Anda di halaman 1dari 20

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

PEMANASAN GLOBAL

Disusun Oleh :

Nama : Sitoh Unsi Mariami

NIM : 19312244015

Kelas : IPA C 2019

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
A. JUDUL
Pemanasan Global

B. TUJUAN

1. Mengidentifikasi pengaruh konsentrasi gas (pada mode adjustable concentration)


pada permukaan bumi.
2. Mengidentifikasi pengaruh waktu/zaman (pada mode today, 1750, ice age)
terhadap efek rumah kaca .
3. Mengidentifikasi pengaruh jumlah awan terhadap efek rumah kaca .
4. Mengetahui mekanisme proses efek rumah kaca.

C. DASAR TEORI

Team Sos (2011:5) mendefinisikan pemanasan global sebagai fenomena


peningkatan temperatur rata – rata permukaan bumi. Peningkatan temperatur dari
tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada awal abad ke – 19 peningkatan
temperatur melaju sangat cepat yakni 0,35 pada tahun 1910 – 1940, kemudian 1990
– 2000 terjadi peningkatan 0,55 . Berdasarkan catatan IPCC temperatur rata – rata
telah mengalami peningkatan sebesar 0,78 selama kurun waktu 100 tahun terkahir
(1906 – 2005). Peningkatan temperature rata rata ini yang sering disebut dengan
pemanasan global atau Global Warming.
Pemanasan global yaitu meningkatnya temperatur suhu rata- rata diatmosfir,
laut, dan darat. Pemanasan global terjadi secara bertahap. Pemanasan global yang diikuti
dengan perubahan iklim tidak terlepas dari campur tangan manusia, baik karna kepadatan
penduduk ataupun karna perkembangan industri yang sangat pesat (Fatkurrohman, 2009:
10).
Sedangkan menurut Wisnu Arya (2010:21) pemanasan global yaitu fenomena
naiknya suhu permukaan bumi karena efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas – gas
rumah kaca. Dari pernyataan – pernyataan tersebut maka dapat ditarik kesimpulah global
warming yaitu fenomena naiknya suhu permukaan bumi karena efek rumah kaca yang di
sebabkan oleh gas – gas rumah kaca yang akan memberikan dampak langsung terhadap
kehidupan makhluk hidup. Penyebab terjadinya global warming adalah adanya gas rumah
kaca dalam jumlah yang banyak di atmosfer. Hal ini dikemukakan oleh bahwa para
peneliti dari Universitas York memprediksi ada sekitar lima milyar ton karbon yang
dilepaskan ke atmosfer per tahun. Dengan semakin meningkatnya kandungan gas CO2 di
atmosfer yang bergabung dengan gas lain seperti metana, ozon dan klorofluorokarbon
telah menyebabkan efek gas rumah kaca. Efek rumah kaca terutama disebabkan oleh
pembakaran bahan bakar minyak bumi, kegiatan dan produksi industri.
Efek rumah kaca disebabkan karena naikknya konsentrasi gas Karbondioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer . Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini terjadi akibat
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organic
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan- tumbuhan dan laut untuk
mengabsorsinya. Bahan- bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk
mengabsorsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh- tumbuhan, hutan, dan laut . Jadi bisa
dimengerti bila hutan semakin gundul , maka panas di bumi akan semakin naik. Energi
yang diabsorsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan
permukaan bumi. Hanya saja sebagian sinar inframerah tersebut tertahan oleh awan, gas
CO2, dan gas lainnya sehingga terpantul kembali ke permukaan bumi . Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfir maka semakin banyak pula
gelombang panas yang dipantulkan bumi dan diserap atmosfir. Dengan perkataan lain
semakin banya jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfir , maka semakin banyak
pula panas matahari yang terperangkap di permukaan bumi. Akibatnya suhu permukaan
bumi akan naik . Sudah disebutkan di atas bahwa efek rumah kaca terjadi karena emisi gas
rumah kaca (Riza Pratama. 2019: 120)
Efek rumah sendiri adalah peristiwa merambatnya panas matahari sampai ke
bumi melalui radiasi. Panas yang sampai ke bumi sebagian akan dipantulkan oleh
atmosfer, kemudian sebagiannya lagi akan diserap oleh permukaan bumi. Panas yang
diserap oleh bumi sebagian akan dipantulkan keluar atmosfer, namun karena adanya gas
– gas rumah kaca maka panas tersebut tidak dapat dipantulkan sehingga terperangkap
dan menjadikan bumi semakin panas. Panas matahari sebagian diserap bumi 160 watt/
dan panas matahari yang dipantulkan kembali oleh Gas Rumah Kaca (GRC) sebesar 30
watt/ ke bumi. Hal ini yang menyebabkan bumi kita semakin lama semakin panas.
Mekanisme pemanasan global dapat dilihat pada Gambar 1 ( Wisnu Arya, 2010 : 15).

Gambar 1. Mekanisme Efek Rumah Kaca (Sumber : Wisnu Arya, 2010: 49)

Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian
besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini
memantul sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar ( Wisnu
Arya, 2010 : 15)
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan
iklim yang sangat ekstrim di bumi . Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbondioksidadi atmosfir. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung
es di daerah kutub yang dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah
kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang
dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara yang berupa kepulauan
akan mendapat pengaruh yang sangat besar (Riza Pratama. 2019: 121).
Green house effect atau lebih kita kenal dengan sebutan efek rumah kaca adalah
sebuah kondisi di mana suhu dari sebuah benda permukaan langit, seperti planet dan
bintang , meningkat secara drastis. Meningkatnya suhu ini disebabkan karena adanya
perubahan kondisi dari komposisi serta keadaan atmosfir yang mengelilingi benda langit
tersebut (Riza Pratama. 2019: 121).
Sebenarnya, penggunaan istilah efek rumah kaca diadopsi dari petani di negara
Eropa dan Amerika , karena mekanisme pemanasan bumi ini sama seperti yang terjadi di
rumah kaca yang digunakan untuk perkebunan di negara tersebut . Biasanya para petan
menggunakan rumah kaca di musim dingin . Tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca
akan tetap hidup dan tidak mati membeku , oleh pengaruh musim dingin (Riza Pratama.
2019: 121). Karena kaca akan menghalangi suhu yang masuk dan memantulkan kembali
keluar . Ini menyebabkan seringnya terjadi kesalah pahaman bahwa efek rumah kaca
disebabkan oleh banyaknya rumah berdinding kaca (Riza Pratama. 2019: 121).
Yang terjadi pada bumi adalah , ketika cahaya matahari mengenai atmosfer serta
permukaan bumi , sekitar 70 persen dari energi tersebut tetap tinggal di bumi , diserap
oleh tanah , tumbuhan , lautan dan benda lainnya . Tiga puluh persen sisanya dipantulkan
kembali melalui awan , hujan serta permukaan reflektif lainnya . Tetapi panas 70 persen
itu , tidak selamanya berada di bumi . Benda-benda di sekitar planet yang menyerap
cahaya matahari seringkali meradiasikan kembali panas yang diserapnya (Riza Pratama.
2019: 121).
Global warming sudah sejak lama terjadi karena peningkatan lapisan gas yang
menyelimuti bumi dan berfungsi sebagai lapisan seperti rumah kaca. Gas rumah kaca
terdiri atas CO2 (55%), sisanya berupa NOx, SO2, O3, CH4 dan uap air. Lapisan tersebut
menyebabkan terpantulnya kembali sinar panas infra merah A yang datang bersama sinar
matahari, sehingga panas bumi mencapai 130 o C Semakin besar gas rumah kaca, akan
semakin meningkatkan suhu bumi. CO2 di atmosfer saat ini mencapai 300 ppm dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 600 ppm pada 2060 akibat berbagai aktifitas
alamiah dan diperparah dengan aktifitas manusia (Suryani, 2007). Karbondioksida adalah
penyumbang gas rumah kaca terbesar. Pada tahun 1994, 83% penyumbang gas efek
rumah kaca adalah CO 2, sisanya 15% CH4, N2O, dan CO (Fadeli, 2004).
Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari
yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan bumi lalu
dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya
karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di
atmosfer sehingga bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan,
tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek
gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC.
Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak
panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas (Riza Pratama. 2019:
123).
Pemanasan global akibat adanya meningkatnya gas-gas rumah kaca yang
menyebabkan efek rumah kaca yang berlebihan pada atmosfer bumi diyakini merupakan
salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim global secara ekstrem ini. Gas-gas yang
dihasilkan lewat proses alami di Bumi ataupun merupakan hasil sampingan dari aktivitas
manusia saat memenuhi kebutuhan hidup. Gas yang dihasilkan oleh letusan gunung
berapi, kebakaran hutan , rawa-rawa , proses photosintesa, proses pembusukan hingga
proses bernafaspun merupakan sumber Gas Rumah Kaca alami. Sedangkan sisa
pembakaran hasil industri , pembakaran bahan bakar fosil, emisi gas buang kendaraan
bermotor adalah sumber Gas Rumah Kaca akibat dari aktivitas manusia . Meningkatnya
Gas Rumah Kaca dimulai sejak abad 18 saat manusia menemukan teknologi industri yang
banyak menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas maupun batubara untuk
menghasilkan energi dan menyisakan gas-gas rumah kaca yang kemudian kian banyak
terkumpul pada lapisan atmosfer melampaui batas kemampuan tumbuhan dan laut untuk
mengabsorsinya (Riza Pratama. 2019: 123).

