Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS ALIRAN ENERGI PADA EFEK RUMAH KACA

DAN DAMPAKNYA BAGI BUMI


A’an Nasihul Fiqhi El Haqque, Alyaa Anggraini Huwaidaa*, Dimas Raihan
Alghifary, Fitrotun Nisa
Program Studi Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut
Teknologi Bandung
Jl. Let. Jen. Purn. Dr. (HC) Mashudi No.1 45363, Jatinangor, Indonesia
email: *alyaaanggraini17@gmail.com

Abstrak
Efek rumah kaca merupakan masalah umum yang terjadi di seluruh belahan dunia yang disebabkan
oleh emisi CO2 ke atmosfer. Setiap sumber energi berkarbon yang dalam prosesnya memerlukan
pembakaran akan mengemisikan CO2 ke atmosfer. Emisi CO2 yang melebihi kemampuan
penyerapan CO2 oleh tumbuhan, akan merusak lapisan ozon. Ketika lapisan ozon rusak, maka
kemampuan atmosfer dalam memantulkan radiasi panas matahari akan berkurang sehingga radiasi
panas akan diserap dan disimpan. Tujuan dari pembuatan esai ilmiah ini adalah untuk
menganalisis aliran energi pada efek rumah kaca beserta dampak negatifnya. Pada umumnya
tingkat emisi CO2 pada setiap tahunnya memiliki tren kenaikan. Terlebih lagi di Indonesia pada
tahun 2007 hingga 2014 selalu mengalami kenaikan. Peningkatan ini disebabkan oleh sumber
energi listrik mayoritas berasal dari PLTU yang masih menggunakan sumber energi dari bahan
bakar, tren masyarakat yang menggunakan bahan bakar minyak dalam memasak, dan juga
pembakaran sampah. Ketika radiasi Matahari sampai ke Bumi, 25% dipantulkan kembali ke
angkasa oleh atmosfer atau partikel lainnya, 25% diserap oleh atmosfer, 45% diteruskan ke
permukaan Bumi dan kemudian 5% diterima dan dipantulkan kembali oleh Bumi dalam bentuk
gelombang panjang berupa energi panas (sinar inframerah). Dari panas permukaan yang ditangkap
oleh atmosfer, lebih dari 75% dapat dikaitkan dengan aksi efek rumah kaca yang menyerap radiasi
termal yang dipancarkan oleh permukaan bumi. Dampak dari efek rumah kaca adalah memanasnya
suhu global bumi, perubahan iklim global, mencairnya es kutub, dan lain hal. Jadi, emisi CO2 yang
merupakan agen pembentuk efek rumah kaca harus diminimalisasi agar tidak menimbulkan efek
kerugian yang berlanjut bagi bumi.
Kata kunci: CO2, efek rumah kaca, energi panas, radiasi.

ANALYSIS OF ENERGY FLOW ON EFFECT OF


GREENHOUSE AND ITS IMPACT FOR EARTH
Abstract
The greenhouse effect is a common problem that occurs in all parts of the world caused by CO 2
emissions to the atmosphere. Every carbon energy source that in its process requires combustion
will emit CO₂ into the atmosphere. CO2 emissions that exceed the ability of CO2 absorption by
plants, will damage the ozone layer. When the ozone layer is damaged, the ability of the
atmosphere to reflect solar heat radiation will be reduced so that the heat radiation will be absorbed
and stored. The purpose of making this scientific essay is to analyze the flow of energy on the
greenhouse effect and its negative effects. In general, the level of CO2 emissions every year has an
upward trend. Moreover in Indonesia in 2007 to 2014 it always experienced an increase. This
increase was caused by the majority of electrical energy sources coming from the power plant
which still uses energy sources from fuel, the trend of people who use fuel oil in cooking, and also
burning waste. When solar radiation reaches Earth, 25% is reflected back into space by the
atmosphere or other particles, 25% is absorbed by the atmosphere, 45% is transmitted to the Earth's
surface and then 5% is received and reflected back by the Earth in the form of long waves in the
form of heat energy (light infrared). Of the surface heat captured by the atmosphere, more than
75% can be attributed to the action of the greenhouse effect which absorbs thermal radiation
emitted by the earth's surface. The impact of the greenhouse effect is heating up the global
temperature of the earth, global climate change, melting of polar ice, and so on. So, CO₂ emissions
which are the agents that form the greenhouse effect must be minimized so as not to cause a
continuing loss effect on the earth.
Keywords : CO₂, Greenhouse effect, heat energy, radiation.

