Anda di halaman 1dari 13

TUGAS DASAR-DASAR AGRONOMI

“stek batang dan sambung pucuk (grafting) tanaman bunga kertas (bugenvil)”

Oleh:

TAUFIK NUR RAHMAN


D1F121038

JURUSAN/PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit
tanaman. Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua,
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif disebut
juga perbanyakan cara kawin atau perbanyakan seksual. Perbanyakan ini
merupakan usaha atau cara penggadaan benih tanaman menggunakan biji.
Sedangkan perbanyakan vegetatif disebut juga perbanyakan cara tak kawin atau
perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian vegetatif
tanaman. Bagian vegetatif adalah bagian sel atau jaringan tanaman yang memiliki
kemampuan menumbuhkan kembali (regenerasi) bagian-bagian tubuhnya.
Tanaman Bougenville atau bunga kertas berasal dari Amerika Latin dan
ditemukan oleh Antonie de Bougainveille pada tahun 1769-1776 di Brazil.
Bougenville banyak digunakan untuk penghias pagar, dirambatkan pada pergola.
atau pengisi taman sebagai tanaman pangkas yang dibentuk bermacam-macam.
Akan tetapi, fasa pembungaan hunga kertas ini agak aneh karena pada umumnya
tumbuh di tempat yang kurang subur dan kering. Dari 13 spesies bunga kertas ini,
yang paling banyak diminati adalah bougenvilia spectabilis dan bougenvillia
glabra. Perkembangan jenis tanaman hias di Indonesia pada umumnya memiliki
prospek yang berkembang tiap tahunnya. Salah satunya perkembangan tanaman
hias di Kota Samarinda, yang memiliki beragam tanaman hias mulai dari tanaman
bougenville, tanaman kamboja, tanaman anggrek, tanaman peneduh, dan
lainTanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) tumbuh baik pada tanah yang subur,
gembur, mudah mengikat air dan kaya bahan organik. Keasaman tanah yang baik
untuk pertumbuhan ini adalah pH 6-7. Salah satu cara untuk memperoleh
pertumbuhan tanaman yang baik adalah dengan cara pemupukan. Pemupukan
merupakan suatu usaha penambahan unsur-unsur hara dalam tanah yang dapat
meningkatkan produksi kesuburan tanah dan mutu hasil tanaman. Pemberian
sebagainya. Keberadaan bunga Bougenville yang terdapat di tepi jalan digunakan
sebagai tanaman lansekap jalan (Risnawaty dan Lisa, 2016).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif berperan dalam pembentukan
produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk
penyelamatan kandungan genetik tanaman. Selain itu, peranan dari pembiakan
vegetatif ini ialah anakan yang dihasilkan mempunyai sifat dan penampakan yang
lebih baik dibanding induknya karena merupakan pnggabungan dua atau lebih
sifat unggul dari tanaman berbeda, pembiakan vegetatif juga dapat digunakan
untuk membangun kebun pangkas guna mendapatkan hibit yang mempunyai
kualitas yang unggul.
Pembibitan secara vegetatif mempunyai keunggulan dibanding dengan cara
generatif. Dengan cara vegetatif seluruh karakter yang ada pada pohon induk akan
diwariskan kepada keturunannya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat
penting artinya untuk pengembangan klon dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam kegiatan pemuliaan pohon karena peranannya yang sangat
besar dalam mempertahankan perolehan genetik dibandingkan dengan benih hasil
penyerbukan alam. Selain itu dengan teknik perbanyakan vegetatif dapat
diperoleh bibit secara masal dalam waktu relatif singkat.
Kekurangan dari pembiakan vegetatif adalah merusak tanaman yang
berfungsi sebagai tanaman induk, jumlah biji yang diperoleh terbatas, perakaran
tanaman hasil biakan vegetatif kurang, dan umur tanaman lebih pendek. Para
petani. memanfaatkan pembiakan vegetatif buatan untuk menghasilkan tanaman
baru yang cepat berproduksi dengan sifat dan kualitas yang sama dengan
induknya. Namun perbanyakan vegetatif buatan yang dikenal oleh para petani
hanya mampu menghasilan tanaman dalam jumlah yang sangat terbatas.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari tugas ini yaitu meningkatkan kreativitas dan wawasan
baru mahasiswa terhadap pembiakan tanaman secara vegetatif melalui stek dan
grafting.
Adapula manfaatnya yaitu memberikan ilmu serta pengetahuan baru
mahasiswa tentang cara penyetekan maupun grafting pada ranaman bunga kertas
(Bugenvil).
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman Sawi


Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman sayuran yang dibudidayakan
di iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis.
Sawi pada umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat pula di dataran
tinggi. Sawi tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Pada
saat ini, kebutuhan akan sawi semakin lama semakin meningkat seiring dengan
peningkatan populasi manusia dan manfaat mengkonsumsi sawi bagi kesehatan.
Sawi mempunyai nilai ekonomis tinggi setelah kubis crop, kubis bunga dan
brokoli. Sebagai sayuran, sawi dikenal dengan sebutan caisim yang mengandung
berbagai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan (Ibrahim dan Tanaliyo 2018).
Adapun klasifikasi tanaman bunga kertas (Lestari dan Febrina 2012) sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheobionta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllanac
Famili : Nytaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea sp.
2.2. Morfologi Tanaman Sawi
Tanaman bougenville termasuk tanaman perdu tegak, tinggi tanaman 2-4
meter. Sistem perakarannya adalah tunggang, dengan akar-akar cabang yang
melebar ke semua arah dengan kedalaman 40-80 cm, akar yang terletak dekat
permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara. Batang
memiliki cabang berkayu bulat, beruas, dan memiliki diameter 5-8 mm, berwarna
coklat dan majemuk.Bunga bougenville termasuk bunga majemuk, payung 3-15
bunga Bunga beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan
sebagainya. Kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm, tajuk bunga 5 -8,
berbentuk paku, berambut halus (Istanti, 2016).
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Bugenvil
2.3.1. Iklim
Tanaman Bugenvil dapat hidup dengan baik di tempat tempat yang terbuka
atau di tempat yang terlalu terlindungi oleh cahaya matahari, baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1 1000 m diatas permukaan
laut. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga bugenvil yang baik adalah 1500 3000
mm/tahun dan di daerah cukup sinar matahari tanaman ini akan cepat berbunga
serta berhatang kokoh. suhu udara yang tepat untuk merangsang pembentukan
akar primordial untuk setiap jenis tanaman berbeda-beda. Kisaran suhu
lingkungan yang baik untuk merangsang pembentukan akar adalah 21-27° C (70
80°F). Pada umumnya suhu yang optimum digunakan adalah 29°C, sedangkan
suhu media sekitar 24°C, karena pada kisaran suhu tersebut terjadi pembagian sel
dalam daerah perakaran yang distimulir. Suhu rendah mampu membantu
terbentuknya jaringan kalus dan suhu yang tinggi dapat membantu pertumbuhan
akar (Panjaitan, 2013). Tanah
2.3.2. Tanam
Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porus
(gembur) dan subur (kaya unsur hara). Media yang digunakan untuk penyetekan
diusahakan lembut, beraerasi baik dan steril. Media yang baik tersebut antara lain
vermikulite, perlite, gambut dan pasir. Selain itu, media yang berasal dari sabut
kelapa dan sekam padi sangat cocok untuk pertumbuhan stek. Lingkungan
perakaran atau media tumbuh ideal adalah media yang dapat memberikan
porositas yang cukup dengan kemampuan drainase yang baik, serta bebas dari
hama penyakit, sedangkan pH yang baik adalah berkisar antara pH 7 (netral)
(Panjaitan, 2013).
2.3.3. Definisi Sambung Pucuk
Sambung pucuk atau mengenten merupakan penggabungan batang bawah
dengan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa menjadi
penyatuan, dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru,
terjadi penyatuan ini di sebabkan oleh penyatuannya kambium batang bawah
dengan kambium batang atas. Pada dasarnya banyak sambung yang dapat kita
gunakan tergantung dari berbagai macam tanaman yang akan kita jadikan media
untuk perkembangbiakannya. Sambung pucuk adalah penyatuan pucuk (sebagai
calon batang atas) dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang
mampu saling menyesuaikan diri secara kompleks (Ariani dkk., 2017).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Tugas ini dilaksanakan di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto pada
tanggal 8 April 2022 pukul 15.30 WITA sampai selesai.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman bugenvil
(Bougainvillea sp.) dan plastik bening
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tali plastik, pisau
okulasi atau pisau carter, alat tulis dan kamera.
3.3. Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Persiapan semua alat dan bahan untuk grafting
2. Entres atau batang atas, daunnya dibuang, disisakan pangkal tangkai daun