D. ALAT DAN BAHAN

1. Laptop
2. Jaringan
3. Aplikasi Phet Cholorado
4. Alat tulis

E. PROSEDUR KERJA

Menyiapkan alat dan bahan

Membuka aplikasi phet tentang The Greenhouse effect

Menentukan Greenhouse gas Concentration pada rendah(None), sedang dan tinggi(Lost)

Mengamati pergerakan infrared photon dan sunlight photon

Mengamati perubahan suhu yang terjadi pada skala Celcius

Menentukan hasil pergerakan infrared photon dan sunlight photon


Mencatat hasil pengamatan pada data hasil

Variabel bebas : Konsentrasi Gas

Variabel terikat : Suhu dan infrared photon

Variabel kontrol : Waktu dan sunlight photon

Kegiatan 2

Menyiapkan alat dan bahan

Membuka aplikasi phet tentang The Greenhouse effect

Menentukan Atmosphere during pada mode today, 1750, dan ice age

Mengamati pergerakan infrared photon dan sunlight photon

Mengamati perubahan suhu yang terjadi pada skala Celcius

Menentukan hasil pergerakan infrared photon dan sunlight photon

Mencatat hasil pengamatan pada data hasil

Variabel bebas : Tahun/zaman/waktu

Variabel terikat : Suhu dan infrared photon


Variabel kontrol : Sunlight photon

Kegiatan 3

Menyiapkan alat dan bahan

Membuka aplikasi phet tentang The Greenhouse effect

Menentukan jumlah awan dapat diamati jumlahnya (di aplikasi max terdapat 3 awan)

Mengamati pergerakan infrared photon dan sunlight photon

Mengamati perubahan suhu yang terjadi pada skala Celcius

Menentukan hasil pergerakan infrared photon dan sunlight photon

Mencatat hasil pengamatan pada data hasil

Variabel bebas : Jumlah awan

: Suhu dan infrared


Variabel terikat
photon
: waktu dan sunlight
Variabel kontrol
photon

F. DATA HASIL
Kegiatan 1
Pergerakan
Infrared photon
No Konsentrasi gas Suhu dan sunlight Keterangan
photon

Rendah(None) -19 °C Infrared photon +


bergerak dari bumi
1 menuju ke atas

Sedang 13 °C Infrared photon ++


bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
juga memantul
2 kembali ke bumi.

Tinggi(Lost) 22 ° Infrared photon +++


bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
juga memantul
3 kembali ke bumi.

Kegiatan 2

Pergerakan
No Waktu/zaman Suhu Infrared photon Keterangan
dan sunlight photon

Infrared photon
bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
1 Today 15 ° juga memantul +++
kembali ke bumi.
Terdapat banyak
rumah dan gedung.

Infrared photon
bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
2 1750 14 ° juga memantul ++
kembali ke bumi.
Terdapat beberapa
rumah

3 Ice age 1 °C Infrared photon +


bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
juga memantul
kembali ke bumi.
Tidak terdapat rumah
dan gedung.

Kegiatan 3

Pergerakan
No Jumlah awan Suhu Infrared photon Keterangan
dan sunlight photon

Infrared photon
bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
juga memantul
kembali ke bumi.
1 1 awan 15 ° +
Awan mempengaruhi
infrared photon dan
sunlight photon
memantul kembali ke
bumi.

Infrared photon
bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
juga memantul
kembali ke bumi.
2 2 awan 15 ° ++
Awan mempengaruhi
infrared photon dan
sunlight photon
memantul kembali ke
bumi.

Infrared photon
bergerak dari bumi
menuju ke atas dan
juga memantul
kembali ke bumi.
3 3 awan 14 ° +++
Awan mempengaruhi
infrared photon dan
sunlight photon
memantul kembali ke
bumi
Keterangan : Infrared photon yang memantul kembali ke bumi
+ : sedikit
++ : sedang
+++ : banyak

G. PEMBAHASAN

Pada hari Kamis, 8 Oktober 2020, praktikan melaksanakan Praktikum Ilmu


Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang berjudul “Pemanasan Global”. Praktikum
dilaksanakan pada hari bertempat di rumah praktikan masing-masing. Praktikum
ini memiliki tujuan. Mengidentifikasi pengaruh konsentrasi gas (pada mode
adjustable concentration) pada permukaan bumi, mengidentifikasi pengaruh
waktu/zaman (pada mode today, 1750, ice age) terhadap efek rumah kaca,
mengidentifikasi pengaruh jumlah awan terhadap efek rumah kaca, mengetahui
mekanisme proses efek rumah kaca.
Efek rumah sendiri adalah peristiwa merambatnya panas matahari sampai
ke bumi melalui radiasi. Panas yang sampai ke bumi sebagian akan dipantulkan
oleh atmosfer, kemudian sebagiannya lagi akan diserap oleh permukaan bumi.
Panas yang diserap oleh bumi sebagian akan dipantulkan keluar atmosfer, namun
karena adanya gas – gas rumah kaca maka panas tersebut tidak dapat
dipantulkan sehingga terperangkap dan menjadikan bumi semakin panas. Panas
matahari sebagian diserap bumi 160 watt/ dan panas matahari yang dipantulkan
kembali oleh Gas Rumah Kaca (GRC) sebesar 30 watt/ ke bumi. Hal ini yang
menyebabkan bumi kita semakin lama semakin panas. Mekanisme pemanasan
global dapat dilihat pada Gambar 1 ( Wisnu Arya, 2010 : 15).

Praktikum kali ini menggunakan aplikasi Aplikasi Phet Cholorado


diperoleh hasil sebagai berikut:

Kegiatan 1

Praktikum kegiatan pertama ,menggunakan aplikasi phet dengan memvariasi


pengaruh konsentrasi gasnya. Tiga variabel yang digunakan yaitu variabel bebas
berupa konsentrasi gas, variabel kontrol berupa suhu dan infrared photon, dan
variabel terikat berupa waktu dan sunlight photon. Variasi konsentrasi gas yang
digunakan yaitu konsentrasi gas rendah, sedang, dan tinggi. Percobaan pertama
dengan variasi konsentrasi gas rendah diperoleh suhu sebesar -19°C, pada percobaan
phet terlihat infrared photon dengan jumlah sedikit dan bergerak dari bumi menuju ke
atas , pada saat konsentrasi gas rendah tampilan layar cerah. Percobaan kedua
kegiatan 1 , dengan menggunakan variasi konsentrasi gas sedang maka diperoleh suhu
sebesar 13°C, alam simulasi phet terlihat infrared photon dengan jumlah sedang dan
bergerak dari bumi ke atas kemudian memantul kembali ke bumi. Percobaan ketiga
kegiatan 1 dengan menggunakan vaariasi konsentrasi gas tinggi maka diperoleh suhu
sebesar 22°C, pada simulasi phet terlihat infrared photon dengan jumlah yang banyak
dan bergerak dari bumi ke atas kemudia memantul kembali ke bumi.
Pada percobaan kegiatan 1 saat konsentrasi gas rendah maka tampilan layar
cerah, kemuian semakin tinggi konsentrasi gas tampilan laya semakin redup. Penyebab
cerah redup pada tampilan layar di karenakan oleh konsentrasi gas.ari fenomena
tersebut Sesuai dengan dasar teori yang menyatakan bahwa meningkatnya
konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfir maka semakin banyak pula gelombang
panas yang dipantulkan bumi dan diserap atmosfir. Dengan perkataan lain semakin
banya jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfir , maka semakin banyak pula
panas matahari yang terperangkap di permukaan bumi. Akibatnya suhu permukaan
bumi akan naik . Sudah disebutkan di atas bahwa efek rumah kaca terjadi karena emisi
gas rumah kaca (Riza Pratama. 2019: 120).

Gambar 1 Konsentrasi Gas Rendah


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 2 Konsentrasi Gas Sedang
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3 Konsentrasi Gas Tinggi


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kegiatan 2

Percobaan kegiatan 2 menggunakan variasi tahun/zaman/waktu. Tiga variabel


yang digunakan yaitu variabel bebas berupa tahun/zaman/waktu, kemudian variabel
kontrolnya adalah suhu dan infrared photon terakhir adalah variabel terikat berupa
sunlight photon. Pada kegiatan 2 ini dilakukann 3 percobaan yaitu pertama dengan
waktu saat ini (today) maka diperoleh suhu sebesar 15°C, pada simulasi terlihat
infrared photon dengan jumlah banyak bergerak dari bumi ke atas kemudian
memantul kembali ke bumi, dalam percobaan tersebut juga terlihat rumah-rumah dan
juga gedung. Kemudian pada percobaan kedua dengan waktu 1750 maka suhu yang
diperoleh adalah 14°C, lalu pada simulasi terlihat infrared photon dengan jumlah
sedang bergerak dari bumi ke atas kemudian memantul kembali ke bumi ,selain itu
juga terdapat beberapa rumah. Terakhir adalah percobaan ketiga dengan waktu ice
age maka suhu yang diperoleh sebesar 1°C, dalam simulasi terlihat infrared photon
dengan jumlah yang sedikit bergerak dari bumi ke atas kemudian memantul kembali ke
bumi ,pada percobaan ini tidak terlihat rumah atau gedung. Pada percobaan dengan
waktu saat ini (today) suhu yang diperoleh tinggi, jumlah photon banyak, juga terdapat
rumah dan gedung sedangkan pada percobaan dengan waktu ice age suhu yang
diperoleh rendah, jumlah photon sedikit serta tidak terdapat rumah dan gedung.

Gambar 4 Massa sekarang ini


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 5 waktu 1750
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 6 Ice age


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kegiatan 3
Praktikum kegiatan ketigamenggunakan variasi jumlah awan yang ada. Tiga
variabel yang digunakan yaitu variabel bebas berupa jumlah awan, variabel kontrol
berupa suhu dan infrared photon,terakhir variabel terikat berupa waktu dan
sunlight photon. Terdapat 3 percobaan dalam kegiatan ini, pada percobaan
pertama dengan menggunakan awan berjumlah 1 maka pada simulasi diperoleh
suhu sebesar 15°C, pada percobaan pertama ini terlihat infrared photon dengan
jumlah sedikit bergerak dari bumi menuju ke atas kemudian dipantulkan kembali
menuju bumi hal ini dapat terjadi karena keberadaan 1 awan tersebut. Selanjutnya
pada percobaan kedua dengan mengan awan yang berjumlah 2 ,maka pada
percobaan maka suhunya 15°C, pada percobaan juga terlihat infrared photon
dengan jumlah sedang yang bergerak dari bumi menuju ke atas kemudian
dipantulkan kembali ke bumi disebakan terdapat 2 awan. Terakhir pada percobaan
ketiga menggunakan awan yang berjumlah 3 maka suhunya sebesar 14°C, dlam
percobaan juga terlihat infrared photon dengan jumlah banyak yang bergerak dari
bumi menuju ke atas kemudian dipantulkan kembali ke bumi karena terdapat 3
awan tersebut. Maka dari percobaan kegiatan 3 ini dapat dikatakan bahwa
semakin sedikit jumlah awan yang digunakan maka semakin tinggi suhunya
sedangkan semakin banyak awan yang digunakan maka semakin rendah suhunya.
KESIMPULAN
1. Pengaruh konsentrasi gas rumah kaca terhadap suhu adalah semakin tinggi
konsentrasi gas rumah kaca maka suhu akan semakin tinggi dan jumlah infrared
photon juga akan semakin banyak.
2. Pada masa sekarang memiliki suhu paling tinggi sedangkan pada masa ice age
memiliki suhu paling rendah, perbedaan suhu tersebut dipengaruhi oleh
kandungan gas H2O, CO2, CH4, N2O yang semakin tinggi kandungan zat
tersebut dalam permukaan bumi maka semakin tinggi temperatur yang di
hasilkan.
3. Pengaruh jumlah awan terhadap efek rumah kaca adalah semakin banyak jumlah
awan maka suhu di permukaan bumi akan semakin rendah dan sinar matahari
akan semakin banyak yang dipantulkan ke bumi dalam bentuk panas matahari
atau infrared photon.
4. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut :
a) Cahaya matahari merambat melalui ruang angkasa hampa udara
bersamaan dengan panas dari radiasi matahari.
b) Radiasi akan terserap oleh lapisan ozon, namun cahaya tidak terserap
dalam ozon.
c) Cahaya matahari beserta energi panasnya menyentuh permukaan
daratan menyebabken pemantulan tidak merata.
d) Saat menyentuh air, panas akan mudah terpantul kembali ke luar angkasa
dan 30% di antaranya terperangkap oleh gas-gas rumah kaca pada lapisan
ozon.
e) Adapun 70% lainnya berhasil keluar dari atmosfer kembali ke luar
angkasa.

H. DAFTAR PUSTAKA
Arya, Wisnu.2004. Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta: Andi
Fadeli, C .2004. Perhutanan Kota.Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.
Fatkurrohman.2009.Pemanasan Global dam Lubang Ozon: Bencana Masa
Depan.Yogyakarta: Media Wacana.
Riza Pratama. 2019. Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi. Sumatra Utara: Universitas
Islam Sumatra Utara.
SOS,Team.2011.Pemanasan Global.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai