Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA


PENDARATAN DI BULAN

Disusun Oleh :

NAMA : SITOH UNSI MARIAMI


NIM : 19312244015
KELAS : IPA C 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. JUDUL
Pendaratan di Bulan

B. TUJUAN
1. Mendeskripsikan bagaimana proses pendaratan yang terjadi pada bulan.
2. Menjelaskan tipe pendaratan pada bulan yang sering terjadi.
3. Menentukan nilai kecepatan rata-rata pada bulan.
4. Mengidentifikasi kendala yang sering terjadi ketika akan melakukan pendaratan

C. DASAR TEORI
Bulan merupakan satelit Bumi dalam sistem Tata Surya. Dalam sistem Tata
Surya, benda yang paling besar adalah Matahari dengan diameter 109 kali diameter
Bumi dan massanya 333.000 kali massa Bumi. Sebagaimana benda-benda langit lain,
Bulan juga berbentuk bulat dengan diameternya adalah 3.476 km atau 2.59 mil, yaitu
kurang lebih ¼ besar Bumi, sedangkan massa Bulan kurang lebih 1% massa Bumi.
Jarak Bulan dengan Bumi terjauh atau apogee (Yunani: ap artinya jauh, gee artinya
Bumi) adalah 253.000 mil (1 mil = 1,609 km), sedangkan jarak terdekatnya dari Bumi
atau perigee (Yunani: peri artinya dekat, gee artinya Bumi) adalah 222.000 mil. Jarak
rata-rata Bulan – Bumi adalah 238.860 mil atau 384.330 km (Tjasyono, B.HK., 2006:
39).
Bulan merupakan satelit alami Bumi yang banyak mempengaruhi gejala alam di
Bumi misalnya pasang surut air laut. Jarak Bulan –Bumi adalah 384 x 103km dengan
diameter Bulan 0,27 kali diameter Bumi. Massa Bulan adalah7,35x1022kg dengan gravitasi
sama dengan 0,17 kali gravitasi Bumi. Karena bulan tidak memiliki atmosfer sehingga
meteor mudah jatuh dan menghancurkan permukaan Bulan. Oleh karena itu, permukaan
bulan terdiri dari dataran tinggi yang penuh dengan kepundan (Ramlawati, 2017 : 11-12).

Menurut Dirdjosoemarto,S.,dkk. (1991: 405) permukaan Bulan terdiri dari


bagian-bagian yang disebut:
 Terra, yaitu daerah terlihat terang, ditaburi kawah.
 Marta, yaitu daerah gurun batuan gelap yang diselubungi lava basah, hanya
sedikit terdapat kawah.
 Lembah, terdapat banyak lembah sempit (riil) ada yang memanjang hingga 100
km.
 Gunung, ada yang mencapai ketinggian 8.000 m.
 Kawah, diduga jumlahnya mencapai 40.000 dengan diameternya antara 2 –
200km. Kawah ini kemungkinan berasal dari kegiatan vulkanis dan tumbukkan
meteorit.
Di mana saja di permukaan bumi ini, kita akan melihat bentuk bulan dalam keadaan
yang sama. Hal ini terjadi karena kecepatan berputar pada orbitnya antara bumi dan bulan
sama. Jika tidak dilihat dan ruang angkasa, permukaan bulan yang lainnya itu tidak akan
terlihat (Gul, 2007 : 19).
Bulan memiIiki gaya tarik-menarik sebesar 1/6 dan gaya tarik-menarik bumi
.Namun, karena jarak antara bumi dan bulan cukup jauh, maka pengaruh gaya tarik-
menarik bulan ke bumi menjadi kecil. Walaupun kecil dan tidak terasa, gaya tarik-menarik
ini dapat mengurangi berat badan kita (Gul, 2007 : 19).
Perairan yang tertahan oleh gaya tarik menarik bulan selama 24 jam. Secara
alamiah menghasilkan gesekan sehingga membuat bumi kehilangan kecepatannya. Bumi
memiliki sistem kecepatan sejak miliaran tahun yang lalu, tetapi system tersebut dari hari
ke hari semakin lambat dan suatu hari akan berhenti. Proses ini menyebabkan setiap seratus
tahun waktu perpanjang selama 0.l64detik (Gul, 2007 : 19).
Dibandingkan dengan bumi yang diameternya 12.756 km, bulan (diameter: 3.476
km) sangatlah kecil. Bulan mengelilingi bumi dengan lintasan sejauh 384.400 km. Pesawat
antariksa Apollo 11 butuh waktu sekitar 4 hari untuk menempuh jarak tersebut (Hanna,
2010 : 10).
Sejarah Apollo adalah sejarah umat manusia terutania bangsa Amerika. Maka,
ketika ada yang meragukan keotentikan pendaratan Apollo Il di Bulan pada Juli 1969,
heboh lalh seluruh negeri Parnan Saim (Wiloto, 2006 : 33).
Apalagi. keberhasilan misi Apollo 11 , yang diawaki oleh Neil Amstrong dan
Edwin ‘Buzz’ Aldrin, selama bertahun-tahun tehìh dijadikan symbol kemenangan bangsa
Anierika atas Uni Sovyet dalam persaingan menaklukkan angkasa luar. Sovyet sendiri
selbelumnya telah berhasil meluncurkan Soyuz pesawat berawak ke luar orbit bumi. Tapi
Sovuz tak pernah mendarat di Bulan (Wiloto, 2006 : 33).
Roket raksasa “Saturn V (V = 5) merupakan roket yang membawa pesawat
antariksa Apollo 11 ke ruang angkasa. Roket ini diluncurkan pada l6 Juli 1969 di Kennedy
Space Center yang terletak di Florida, Amerika Serikat. Tim yang berangkat ke bulan terdiri
dan Neil Armstrong, Edwin Aidnin, dan Michael Collins sebagai pilot komando. Ketiga
astronot ini duduk diujung roket dan merasakan betapa besarnya tekanan yang terjadi akibat
percepatan roket saat sedang lepas landas (Hanna, 2010 : 11).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Gadget
2. Adobe Flash Player
3. Web Phet Colorado

E. LANGKAH PERCOBAAN

Download Adobe Flash Player.

Buka aplikasi PhET Simulation.

Pilih pada simulasi “Pendaratan Lunar”.

Klik tombol suara dan vektor pada bagian pojok kanan bawah.

Klik tombol mulai.

Klik tombol bertanda panah kiri untuk bergerak ke arah kiri.

Klik tombol bertanda panah kanan untuk bergerak ke arah kanan.

Klik tombol bertanda panah bawah untuk memperlambat kecepatan

Klik tombol bertanda panah atas untuk mempercepat kecepatan.


Klik tombol space bar untuk mengendalikan kecepatan.

Kontrol pendaratan dengan menggunakan lima tombol diatas.

Lakukan pendaratan pada tempat yang berbeda-beda.

Perhatikan tipe pendaratan, kecepatan pendaratan, dan nilai yang didapatkan.

Catat hasil percobaan pada tabel data.

Ulangi langkah diatas sebanyak 10 kali pada tempat yang berbeda setiap melakukan
pendaratan.

F. DATA HASIL

Percobaan Tipe pendaratan Kecepatan Nilai yang


ke- mendarat didapatkan
Mulus Sulit Kecelakaa
n

1  0,2 m/s 15

2  3,1 m/s 10

3  0,7 m/s 15

4  9,4 m/s 0
5  1,7 m/s 20

6  12,7 m/s 0

7  5,7 m/s 5

8  0,9 m/s 15

9  1,3 m/s 15

10  1 m/s 20

G. PEMBAHASAN

Pada 16 Desember 2020 praktikan melaksanakan praktikum Ilmu Pengetahuan


Bumi dan Antariksa yang berjudul “Pendaratan di Bulan”. Dalam prktikum kali ini
memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan bagaimana proses pendaratan yang terjadi pada
bulan, menjelaskan tipe pendaratan pada bulan yang sering terjadi, menentukan nilai
kecepatan rata-rata pada bulan dan mengidentifikasi kendala yang sering terjadi ketika
akan melakukan pendaratan. Praktikum dilakukan menggunakan beberapa software
penunjang yaitu Adobe Flash Player dan Web Phet Colorado.
Pada praktikum pendaratan yang dimaksudkan pada simulasi ini adalah
pendaratan pesawat/roket di bulan. Praktikum pendaratan bulan ini dilakukan 10 kali
percobaan . Dalam praktikum terdapat 3 tipe pendaratan yaitu mulus, sulit, dan
kecelakaan. Dari percobaan juga terdapat variasi kecepatan mendarat dan juga nilai
yang didapatkan. Dari simulasi percobaan Phet tersebut diperoleh hasil sebagai berikut.
Pada percobaan yang pertama dengan tipe pendaratan mulus ,kecepatan
mendaratnya 0,2 m/s dan nilai yang didapatkan 15. Selanjutnya pada percobaan kedua
dengan tipe pendaratan sulit, kecepatan mendaratnya 3,1 m/s dan nilai yang didapatkan
10. Pada percobaan ketiga dengan tipe pendaratan mulus, kecepatan mendaratnya 0,7
m/s dan nilai yang didapatkan 15 . Kemudian pada percobaan keempat dengan tipe
pendaratan kecelakaan, kecepatan mendaratnya 9,4 m/s dan nilai yang didapatkan 0.
Lalu ada percobaan kelima dengan tipe pendaratan mulus, kecepatan mendarat nya 1,7
m/s dan nilai yang didapatkan 20. Percobaan keenam dengan tipe pendaratan
kecelakaan, kecepatan mendaratnya 12,7 m/s dan nilai yang didapatkan 0. Berikutnya
pada percobaan ketujuh dengan tipe pendaratan sulit , kecepatan mendaratnya 5,7 m/s
dan nilai yang didapatkan 5 . Selanjutnya pada pada percobaan kedelapan dengan tipe
pendaratan mulus , kecepatan mendaratnya 0,9 m/s dan nilai yang diperoleh 15. Pada
percobaan kesembilan dengan tipe pendaratan mulus, cepatan mendaratnya 1,3 m/s
nilai yang didapatkan 15. Terakhir adalah pada percobaan ke-10 dengan tipe pendaratan
mulus, kecepatan mendaratnya 1 m/s dan nilai yang didapatkan adalah 20.
Dari data yang diperoleh pada tipe pendaratan mulus yaitu pada percobaan
1,3,5,8,9,10 kecepatan mendaratnya rata² pelan sehingga tidak terjadi kesulitan
mendarat atau kecelakaan saat mendarat nilai yang didapatkan pun besar. Percobaan
pendaratan mulus juga tidak mengalami kendala atau hambatan dan tidak memerlukan
bahan bakar yang banyak . Kemudian pada tipe pendaratan sulit pada percobaan 2 dan
7 kecepatan mendaratnya lebih cepat dibandingkan tipe pendaratan mulus , dengan
kecepatan yang lebih besar maka pendaratan nya tidak mulus atau dapat dikatakan sulit
dan nilai yang didapatkan juga lebih kecil. Percobaan dengan pendaratan sulit roket
menabrak bebatuan dan kehilangan bahan bakar sehingga menyebabkan roket tidak
terkendali pendaratannya sehingga pendaratan yang dilakukan mengalami kesulitan
dan tidak mulus. kemudian yang terakhir adalah tipe pendaratan kecelakaan pada
percobaan 4 dan 6 , kecepatan mendaratnya sangat besar sehingga ketika pendaratan
terjadi kecelakaan dan nilai yang didapatkan 0. Pendaratan tipe kecelakaan terlihat
bahwa pendaratan roket dengan waktu yang begitu cepat menyebabkan roket
mengalami kecelakaan dan rusak parah selain itu bahan bakar nya juga tiba-tiba hilang.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat menjadi acuan untuk melakukan pendaratan
bulan secara benar agar tidak terjadi kendala ataupun kecelakaan.
Dari hasil percobaan dapat dikatakan bahwa kecepatan mempengaruhi
pendaratan di bulan .Semakin kecil/pelan nilai kecepatan maka pendaratan aku mulus
dan sebaliknya semakin besar kecepatan mendarat maka pendaratan akan mengalami
kesulitan bahkan kecelakaan. Hal ini juga disebabkan karena gaya bulan juga memiliki
gaya tarik, sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Bulan memiIiki gaya tarik-menarik
sebesar 1/6 dan gaya tarik-menarik bumi .Namun, karena jarak antara bumi dan bulan cukup
jauh, maka pengaruh gaya tarik-menarik bulan ke bumi menjadi kecil. Walaupun kecil dan
tidak terasa, gaya tarik-menarik ini dapat mengurangi berat badan kita (Gul, 2007 : 19). Jadi
perlu perhitungan yang tepat untuk melakukan pendaratan di bulan.
H. KESIMPULAN