sekitar I mm dari batang.
3. Potong batang bawah secara horizontal. lurus. dan usahakan pemotongan
sekali tebas langsung putus.
4. Buatlah sayatan berbentuk huruf V pada batang bawah dimulai dari tempat
hasil potongan horizontal
5. Buat potongan huruf V terbalik untuk entres atau batang atas, kemudian
potong bagian atasnya sehingga entrees berukuran panjang 2-3 cm. dan
terdapat beberapa ruas.
6. Rekatkan batang atas pada batang bawah mengikuti alur huruf V. Pastikan
bahwa kedua potongan huruf V sebidang sehingga ketika direkatkan, tidak
ada rongga
7. Ikat bidang sambungan dengan plastik pengikat, dan ditutup dengan
plastic penutup.
8. Kalungkan label yang berisi informasi nama jenis entrees, serta tanggal
pelaksanaan penyambungan. Selanjutnya letakkan pada rak yang sesuai,
ditempat terbuka dan lakukan penyiraman pada media tanam 1-2 hari
sekali
9. Setelah 2 (dua) minggu penyambungan, buka plastik penutup. Sedangkan
plastic pengikat masih dibiarkan menempel. Plastik pengikat dapat dibuka
setelah 3-4 bulan. Keberhasilan ditandai dengan munculnya tunas dari ruas
batang atas, sekitar 2-3 milimeter saat penyambungan telah 2 minggu.
Selanjutnya tanaman yang sehat, akan berbunga setelah 2-3 bulan dari saat
penyambungan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian pertumbuhan stek batang pada tanaman hias Bunga
Kertas (Bougenville) yang dilakukan dapat Saya hasilkan data sebagai berikut:
 Hari pertama setelah penanaman, pertumbuhan belum terlihat.
 Pada hari kelima setelah penanaman, daun lama mulai gugur.
 15 hari kemudian, daun tanaman sudah mulai muncul.
 Di usia 18 hari, mulai tumbuh cabang-cabang.
 Pada hari ke 20, cabang-cabang tadi mulai tumbuh pucuk.
 Pada hari ke 25, pucuk tadi mulai berkembang menjadi daun kecil.
 Pada hari ke 30, mulai tumbuh cabang-cabang baru.
B. Pembahasan
Peranan media tanaman membuat perakaran ini akan menentukan presentase
akar-akar stek yang dibentuk serta macam bentuk akar stek. Kelembaban juga
termasuk salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi stek sebelum
berakar, apabila kelembaban rendah, stek akan mati, karena pada umumnya stek
yang kekurangan kandungan air akan kekeringan sebelum membentuk akar.Dari
data diatas hal ini disebabkan oleh stek yang terlindung dari cahaya matahari
langsung untuk mempertahankan temperatur dan kelembaban, sedangkan media
yang dipakai antara lain terdiri dari campuran tanah dengan pupuk kompos.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada dua metode dalam grafting yaitu Grafting cara V dan Grafting ala
Vietnam.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan grafting yaitu
faktor genetik, lingkungan, media, dan teknik pelaksanaan.
3. Pada pengamatan 1 MST didapatkan hasil persentase tumbuh yang terjadi
pada tanaman Bugenvil (Bougainvillea sp.) sebesar 100%.
4. Keunggulan perbanyakan vegetaif sambung pucuk yaitu mengekalkan
sifat-sifat klon, memperoleh tanaman yang kuat, memperbaiki jenis-jenis
tanaman yang telah tumbuh. dan mempercepat berbuahnya tanaman.
5. Perbanyakan dengan teknik sambung pucuk memiliki kekurangan yaitu
secara genetik tidak seragam, tingkat keberhasilannya rendah jika tidak
cocok antara batang atas (scion) dan batang bawah (rootstock).
5.2. Saran
Dalam melakukan grafting sebaiknya tanaman berada pada kondisi
fisiologis yang tepat serta batang atas (scion) dan batang bawah (rootstock) harus
kompatibel agar grafting dapat berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, S. B., Desi, S. P. S. S. dan Nani, K. S. 2017. Keberhasilan Pertautant


Sambung Pucuk pada Kakao (Theobroma cacao L) dengan Waktu
Penyambungan dan Panjang Entres Berbeda. Jurnal Agroteknosains. Vol. 01
No. 02. p-ISSN: 2598-6228. e-ISSN: 2598-0092.
Istanti, M. 2016. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Tanaman Hias
Bougenville di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa.
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Medan. Medan.
Lestari, D. dan Febrina, A.R. 2012. Zat Warna Alami dari Bunga Bugenvill
(Bougainvellea glabra). Laporan Tugas Akhir. Program Studi Diploma III
Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Panjaitan. L. R. H. 2013. Respons Pertumbuhan berbagai Ukuran Diameter
Batang.
Risnawaty, M. dan Lisa, A.M. 2016. Pengaruh Tanaman Bunga Bougenville
terhadap Kenyamanan bagi Pengguna Jalan di Kecamatan Sungai Kunjang
Kota Samarinda. Media Sains. Vol. 9, No. 2. ISSN: 2355-9136.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai