Anda di halaman 1dari 33

Artikel Ilmiah

Kelompok : II
Nama : Ahmad Nabil Hasan
Candra Adi Robiah
Dzaky Zauki Syawaluddin
M Bahrul Ulum
Marsela Rustiana Dewi
Muhammad Arif
Nadimas
Putri Laela Susanti
Syaila Maharani Az-Zahra

SMAN PLUS SUKOWONO


TAHUN AJARAN : 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena Berkat Rahmat dan Hidayah-Nya Saya dapat
menyusun Makalah Klimatologi Yang berjudul “Efek
Rumah Kaca”.
Pada kesempatan ini Saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada Pihak- pihak yang telah membantu dan
mendukung Saya dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini . Terutama kepada asisten yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada Saya.Saya
selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan
ini masih minim dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saya senantiasa mengharapkan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah

Jember, 9 Oktober
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan dan kemajuan [imu


Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering disebut Iptek
memang memberikan dampak yang postif bagi kehidupan,
yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-
aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak
positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini,
tetapi juga dampak-dampak negatif.

Misalnya saja. dengan adanya kemajuan iptek manusia tak


perlu lagi berjalan kaki untuk Menempuh perjalanan yang
jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda
motor dan mobil yang mempercepat’ dan memudahkan kita
menuju ke suatu tempat. Namun
asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi
dan gas rumah kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak
hanya itu, pembakaran fosil seperti peda pembangkitan
tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer.
pembakaran hutan juga menyebabkan konsentrasi gas
rumah kaca meningkat Masalah lain yang juga kita alami
saat ini adalah meningkatnya temperatur rata-rata
permukaan bumi. Deri tahun 1880-1940 temperatur bumi
naik hingga 0.6 derajat celcius. Lalu kembali menurun 0.3
derajat celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secara
perlahan-lahan sejak tahun 1975,

Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin


bertambah, terlebih saat ini berhembus masalah yang lebih
besar mengenai efek rumah kaca dan global warming. Oleh
karena itu kami mencoba membahas masalah-masalah
tersebut diatas dalam makalah ini. Apa sebenamya yang
dimaksud dengan efek rumah kaca.global warming.
penyebab efek rumah kaca, dampak-dampak yang diberikan,
dan keterkanan masalah-masalah tersebut diatas satu sama
lain. Semua ini akan kami coba cari tahu dan membahasnya
dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yag kami bahas pada makalah ini meliputi :
1. Apa pengertian efek rumah kaca?
2. Apa penyebab efek rumah kaca?
3, Bagaimana keterkaitan efek rumah kaca dengan global
warming dan perubahan iklim?
4. Apa dampak yang diakibatkan oleh efek rumah kaca?
5. Bagaimana cara untuk menanggulangi efek rumah kaca?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengertian efek rumah kaca.

2. Penyebab efek rumah kaca.

3. Keterkaitan antara efek rumah kaca dengan global


warming dan perubahan iklim.

4. Dampak efek rumah kaca.

5. Cara menanggulangi efek rumah kaca.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah mengenai Efek Rumah Kaca ini


diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi mengenai efek rumah kaca, baik


penyebab maupun akibatnya.
2. Memberikan wawasan dan pernahaman yang lebih rinci
kepada penulis dan pembaca mengenai upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian efek rumah kaca

Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek)


yang menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi
panas dan menghangatkan bumi. Sebagian dari panas ini
akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa
luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang.
Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi
(disebut gas rumah kaca seperti : uap air, karbon-
dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut
terperangkap di atmosfer bumi. Peristiwa ini dikenal dengan
Efek Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan
rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap
di dalamnya. tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga
dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut Peristiwa
alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak
ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca
maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih
dingin. Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek
rumah kaca ini. karena tanpanya. planet ini akan sangat
dingin sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer
dan berlanjut,akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan
dan akan semakin berlanjut. Efek rumah kaca, yang pertama
kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824.
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda
langit (terutama pada planet atau satelit) yang disebabkan
oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Efek rumah kaca
hanya terjadi pada planet-planet yang mempunyai lapisan
atmosfer seperti Bumi, Mars. Venus, dan satelit alami
Saturnus (Titan).