1. Proses pendaratan yang terjadi di bulan dimulai dari peluncuran roket memisahkan
diri, kemudian bergerak memasuki orbit bulan selanjutnya roket melakukan
pendaratan dengan hati – hati pada tempat yang aman agar selamat dan tidak terjadi
kecelakaan.
2. Tipe pendaratan pada bulan yang sering terjadi adalah tipe pendaratan mulus yaitu
Roket mendarat dengan tanpa hambatan dan selamat, tipe pendaratan sulit yaitu
roket yang mendarat mengalami hambatan seperti menabrak bebatuan yang
menyebabkan kaki roket rusak atau mengalami hambatan , dan tipe kecelakaan
pendaratan yaitu roket mendarat dengan kecepatan yang terlalu cepat sehingga
terjadi kecelakaan .
3. Nilai kecepatan rata-rata saat roket mendarat pada bulan yaitu 3,67 m/s.
4. Kendala yang sering terjadi ketika akan melakukan pendaratan yaitu roket menabrak
bebatuan, bahan bakar yang habis, tempat pendaratan yang tidak rata atau terdapat
bebatuan, mengalami masalah teknis, dan terlalu cepatnya kecepatan saat melakukan
pendaratan, jika semakin cepat kecepatan pendaratan maka akan menyebabkan roket
tersebut rusak atau bahkan lebih parahnya lagi yaitu hancur.

I. DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosoemarto ,dkk.1991.Pendidikan IPA 2,Buku II. Jakarta: Depatermen Pendidikan dan


Kebudayaan ,Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Gul, Sema. 2007. Bulan Satelit Bumi. Bogor : Yudhistira.
Hanna, Sorensen. 2010. Pendaratan di Bulan. Bandung : PT Mizan Mustaka.
Ramlawati, dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG Mata Pelajaran IPA Bab IX
Sistem Tata Surya. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Tjasyono,B HK. 2006. llmu Kebumian dan Antariksa.Bandung: PT remaja rosdakarya
bekerjasama dengan program pascasarjana UPI .
Wiloto Christovita. 2006. The Power of Public elations. Jakarta : Power PR Global
Publishing.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pendaratan mulus


Sumber :Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Pendaratan sulit


Sumber :Dokumentasi Pribadi
Gambar 3. Pendaratan mulus
Sumber :Dokumentasi Pribadi

Gambar 4. Pendaratan kecelakaan


Sumber :Dokumentasi Pribadi
Gambar 5. Pendaratan mulus
Sumber :Dokumentasi Pribadi

Gambar 6. Pendaratan mulus


Sumber :Dokumentasi Pribadi
Gambar 7. Pendaratan sulit
Sumber :Dokumentasi Pribadi

Gambar 8. Pendaratan Mulus


Sumber :Dokumentasi Pribadi
Gambar 9. Pendaratan Mulus
Sumber :Dokumentasi Pribadi

Gambar 10. Pendaratan Mulus


Sumber :Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai