Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM IPA

MENYAMBUNG TANAMAN BOUGENVILLE

Disusun oleh:
1. Desvitkha Ayu Nurayni (10)
2. Dian Putri Ramadhani (12)
3. Kenarum Psupaningtyas (17)
4. Titian Raditya Fajar Rizki (27)

SMP NEGERI 1 KERJO


TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023
ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN
DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan bagian-bagian pada
tanaman tersebut seperti batang, daun, akar, ranting, umbi, pucuk untuk menghasilkan individu
baru. Pembiakan dengan cara ini lebih banyak digunakan karena memiliki keunggulan yaitu,
produk yang dihasilkan memiliki sifat yang mirip dengan induknya. Prinsip dari pembiakan
vegetatif ini adalah merangsang tunas adventif yang ada pada bagian tersebut sehingga dapat
tumbuh dengan sempurna, yaitu memiliki akar, daun, dan batang sekaligus.
Grafting atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif
buatan.Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup
sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu
tanaman gabungan. Dalam pembiakan atau penggandaan tanaman dapat kita kenal salah satu
metodenya yaitu penyambungan. Penyambungan dapat mempunyai arti lain dari pada pembiakan
vegetatif lainnya, di karenakan ketika tanaman yang tidak dapat dibiakan secara cangkok, stek,
merunduk atau lainnya dapat di lakukan metode penyambungan, karena hanya dengan metode
penyambungan inilah tanaman tesebut dapat di biakkan. Seperti pada berbagai tanaman
buahbuahan yang tidak dapat diperbanyak dengan cara stek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi
mudah di lakukan penyambungan (enten) dan penyusunan, adalah suatu cara menyambung
potongan suatu tanaman pada batang yang telah berakar dari suatu tanaman lain. misalnya pada
manggis, blimbing, dan lain sebagainya.
1.2 Tujuan
• Memahami bahwa cara sambungan adalah salah satu bagian dari perbanyakan suatu
tanaman.
• Melakukan perbanyakan tanaman dari berbagai jenis tanaman dengan cara sambungan.
• Mengerti dan mampu tentang bagaimana cara yang benar dalam menyambung dari
berbagai jenis tanaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Perbanyakan tanaman dengan cara sambung dilakukan dengan cara menempel atau
menyambung pada bagian batang tanaman yang berakar (Sudarmono, 2009). Pembiakan
vegetatif dengan grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan
generatif. Salah satu keuntungan dari graftingialah banyak digunakan untuk produksi bibit yang
akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman
(Sukendro, dkk, 2010)
Penyambungan (grafting) merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat
unggul dalam satu tanaman. Untuk memperoleh bibit sambungan yang bermutu diperlukan
batang bawah dan batang atas yang kompatibel dan dapat membentuk bidang sambungan yang
sempurna. Keberhasilan penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu benih
atau bibit dan entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro (naungan), serta keterampilan
sumber daya manusia, di samping pemeliharaan setelah penyambungan. Pada tanaman jambu
mete, metode penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk (grafting),
sedangkan teknik yang banyak dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah (cleft graft)
dan sambung baji (webge graft). Penyambungan dilakukan dengan memperhatikan kaidahkaidah
yang diberikan oleh Hartman dan Kester (1975), yaitu: bahan tanaman yang disambung secara
genetik harus serasi (kompatibel),bahan tanaman harus berada dalam kondisi fisiologi yang baik,
seluruh bidang potong harus terlindung dari kekeringan, kombinasi dari masingmasing bahan
tanaman harus terpaut sempurna, dan tanaman hasil sambungan harus dipelihara dengan baik
selama waktu tertentu ( Firman dan Ruskandi, 2009).
Dalam menyambung, perlu diperhatikan bahwa daerah kambium tanaman bawah
letaknya harus sangat dekat dengan kambium tanaman atas. Atau juga dapat di artikan sebagai
kambium antar kedua sambungan antara tanaman atas dan tanaman bawah menempel satu sama
lain, akan tetapi dalam praktiknya hal ini jarang sekali terjadi. Baik tanaman bawah maupun
tanaman atas membentuk kakus. Jaringan kakus dari kedua tanaman tersebut akan bertemu,
bersatu dan membentuk kambium baru dengan jalan mempersatukan antar kedua kambium, yaitu
kambium dari tanaman bawah dan kambium dari tanaman atas. Dari sumber kambium tersebut
maka akan menghasilkan bahan makanan, air, dan mineral secara kontinyu antara tanaman
bawah dan tanaman atas yaitu tanpa gangguan (Adinugraha, 2007).
Gejala-gejala inkompatibilitas diantaranya adalah kegagalan membentuk sambungan
dalam persentase yang tinggi, daun menguning, pertumbuhan vegetatif menurun, mati pucuk dan
tanaman merana, tanaman mati belum pada waktunya, perbedaan nyata dalam kecepatan tumbuh
atau ketegapan tumbuh antara stock (batang bawah) dan scion (batang atas), dan perbedaan
pertumbuhan pada sebagian batang atas atau sebagian batang bawah sambungan (Hamid, 2011).