2.2 Penyebab efek rumah kaca

Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya


konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya
di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO ini disebabkan
oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak. batu bara
dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya. Peningkatan kadar CO, di atmosfer
menimbulkan masalah-masalah penting yang disebabkan
oleh alasan-alasan berikut ini, Karbondioksida memihki sifat
memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat
melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi
dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus
melepaskan energi setara dengan energi yang diterima.
Energi diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam
bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer
memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat
sampai ke permukaan bumi. Tetapi energi yang kemudian
dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi sebagian
besar berada dalam bentuk infra merah. bukan cahaya sinar
tampak. yang oleh karenanya disearap oleh atmosfer CO2.
Sekali molekul CO2 menyerap energi dari Sinar infra merah,
energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke
segala arah, memancarkan bahkan ke permukaan bumi.
Sebagai konsekuersinya, atmosfer CO2 tidak menghambat
energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat
sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena
ini disebut dengan efek rumah kaca Lapisan terbawah
(Iroposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek
rumah kaca.

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang


menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut
sebenarnya muncul secara alami di lingkungan. tetapi dapat
juga timbul akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang
paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida
adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses
alami seperti: letusan vulkanik,pernapasan hewan dan
manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan
karbondiokada),dan pembakaran macrial organik (seperti
tumbuhan). Karbondioksida dapat berkurang karena
terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan
dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah
karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta
mengambil atom karbonnya. Selain gas CO2, yang dapat
menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NOz) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana dan
klorofluorokarbon (CRC). Gas-gas tersebut memegang
peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca
Green house effect atau lebih kita kenal dengan sebutan
efek rumah kaca adalah sebuah kondisi di mana suhu dari
sebuah benda permukaan langit, seperi planet dan
bintang,meningkat secara drastis Meningkatnya suhu ini
disebabkan karena adanya perubahan kondisi dari kamposisi
serta keadaan atmosfer yang mengelilingi benda langit
tersebut.

Sebenarnya. penggunaan istilah efek rumah kaca diadopsi


dari petani di negara Eropa dan Amerika, karena mekanisme
pemanasan bumi ini sama seperti yang terjadi di rumah kaca
yang digunakan untuk perkebunan di negara tersebut.
Biasanya para petani menggunakan rumah kaca di musim
dingin. Tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca akan
tetap hidup dan tidak mati membeku, oleh pengaruh musim
dingin. Karena kaca akan menghalangi suhu yang masuk dan
memantulkan kembali keluar. Ini menyebabkan seringnya
terjadi kesalah pahaman.bahwa efek rumah kaca
disebabkan oleh banyaknya rumah berdinding kaca.

Yang terjadi pada bumi adalah, ketika cahaya matahari


mengenai atmosfer serta permukaan bumi, sekitar 70
persen dari energi tersebut tetap tinggal di bumi, diserap
oleh tanah, tumbuhan, Iautan dan benda lainnya. Tiga puluh
persen sisanya dipantulkan kembali melalui awan, hujan
serta permukaan reflektif lainnya Tetapi panas 70 persen itu,
tidak selamanya berada di bumi. Benda-benda di sekitar
planet yang menyerap cahaya matahari seringkali
meradiasikan kembali panas yang diserapnya.

Sebagian panas tersebut masuk ke ruang angkasa, tinggal di


mana dan akan dipantulkan kembali ke bawah permukaan
bumi, ketika mengenai zat yang berada di atmosfer. Seperti
karbon dioksida, gas metana dan uap air Panas tersebut
yang memabuat permukaan bumi tetap hangat daripada di
luar angkasa, karena energi lebih banyak yang terserap
dibandingkan dengan yang dipantulkan kembali.

Jadi, jika bumi tidak memiliki gas rumah kaca, maka suhu di
bumi akan terlalu dingin untuk kehidupan makhluk di
dalamnya. Sebagai contoh, planet Mars tidak memiliki gas
rumah kaca, sehingga suhu di sana berada di sekitar -30°C.
Jika suhu yang sama terjadi di bumi, tentu saja tidak ada
makhluk hidup dapat hidup di bumi.

Tidak menjadi masalah seandainya konsentrasi gas-gas


rumah kaca berada dalam kendaan konstan, tidak terjadi
lonjakan drastis seperti sekarang ini Meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca diakibatkan berbagai
aktivitas manusia yang memicu pancaran gas tersebut ke
atmosfer. Dengan adanya pencaran gas ini. maka
konsentrasinya di lapisan atmosfer bumi akan semakin
tinggi. Kondisi ini akan mengakibatkan sinar matahari

yang dipantulkan oleh permukaan bumi akan sulit lewat dan


menjadi terperangkap di permukaan bumi.

Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap


terjadinya efek rumah kaca bergantung pada besarnya kadar
gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di amosfer dan
kemampuan penyerapan energi. Peningkatan kadar gas
rumah kaca akan meningkatkan efek Rumah kaca yang
dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah


kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas
ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya. Berikut akan dipaparkan mengenai gas-gas yang
berperan dalam efek rumah kaca dengan persentase
kontribusi mereka terhadap efek rumah kaca. Adapun gas-
gas yang terdapat dalam rumah kaca, adalah sebagai berikut:

1. Uap Air (36-70%)

Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alumni
dan bertanggung jawab terhadap sebagian besar dari efek
rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional,
dan aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi
konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal. Dalam model
iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan
efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan
menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer,
dengan kelembapan relatif yang agak konstan.

Meningkatnya konsentrasi uap sir mengakibatkan


meningkatnya efek rumah kaca: yang mengakibatkan
meningkatnya temperatur: dan kembali semakin
meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus
berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrimm
(kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai
umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia
yang melepaskan gas-gas rumah kaca
seperti CO². Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga
berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.

2. Karbondioksida (9-26%)

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang


dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar
fosil, limbah padat. dan kayu untuk menghangatkan
bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan
listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang
mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat
perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk
perluasan lahan pertanian.

Walaupun lautan dan proses alam Isinnya mampu


mengurangi karbondioksida di amosfer, aktivitas manusia
yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat
dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun
1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta
molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007. konsentrasi
karbondioksida telah mencapai 363 ppm. pada gambar 3
(peningkatan 36 persen). Jika Prediksi saat ini benar. pada
tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 340
hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah
memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga
kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.

3. Metana (4-90%)

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga


termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang
efektif. mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida Metana dilepaskan selama
produk dan transportasi gas bara, gas alam, dan minyak
bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah
organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan
dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi,
sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan
revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana
di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat pat.

4. Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida adalah gas insulmor panas yang sangat


kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar
fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida.
Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila
dibandingkan masa pre-indusri.

5. Gas lainnya

Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses


manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari
peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCPC-22)
terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk
busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk
di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara
berkembang masih menggunakan kiorofluorokarbon (CFC)
sebagai media pendingin yang selain mampu menahan
panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang
melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Komsumsi CFC
tertinggi terdapat pada Negara-negara maju. Amerika Serikat
mengkomsumsi hampir sepertiga komsumsi CFC dunia.

2.3 Keterkaitan antara efek rumah kaca dengan


global warming dan perubahan iklim.
Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses
fisik dan kimia fisik dimana parameter-parameternya adalah
seperti suhu, kelembaban,angin,dan pola curah hujan yang
terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan
suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui
kondisi iklim suatu tempat. diperlukan nilai rata-rata
parameter-parameternya selama kurang lebih 10 sampai 30
tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik
dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.
Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini
berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari
dan perputaran bumi pada porosnya.

Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi


matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga
secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang
berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari
dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi
dari waktu ke waktu Perpaduan antara proses-proses
tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali
iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi
cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan
distribusinya.

Secara almmiah sinar matahari yang masuk ke bumi.


sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi -
disebut gas ramah kaca, sehingga sinar tersebut
terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek
rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah
kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di
dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga
dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

Efek rumah kaca, Peristiwa alam ini menyebabkan bumi


menjadi hangat dan Iayak ditempati manusia, karena jika
tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat
Ceicius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO)
(Karbon dioksida).CH⁴(Metana) dan N²O (Nitrous Oksida).
HFCs (Hydrofluorocarbons). PFCs (Perfluorocabons) and SF,
(Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan
dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan
dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik,
kendaraan bermotor, AC, komputer, dan memasak.

Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan


penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan
peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida,
menyebabkan meningkatnya komentasi GRK di atmosfer.
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer. yaitu meningkatnya
konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia
menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa. sebagian besar terperangkap
di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi.

Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya


menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi,
yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global. Sinar
matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan
dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa
Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang
panjang yang berupa energi panas Namun sebagian dari
energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau
lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer
sudah terganggu komposisinya.
Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa
(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi
(troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi
ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih
dari dari kondisi normal. inilah efek rumah kaca berlebihan
karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer
terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata
dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global.
Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan
begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan
iklim secara global.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan


terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub,
meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai,
musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan
yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya,
dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino - La Nina dan
Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan
menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan
berkurangnya Iuas daratan, pengungsian besar-besaran,
gagal panen, krisis pangan, banjir,wabah penyakit, dan lain-
lainnya.

2.4 Dampak dek rumah kaca

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah


meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5°C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan
global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO, di atmosfer, maka akan
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat

efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan


meningkatkannya suhu permukaan bumi Sehingga terjadi
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi.hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya,
sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbon dioksida di atmosfer.Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air Iaut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkanya
suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara
kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub.


terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak
volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 — 25cm  (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan
para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 —
88 cm(4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim
sehingga menjadi sulit diprakirakan.Pada beberapa bagian
dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang
berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor.
Sedangkan belahan bumi yang lain bisa

mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena


kenaikan suhu dan turunnya kelembaban. Selanjutnya
perubahan iklim akan berdampak pada segala sektor,
meliputi:

1 Ketahanan Pangan Terancam

Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan


berkurang akibat banjir, kekeringan. pemanasan dan
tekaman air. kenaikan air laut, serta angin yang kuat.

Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panca dan


jangka waktu penanaman.

Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi


sebanyak 10%.

2. Dampak Lingkungan

Banyak jenis makhluk hidup akan teramcam punah akibat


perubahan iklim dan gangguan pada kesinambungan wilayah
ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu karang akan
kehilangan warna akibat cuaca panas. menjadi rusak atau
bahkan mati karena suhu tinggi para peneliti memperkirakan
bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di
enam wilayah bumi pada 2050.Keenam wilayah yang
dipelajari mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).

Terutama yang termasuk kedalam kelompok stenotermal


yang memiliki daya toleransi atau kisaran suhu yang sempit
Berbeda dengan hewan eurytermal yang memiliki kisaran
toleransi suhu yang luas (Swasta, 2003).Terumbu karang
memiliki peranan penting bagi keanekaragaman laut

Masalah secara global terjadi akibat semakin meningkatnya


kandungan karbon dioksida dan efek ramah kaca pada
atmosfer dan mendorong asiknya suhu permukaan laut
(yang diduga juga menyebabkan pemutihan dan kematian
karang) serta meningkatkan derajat keasaman air laut. Air
laut yang semakin asam akan membuat ion karbonat
berkurang sehingga menurunkan kemampuan karang untuk
membangun kerangka. Jika terumbu karang tidak dapat
beradaptasi maka akan mempengaruhi fungsi Ekosistem
terumbu karang dan struktur geologi terumbu karang serta
mempengaruhi fungsi pesisir dan juga akan mempengaruhi
masayarakat sekitar yang bergantung dari ekosistem
terumbu karang.

3. Risiko Kesehatan

Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit


baru dan bisa memunculkan penyakit lama. Badan
Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan suhu
dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan
kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria,
diare, dan demam berdarah diperkirakan akan meningkat di
negara tropis seperti Indonesia.
4. Air

Ketersadiam sir berkurang 10%-30% di beberapa kawasan


terutama di daerah tropik kering. Kelangkaaan air akan
menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim kemarau
berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.

5. Ekonomi

Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan suhu


dan kekeringan, bencana, dan risiko kesehatan mempunyai
dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat perdana
menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun
mendatang perubahan iklim akan berdampak besar terhadap
ekonomi. Stern mengatakan bahwa dunia harus berupaya
mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin
untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim demi
kelangsungan pertumbuhan ekonomi Ia menjelaskan bahwa
dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia
untuk mencegah hilangnya 5%-20% pendapatan di masa
mendatang akibat dampak perubahan iklim.

2.5 Cara menanggulangi efek rumah kaca

Terdapat dua pendekatan utama untuk memperlambat


semakin bertambahnya gas rumah kaca

1. Pencegahan Mencegah karbon dioksda dilepas ke


atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponem
karbon-nya di tempat lain. Salah satu sumber penyumbang
karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil (BBM,
batubara). Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat
pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu,
batu bara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian
digunakan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19.
Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia
sebagai sumber energi.

Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini


sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah
karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas
melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan
dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara.
2. Penanganan

Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan


karbon).Cara yang paling mudah untuk menghilangkan
karbondioksida di udara adalah dengan memelihara
pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon.
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap
karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di
seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai
level yang mengkhawatirkan. Di banyak area. tanaman yang
tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan pertanian dan pembangunan rumah
tinggal.Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi
semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung.


Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas
tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar
minyak bumi keluar ke permukaan Injeksi juga bisa
dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti
dalam sumur minyak. lapisan batubara atau aquifer.Hal ini
telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas
pantai Norowegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke
permukaan bersama gas alam ditangkap dan dlinjeksikan
kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.

Selain itu dalam perjanjian internasional, terlihat pula usaha-


usaha berbagai Negara untuk mengurangi emosi gas rumah
kaca, yakni pada Kyoto Protocol to the United Nations
Framework Conventions on Climate Change (Protokol Kyoto)

Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap


Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim
(UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai
pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi
protokol ini berkomitmen untuk mengurangi
emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah
kaca (Metana, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HPC, dan
PPC), atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika
mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas
tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.

Hingga 3 Desember 2007, 174 negara telah meratifikasi


protokol tersebut, termasuk Kanada, Tiongkok, India, Jepang.
Selanda Baru, Rusia dan 25 negara anggota Uni Eropa, serta
Rumania dan Bulgaria Namun masih terdapat Negara yang
tidak menandatangani perjanjian ini, yakni Amerika Serikat.
Jika berhasil diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan
mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02°C dan 0.28°C
pada tahun 2050.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka diperoleh beberapa


kesimpulan, yakni sebagai berikut :

1. Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi


termal dari permukaan atmosfer yang diserap oleh gas
rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala arah. Efek
rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-
gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global.

2. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer


yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut
sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat
juga timbul akibat aktivitas manusia.

3. Efek rumah kaca akan mengakibatkan terjadinya


pemanasan global (global warming). Hal Tersebut akan
menciptakan perubahan yang sangat besar terhadap cuaca,
iklim, serta kondisi abiotik lainnya di permukaan bumi.
Sehingga organisme pun terganggu kelangsungan hidupnya.

4 Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin


bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon
dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini
disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon).
Kedua. mengurangi produksi gas rumah kaca.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah


pengetahuan serta Wawasan pembaca. Selanjutnya
pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca
demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai