Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FISIKA

“PEMANASAN GLOBAL”

Disusun Oleh :
Nama : Titania Sekar Tyas Demica
No : 34
Kelas : XH

SMA NEGERI 1 CAWAS


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemanasan global adalah meningkatnya temperatur akibat peningkatan jumlah
emisi gas efek rumah kaca di bumi secara keseluruhan, meliputi peningkatan atmosfer,
temperatur laut, maupun daratan yang berdampak secara langsung maupun tidak
langsung terhadap masa depan dan eksistensi bumi termasuk manusia dan seluruh
makhluk hidup didalamnya.
Sadar atau tidak, kini kita telah mengalami dampak yang terjadi dari
pemanasan global, misalnya tenggelamnya pulau – pulau kecil maupun iklim yang
tidak menentu. Fenomena ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu penulis
memilih pemanasan global sebagai topik dalam makalah ini selain berdasarkan tugas
yang diberikan, juga ingin mendalami tentang makna, penyebab, dampak, dan solusi
dari pemanasan global yang terjadi di bumi kita ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pemanasan global ?
2. Bagaimana pemanasan global dapat terjadi ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global ?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak yang ditimbulkan pemanasan global ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi mengenai pengertian dan konsep dari pemanasan global
2. Memberikan informasi mengenai penyebab timbulnya pemanasan global
3. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan pemanasan global
4. Memberikan informasi mengenai solusi dari pemanasan global
D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan,
referensi pembaca serta mengingatkan kembali mengenai fenomena pemanasan global
di bumi, dari makna, penyebab, dampak, maupun solusinya.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pemanasan global adalah suatu bentuk fenomena terjadinya ketidakseimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan di bumi dari tahun ke tahun akibat emisi gas rumah kaca, seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC),
perfluorokarbon (PFC), dan sulfur heksafluorida (SF6) di atmosfer, yang umumnya
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta
akibat penggundulan dan pembakaran hutan yang dilakukan oleh manusia.
Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca, ia semakin menjadi
insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi,
yang kemudian peristiwa ini disebut sebagai efek rumah kaca. Peristiwa tersebut
sebenarnya menjaga bumi agar tetap dalam kondisi hangat dan tidak membeku, namun
jika intensitasnya berlebih sifatnya sangat merusak karena semua panas terperangkap
di dalam bumi dan suhu umum bumi secara universal meningkat yang menyebabkan
banyak hal seperti mencairnya es di bagian kutub, tidak menentunya cuaca, hewan –
hewan yang kehilangan habitatnya, dan timbulnya berbagai macam penyakit, misalnya
kanker kulit.

B. Penyebab
 Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian
besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi
ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
bumi. Oleh karena itu suhu di permukaan bumi akan meningkat, dan terjadilah efek
rumah kaca. Peningkatan kadar gas rumah kaca menyebabkan meningkatnya
intensitas efek rumah kaca, sehingga menyebabkan pemanasan global.
Banyak orang termasuk para ahli yang menuding bahwa penyebab kenaikan
temperatrur bumi adalah aktivitas-aktivitas manusia yang memicu dan mendorong
timbulnya gas efek rumah kaca. Berbagai aktivitas manusia yang memicu
peningkatan gas efek rumah kaca antara lain kegiatan industri, pembabatan hutan
secara terus-menerus, kendaraan bermotor, kegiatan peternakan dan rumah tangga.
Pemicu atau penyumbang gas efek rumah tangga yang dominan adalah kegiatan
industri (dan pabrik-pabrik), kendaraan bermotor, dan perambahan hutan yang
berlangsung secara terus-menerus.
 Lubang Ozon
Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan ditemui di lapisan stratosfer yaitu
lapisan awan yang terletak antara 15 - 35 km dari permukaan bumi. Istilah 'lapisan
ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan inggris,
BAC menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut
merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi.
Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di
mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk
ozon .Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer.
Semakin banyak senyawa yang mengandung khlor dan brom perusakan lapisan
ozon semakin parah.
Penyebab terbentuknya lubang ozon ada tiga. Sinar matahari, halogen dan
temperatur rendah. Di saat temperatur turun melebihi ambang batas, awan
terbentuk di stratosfer. Halogen, khususnya polutan, seperti klorin dan brom,
berubah menjadi senyawa kimia yang bereaksi dengan cepat di ozon. Berdasar
hasil penelitian ilmuwan lainnya, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari
radiasi UV-B ini semakin menipis.
Gas CFC atau freon disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya
penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari
es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut
terutamanya bagi kilang-kilang elektronik. Sehingga kegiatan manusia merupakan
faktor utama dalam pembentukan lubang ozon. Seperti halnya karbondioksida,
CFC juga merupakan gas rumah kaca dan berpotensi terhadap pemanasan global
jauh lebih tinggi dibanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC di
atmosfer mempercepat laju pemanasan global. CFC akan tetap berada di atmosfer
dalam waktu berabad -abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan
ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama.
 Efek balik
Contohnya pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan lebih
meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan
gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap
air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Keadaan
ini menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 itu sendiri. Peristiwa efek balik ini dapat
meningkatkan kandungan air absolut di udara, namun kelembaban relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat.
Karena usia CO2 yang panjang di atmosfer maka efek balik ini secara perlahan
dapat dibalikkan.
Selain penguapan, awan diduga menjadi efek balik. Radiasi infra merah akan
dipantulkan kembali ke bumi oleh awan, sehingga akan meningkatkan efek
pemanasan. Sementara awan tersebut akan memantulkan pula sinar Matahari dan
radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Efek balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan
cahaya oleh es. Lapisan es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan
yang terus meningkat ketika temperatur global meningkat. Bersamaan dengan
mencairnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Daratan maupun
air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan
dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Kejadian
ini akan menambah faktor penyebab pemanasan dan menimbulkan lebih banyak
lagi es yang mencair, sehingga menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap pemanasan global adalah efek
balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost). Selain itu, es yang mencair juga akan melepas CH4 yang juga dapat
menimbulkan umpan balik positif.
C. Dampak
 Bidang Kesehatan
1. Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas.
2. Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang hangat
akan memperbanyak polutan
3. Meningkatnya penyakit – penyakit tropis, seperti demam kuning dan
encephalitis
4. Meningkatnya penularan penyakit seperti DBD dan malaria
5. Timbulnya kanker kulit, katarak, penurunan kekebalan tubuh, dan melemahnya
sistem kekebalan tubuh.
 Bidang Ekologi dan Zoologi
1. Hewan – hewan melakukan migrasi untuk mendapatkan habitat baru
2. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan
produktivitas primer
3. perubahan terhadap resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan
organisme tertentu
4. laju produktivitas primer ikan berubah
5. punahnya hewan yang tidak dapat beradaptasi
6. munculnya kemampuan baru pada hewan yang telah berevolusi setelah adaptasi
selama pemanasan global
 Bidang Iklimatologi dan Geografi
1. gunung – gunung es akan mencair
2. daratan akan mengecil karena air laut yang terus meningkat
3. daerah – daerah yang sebelumya mengalami salju ringan mungkin tidak akan
mengalaminya lagi
4. di daerah subtropis pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
salju akan lebih cepat mencair
5. bertambahnya frekuensi dan intensitas banjir
6. temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat
7. daerah tropis akan menjadi lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan
8. mencairnya es di kutub utara maupun selatan.
9. meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim
10. perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan
terjadinya perubahan arus laut.
11. siklus air berubah
 Bidang Pertanian dan Perikanan
1. menurunnya produktivitas pertanian, khususnya pada wilayah pantai akibat
naiknya temperatur bumi
2. terjadinya iklim ekstrim yang meningkat, sehingga sektor pertanan akan
kehilangan produksi akibat bencana kekeringan dan banjir yang silih berganti
3. kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan
banjir
4. tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama
5. masa tanam lebih lama di beberapa area
6. Hasil tangkapan berkurang karena perubahan jalur migrasi ikan

D. Solusi
1. Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di
lahan-lahan kritis. Dalam hal ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan
menghasilkan oksigen yang berarti akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat
dikurangi.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi
penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Emisi gas
karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan
bakar fosil. Untuk mengatasinya bisa dengan menggunakan energi matahari, air,
angin, dan bioenergi. Di daerah tropis, misalnya dengan mobil tenaga surya,
listrik tenaga surya. Selain itu ada bioenergi, antara lain biji tanaman jarak
(Jathropa. sp) yang menghasilkan minyak.
3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan
kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon.
Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu
dikembangkan, misalnya dari sampah organik. Sampah yang akan dibuang
sebaliknya dipilah agar dapat didaur ulang.
4. Penegakan Hukum. Hutan di Indonesia sekarang sudah berkurang karena illegal
logging maupun pembakaran hutan untuk dijadikan lahan. Untuk melestarikannya
maka diperlukan dasar hukum yang mengatur sektor perhutanan.
5. Mengubah kebiasaan individu, seperti mengurangi penggunaan listrik yang
berlebihan atau pemborosan seperti memakai lampu hemat listrik, memakai air
secukupnya, mematikan lampu atau AC saat tidak dipakai, dan mengurangi
produk yang menggunakan gas emisi rumah kaca seperti AC, kulkas dan parfum
6. Gaya hidup ramah lingkungan, misalnya berbelanja dengan membawa kantung
atau tas sendiri, mencatat dengan handphone, mengeringkan rambut dengan
handuk, mengeringkan cucian dengan sinar matahari, dan berjalan kaki atau
menggunakan transportasi umum saat berpergian.
7. Menjadi vegetarian. Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan
membutuhkan banyak air. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Selain itu, United
Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The
Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per
tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya
menyumbang190 kg CO2
8. Pendidikan lingkungan hidup. Agar lebih mencintai alam, diperlukan penyuluhan
kepada masyarakat dari usia dini tentang wawasan lingkungan, misalnya agar
memilah sampah, tidak membakar sampah, dan menanam pohon.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemanasan global adalah fenomena meningkatnya suhu di bumi secara
universal, baik di atmosfer, laut, maupun daratan karena terperangkapnya energi panas
yang dipancarkan matahari di dalam bumi; disebabkan oleh gas – gas rumah kaca;
dimana gas tersebut bisa saja ditimbulkan oleh manusia maupun alam. Dampaknya
sangat banyak, meliputi bidang kesehatan, ekosistem, cuaca, dan geografi. Fenomena
ini dapat kita atasi dengan gaya hidup ramah lingkungan dan wawasan lingkungan
sejak dini.

B. Saran
Untuk mencegah pemanasan global perlu kerjasama seluruh manusia di bumi
untuk lebih menjaga dan mencintai lingkungannya, misalnya tidak melakukan
pemborosan ataupun produk yang dapat menambah gas emisi rumah kaca, selain itu
bisa juga dengan mengubah gaya hidup yang ramah lingkungan seperti membawa
kantung belanja sendiri dan menjadi vegetarian.
DAFTAR PUSTAKA

Sinaga, Deddy. “Makalah Pemanasan Global” 2013. (Online),


(https://bhianrangga.files.wordpress.com/2013/12/makalah-pemanasan-global.pdf)
Utina, Ramli. “Pemanasan Global : Dampak dan Upaya Meminimalisasinya” (Online),
(http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/324/PEMANASAN-GLOBAL-Dampak-dan-
Upaya-Meminimalisasinya.pdf)
Fadliah. “Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi” (Online),
(http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/576/527)
Raha, Septian. “Makalah Pemanasan Global” (Online),
(https://www.academia.edu/5160586/MAKALAH_PEMANASAN_GLOBAL)
Muhi, Ali Hanapiah. “Praktek Lingkungan Hidup” 2011. (Online),
(http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/PEMANASAN-
GLOBAL.pdf)
Warjono, Tarsoen. “Pemanasan Global” 2009. (Online),
(https://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/files/2009/12/15-pemanasan-global.pdf)
Padmaningrum, Regina Tutik “Pemanasan Global” (Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik-padmaningrum-dra-msi/
c9pemanasan-globalregina-tutikuny.pdf)

Anda mungkin juga menyukai