Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FISIKA

“ PEMANASAN GLOBAL “

Guru pembimbing : EFARIDA HASANAH S.Pd

Disusun oleh:
TRIA WULANDARI

SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 02 SAROLANGUN

PROGRAM STUDI MATEMATIKA IPA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberi kemudahan dan petunjuk
untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber dari buku Fisika
pegangan penulis dan sumber dari internet dengan tujuan untuk
memberikan pengetahun kepada pembaca tentang pemanasan global,
segala dampak dan tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegahnya.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini
sehingga penulis ada masukan dan perbaikan dari pembaca. Semoga
kehadiran makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca.
Wassalammualaikum Wr Wb
Sarolangun, April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

PEMBAHASAN...................................................................................1

ii
PEMANASAN GLOBAL
Penyebab pemanasan global secara langsung berkaitan dengan efek rumah kaca. Jika
gas-gas rumah kaca makin meningkat jumlahnya di atmosfer, maka efek pemanasan
global akan semakin signifikan. Sejak revolusi industri, gas-gas rumah kaca seperti
karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi semakin bertambah di
atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.

A. Efek Rumah Kaca


1. Rumah kaca
Berdasarkan urutan panjang gelombang, mulai dari yang terpanjang
ke yang terpendek, radiasi sinar matahari dibagi menjadi tiga, yaitu
inframerah (IM), cahaya tampak, dan ultraviolet (UV). Ketika sinar
matahari mengenai kaca sebuah rumah kaca (green house) radiasi
dengan gelombang pendek, yaitu cahaya tampak dan UV dapat
menembus kaca, sedangkan radiasi gelombang panjang IM
dipantulkan oleh kaca karena tidak dapat menembus. Kalor radiasi
gelombang pendek diserap oleh tanah dan tanaman di dalam rumah
kaca sehingga tanaman menjadi hangat. Tanah dan tanaman yang
hangat dapat kita golongkan sebagai sumber kalor yang lebih dingin
dibandingkan dengan Matahari yang suhunya sangat tinggi. Tanah
dan tanaman sebagai sumber kalor dingin pada gilirannya akan
memancarkan kembali kalor yang lebih yang diserapnya dalam
bentuk radiasi IM dengan panjang gelombang yang lebih panjang.
Energi dari kalor radiasi IM yang dipancarkan kembali oleh tanah dan
tanaman ini tidak mampu menembus kaca. Energi ini diserap oleh
molekul-molekul udara dalam rumah kaca sehingga suhu udara dalam
rumah kaca meningkat. Ini membuat suhu dalam rumah kaca dapat
tetap hangat dibandingkan suhu luarnya. Keadaan ini membuat
tanaman dalam rumah kaca dapat tumbuh subur.

1
Efek seperti rumah kaca ini Anda alami ketika mobil diparkir pada
siang hari terik di bawah sinar matahari dengan jendela kaca tertutup
rapat. Ketika Anda masuk ke dalam mobil pada sorehari saat matahari
sudah tidak bersinar, Anda merasakan bahwa suhu di dalam mobil
lebih hangat dibanding suhu udara di luar mobil. Hal tersebut
disebabkan radiasi gelombang panjang yang dipancarkan kembali
oleh interior mobil tidak dapat menembus kaca sehingga terperangkap
di dalam mobil.