BAB I atmosfer bumi. Peristiwa ini dikenal


PENDAHULUAN dengan Efek Rumah Kaca (Green
1.1 Pendahuluan House Effect = GHE) karena
Secara alamiah cahaya matahari peristiwanya sama dengan rumah
(radiasi gelombang pendek) yang kaca, di mana panas yang masuk akan
menyentuh permukaan bumi akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat
berubah menjadi panas dan menembus ke luar kaca, sehingga
menghangatkan bumi. Sebagian dari dapat menghangatkan seisi rumah
panas ini akan dipantulkan kembali kaca tersebut. Peristiwa alam ini
oleh permukaan bumi ke angkasa luar menyebabkan bumi menjadi hangat
sebagai radiasi inframerah gelombang dan layak ditempati manusia, karena
panjang. Sebagian panas sinar jika tidak ada Efek Rumah Kaca maka
matahari yang dipantulkan itu akan suhu permukaan bumi akan 33 derajat
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang Celcius lebih dingin. Akan tetapi, bila
menyelimuti bumi (disebut gas rumah gas-gas ini semakin berlebih di
kaca seperti : uap air, karbon-dioksida atmosfer dan berlanjut, akibatnya
/ CO₂ dan metana) sehingga panas pemanasan bumi akan berkelebihan
sinar tersebut terperangkap di dan akan semakin berlanjut. Efek
rumah kaca, yang pertama kali inframerah tersebut tertahan
diusulkan oleh Joseph Fourier pada olehawan, gas CO₂, dan gas lainnya
tahun 1824, merupakan proses sehingga terpantul kembali ke
pemanasan permukaan suatu benda permukaan bumi. Dengan
langit (terutama pada planet atau meningkatnya konsentrasi gas CO₂
satelit) yang disebabkan oleh dan gas-gas lain di atmosfir maka
komposisi dan keadaan atmosfernya. semakin banyak pula gelombang
Efek rumah kaca hanya terjadi pada panas yang dipantulkan bumi dan
planet-planet yang mempunyai diserap atmosfir. Dengan perkataan
lapisan atmosfer seperti Bumi, Mars, lain semakin banyak jumlah gas
Venus, dan satelit alami Saturnus rumah kaca yang berada di atmosfir,
(Titan). Efek rumah kaca disebabkan maka semakin banyak pula panas
karena naikknya konsentrasi gas matahari yang terperangkap di
Karbondioksida (CO₂) dan gas-gas permukaan bumi. Akibatnya suhu
lainnya di atmosfer. Kenaikan permukaan bumi akan naik. Sudah
konsentrasi gas CO₂ ini terjadi akibat disebutkan di atas bahwa efek rumah
kenaikan pembakaran bahan bakar kaca terjadi karena emisi gas rumah
minyak (BBM), batu bara, dan bahan kaca. Meningkatnya gas rumah kaca
bakar organik lainnya yang tersebut dikontribusi oleh hal-hal
melampaui kemampuan tumbuhan- berikut: energi, kehutanan, peternakan
tumbuhan dan laut untuk dan pertanian, dan sampah.
mengabsorsinya. Bahan- bahan di Meningkatnya suhu
permukaan bumi yang berperan aktif permukaan bumi akan mengakibatkan
untuk mengabsorsi hasil pembakaran adanya perubahan iklim yang sangat
tadi ialah tumbuh- tumbuhan, hutan, ekstrim di bumi. Hal ini dapat
dan laut. Jadi bisa dimengerti bila mengakibatkan terganggunya hutan
hutan semakin gundul , maka panas di dan ekosistem lainnya sehingga
bumi akan semakin naik. mengurangi kemampuannya untuk
Energi yang diabsorsi dipantulkan menyerap karbondioksidadi atmosfir.
kembali dalam bentuk radiasi infra Pemanasan global mengakibatkan
merah olehawan dan permukaan mencairnya gunung-gunung es di
bumi. Hanya saja sebagian sinar daerah kutub yang dapat
menyebabkan naiknya permukaan air terperangkap dalam atmosfer bumi.
laut. Efek rumah kaca juga akan Gasgas tersebut juga dihasilkan oleh
mengakibatkan meningkatnya suhu aktivitas bisnis sehingga para pelaku
air laut sehingga air laut mengembang bisnis sudah sepatutnya memberikan
dan terjadi kenaikan permukaan laut informasi mengenai peran mereka dalam
yang mengakibatkan negara yang mempercepat timbulnya pemanasan
berupa kepulauan akan mendapat global. Beberapa penelitian
pengaruh yang sangat besar. menggunakan istilah pengungkapan
BAB II karbon (carbon disclosure) karena
TINJAUAN PUSTAKA DAN sebagian besar unsur yang dikeluarkan
METODOLOGI dan yang berkontribusi dalam

2.1 Tinjauan Pustaka pemanasan global ialah karbon (Choi et

Efek rumah kaca adalah proses al. 2013). Namun demikian, emisi

masuknya radiasi dari matahari dan pendukung timbulnya pemanasan global

terjebaknya radiasi di dalam atmosfer bukan hanya dari unsur karbon saja

akibat GRK sehingga menaikkan suhu (seperti natrium (N), fluor (F), dan lain-

permukaan bumi. Pada proporsi tertentu, lain) sehingga beberapa penelitian

efek rumah kaca yang memberikan menggunakan istilah pengungkapan

kesempatan kehidupan berbagai emisi GRK (Rankin et al. 2011).

makhluk di bumi ini. Artinya efek rumah 2.2 Metode Penelitian

kaca bukan sesuatu yang buruk, namun Penelitian merupakan penelitian

memberikan manfaat bagi kehidupan. studi literature dengan menelaah 1 jurnal

Gas rumah kaca (GRK) merupakan yang berjudul “JURNAL TEKNIK

gas-gas hasil pemanasan bumi yang SIPIL Jurnal Teoretis dan Terapan

kemudian dilepaskan menuju atmosfer Bidang Rekayasa Sipil ‘Analisis

sehingga menyebabkan terbentuknya Konsumsi Energi dan Gas Rumah Kaca

efek rumah kaca (Riebeek 2010). Efek pada Tahap Konstruksi Studi Kasus :

rumah kaca terjadi karena peningkatan Konsteruksi Jalan Cisumdawu’.” dan 1

emisi gas-gas, seperti karbondioksida paper yang berjudul “Pengungkapan

(CO), metana (CH4), dinitrooksida Emisi Gas Rumah Kaca, Kinerja

(N₂O), chlorofluorocarbons (CFC), dan Lingkungan dan nilai perusahaan”.


Metode yang digunakan dalam Gas
lain-lain, sehingga energi matahari
Rumah Kaca yaitu metode kualitatif dan Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan kajian
(Sumber : Sunarti et al, 2017)
kuantitatif untuk menghasilkan
kesimpulan dan rekomendasi yang tepat. Proses pengerjaan kajian dilakukan
Metode kualitatif digunakan untuk melalui beberapa tahap, yaitu:
menjelaskan fenomena yang terjadi pada 1. Pengumpulan data berupa data
data konsumsi energi di Indonesia. aktivitas dan faktor emisi sektor
Metode kuantitatif digunakan untuk energi.
menghasilkan kesimpulan yang tepat 2. Perhitungan emisi GRK sektor
dari perhitungan yang dilakukan. Metode energi berdasarkan data-data yang
kualitatif dilakukan melalui studi telah dihimpun.
literatur serta diskusi dengan para pakar 3. Diskusi hasil perhitungan emisi
dan akademisi di bidang energi dan GRK sektor energi dengan para
lingkungan. Metode kuantitatif pakar, unit-unit terkait di
dilakukan melalui metode perhitungan lingkungan Kementerian ESDM,
yang telah disepakati secara dan Kementerian/Lembaga terkait.
internasional (Sunarti et al, 2017). 4. Finalisasi hasil perhitungan emisi
Berikut ini merupakan tahapan GRK sektor energi untuk
pelaksanaan kajian emisi GRK sektor kemudian dipublikasikan di dalam
energi. buku.
Persamaan untuk menghitung emisi
GRK adalah : Emisi GRK = Data
Aktivitas × Faktor Emisi
Berdasarkan IPCC Guideline 2006,
dalam kegiatan estimasi GRK ketelitian
perhitungan emisi GRK dikelompokan
dalam tiga tingkat ketelitian yang
dikenal dengan istilah “Tier” di mana
tingkat ketelitian perhitungan terkait
dengan data dan metoda perhitungan
yang digunakan sebagaimana dijelaskan
berikut ini :
Tier 1 : Estimasi berdasarkan data lainnya yang melebihi kemampuan
aktivitas dan faktor emisi baku IPCC. tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
Tier 2 : Estimasi berdasarkan data menyerapnya. Efek rumah kaca
aktivitas yang lebih akurat dan faktor adalah proses dimana radiasi dari
emisi baku IPCC atau faktor emisi atmosfer planet menghangatkan
spesifik suatu negara atau suatu pabrik permukaan planet ke suhu di atas
(country spesific/plant spesific). apa yang akan terjadi tanpa
Tier 3 : Estimasi berdasarkan metoda atmosfer ini (Schneider, 2001).
spesifik suatu negara dengan data Animasi efek rumah kaca dapat
aktivitas yang lebih akurat (pengukuran dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:
langsung) dan faktor emisi spesifik suatu
negara atau suatu pabrik (country
spesific/plant spesific).
Penentuan tier dalam estimasi
GRK sangat ditentukan oleh
ketersediaan data dan tingkat kemajuan
suatu negara atau pabrik dalam hal
menyusun suatu metodologi.
Gambar 3.1 Animasi Efek Rumah Kaca
BAB III (Sumber : Creative Commons

