PRATIKUM
OKULASI
Bougainvillea spectabilis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Tujuan 3
C. Manfaat 3
B. Bogenvil 6
C. Prosedur Kerja 10
A. Kesimpulan 20
B. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkebunan karet, kakao, dan beberapa tanaman hias seperti bugenfil . Beberapa
kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi antara lain penggunaan
tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi antara lain; tanaman hasil okulasi
terkadang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang
bawah dengan batang atas (entres), memerlukan menggunakan tenaga ahli untuk
pengokulasian ini.
Bibit okulasi terdiri dari batang atas dan batang bawah yang biasanya
berasal dari dua klon yang berbeda sifatnya. Okulasi bertujuan untuk
menghasilkan dua klon dalam satu individu sehingga diperoleh produksi tinggi
unggul dari calon batang atas dan batang bawah serta kompatibilitas kedua calon
batang tersebut. Bibit bugenvil okulasi didapatkan dengan cara menempel mata-
4
5
calon batang atas dan bagian tanaman sebagai calon batang bawah (dari tanaman
vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman
yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh pertumbuhan dan produksi
yang baik. Pada teknik okulasi, mata tunas (mata tempel) harus diambil dari
tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat serta cukup umur untuk
diambil sebagai mata entres, mata tunas diambil dari cabang yang tumbuh keatas
(tunas air), yang merupakan cabang-cabang muda dari bagian yang telah dewasa,
sedangkan untuk batang bawah, umur batang bawah harus sama dengan umur
cabang mata entres. Batang bawah berasal dari tanaman yang ditanam dari biji
dan sebaiknya telah berumur 3-4 bulan, sedangkan batang atas diambil dari pohon
yang berumur 1 bulan. Mata tunas yang diambil adalah yang belum keluar mata
tunasnya. Calon batang bawah juga dipotong agar nantinya dapat ditempel secara
tepat.
6
B. Tujuan
dilakukan.
C. Manfaat
okulasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Okulasi (Budding)
Okulasi adalah salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan cara
menempelkan sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas pada suatu
irisan dari kulit pohon lain dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi
vegetatif dengan cara menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada
tanaman. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan sifat yang baik dari masing-
baik. Prinsip dasar dari okulasi adalah penempelan atau penggabungan batang
bawah dengan batang bagian atas. Okulasi memerlukan teknik tersendiri supaya
tujuan okulasi dapat berhasil. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah
biasanya sistem perakarannya yang baik, sedangkan batang bagian atas biasanya
maka biasanya disebut tanaman okulasi dan bila yang ditanam berasal dari biji
biasanya disebut tanaman semai. Teknik okulasi ada dua macam yaitu teknik
serasi akan menghasilkan tanaman yang kuat dan berumur panjang. Selanjutnya
fisiologi tanaman, kesehatan batang bawah, kondisi kulit batang bawah, iklim
7
5
pada saat okulasi berlangsung dan juga faktor teknik seperti keterampilan dan
pada prinsipnya harus mampu menjalin persatuan yang normal dan mampu
tidak diinginkan. Untuk batang bawah yang perlu diperhatikan adalah sistem
perakarannya.
Persatuan antara batang bawah dan batang atas (entris) dapat terjadi bila pada
hara. Kebutuhan akan hara berupa bahan organik sangat menentukan keberhasilan
dipupuk terutama pada lahan marjinal dengan kandungan unsur hara yang sedikit
tersedia. Pemupukan di pembibitan jeruk merupakan salah satu hal yang penting
yang homogen dalam sifat-sifat genetiknya. Pada beberapa jenis tanaman seperti
kaktus dikenal beberapa macam cara perbanyakan vegetatif yang lazim yaitu stek
B. Bugenvil
Bougainvillea spectabilis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nyctaginaceae
Genus: Bougainvillea
Spesies
Bougainvillea buttiana
Bougainvillea glabra
Bougainvillea peruviana
Bougainvillea spectabilis
Bougainvillea spinosa
Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal
dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena
tumbuh dengan rimbunnya. Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian
bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh
seludang.
Oleh karena itu, tanaman bougainvillea menjadi tanaman hias yang sangat populer
kawasan perumahan. Pada waktu tanaman ini berbunga, tanaman ini mempunyai
7
sukar tumbuh tegak. (Seludang bunga ( atau spatha) merupakan daun pelindung,
waktu belum mekar. Seludang bunga dapat dijumpai pada struktur generatif
(Araceae). Seludang bunga sebenarnya merupakan suatu bentuk khusus dari daun
pelindung (bractea)).
Bugenvil disebut tanaman bunga kertas karena bentuk seludang bunganya
yang tipis dan mempunyai ciri ciri seperti kertas. Nama Inggris bunga ini adalah
Bougainvillea yang diambil dari nama Sir Louis Antoine de Bougainville, seorang
prajurit AL Perancis. Antara jenis pokok bunga kertas tersohor ialah Bougainvillea
spesies tumbuhan ini sangat sesuai ditanam di kawasan beriklim tropis dan
khatulistiwa seperti negara kita dan bisa tumbuh hingga 10 meter tingginya.
Batang tanaman bunga ini agak keras, mempunyai duri yang tajam dan
batang yang disemai di dalam bungkus plastik ataupun pot dengan cara mudah.
Selain itu, tanaman ini juga mempunyai sulur yang rapat, daun yang lebar dan
halaman rumah atau juga sebagai tumbuhan pagar di kawasan yang menarik.
Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan berbentuk corong, namun memiliki
banyak manfaat. Contohnya saja untuk hiasan rambut, campuran bunga untuk
8
upacara siraman, dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi bangsa Cina
dan India.
Tarikan mempesona bunga ini menjadi perbincangan penduduk di negara
kita karena terkesan dengan bentuknya dan warnanya yang menarik hati. Warna
bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti jingga, merah menyala,
merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan berbagai campuran warna.
Sedikit perawatan ringkas, penyiraman air dan pemupukan sempurna mampu
mengembalikan kesegaran tanaman bunga kertas ini dalam jangka waktu kurang
dua minggu. Dan jika ingin tanaman bunga kertas ini berbunga seterusnya, kita
hanya perlu mengurangi pemberian air dan pupuk lantas meletakkan pot tanaman
METODE PERCOBAAN
Alat
Bahan
9
10
I II III IV V VI
bertujuan agar bibit entes tidak terkena atau tergangu oleh air maupun
serangga.
BAB IV
A. Hasil Percobaan
12
13
Setelah diamati selama seminggu pengamatan, tidak ditemukan tunas baru pada
bagian batang yang diokulasikan, yang ada hanya berupa pembusukan dari
Bogenfil
Menurut analisis sayai ada beberapa faktor yang menjadikan praktikum ini tidak
berhasil adalah :
penyatuan
3. factor cuaca.
13
14
baik adalah pada saat kulit batang bawah maupun batang atas mudah dikelupas
dari kayunya. Saat ini terjadi pada waktu pembelahan sel dalam kambium
berbeda, ada yang aktif di musim kemarau ada pula yang aktif di musim hujan.
adalah curah hujan, pengairan, ketinggian tempat dan sebagainya. Pada curah
hujan tinggi atau pengairan yang cukup pada umumnya tanaman mudah di lepas
kulit kayunya.
karena adanya penetrasi air hujan pada sejumlah sambungan (bagian tersungkup).
pada bagian sambungan sehingga resiko serangan jamur pada sambungan tersebut
juga meningkat. Serangan jamur pada entres ditandai dengan gejala kelayuan dan
pengeringan (tunas pada) entres. Penyungkupan entres pada batang juga sering
Menurut Rustan Hadi (2010) Tingkat kesesuaian antara batang bawah dan
14
15
dilakukan pada pagi hari dengan tujuan untuk mengurangi penguapan dari
yang ingin diokulasi dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, batang diiris secara
bawah kira-kira 2-3 cm. Kulit batang yang telah terkelupas tadi dipotong dan
disisakan bagiannya. Kemudian entris diambil dari pohon induk dengan cara
sayatan. Besarnya entris harus lebih kecil atau sama ukurannya dengan irisan yang
telah dibuat tadi. Entris yang telah dipersiapkan sebelumnya disisipkan kebalik
kulit batang bawah yang telah dikelupas. Lalu hasil okulasi tadi diikat dengan
plastik dari bawah ke atas hingga seluruh entris tertutup. Hal ini ditujukan agar
hasil tempelan tidak mudah diterobos oleh air hujan dan mencegah kebusukan.
15
16
permukaan tanah.
terhadap entris. Jika entris tersebut tetap berwarna hijau segar dan tetap melekat
kuat pada batang bawah, maka ikatan dari okulasi tersebut dapat dibuka. Setelah
dengan letak penempelan entris, kemudian batang bawah diikatkan ke ajir untuk
menjaga agar pohon tetap melengkung). Looping ini bertujuan agar unsur-unsur
dan asimilat fotosintesis yang diperlukan pada daerah yang telah diokulasi tetap
terpenuhi oleh batang bawah dan diharapkan pertumbuhan tunas lebih kuat karena
dengan posisi miring terhadap bagian dari batang bawah yang sebelumnya telah
okulasi.
sebagai berikut :
Bahan tanaman berupa bibit batang bawah berumur 8-12 bulan, mata tunas dari
cabang yang tumbuhnya tegak ataupun agak condong, pisau okulasi, tali pengikat,
16
17
tanah dengan ukuran irisan (sayatan) 3-5 cm. Kulit hasil irisan
hati.
d. Mata entres ditempelkan pada sayatan batang bawah hingga pas.
e. Bidang tempelan (okulasi) diikat dengan tali plastik atau rafia
okulasi gagal.
b. Ujung batang bawah dipotong dengan ketinggian 10-20 cm tepat di
atas bidang okulasi apabila tunas entres telah mencapai 20-30 cm.
c. Tunas-tunas yang tumbuh di bawah mata (tunas) okulasi dipangkas
berubah.
e. Bibit dipelihara secara intensif sampai umur 1 tahun atau lebih
17
18
18
19
19
BAB V
okulasi yaitu terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang
pengokulasian ini.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum pengokulasian ini agar praktikan mencari
sumber agar praktikan dapat lebih memahami teknik okulasi tanaman karet yang
tepat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rustan Hadi, 2010. Tingkat Keberhasilan Okulasi Beberapa Klon Karet Anjuran
Di Kebun Visitor Plot BPTP Jambi. Buletin Teknik Pertanian Vol. 15, No.
: 33-36.
Yusran Dan Abdul Hamid Noer, 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk
Manis Pada Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang, Media Litbang
Sulteng Iv (2) : 97 104 .
21