adalah menempatkan bagian tanaman yang dipilih pada
bagian tanaman lain sebagai induknya sehingga membentuk satu tanaman
bersama. Sistem ini ada dua cara yakni penyambungan pucuk (grafting) dan
penyambungan mata (okulasi).

3. Teknik Sambung Pucuk (Garfting)


Sambung pucuk (Garfting) merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan
memadukan bibit yang baik dari batang atas dan batang bawah. Batang bawah
sering disebut stock atau rootstock, sedangkan batang atas yang disambungkan
sering disebut entres atau scion. Banyak jenis tanaman buah-buahan yang sukar
diperbanyak dengan setek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah
diperbanyak dengan penyambungan dan penyusunan, misalnya pada manggis,
belimbing dan sebagainya (Rahardja, 2003). Pembiakan vegetatif dengan
grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan
generatif. Salah satu keuntungan dari grafting ialah banyak digunakan untuk
produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk
penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, 2010). Cara perbanyakan
tanaman dengan sambung pucuk mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan
stek dan cangkok. Kelebihannya adalah memiliki mutu lebih baik dari induknya,

3
dapat menghasilkan bibit tanaman yang berproduktifitas tinggi serta
pertumbuhan tanaman yang seragam, selain itu melalui teknik sambung pucuk
penyiapan benih relatif singkat (Mosip, 2010).
Kegunaan teknik sambung pucuk
(grafting) adalah untuk mempersatukan
dua sifat baik tanaman yang berakar kuat
serta tumbuh subur kemudian disatukan
dengan tanaman yang buahnya bermutu
tinggi (Nalia, 2009). Menurut (Sukarmin
1998 dalam Ihsan 2011) batang
seukuran pensil menjadi patokan dasar batang bawah siap digunakan
sambung pucuk, walaupun diameter yang lebih kecil memberikan hasil yanng
sama, bahkan dengan cara tertentu,pertumbuhan lebih cepat.
Sedangkan Ihsan(2011) menyatakan bahwa persiapan batang bawah untuk
grafting adalah bibit berasal dari biji dan berumur 6 bulan. Mekanisme terjadinya
pertautan antara batang atas dan batang bawah adalah pada pemotongan bagian
tanaman menyebabkan jaringan parenkim membentuk kalus. Kemudian kalus-
kalus tersebut sangat berpengaruh pada proses pertautan sambungan
(Mosip, 2010). Dalam menyambung, perlu diperhatikan bahwa daerah kambium
tanaman bawah letaknya harus sangat dekat dengan kambium tanaman atas. Atau
juga dapat di artikan sebagai kambium antar kedua sambungan antara tanaman
atas dan tanaman bawah menempel satu sama lain, akan tetapi dalam praktiknya
hal ini jarang sekali terjadi. Baik tanaman bawah maupun tanaman atas
membentuk kalus. Jaringan kalus dari kedua tanaman tersebut akan bertemu,
bersatu dan membentuk kambium baru dengan jalan mempersatukan antar kedua
kambium, yaitu kambium dari tanaman bawah dan kambium dari tanaman atas.
Dari sumber kambium tersebut maka akan menghasilkan bahan makanan, air, dan
mineral secara kontinyu antara tanaman bawah dan tanaman atas tanpa
gangguan(Adinugraha, 2007).

4. Keunggulan dan Kelemahan dari Menyambung atau Grafting


Menurut Suwandi (2005), keunggulan dan kelemahan dari menyambung dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Keunggulan Menyambung atau Grafting
4
 Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan
vegetatif lainnya seperi stek, cangkok, dll
 Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap
keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperature yang rendah, atau
gangguan lain yang terdapat dalam tanah.
 Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak
diinginkan dapat diubah dengan jenis yang dikehendaki.
 Dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-buahan) dan
mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika tanaman
kehutanan).

b. Kelemahan Menyambung atau Grafting


 Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah
jika ditiup angin kencang
 Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan batang
bawah

(contoh gambar teknik sambung, sumber internet)

5. Metode Grafting pada Kelengkeng

I. Alat dan bahan


Alat-alat yang digunakan untuk melakukan sambung pucuk tanaman adalah
pisau stenlis dan gunting tanaman.
Sedangkan bahan bahan yang digunakan antara lain yaitu bibit tanaman atau
batang bawah yang siap untuk disambung, entres atau batang atas dimana
batang atas dipilih dari tanaman yang berkualitas dan telah usai dipanen buah-

5
nya kemudian plastik pembungkus sambungan dan plastik pembungkus
tanaman untuk menjaga kelembaban, dan karet gelang.
II. Pelaksanaan Sambung Pucuk (grafting)
Dalam pembuatan bibit kelengkeng melalui grafting ada dua bagian penting
yang harus siap dalam waktu bersamaan, bagian yang pertama adalah batang
bawah yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam sistem perakaran dan
yang kedua adalah batang atas yang didapatkan dari pohon induk untuk
kemudian disambungkan ke batang bawah.
A. Persiapan Batang Bawah
Batang bawah yang digunakan untuk grafting adalah bibit tanaman kelengkeng
yang berasal dari persemaian biji yang berumur 3-4 bulan, usahakan diameter
batangnya kurang lebih sama dengan batang atas.
B. Persiapan Batang Atas
Pohon induk yang akan diambil batang atasnya harus berasal dari varietas
unggul, produktif, sehat serta terbebas dari serangan hama dan penyakit.
 Ambil entres dari pohon induk berupa cabang yang ujungnya tidak sedang
tumbuh ( tidak terdapat daun muda/cabang dorman) dan potong di atas ruas
yang terakhir.
 Potong entres pilihan kemudian pangkas semua daunnya.
C. Tahap Penyambungan/Grafting
 Potong batang bawah kurang lebih 20-25 cm dari permukaan tanah.
 Batang bagian bawah dibelah sekitar 2-2,5 cm dengan menggunakan pisau,
cutter atau silet tepat di tengah sehingga kedua sisinya sama.
 Entres yang sudah siap untuk disambungkan kemudian disayat kanan kirinya
agar membentuk lancip seperti baji
 Sisipkan pada belahan batang bawah, usahakan kambium batang atas dan batang
bawah saling bertemu, upayakan ukuran batang atas dan bawah kurang lebih
sama
 Pengikatan sambungan dilakukan menggunakan plastik es lilin atau
menggunakan grafting tape
 Plastik es lilin yang akan digunakan untuk mengikat ditarik terlebih dahulu agar
memanjang kemudian dibelah menggunakan cutter/pisau.

6
 Ikat sambungan menggunakan plastik tersebut, dengan cara melilitnya yang
dimulai dari bagian bawah sambungan hingga sambungan tertutup rapat,
rapatkan dan perkuat ikatan di bagian atas sambungan agar air hujan tidak
masuk mengenai sambungan, lilitkan kembali ke bawah kemudian diikat.
 Pengikatan tidak boleh terlalu kencang yang terpenting rapat dan sambungan
tidak goyah, karena jika terlalu kencang dapat menyebabkan memar pada bibit
sehingga dapat menyebabkan kegagalan.
 Sungkup entres menggunakan plastik es, jika kurang panjang plastik bisa ditarik
dan disesuaikan dengan panjang entres yang akan disungkup. Ikat bagian bawah
plastik sungkup untuk menjaga kelembaban agar entres tidak kering
 Sisakan daun pada batang bawah, tujuannya agar tanaman dapat berfotosintesis,
sehingga proses penyambungan berjalan dengan baik.
 Jika batang bawah ditanam dalam polybag maka letakkanlah di area teduh yang
tidak terkena sinar matahari secara langsung, akan tetapi jika batang bawah
ditanam pada lahan maka buatlah naungan agar bibit tidak terpapar sinar
matahari secara langsung, naungan biasanya menggunakan potongan batang
bawah yang tadi dipotong untuk penyambungan, caranya dengan mengikatkan
potongan batang tersebut pada batang bawah dan ditata sedemikian rupa untuk
menaungi entres.

Dalam waktu 3 minggu jika penyambungan berhasil biasanya akan tumbuh


tunas-tunas baru yang muncul dari ketiak-ketiak daun. Petani biasanya
mempunyai kesimpulan tersendiri yaitu jika dalam 2 minggu entres masih
terlihat hijau dan tidak layu ini menandakan bahwa penyambungan berhasil,

7
akan tetapi jika dalam 2 minggu entres kering atau mati berarti penyambungan
gagal.
Pembukaan tali pengikat sambungan dilakukan jika tanaman telah tumbuh baik
dan sambungan sudah tampak kuat, biasanya setelah bibit berumur kurang lebih
3 bulan setelah penyambungan. Dan juga pada umur ini bibit sudah siap ditanam
pada pot sebagai tabulampot atau ditanam langsung pada lahan.

III. Pembahasan metod grafting pada Kelengkeng


Perbanyakan tanaman kelengkeng (Dimocarpus longan) dengan teknik sambung
pucuk (garfting ) merupakan teknik memadukan bibit yang baik dari batang
atas dan batang bawah, dimana batang atas produktif dalam berbuah dan batang
bawah memiliki perakaran yang kuat dan mampu menyerap unsur hara dengan
maksimal. (Nalia, 2009) menyatakan bahwa kegunaan teknik grafting adalah
untuk mempersatukan dua sifat baik tanaman yang berakar kuat serta tumbuh
subur kemudian disatukan dengan tanaman yang buahnya bermutu tinggi. Cara
perbanyakan tanaman dengan sambung pucuk mempunyai kelebihan yaitu
memiliki mutu lebih baik dari induknya, dapat menghasilkan bibit tanaman yang
produktif serta pertumbuhan tanaman yang seragam, selain itu melalui teknik
sambung pucuk penyiapan benih relatif singkat (Mosip, 2010). Dalam melakukan
penyambungan tanaman terdapat berbagai perbedaan teknik antara petani satu
dengan yang lainnya, namun pada dasarnya teknik sambung pucuk (grafting)
sama. Untuk melakukan sambung pucuk tanaman, sebelumnya harus
menyiapkan alat dan bahannya. Syarat entres untuk sambung pucuk yaitu
batangnya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, memiliki warna kulit coklat
muda kehijauan atau abu abu muda.
Penggabungan antara batang atas dan batang bawah dapat terbentuk dengan
cara menempelkan entres ke batang bawah supaya terjadi hubungan pada
lapisan kambium antara entres dan batang bawah sehingga dapat menghasilkan
sel parenkim yang disebut dengan kalus, sel-sel parenkim dari batang bawah dan
batang atas masing-masing saling kontak, menyatu dan membaur, selanjutnya
sel-sel parenkim yang terbentuk akan terdiferensiasi membentuk kambium baru
sebagai lanjutan lapisan kambium batang atas dan batang bawah yang
sebelumnya, kemudian lapisan kambium akan membentuk jaringan vascular

8
baru yaitu xylem dan floem sekunder sehingga proses translokasi hara dari
batang bawah ke batang atas untuk proses fotosintesis dapat berlangsung
kembali.

IV. Faktor- faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Grafting


Pada perbanyakan vegetatif tanaman kelengkeng (Dimocarpuslongan) melalui
sambung pucuk (garfting) terdapat beberapa faktor yangdapat mempengaruhi
keberhasilan, antara lain:
a. Keterampilan Keterampilan orang yang melakukan grafting
merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan hasil
sambungan. Untuk memperoleh ketrampilan dalam melakukan grafting,
seseorang harus sering melatih teknik yang telah diperoleh. Pendampingan
oleh professional grafting terhadap sesorang yang baru mempelajari dan
mendalami teknik sambung pucuk perlu diupayakan, hal ini dapat meningkatkan
ketrampilan secara cepat.
b. Waktu pelaksanaan sambung pucuk
Waktu pelaksanaan sambung pucuk dapat mempengaruhi angka keberhasilan,
waktu pelaksanaan sambung pucuk sebaiknya dilakukan pada pagi hari, karena
pada saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium
tanaman juga dalam kondisi aktif danoptimum. Musim juga mempengaruhi hasil
sambungan, pada waktu musim hujan biasanya angka kegagalan lebih tinggi
dibanding dengan musim kemarau, hal tersebut disebabkan karena pada musim
hujan tanaman rawan terserang penyakit, tidak hanya itu curah hujan yang tinggi
mempengaruhi pertautan sambungan sehingga batang bawah dan batang atas
tidak dapat menyatu.
c. Kebersihan alat yang digunakan
Kebersihan alat dan bahan yang digunakan dalam teknik sambung pucuk
harus terjaga, pisau yang digunakan haruslah steril dan diusahakan terbuat dari
bahan stenlis, karena pisau grafting yang berbahan stenlis tidak mengalami
karatan.
d. Keadaan tanaman (batang bawah dan batang atas)
Keadaan batang atas yang digunakan harus diusahakan tanaman yang sehat dan
dalam masa tumbuh, sedangkan batang atas sebaiknya diambil dari cabang yang

9
mengarah keatas supaya tanaman dapat tumbuh secara vertikal. Pengamatan
pertautan sambungan dapat terlihat setelah sekitar dua minggu, sebab selama dua
minggu sambungan yang berhasil dapat terlihat dari tumbuhnya
tunas baru dari ketiak daun. Pembentukan kalus pada sambung pucuk bibit
klengkeng terjadi saat bibit berumur 14 hari setelah penyambungan. Suhu serta
kelembaban udara juga menjadi parameter keberhasilan sambung pucuk. Batang
atas atau entres (scion) juga mempengaruhi keberhasilah sambung pucuk.
Sumarsono, dkk., (2002), menyatakan bahwa letak entres memiliki pengaruh
terhadap persentase keberhasilan sambung pucuk. Keberhasilan sambung
pucuk dengan menggunakan entres muda sebesar 60%, entres agak tua sebesar
77,70% dan entres tua sebesar 62,70%.

Kesimpulan

Menyambung atau grafting adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif


dengan cara menyatukan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang
berbeda jenisnya, tetapi masih mempunyai kekerabatan yang dekat. Pembiakkan
dengan cara menyambung ini mempunyai kelemahan dan kekurangannya sendiri.
Tujuan utama dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk
memperoleh bibit dengan kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman
induknya. Banyak tanaman yang bisa disambung, salah satunya adalah
kelengkeng.
Teknik sambung pucuk (grafting) tanaman kelengkeng (Dimocarpus longan) yaitu:
(1) Persiapan alat dan bahan yangdibutuhkan seperti pisau, gunting, plastik
pembalut sambungan, palstik pembungkus tanaman, karet, bibit
tanaman kelengkeng atau batang bawah dan batang atas. (2) Pelaksanaan
sambung pucuk yang meliputi: persiapan entres yang telah dipotong dan
diruncingkan, pemotongan batang bawah dan dibelah tengah, penempelan batang
bawah dengan entres, pembalutan sambungan dengan plastik, kemudian
tanamandibungkus dengan plastik.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan adalah keterampilan
orang yang melakukan grafting,waktu pelaksanaan sambung pucuk (waktu
dan musim), kebersihan alat yang digunakan, keadaantanaman (batang bawah
dan batang atas), pertautan sambungan, suhu dan kelembaban udara serta
kesuburan tanah (media tanam).

10
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, P.C. 2003.Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Surabaya:AgromediaPustaka.


Prastowo, N. dan J. M. Roshetko. 2006.Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif
Tanaman Buah.World Agroforestry Centre (ICRAF) dan WinrockInternational.
Bogor, Indonesia.
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar. 2013. Budidaya Buah-buahan(Lengkeng).
Dirjen Hortikultura, Departemen Pertanian. Jakarta.Departemen Pertanian.

11

Anda mungkin juga menyukai