Usaha memperbaiki kualitas tanaman vegetative dengan cara grafting atau budding perlu
memperhatikan pemilihan bahan tanaman yang akan digunakan sebagai stock maupun scion
(Mangoendidjojo, W. 2003). Pengertian scion adalah batang atas, sedangkan stock adalah batang
bawah. Adapun kelebihan bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara generatif (biji)
adalah : (1) diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya batang bawah
(rootstock) yang unggul perakarannya disambung dengan batang atas (scion) yang unggul
produksi buahnya, (2) umur berbuah lebih cepat, (3) aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang
dari sifat unggul induknya (Tambing, 2008).

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit


dengan metode graftingyaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2)
faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting (pagi,
siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukan grafting Tirtawinata,
2003;Tambing, 2004 (dalam Tambing dan Hadid). Dalam metode grafting, terdiri atas dua
bagian yaitu bagian bawah(rootstock) dan bagian atas(scion). Tumbuhan yang digunakan sebagai
batang bawah biasanya dipilih yang mempumyai sifat perakaran yang baik, dan bagian batang
atas dipilih yang mempunyai sifat vegetative yang baik pula (Hidayat dan Sri, 2009).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat Praktikum


Praktikum ini dilakukan di halaman rumah salah satu anggota dari kelompok kami yaitu
Kenarum Puspaningtyas

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah bunga Bougenville oren dan Bougenville ungu, plastik
pembungkus, tali rafia, bawang merah.

Alat yang digunakan adalah pisau, cutter, gunting.

3.3 Cara Kerja

1. Runcingkan bagian ujung batang Bougenville ungu yang akan disambung menggunakan
cutter.

2. Gosokkan bawang merah pada ujung batang Bougenville ungu yang sudah diruncingkan.

3. Potong ujung bagian batang pada Bougenville oren untuk tempat menempelkan batang
Bougenville ungu.
4. Sambungkan batang bougenville ungu yang sudah di runcingkan dengan batang bougenville
oren yang sudah dibelah menjadi 2 bagian.
5. Rekatkan sambungan kedua batang bunga bougenville menggunakan plastik bening secara
rapat dan kuat.
6. Batang yang sudah direkatkan tadi kemudian bungkus dengan plastik bening yang ukurannya
lebih besar.
7. Ikat plastik pembungkus menggunakan tali rafia hingga rapat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

No Nama Tanaman Keberhasilan Perubahan

Batang Atas Batang Bawah

1 Bunga bougenville oren Hidup Baik Baik

2 Bunga bougenville ungu Hidup Baik Baik

Tunas yang tumbuh mempunyai tinggi 3cm


4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dibahas mengenai perkembangbiakan tanaman secara vegetatif
dengan teknik grafting atau sambung pucuk. Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan
vegetatif buatan. Grafting atau penyambungan dapat diartikan sebagai teknik menyambung dua
jaringan tanaman hidup sehingga keduanya bergabung menjadi suatu individu baru. Prosedur
penyambungan yang pertama adalah memilih batang tanaman yang akan digunakan sebagai
batang bawah dan batang atas tanaman. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan
dari hasil penyambungan, dimana batang atas yang seharusnya dipakai adalah batanag atas yang
berasal dari pohon induk yang kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan hama penyakit,
berbatang lurus serta berdiameter lebih dari 1 cm, dan untuk tanaman bagiaan bawahnya
diharapkan dari tanaman yang kekuatan perakarannya cukup dan tahan terhadap tanah yang tidak
menguntungkan termasuk penyakit dalam tanah, mempunyai adaptasi yang baik, mempunyai
kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas yang digunakan (Ashari, 2003).

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan


1) Sambung (grafting) merupakan salah satu perbanyakan vegetative dan dengan teknik
sambung dapat menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul
2) Perbanyakan tanaman yang kami lakukan dengan teknik sambung (grafting) adalah
tanaman bunga bougenville oren dan bunga bougenville ungu. Bunga bougenville oren
dan bunga bougenville ungu yang kami sambung mengalami keberhasilan dengan
ditandai dengan tumbuhnya tunas pada batang atas.
3) Dalam menyambung hal yang perlu diperhatikan adalah mengetahui tentang hubungan
kekerabatan batang atas dan batang bawah, keadaan fisiologi tanaman, keserasian bentuk
potongan, persentuhan kambium, kegiatan pertumbuhan kambium, kekuatan akar,
sedangkan faktor yang dipengaruhi berdasarkan lingkuangan, sehingga dapat terbentuk
tanaman baru yang unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Adit, R.2012. Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sambung. Yogyakarta: Kanisius.
Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias. Bogor: World
Agroforestry
Ashari, S. 2003. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta.Universitas Indonesia.
Firman,Cecep..Ruskandi.2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap
Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete (Anacardium Occidentale
L.).Sukabumi : Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri.
Hidayat, S dan Sri, W. 2009. Seri tumbuhan obat berpotensi hias(2). Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.
Seputra, D. 2006. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.Gramedia.
Sudarmono, A. 2009. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta: Kanisius.
Sukendro, A, dkk. 2010. Studi Pembiakan Vegetatif Intsia bijuga(Colebr.) O.K. Melalui
Grafting. Silvikultur Tropika, 1(1) : 6-10.
Tambing,Y . 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk pada Mangga dengan Waktu
Penyambungan dan Panjang Entris Berbeda. Agroland, 15(4): 296-301.

Anda mungkin juga menyukai