PEMBAHASAN Attribution-Share Alike 4.0 International)


Menurut Laporan Penilaian
3. 1. Permasalahan Umum Efek
2014 dari Intergonvermental Panel
Rumah Kaca
on Climate Change (IPCC),
Efek rumah kaca
"konsentrasi atmosfer karbon
disebabkan karena meningkatnya
dioksida, metana, dan dinitrogen
konsentrasi gas karbon dioksida
oksida belum pernah terjadi
(CO2) dan gas-gas lainnya di
sebelumnya dalam setidaknya
atmosfer. Meningkatnya
800.000 tahun terakhir. Efeknya,
konsentrasi gas CO2 ini
bersama-sama dengan pendorong
disebabkan oleh penggunaan
antropogenik lainnya, telah
pembakaran bahan bakar minyak,
terdeteksi di seluruh sistem iklim
batu bara dan bahan bakar organik
dan sangat mungkin menjadi
penyebab dominan dari pemanasan peningkatan suhu global di bumi.
yang diamati sejak pertengahan Dalam bidang klimatologi suhu
abad ke-20 '". merupakan salah satu elemen penting
pada terjadinya perubahan iklim.
Dengan meningkatnya suhu global di
bumi, pencairan es di kutub akan
terjadi secara progresif yang akan
menaikkan permukaan air.
Risikonya adalah hilangnya
beberapa pulau kecil dan terendamnya
daratan yang memiliki ketinggian
relatif lebih rendah daripada
Gambar 3.2 Grafik Konsentrasi CO2
Rata-rata permukaan laut seperti Negara
(sumber : IPCC 2014) Belanda atau contoh di Indonesia
Efek rumah kaca dari atmosfer
adalah DKI Jakarta. Efek rumah kaca
dinamai analogi dengan rumah kaca
juga dapat merusak ekosistem dengan
yang menjadi lebih hangat di bawah
punahnya beberapa komponen
sinar matahari. Namun, rumah kaca
penyusun ekosistem yang tidak
tidak terutama dihangatkan oleh efek
adaptif terhadap perubahan yang
rumah kaca (Brian Shmaefsky, 2004).
terjadi secara terus-menerus.
Efek rumah kaca sebenarnya salah
3. 2. Emisi Gas Rumah Kaca di
dipahami karena pemanasan di rumah
Indonesia
kaca biasa disebabkan oleh
Pada tahun 2016, kategori
pengurangan konveksi, sedangkan
transportasi mengeluarkan emisi
efek rumah kaca bekerja dengan
sebanyak 127,881 Gg CO2E dengan
mencegah panas yang diserap
peningkatan rata-rata sebesar 6,69% per
meninggalkan struktur melalui
tahun. Emisi gas rumah kaca pada
transfer radiatif.
kategori transportasi dapat dilihat pada
Permasalahan umum yang
gambar 3.3 di bawah ini:
ditimbulkan oleh efek rumah kaca
meliputi berbagai aspek terutama di
bidang klimatologi dan lingkungan.
Efek rumah kaca menimbulkan
telah diberlakukan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 20 Tahun 2017 yang telah
resmi menerapkan standar emisi
Euro-4 bagi kendaraan bermotor.
Gambar 3. 3 Emisi GRK pada kategori Batas emisi Euro-4 untuk bensin
transportasi adalah 1 gram/km CO, 0,1 gram/km
(Sumber: Pusat Data dan Teknologi
HC, serta 0,08 gram/km NOx. Dalam
Informasi ESDM)
mengurangi emisi, standar Euro
Berdasarkan gambar 3.3 di atas, memiliki pengaruh yang signifikan.
dapat dilihat emisi gas rumah kaca Sejak tahun 1993, tingkat emisi
sejak tahun 2007 sampai tahun 2014 karbon monoksida berkurang sebesar
mengalami peningkatan yang cukup 82% untuk mobil bermesin diesel dan
tinggi dan kemudian mengalami 63% untuk bensin.
penurunan sejak tahun 2014 sampai Meskipun telah ditetapkan
tahun 2016. Peningkatan emisi gas mengenai standar emisi Euro-4,
rumah kaca lebih besar 1,5 kali lipat namun saat ini masih banyak terdapat
dari peningkatan konsumsi bahan kendaraan pribadi yang masih
bakar yang hanya mencapai 4,24% menggunakan standar emisi Euro-1.
per tahun. Meskipun sempat Selain itu, meskipun pada 1 Agustus
mengalami penurunan, namun emisi 2013 Pemerintah RI menerapkan
yang berasal dari kategori transportasi Euro-3 pada kendaraan roda dua,
diperkirakan akan menyumbang emisi pelaksanaan kebijakan tersebut masih
dalam jumlah besar di masa depan, belum efektif. Sejatinya, dalam
mengingat kendaraan dengan bahan menetapkan standar emisi kendaraan
bakar fosil masih tetap diproduksi. harus diperhatikan teknologi mesin
Produksi kendaraan bahan bakar fosil dan kualitas BBM. Kualitas BBM
yang terus dilakukan pun menjadikan yang tepat untuk penetapan standar
sektor transportasi menjadi emisi harus sudah tersedia, terlebih
kontributor terbesar konsumsi energi lagi persebaran kendaraan bermotor
final dengan nilai 42%. roda dua telah memasuki desa-desa.
Di Indonesia, dalam upaya
mengurangi emisi gas rumah kaca
Selain emisi dari sektor Tabel 3. 1 Emisi CO2 pada tiga PLTU

transportasi, gas rumah kaca berupa


Pembangkit Emisi CO2 (kTon)
karbon banyak diemisikan dari PLTU
atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap. PLTU Banten 4341,7

PLTU merupakan jenis pembangkit PLTU 6953,1


yang menggunakan “uap panas” Indramayu
untuk memutar turbin. Uap yang PLTU Rembang 5014,6
digunakan dapat berasal dari
penguapan air melalui boiler yang Berdasarkan tabel 3.1 di atas,

dipanaskan menggunakan bahan dapat dilihat bahwa PLTU Indramayu

bakar batu bara maupun bahan bakar memiliki emisi CO2 yang paling banyak

minyak. Karena jumlah persediaan di antara PLTU yang lain. Hal ini dapat

batu bara yang masih tinggi dan terjadi karena PLTU Indramayu

harganya rendah, PLTU berbahan memiliki kapasitas paling besar di antara

bakar batu bara menjadi salah satu PLTU lainnya.

yang tertinggi produksinya. Salah Beberapa cara dapat dilakukan


satu permasalahan utama dari untuk menghitung besaran emisi CO2.
pemanfaatan batu bara dalam Menurut Arryanto Sagala (2012) ada dua
pembangkit listrik adalah tingginya cara perhitungan yang bisa dilakukan,
emisi CO2 yang merupakan hasil yaitu perhitungan berdasarkan
sampingan proses pembakaran batu stoikhiometri reaksi dan neraca massa
bara. suatu proses. Rumus yang digunakan
Setiap pembangkita listrik dalam penghitungan emisi dapat
memiliki emisi karbon berbeda, menggunakan rumus berikut ini.
bergantung dengan laju bahan bakar,
Selanjutnya, menurut Arryanto
%C bahan bakar, serta waktu operasi.
Sagala (2012) terdapat beberapa langkah
Nilai kalor batubara juga
dalam menghitung emisi sebagai berikut.
mempengaruhi kualitas pembakaran.
Nilai kalor yang rendah menghasilkan 1. Perhitungan Low Heating Value
emisi yang rendah pula. Contoh emisi (LHV)/ Net Caloric Value (NCV)
karbon pada tiga PLTU di Indonesia bahan bakar
dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
2. Perhitungan kandungan energi bahan tersebut terbentuk karena adanya gas
bakar. rumah kaca yang terdapat di antara
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 permukaan dan atmosfer Bumi. Adanya
= 𝐿𝐻𝑉 𝑥 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
gas tersebut mengakibatkan panas Bumi
3. Perhitungan emisi CO2
yang memantul dari permukaan Bumi
𝐸 = 𝐴 𝑥 𝐸𝐹
terperangkap, padahal seharusnya panas
𝑘𝑔
= 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 (𝑇𝐽) 𝑋 𝐸𝐹( )
𝑇𝐽
tersebut keluar dari atmosfer Bumi. Hal
Keterangan : ini mengakibatkan temperatur Bumi naik
dan akhirnya menghangat. Apabila
EF = Faktor Emisi
terjadi secara berlebihan, efek rumah
4. Perhitungan emisi dalam CO2 kaca dapat mengakibatkan Bumi tidak
ekivalen hanya menghangat, namun memanas
E = ∑ECO2 + ∑ECH4 x 21 + ∑ ENO2 x secara global.
310 satuan CO2 ekivalen Kenaikan suhu di Bumi telah
Misal, pada sektor industri total
terjadi sejak 100 tahun lalu. Sejak 100
emisi GRK adalah sebagai berikut: tahun lalu, kenaikan suhu di Bumi hanya
= Emisi CO2 + Emisi CH4 + Emisi
0,5˚C. Namun, pada 30 tahun terakhir
N2O = 894.000 + 142 + 4.780 =
kenaikan suhu di Indonesia rata-rata
898.922 ton CO2-eq./th mencapai 2˚C. pada beberapa tempat
3. 3. Proses Terjadinya Efek Rumah
tertentu seperti di Bandung dan Jakarta,
Kaca dan Aliran Energi di Dalamnya kenaikan suhu mencapai 4˚C dan 5˚C.
Salah satu akibat dari adanya
Di Indonesia, efek rumah kaca
efek rumah kaca yang berlebihan adalah disebabkan oleh beberapa hal seperti
terjadinya pemanasan global.
penggundulan hutan, polusi transportasi,
Sebenarnya, efek rumah kaca merupakan besarnya konsumsi energi, serta
hal alami yang terjadi di Bumi untuk
penumpukan dan pembakaran sampah.
menjaga temperatur di Bumi agar tetap Seperti yang kita tahu, hutan merupakan
hangat dan dapat ditinggali oleh
penyimpan karbon yang sangat besar.
makhluk hidup di atasnya. Pengelolaan hutan di Indonesia belum
Cahaya matahari yang menyinari
baik, Sebagai contoh, sebanyak 480 ha
Bumi sebagian akan dipantulkan oleh lahan hutan telah ditebang pada 2012.
“dinding kaca” dan sebagian dapat
Rata-rata hilangnya hutan primer
melewati atmosfer Bumi. Dinding kaca
mencapai 498 ha per tahun, sehingga Gambar 3. 4 Aliran energi antara angkasa,
atmosfer, dan permukaan Bumi
37% efek rumah kaca terjadi akibat
(Sumber: Lecture by Dr. Suman B, Bangabasi
penggundulan hutan. Penggundulan
College)
dengan cara dibakar mengakibatkan efek
yang terjadi semakin buruk karena turut Gambar 3.4 merupakan skema

menyumbang berton-ton CO2. CO2 yag yang representatif terhadap aliran energi

dilepaskan kemudian melayang-layang antara angkasa, atmosfer, serta

menjadi penghambat keluarnya panas permukaan Bumi. Pada skema tersebut

dari bumi menuju angkasa. terlihat bahwa aliran yang terjadi saling

Ketika radiasi Matahari sampai ke mendukung untuk memerangkap panas

Bumi, 25% dipantulkan kembali ke di dekat permukaan Bumi dan

angkasa oleh atmosfer atau partikel mengakibatkan efek rumah kaca. Dari

lainnya, 25% diserap oleh atmosfer, 45% panas permukaan yang ditangkap oleh

diteruskan ke permukaan Bumi dan atmosfer, lebih dari 75% dapat dikaitkan

kemudian 5% diterima dan dipantulkan dengan aksi efek rumah kaca yang

kembali oleh Bumi dalam bentuk menyerap radiasi termal yang

gelombang panjang berupa energi panas dipancarkan oleh permukaan bumi.

(sinar inframerah). Ketika kadar gas Atmosfer pada gilirannya mentransfer

rumah kaca meningkat, sinar inframerah energi yang diterimanya ke luar angkasa

tersebut terhambat dan memantul (38%) dan kembali ke permukaan bumi

kembali ke permukaan Bumi yang (62%), di mana jumlah yang ditransfer

apabila terjadi terus-menerus ke setiap arah tergantung pada struktur

mengakibatkan pemanasan global di termal dan kerapatan struktur atmosfer.

permukaan Bumi. Seperti yang kita ketahui, GRK


Aliran energi antara angkasa, merupakan gas-gas tertentu yang
atmosfer, dan permukaan Bumi dapat melayang-layang di atmosfer dan
dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini: mengakibatkan panas terperangkap di
Bumi. Berikut ini merupakan mekanisme
energi yang berasal dari radiasi sinar
matahari, dapat dilihat pada gambar 3.5.
di efek rumah kaca pada permukaan
Bumi.

3. 4. Dampak Buruk Efek Rumah


Kaca
Akibat utama dari adanya efek
rumah kaca yang paling memungkinkan
adalah peningkatan suhu Bumi yang
semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Gambar 3. 5 Aliran energi dari radiasi Matahari
Dari peningkatan suhu tersebut dapat
dan radiasi Bumi
mengakibatkan hal lain yang begitu
Pada gambar 3.5 di atas dapat
besar.
dilihat bahwa radiasi total yang berasal
Salah satu akibatnya adalah
-2
dari matahari adalah sebanyak Wm .
terjadinya perubahan iklim. Akibat dari
Kemudian, 67 Wm-2 diserap oleh
efek rumah kaca ini dapat terjadi di masa
atmosfer, 24 Wm-2 diradiasikan oleh
depan, mengingat kenaikan suhu rata-
Bumi dalam bentuk energi termal, 78
rata dapat mencapai 2˚C dalam 30 tahun
-2
Wm energi berasal dari proses evapo-
terakhir. Di Indonesia sendiri hal ini
-2
transpirasi, serta 155 Wm berasal dari
sudah terasa, di mana pergantian musim
radiasi permukaan Bumi yang tidak
cenderung tidak teratur dan sulit
pergi ke luar angkasa. Total dari energi
diprediksi. Perubahan pola cuaca di
tersebut yaitu 324 Wm-2 yang kemudian
Sumatra dan Kalimantan akan lebih
seluruhnya tertahan di atmosfer karena
basah 10-30% pada 2080 di bulan
adanya gas rumah kaca.
Desember-Februari, sedangkan Jakarta
Kemudian, pada gambar 3.5 akan lebih menghangat 5-15% pada
digambarkan radiasi balik dari gas Juni-Agustus. Angina musim akan
rumah kaca. Ketika malam tiba dan tidak dating terlambat 30 hari, curah hujan
ada radiasi dari matahari, maka atmosfer meningkat 10% pada bulan April-Juni
yang memerangkap energi pada siang dan 75% curah hujan menurun pada
hari kemudian mengemisikan energi bulan Juli-September.
yang tersimpan sebanyak 324 Wm-2. Akibat lain dari efek rumah kaca
Seperti itulah aliran energi yang terjadi adalah naiknya permukaan air laut yang
terjadi akibat mencairnya es di kutub-
kutub Bumi. Dalam setiap decade, BAB IV
setidaknya ada 2,7% pengurangan PENUTUP
jumlah es di Antartika. Dalam 50 tahun
Kesimpulan
terakhir, gumpalan es seberat 500 miliar
Maka dengan perhitungan yang
ton di Antartika terpisah dari es Larsen-
dilakukan, yaitu perhitungan
B dan jatuh ke laut. Ketika atmosfer
berdasarkan stoikhiometri reaksi dan
menghangat, lapisan air laut pun
neraca massa suatu proses, pada sektor
menghangat dan menjadikan volume
industri total emisi GRK adalah sebagai
bertambah sehingga kenaikan
berikut:
permukaan air laut semakin besar.
Saat terjadi pemanasan secara = Emisi CO2 + Emisi CH4 + Emisi N2O

global sebagai akibat dari efek rumah = 894.000 + 142 + 4.780 = 898.922 ton

kaca, binatang akan cenderung CO2-eq./th

bermigrasi ke tempat yang lebih baik. Akibatnya efek rumah kaca


Perpindahan binatang-binatang tersebut terjadi karena emisi CO2 yang
terhalang oleh kota-kota dan bangunan- berlebihan sehingga melebihi batas
bangunan yang dibangun oleh manusia, kemampuan tumbuhan-tumbuhan
yang mengakibatkan binatang yang untuk dapat menyerapnya. Cahaya
bermigrasi tersebut mati di perjalanan matahari yang menyinari Bumi
sebelum proses migrasi selesai. Matinya sebagian akan dipantulkan oleh
spesies-spesies tertentu pun dapat terjadi “dinding kaca” dan sebagian dapat
karena dibunuh oleh manusia ketika melewati atmosfer Bumi. Hal ini
binatang tersebut masuk ke pemukiman dapat meningkatkan kenaikan panas
unutk mencari habitat baru agar dapat secara global di bumi.
melangsungkan kehidupan. Selain itu, Efek rumah kaca di Indonesia
tumbuhan juga mengubah arah disebabkan oleh emisi CO2 yang
pertumbuhannya dan tumbuh di tempat berasal dari kendaraan bermotor dan
yang memiliki karakteristik yang mirip PLTU. Dominasi emisi terbesar di
dengan tempat tumbuh sebelumnya. Indonesia adalah berasal dari PLTU
yang menggunakan sumber energi
batubara. Karena peningkatan emisi
CO2 tidak berbanding lurus dengan sumber energi alternatif seperti gas
kenaikan konsumsi BBM. yang memiliki emisi lebih rendah,
Efek rumah kaca memiliki melakukan reboisasi, mendaur ulang
dampak pada penurunan kemampuan sampah daripada membakarnya, dan
bumi dalam menangkal radiasi dan menerapkan standar emisi bagi
panas matahari. Dari panas kendaraan bermotor.
permukaan yang ditangkap oleh
atmosfer, lebih dari 75% dapat DAFTAR PUSTAKA
dikaitkan dengan aksi efek rumah
kaca yang menyerap radiasi termal 1. Brian Shmaefsky. 2004. Favorite
yang dipancarkan oleh permukaan demonstrations for college
bumi. Atmosfer pada gilirannya science: an NSTA Press journals
mentransfer energi yang diterimanya collection. NSTA Press. p. 57.
ke luar angkasa (38%) dan kembali ke 2. Budi, R.F.S. dan Suparman. 2013.
permukaan bumi (62%). Salah satu “Perhitungan Faktor Emisi CO2
akibatnya adalah terjadinya perubahan PLTU Batubara dan PLTN”.
iklim. Akibat dari efek rumah kaca ini Jurnal Pengembangan Energi
dapat terjadi di masa depan, Nuklir Vol. 15 No. 1
mengingat kenaikan suhu rata-rata 3. IPCC. 2006. Fourth Assessment
dapat mencapai 2˚C dalam 30 tahun Report, Working Group I Report
terakhir. Di Indonesia sendiri hal ini "The Physical Science Basis"
sudah terasa, di mana pergantian Chapter 7.
musim cenderung tidak teratur dan 4. Murdaningsih, Dwi. 2015. Ini
sulit diprediksi. Faktor yang Sebabkan Efek
Pada atmosfer terjadi aliran Rumah Kaca di Indonesia.
energi dari radiasi sinar matahari dan https://www.republika.co.id/berit
radiasi bumi dengan total energi input a/nasional/umum/15/04/06/nme1
dikurangi energi output adalah sama w1-ini-faktor-yang-sebabkan-
dengan nol, dengan total energi efek-rumah-kaca-di-indonesia
masing-masing 324 Wm-2. diakses pada 24 Maret 2020
Efek rumah kaca dapat pukul 21.52
diminimalisasi dengan penggunaan
5. Oktaviani, Khoiria. 2018. Market Governance System:
Mengenal Standar Emisi Gas Australian Evidence. Accounting,
Buang Standar Eropa. Auditing & Accountability Journal,
https://www.esdm.go.id/id/media 24 (8), 10371070.
-center/arsip-berita/mengenal- 10. Riebeek, H. 2010. Global Warming.
standar-emisi-gas-buang-standar- Diunduh pada tanggal 31 Maret
eropa diakses pada 24 Maret 2015,http://earthobservatory.nasa.go
2020 pukul 22.28 WIB v/Features/GlobalWarming/printall.
6. Pratama, Riza. 2019. “Efek php.
Rumah Kaca Terhadap Bumi”. 11. Sunarti et al. 2017. Kajian
Buletin Utama Teknik Vol. 14, Penggunaan Faktor Emisi Lokal
No. 2 Rianta, M. G. 2020. (Tier 2) Dalam Inventarisasi GRK
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sektor Energi. Kementrian Energi
(PLTU).https://indonesiare.co.id/i dan Sumber Daya Mineral : Jakarta.
d/knowledge/detail/331/Pembang 12. Rizki, D.F., Yulinawati, H.,
kit-Listrik-Tenaga-Uap-PLTU Silalahi, M.D.D. 2016. Kajian
diakses pada 24 Maret 2020 Inventarisasi dan Estimasi Upaya
pukul 22.05 WIB Penurunan Emisi Karbon
7. Choi, B. B., D. Lee, and J. Psaros. Dioksida di PLTU Suralaya Unit
2013. An Analysis of Australian 1–7, Banten. Seminar Nasional
Company Carbon Emission Cendekiawan 2016
Disclosure. Pacific Accounting 13. Sagala, Arryanto. 2012. Draft
Review, 25 (1), 58-79. Petunjuk Teknis Penghitungan
8. Intergovermental Panel on Climate Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di
Change [IPCC]. 2006. Guidelines Sektor Industri. Jakarta : Badan
for National Greenhouse Gas Pengkajian Kebijakan Iklim dan
Inventories Volume 2: Energy. Mutu Industri.
IPCC. 14. Schneider, Stephen H. 2001.
9. Rankin, M., C. Windsor, and D. "Global Climate Change in the
Wahyuni. 2011. An Investigation of Human Perspective". In
Voluntary Corporate Greenhouse Bengtsson, Lennart O.; Hammer,
Gas Emissions Reporting in a Claus U. (eds.). Geosphere-
biosphere Interactions and Climate. 90–91.
Cambridge University Press. pp.

Anda mungkin juga menyukai