RADIASI PANJANG GELOMBANG


PENDEK DARI MATAHARI
MASUK

ENERGI RADIASI GELOMBANG


PANJANG TIDAK DITERUSKAN
KELUAR, TETAPI
TERPERANGKAP DI DALAM
RUMAH KACA

2
2. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan bumi memiliki efek seperti dimana panas matahari
terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti
karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga
panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi. Normalnya,
pada siang hari matahari menyinari bumi sehingga permukaan bumi
menjadi hangat, dan pada malam hari permukaan bumi mendingin.
Akan tetapi, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang
harusnya dipantulkan permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas
rumah kaca di atmosfer. Inilah mengapa bumi menjadi semakin
hangat dari tahun-ketahun.
Sinar matahari sampai ke permukaan bumi setelah melalui atmosfer
bumi. Atmosfer berfungsi menyaring, menyerap, dan memantulkan
radiasi sinar matahari yang datang padanya, seperti ditunjukkan pada
Gambar 11.2. Bumi memantulkan rata-rata 30% dari radiasi sinar
matahari, dua pertiganya atau sekitar 20% dipantulkan oleh awan, 6%
dihamburkan oleh partikel-partikel udara, dan 4% dipantulkan oleh
permukaan bumi. Tentu saja persentase radiasi yang dipantulkan
bumi bergantung pada jangkauan penutupan awan, jumlah debu di
atmosfer, dan luas salju serta tumbuh tumbuhan pada permukaan.
Perubahan besar dari variabel-variabel itu dapat meningkatkan atau
mengurangi pemantulan radiasi matahari, yang akhirnya mengarah ke
peningkatan pemanasan atau pendinginan atmosfer.

setelah melalui penyaringan, penyerapan, dan pemantulan, hanya


setengah dari radiasi matahari yang diserap oleh permukaan bumi.
Bebatuan, tanah, dan air menyerap energi radiasi matahari yang
sampai kepadanya, sehingga daratan menjadi hangat. Seperti pada
rumah kaca, material-material (batuan, tanah, dan air) ini akan
berfungsi sebagai sumber kalor yang lebih dingin dibanding matahari.
Pada gilirannya material sebagai sumber dingin ini akan

3
memancarkan kembali energi yang diserapnya menuju ke atmosfer
dalam bentuk radiasi IM yang

3
memiliki panjang gelombang lebih panjang. Frekuensi radiasi IM
yang dipancarkan oleh material-material di permukaan bumi ke
atmosfer sesuai dengan beberapa frekuensi alami getaran-getaran
molekul-molekul gas rumah kaca (terutama karbon dioksida dan uap
air).
Efek rumah kaca diusulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824,
ditemukan pada tahun 1860 oleh John Tyndall, dan pertama kali
diselidiki secara kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada tahun 1896,
serta diselidiki lebih lanjut pada tahun 1930 sampai dengan tahun
1960 oleh Guy Stewart Callendar.
Para ilmuwan telah mempelajari efek rumah kaca sejak tahun 1824.
Salah satu ilmuan bernama Joseph Fourier, mengatakan bahwa
adanya gas-gas rumah kaca tersebutlah yang membuat iklim bumi
layak huni. Tanpa efek rumah kaca, diperkirakan permukaan bumi
akan berubah sekitar 60°F atau 15,6° C lebih dingin.

Penamaan efek rumah kaca sendiri didasarkan, karena peristiwa yang


terjadi sama dengan rumah kaca, di mana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, dan tidak dapat menembus ke luar kaca.
Hal itu tentunya akan membuat suhu di dalam seisi rumah kaca
tersebut akan lebih tinggi dibandingkan di luarnya.

Proses efek rumah kaca terjadi ketika radiasi sinar matahari mengenai
atmosfer bumi. Radiasi panas yang dipantulkan oleh bumi akan
terhalang, sehingga panas tersebut terperangkap ke bumi.

Proses terperangkapnya panas itu, kemudian menyebabkan suhu bumi


meningkat. Gas rumah kaca membiarkan cahaya matahari masuk ke
dalam bumi, namun gas tersebut tidak bisa memantulkannya kembali
ke permukaan bumi.

4
4
 Penyebab terjadinya efek rumah kaca
Beberapa aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya efek rumah kaca di
antaranya, sebagai berikut:
 Hasil pembakaran bahas bakal fosil seperti minyak bumi, batu bara,
asap pabrik, dan hasil --- pembakaran bahan bakar dari kendaraan
bermotor.
 Tingginya pemakaian pupuk kimia dalam bidang pertanian.

 Adanya penebangan liar disertai dengan pembakaran hutan


(Deforestation).
 Penggunaan chlorofluorocarbons (CFCs) pada alat pendingin seperti
AC, secara berlebihan.
 Adanya emisi gas metana dari aktivitas lahan sawah pertanian,
hewan, dan lain-lain.

5
 Dampak terjadinya efek rumah kaca
Beberapa dampak yang timbul akibat adanya efek rumah kaca adalah:
- Adanya perubahan temperatur bumi yang semakin tinggi, menyebabkan
perubahan iklim di berbagai daerah di dunia.
 Kegagalan panen secara besar-besaran, akibat perubahan iklim yang
drastis.
 Mencairnya glasier (bongkahan es), sehingga menyebabkan naiknya
kadar air laut.
 Meningkatkan risiko kepunahan berbagai spesies makhluk hidup.
Penelitian dalam majalah Nature, mengungkapkan peningkatan suhu
dari adanya efek rumah kaca, dapat menyebabkan kepunahan lebih
dari satu juta spesies.
 Menipisnya lapisan ozon pada atmosfer, yang melindungi bumi dari
bahaya radiasi sinar ultra violet (UV).

B. Pemanasan Global
Pemanasan global (global warming) atau sekarang lebih dikenal sebagai
perubahan iklim global (climate change) adalah memanasnya iklim bumi
secara
umum. Memanasnya bumi telah diobservasi peneliti sejak tahun 1950-an
dan
terus bertambah panas sejak itu. Selain bertambah panas dari tahun ke
tahun, di beberapa wilayah di bumi mengalami perubahan cuaca yang
ekstrim. Oleh karena itulah fenomena ini disebut juga sebagai perubahan
iklim global (climate change).

1) Proses pemanasan global diawali dari cahaya matahari yang


menyinari permukaan bumi, panas dari cahaya matahari tersebut
kemudian akan diserap oleh bumi tetapi hanya sebagian saja,
sisanya akan dikembalikan lagi ke permukaan atmosfer

6
Akan tetapi karena di atmosfir banyak gas penyebab efek rumah
kaca seperti gas sulfur dioksida SO2, gas karbon dioksida (CO2),
dan metana, uap air dan masih banyak lagi. Hal tersebut
menyebabkan panas matahari tidak dapat dikembalikan dari
permukaan bumi dan terperangkap, sehingga panas matahari
akan memantul ke bumi lagi. Itulah yang terjadi secara terus –
menerus setiap hari. Makin banyaknya panas matahari yang
masuk ke bumi maka semakin banyak juga gas yang tidak dapat
dikembalikan ke atmosfer menyebabkan bumi semakin panas.
Fenomena inilah yang disebut dengan pemanasan global atau
global warming.
2) Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer. Oleh karena itu, penyebab pemanasan
global pastilah berkaitan dengan aktivitas manusia di seluruh dunia
yang meningkatkan gas rumah kaca. Hal itu juga tentu berkaitan
dengan pertambahan populasi penduduk, pertumbuhan teknologi
dan industri. Berikut secara singkat dijelaskan beberapa aktivitas
manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
a) Konsumsi energi bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil mengandung karbon, sehingga
pembakaran karbon pastilah menghasilkan gas rumah kaca
karbon dioksida.
b) Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dapat mengalami
pelapukan, misalnya daun, sayur, buah-buahan, kertas, dan
kayu. Sampah organik menghasilkan gas rumah kaca
metana (CH₂). Diperkirakan 1 ton sampah padat
menghasilkan 50 kg gas metana. Dengan demikian sampah
berpotensi besar mempercepat proses terjadinya
pemanasan global.
c) Kerusakan hutan

7
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbon
dioksida (CO₂) dan mengubahnya menjadi oksigen (O₂).
Gas karbon dioksida merupakan gas rumah kaca sehingga
kerusakan atau penggundulan hutan secara besar-besaran
berarti hilangnya faktor penyerap gas rumah kaca karbon
dioksida di atmosfer.
d) Pertanian dan Peternakan
Sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap
peningkatan emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah
yang tergenang, yang menghasilkan gas metana,
penggunaan pupuk, pembakaran sisa-sisa tanaman dan
pembusukan sisa-sisa pertanian.
e) Penggunaan listrik
Pembangkit listrik tenaga petroleum, gas alam, dan batu
bara sejauh ini merupakan penghasil emisi gas rumah kaca
terbesar kedua setelah industri pabrik. Di Amerika Serikat,
pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik
menghasilkan sekitar dua miliar ton limbah CO2 setiap
tahun.

8
3) Dampak pemanasan global

Berikut ini adalah beberapa dampak pemanasan global:


1) Perubahan Iklim dan Cuaca
Pemanasan Global mengakibatkan terjadinya perubahan iklim
dan cuaca di berbagai penjuru dunia. Hal ini dikarenakan
kondisi atmosfir yang berubah di berbagai lokasi akibat
pemanasan global tersebut. Perubahan iklim membuat
terjadinya perubahan musim juga siklus musim di berbagai
wilayah bumi akan mengalami perubahan atau menjadi tak
tentu. Hal ini menyebabkan banyak masalah bagi manusia,
misalnya perubahan musim hujan dan musim kemarau.
Dampak pergantian musim ini juga terjadi pada industri
pertanian dan peternakan. Musim tanam dan musim panen
yang tidak jelas akan mengakibatkan hasil pertanian dan
peternakan menjadi menurun.

9
2) Hujan Asam
Asap hasil pembakaran batubara dan minyak akan
menghasilkan emisi sulfur oksida dan nitrogen oksida. Ketika
kedua gas tersebut bereaksi di udara maka akan menghasilkan
asam nitrat, asam sulfat. Inilah yang kemudian mengakibatkan
terjadinya hujan asam. Hujan asam ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada benda-benda logam, merusak tanaman,
mengakibatkan kesulitan bernafas, dan lain sebagainya.

3) Es Kutub Utara dan Selatan Mencair


Sebagian besar area kutub utara dan selatan tertutup oleh es
yang dapat memantulkan cahaya matahari. Pemanasan global
akan membuat es di kutub utara dan selatan mencair. Jika es di
kutub utara dan selatan terus mencair maka panas matahari
akan semakin banyak terserap dan menimbulkan panas. Selain
itu, percepatan mencairnya es akan membuat berbagai
binatang di kutub utara dan selatan kehilangan habitatnya.

4) Permukaan Laut Naik


Es yang mencari dari kutub utara dan selatan akan mengalir
menuju laut. Pada akhirnya permukaan air laut akan semakin
tinggi secara perlahan-lahan. Menurut beberapa ilmuwan,
sepanjang abad 20 permukaan air laut telah naik hingga 25 cm.
Dan diperkirakan permukaan air laut akan terus naik hingga
mencapai 88 cm. Hal ini tentu saja akan membuat area daratan
di permukaan bumi semakin berkurang.

10
5) Ekologis Terganggu
Pemanasan global berdampak besar bagi semua mahluk hidup,
termasuk hewan dan tumbuhan. Aktivitas manusia yang
mengakibatkan pemanasan global akan membuat banyak
hewan melakukan migrasi ke tempat lain. Tumbuhan-
tumbuhan di suatu daerah bisa hilang atau mati karena
iklimnya sudah tidak sesuai dengan habitat aslinya.

6) Lapisan Ozon Menipis


Lapisan ozon merupakan lapisan yang menyelimuti bumi
sehingga tidak terkena radiasi langsung dari sinar matahari.
Pemanasan global mengakibatkan lapisan ozon ini semakin
menipis bahkan rusak. Dampak dari kerusakan lapisan ozon ini
adalah sinar matahari yang langsung mengenai kulit manusia.
Sinar ultraviolet yang langsung mengenai kulit dapat
mengakibatkan penyakit kulit hingga kanker kulit.

4) Cara Mengatasi Pemanasan Global

Pemanasan global dapat diatasi dengan tindakan nyata oleh semua


umat manusia di berbagai penjuru dunia. Eksploitasi alam yang
selama ini dilakukan harus dikendalikan dengan baik. Mengacu
pada pengertian pemanasan global di atas, berikut ini adalah
beberapa upaya sederhana untuk mengatasinya:

a. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor


Kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan manusia saat ini
sebagai alat transportasi. Namun, kita sering lupa bahwa asap
kendaraan bermotor menyumbang CO2 yang mengakibatkan
pemanasan global. Untuk mencegah pemanasan global, kita bisa
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggunakan

11
angkutan massal. Dengan begitu, polusi udara akan berkurang
dan dapat membantu mengatasi pemanasan global.
b. Menjaga Kelestarian Alam Eksploitasi hasil alam yang berlebihan
lebih banyak merugikan ketimbang menguntungkan untuk jangka
panjang. Penebangan dan pembakaran hutan untuk membuka
lahan sudah seharusnya dikendalikan atau dihentikan. Menanam
kembali pohon di lahan yang dibakar/ditebang merupakan langkah
konkrit yang bisa dilakukan untuk mengatasi pemanasan global.

c. Mengontrol Pemakaian Listrik Penggunaan listrik yang


berlebihan juga dapat menimbulkan pemanasan global. Hal ini
terkesan sangat sepele namun dampaknya sangat besar. Lampu-
lampu dan peralatan listrik dapat mengeluarkan panas. Bayangkan
berapa
besar panas yang dikeluarkan bila seluruh manusia di bumi
menggunakan listrik secara berlebihan. Selain membantu
mengatasi pemanasan global, dengan mengontrol pemakaian
listrik maka kita akan lebih hemat energi dan hemat biaya.

d. Mengendalikan Limbah Limbah dapat mengeluarkan gas


berbahaya ke udara. Gas berbahaya ini selain menimbulkan bau
busuk, juga dapat menyebabkan efek rumah kaca yang
menyebabkan panas matahari terperangkap di permukaan bumi.
Dengan mengendalikan limbah, baik limbah rumah tangga
maupun limbah industri, maka hal ini dapat membantu mengatasi
pemanasan global.

5) Perjanjian Internasional Kerja sama internasional diperlukan untuk


mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Ada dua
perjanjian internasional terkait untuk menghadapi masalah

12
gas rumah kaca yaitu Protokol Montreal dan Protokol Kyoto.

12
Perjanjian internasional yang pertama yaitu Protokol Montreal
adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk
melindungi lapisan ozon dengan meniadakan produksi sejumlah
zat yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan
ozon. Traktat ini terbuka untuk ditandatangani pada 16 September
1987 dan berlaku sejak 1 Januari 1989. Sejak itu, traktat ini telah
mengalami lima kali revisi yaitu pada 1990 di London, 1992 di
Kopenhagen, 1995 di Vienna, 1997 di Montreal dan 1999 di
Beijing.
Protokol Montreal merupakan perjanjian antarbangsa yang
dibentuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan bertanggung
jawab untuk menghentikan penggunaan zat berbahaya yang
mengikis ozon, seperti klorofluorokarbon (CFC) dan
hidrofluorokarbon (HCFC). Negara-negara yang meratifikasi
Amandemen Kigali pada protokol montreal berkomitmen
memangkas proyeksi produksi dan konsumsi gas yang dikenal
dengan hydrofluorocarbons (HFCs) lebih dari 80 persen. Sejauh ini
99 negara telah memulainya dari total 197 negara. Perjanjian
internasional yang kedua yaitu Protokol Kyoto adalah sebuah
amendemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional
tentang pemanasan global yang disepakati pada tahun 1997 di
Jepang yang disepakatii 160 negara.

13
Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk
mengurangi
emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca
lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka
menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang
telah dikaitkan dengan pemanasan global. Temuan ini menjadi
krusial saat seluruh dunia baru-baru ini dibuat cemas oleh pesan
dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Oktober 2018,
IPCC menyatakan temuan bahwa dunia hanya punya waktu 12
tahun untuk membatasi pemanasan global pada level 1,5 derajat
celcius. Jika di atas angka itu akan membawa dampak ekstrim yang
luas pada kehidupan manusia dan ekosistem.

14

Anda mungkin juga menyukai