OLEH:
NO. ABSEN: 30
KELAS: XI MIPA 3
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya efek
rumah kaca (Green house Effect) serta dampaknya bagi kehidupan di bumi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa Inggris disebut dengan green house
effect, pada awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah
berkilim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan
sayur-mayur di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca
karena sifat kaca yang mudah meneyerap panas dan sulit melepas panas. Di dalam
rumah kaca tersebut suhunya lebih tinggi daripada di luar rumah kaca. Hal ini
dikarenakan cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantukan kembali oleh
benda-benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas berupa
gelombang sinar infra merah. Akan tetapi, gelombang panas tersebut
terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara
dingin di luar ruangan.
Sementara itu, efek rumah kaca sendiri memiliki arti sebuah istilah untuk
menggambarkan kondisi bumi yang memiliki efek seperti rumah kaca (dapat
dilihat pada penjelasan di atas). Panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi.
Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) bisa menahan panas matahari
yang mengakibatkan panas matahari terperangkap di atmosfer bumi.
Para ilmuwan telah mempelajari efek rumah kaca sejak tahun 1824. Salah satu
ilmuwan tersebut adalah Joseph Fourier, yang kemudian dikenal sebagai penemu
efek rumah kaca dan pertama kali dilaporkan kuantitatif oleh Svante Arrhenius
pada tahun 1896. Joseph Fourier mengatakan bahwa adanya gas-gas rumah kaca
tersebutlah yang membuat iklimdi bumi layak huni. Tanpa efek rumah kaca,
diperkirakan permukaan bumi akan berubah sekitar 60 oF atau 15,6o lebih dingin.
Suhu bumi akan menjadi sangat dingin dan beku, seperti halnya juga yang terjadi
pada planet Mars.
Dalam kondisi normal, matahari menyinari bumi pada siang hari sehingga
permukaannya akan terasa hangat. Sementara pada malam hari permukaan bumi
akan terasa dingin. Namun, lantaran ada efek rumah kaca, sebagian panas yang
seharusnya dipantulkan permukaan bumi itu diperangkap oleh gas-gas rumah
kaca di atmosfer. Itulah yang menyebabkan bumi makin hangat dari tahun ke
tahun. Apabila konsentrasi gas-gas rumah kaca kian meningkat di atmosfer, efek
rumah kaca akan semakin besar.
Pengertian Efek Rumah Kaca Menurut Para Ahli
PEMBAHASAN
Proses efek rumah kaca terjadi ketika radiasi sinar matahari mengenai
atmosfer bumi. Radiasi panas yang dipantulkan oleh bumi akan terhalang,
sehingga panas tersebut terperangkap ke bumi. Proses terperangkapnya panas
itu, kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas rumah kaca
membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam bumi namun gas tersebut tidak
bisa memantulkannya kembali ke permukaan bumi.
Energi yang masuk ke bumi:
25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer.
25% diserap awan.
45% diserap permukaan bumi.
10% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Efek rumah kaca disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas CO2, dan gas-gas
lainnya CH4, NO2, HFCs, PFCs, dan SF6 di atmosfer yang disebut gas rumah
kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorpsinya.
Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil
kegiatan manusia. Namun, sebagian besar yang menyebabkan terjadinya
perubahan komposisi gas rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang
teremisikan ke angkasa sebagai hasil dari aktivitas manusia untuk membangun
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini. Aktivitas-aktivitas tersebut di
antaranya dari kegiatan perindustrian, penyediaan energi listrik, transportasi dan
hal lain yang bersifat membakar suatu bahan. Sedangkan dari peristiwa secara
alam juga menghasilkan/mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan
gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kegiatan
bernafaspun mengelurkan gas rumah kaca. Selain itu, aktivitas manusia dalam
alih guna lahan juga mengemisikan gas rumah kaca.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi,
10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer,
34% dipantukan oleh awan dan permukaan bumi 42% membuat bumi menjadi
panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk
berfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak
diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh
tanaman dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas
inframerah dari pemukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. gas-
gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.
Dalam skala yang lebh kecil, hal yang sama juga terjadi di dalam rumah
kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, kemudian masuk ke dalam rumah
kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa
sinar inframerah dan tertahan oleh atap kaca yang mengakibatkan udara di
dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek
memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau “Green House Effect”.
Gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca.
Mekanisme kerja gas rumah kaca adalah sebagai berikut-sesuai urutan
lapisan atmosfer-berturut-turut: troposfir, stratosfir, mesofir, dan termosfir.
Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek
rumah kaca.
Terlepas dari bahaya efek rumah kaca yang sudah dipaparkan, kita masih bisa
melakukan suatu upaya untuk setidaknya dapat mengurangi dampak efek rumah kaca
bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.
PENUTUP
Oleh karena itu, tentunya harus ada penanggulangan agar dampak dari efek
rumah kaca tidak semakin parah dan berimbas pada kehidupan kita nantinya. Banyak
hal yang bisa dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi dampak tersebut, di
antaranya penghematan dalam menggunakan listrik penggunaan kendaraan kendaraan
bermotor atau bahan bakar, penanaman pohon, serta daur ulang sampah.
Putri, Salwa Nabila Hadi. 2014. “(DOC) Makalah efek rumah kaca – deni putra
– Academia.edu”. Tersedia di https://www.academia.edu. Diakses pada tanggal 23
Maret 2022.
Putri, Salwa Nabila Hadi. 2021. “Efek Rumah Kaca: Proses, Penyebab, dan
Dampak Terjadinya – Detikcom”. Tersedia di https://www.detik.com. Diakses pada
tanggal 23 Maret.
Putri, Salwa Nabila Hadi. 2021. “Pengertian Efek Rumah Kaca, Proses
Terjadinya & Dampaknya- Gramedia.com”. Tersedia di https://www.gramedia.com.
Diakses pada tanggal 23 Maret.
Putri, Salwa Nabila Hadi. Tidak tertera. “Efek rumah kaca – Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas”. Tersedia di https://id.m.wikipedia.org. Diakses pada
tanggal 23 Maret.
KESAN & PESAN
Dulu, saya pikir fisika adalah mata pelajaran yang sulit, membosankan dengan
berbagai jajaran huruf, angka, dan simbol yang bersatu menjadi sebuah rumus.
Pandangan itu tercipta ketika saya berada di kelas 9. Saat itu saya merasa begitu
hopeless dengan mapel ini. Namun, akhirnya saya mengerti bagaimana pandangan itu
bisa terbangun, kuncinya terletak pada saya yang sudah takut lebih dulu dengan guru
pengajar fisika saat SMP dulu. Selama pelajaran saya tidak benar-benar memusatkan
perhatian pada sang guru, melainkan lebih mempedulikan gejolak perasaan takut
ditunjuk maju untuk mengerjakan soal.
Dan sampailah pada bangku SMA, di mana saya mengetahui sebuah fakta
bahwa sebenarnya fisika tidak jauh berbeda dengan matematika. Yang membedakan
hanyalah pada setiap soal matematika, hanya memerlukan satu rumus dan itu sudah
tentu pasti alias paten. Sementara pada setiap soal fisika, bisa memerlukan lebih dari
tiga rumus sekaligus. Terdengar begitu rumit, namun itulah kenyataannya.
Akan tetapi, ketika memasuki SMA, saya mulai menghilangkan pandangan itu,
dan merubah hapalan untuk bisa sejalan dengan penerapan. Buktinya, saya sedikit
mulai paham dengan pelajaran ini. Meskipun tak mendapat nilai banyak dan sempat
remidi satu kali ketika ulangan, setidaknya pemahaman saya terhadap mapel ini
semakin berkembang. Hal ini mungkin juga terjadi karena saya tidak merasakan takut
pada guru pengajar, Bu Anna.
Banyak yang bilang jika Bu Anna cukup galak, tetapi entahlah, saya malah
tidak merasa takut. Awal PTM saya memang sempat merasa takut, tetapi seiring
berjalannya waktu, saya mulai bisa melawan perasaan takut. Toh, sejauh ini Bu Anna
sendiri tidak pernah terlihat begitu marah, hanya sebatas membentak karena saat itu
kelas sangat berisik. Itu wajar.
Namun apapun itu, terima kasih banyak untuk Bu Anna yang sudah membuat
saya mulai suka dengan pelajaran fisika, juga membuat saya mulai memahami materi
walau tak sepenuhnya.