Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG EFEK RUMAH KACA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : KRISTINA SINAGA


KELAS : XI IPS 1
MAPEL : FISIKA
GURU : R.P

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis kami yang
berjudul : “Efek Rumah Kaca“ dengan baik dan lancar.
Terselisaikannya karya tulis ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Upaya kami ini bagai setetes air ditengah samudra dunia pendidikan nasional. Namun,
kami selalu mengharap apa yang kami perbuat dapat turut serta menyukseskan tujuan pendidikan
nasional demi kemajuan bangsa.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penyusun khususnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini,mungkin kita menduga udara yang akhir-akhir ini di bumi semakin hari
semakin panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang tidak menentu membuat
kehidupan di muka bumi ini terancam. Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta
pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab semakin panasnya suhu bumi,
karena tidak seimbangnya kadar karbon dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh
msin-mesin industri, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain. Hal tersebut bukanlah suatu
masalah yang mesti kita risaukan. Mana mungkin tindakan dari satu atau dua orang makhluk
hidup bisa mengganggu kondisi planet bumi yang maha besar ini. Mungkin itu semua yang ada
dipikiran kita.
Sejak revolusi industri tahun 1750, industrialisasi di dunia – khususnya di Eropa terus
meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian lingkungannya, namun seiring
dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun juga gencar dilaksanakan.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah efek
rumah kaca ini telah terjadi? Dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda
tanya bagi manusia karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyabab pasti dari
efek rumah kaca ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek rumah kaca yang
akan dialami oleh manusia itu sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan disekitarnya. Jika efek
rumah kaca ini terjadi maka akibat yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh manusia saja,
tetapi juga semua makhluk hidup disekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi
menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia
juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi kayu karena kekurangan air atau
dan sebagainya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih
mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca seperti mengadakan
kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyababkan suhu di permukaan bumi
meningkat, dll.

C. Batasan Masalah

Makalah ini menjelaskan tentang efek rumah kaca terhadap lingkungan antara lain pengertian
dari efek rumah kaca, bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca, apa yang menjadi penyebab
terjadinya efek rumah kaca, apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan dan apakah
usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca.

D. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari efek rumah kaca?


2. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?
3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca?
4. Apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan?
5. Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca?

E. Metode Penelitian
Pada penyusunan karya tulis ini, penyusun menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode study kepustakaan adalah dengan membaca berbagai sumber yang relevan dan
mencari masalah tersebut lewat internet.
2. Metode dokumentasi adalah melalui metode yang berisi laporan-laporan, catatan-
catatan dan arsip-aesip maupun data lain yang menunjang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek merupakan suatu resiko yang ada positif dan negatifnya yang diterima setelah melakukan
suatu hal.
Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke
bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap
oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang.
Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan
gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di
pertanian, ruangan kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan/menstabilkan
suhu dalam rumah kaca.
Rumah kaca dalam arti harfiah yaitu adanya gedung-gedung bertingkat di kota besar yang
dindingnya menggunakan kaca sehingga memantulkan panas matahari kembali ke atmosfer
bumi.
Sartain menyatakan yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
processes.
Pihak NASA telah mengemukakan bahwa efek dari rumah kaca sebenarnya bukanlah dari
pemanasan global ini karena pemanasan global mampu diredam dengan memperbanyak
penanaman pohon di sekitar area yang terjadi efek rumah kaca . Tetapi efek sebenarnya adalah "
serangan meteor yang akan menghujam bumi " . Karena menurut NASA sekitar jutaan meteor
menghujam bumi setiap tahunnya, dan semuanya terbakar habis di atmosfer. Namun setelah
penelitian selama 10 tahun , kadar lapisan atmosfer bumi terus menurun secara drastis, dan
diperkirakan 6 - 10 tahun ke depan bumi akan terbuka lebar oleh serangan-serangan batu meteor-
meteor yang tidak akan mampu lagi ditahan oleh atmosfer bumi karena atmosfer bumi terus
menipis.

Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah
iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi
dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-
benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah.
Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan
udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya.
Inilah gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir.
Lapisan atmosfer terdiri dari, berturut-turut: troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer:
Lapisan terbawah (troposfer) adalah yang yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar
35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang
bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas.
Sedangkan lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfer. Di dalam troposfer ini, 14 %
diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke
permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang
telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfer oleh molekul gas dan partikel debu.
Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain
berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini
terperangkap dalam lapisan troposfer dan oleh karenanya, suhu udara di troposfer dan
permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah efek rumah kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah
disebut Gas Rumah Kaca.
Seandainya tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C terlalu
dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi 330 C
lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan
manusia.
Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka
sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan
tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 C lebih.
Efek rumah kaca pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses
pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh
komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti
satelit alami Saturnus,Titan) memiliki efek rumah kaca,
(dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia).
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu : efek rumah kaca
alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi
matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan
permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023%
dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi
bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi
inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-
gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari
bumi.
Dalam skala yang lebih kecil, hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar
matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan
di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan
udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan
itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green house effect”. Sedangkan gas-gas yang
berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.

1. Gas rumah kaca


Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di
atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang
panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi.
Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous
Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida
(SF6).
Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas
manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2, methane. Sedangkan gas yang
dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran bahan bakar fosil), NO2
(aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses industri dan konsumen). dan
kebakaran hutan, industri peternakan, pembangkit listrik, dan transportasi merupakan
penyumbang terbesar emisi karbon,yang menyebabkan pemanasan global.
Menurut Forest Destruction, Climate Change and Palm Oil Expansion in Indonesia 2008,
Indonesia menduduki urutan ketiga dunia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca dunia,
setelah Cina dan Amerika Serikat Penyebabnya diperkirakan hilangnya 2 juta hektare lahan
hutan di Indonesia setiap tahun, baik karena kebakaran maupun penebangan liar, khususnya
hutan di lahan gambut di Kalimantan.
Aktivitas penebangan dan kebakaran hutan di Asia Tenggara diperkirakan menyumbang 2 miliar
ton karbon dioksida (CO2) ke udara. Nilai ini setara dengan 8 % emisi global yang berasal dari
bahan bakar fosil. Dan sekitar 90 persen emisi CO2 dari hutan gambut di Asia Tenggara
disumbangkan oleh Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyatakan, sepanjang
2003-2008, total sumber emisi karbon dioksida di Indonesia setara dengan 638,975 gigaton.
Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16 km diatas
permukaan bumi.
2. Pemanasan global

Pemanasan global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara dipermukaan bumi
dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu, akibat terjadinya efek rumah kaca (green
house effect).
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade sekarang ini telah terjadi kenaikan rata-rata
suhu udara antara 0.3-0.6oC.
Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan laju peningkatan seperti sekarang maka
diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata kenaikan suhu udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC
dan menyebabkan perubahan iklim global.

3. Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Secara umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya,
seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka
bumi. Untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, menurut ukuran internasional diperlukan
nilai rata-rata parameternya selama kurang lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat dari pemerataan
energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran atau revolusi bumi mengelilingi matahari
selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi
matahari yang diterima berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah. Daerah yang
berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan, merupakan daerah tropis yang
konsentrasi energi suryanya surplus dari radiasi matahari yang diterima setiap tahunnya
(MenLH, 2003).
Ketika suhu di bumi semakin panas, sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu
naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah
salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan
iklim secara global.

4. Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim

· Adanya gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi.
· Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir mengakibatkan.
pemanasan global dan perubahan iklim
Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca :
- Peningkatan radiasi gelombang panjang.
- Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara.
- Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan: banjir,
kekeringan.

B. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari. Kurang lebih
30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan diserap oleh
uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70%
diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat
daripada udara di atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi
inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi inframerah ini
akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya sebagian kecil akan lepas ke
angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya
molekul uap air, karbon dioksida, dan semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek
rumah kaca.

C. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di
atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan
dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal,
efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas
metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam
meningkatkan efek rumah kaca.

D. Akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya,
sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan
global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan
naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air
laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C.
Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan
peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya
konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan
dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
menjadi meningkat.

E. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca

Banyak hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan elektronik
saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar listrik, juga mengurangi polusi
karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil tukang servis AC. Carpooling atau
berangkat bareng teman atau keluarga ke sekolah, tempat les, atau mal. Selain mengurangi
kemacetan, kita juga menghemat energi. Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas.
Plastik adalah bahan yang sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau
polusi. Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik itu hanya
menjadi sampah. Coba pakai tas karton atau tas kanvas.
Selain itu, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi positif dalam
pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah untuk dilakukan. Untuk kita
yang dirumah kita bisa melakukan :
1. Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby
menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus berkontribusi pada
pemanasan global.
2. Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
3. Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian
kering secara alami.
4. Matikan keran saat sedang menggosok gigi.
5. Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
6. Segera perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat menumpahkan air
bersih hingga 13 liter air per hari.
7. Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara
yang paling boros air.
8. Gunakan kembali amplop bekas.
9. Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu
dan cangkir plastik.
10. Gunakan baterai isi ulang.
11. Pilih kalkulator bertena
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Efek rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi. Sehingga mempengaruhi iklim
secara global.
2. Namun demikian, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap berlangsungnya
kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
3. Efek rumah kaca menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang menyebabkan
kerugian pada manusia dan makhluk hidup lainnya.

B. Saran

1. Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar sebaiknya
lebih diefisienkan.
2. Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan.
3. Penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar karbon
dioksida.
4. Penganekaragaman bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga tata surya.
5. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan pemeliharaan
kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain melaksanakan program Langit
Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang sudah di ambang batas, terutama di
kota-kota besar seperti Jakarta.
6. Efek rumah kaca yang tidak terkendali dapat menyebabkan perubahan ekologi yang sulit
ditebak, seperti perubahan suhu dan pola hutan yang mengurangi produktivitas pertanian.
7. Kerugian Indonesia di bidang pertanian karena perubahan iklim yang disebabkan oleh
dampak efek rumah kaca diperkirakan sangat besar. ANGLAS (Asian Least Gost
Greenhouse Gas Abatement Strategy) memaparkan bahwa efek rumah kaca
mengakibatkan antara lain: naiknya permukaan air laut, krisis air bersih, meningkatnya
frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, rusaknya infrastruktur daerah tepi
pantai, dan menurunnya produksi pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

http://1.bp.blogspot.com/nj1zat33A5g/SqYgVrg61PI/AAAAAAAAACw/5eVJPurduc0/s1600-
h/efek-rumah-kaca.jpg
http://bp.blogspot.com/.../y68dNGb2L3E/s320/erk.jpg
http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek
http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/
http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/efek-r
http://risars.file.wordpress.com/2008/11/greenhouseeffect.jpg
http://nopph.blogspot.co.id/2014/09/makalah-efek-rumah-kaca.html

Anda mungkin juga menyukai