Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan (P)

Percobaan Fisika 4 (PF-4)


PRESESI
A. Judul :
GERAK PRESESI PADA ROTASI BUMI
B. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana pengukuran laju presesi dari sebuah giroskop ?
2. Bagaimana penentuan arah presesi jika arah spin piringan dibalik ?
3. Bagaimana pengidentifikasian perubahan laju presesi ?
C. Tujuan :
Setelah melakukan percobaan, praktikan diharapkan dapat :
1. Mengukur laju presesi dari sebuah giroskop.
2. Menentukan arah presesi jika arah spin piringan dibalik.
3. Mengidentifikasi perubahan laju presesi.
D. Dasar Teori :
Pada dasarnya gerak presesi ini terjadi pada kehidupan kita sehari-hari
karna tanpa kita sadari bumi yang seakan diam ditempat ini pada dasarnya
melakukan aktifitas setiap harinya. Bumi bergerak mengitari matahari danjuga
bergerak pada sumbunya sendiri. Diantaranya yaitu ada gerak presesi dan
juga gerak nutasi. Gerak presesi yaitu gerak sumbu bumi yang mirip dengan
gasing dimana gerak sumbu bumi ini terjadi setiap ±25.796 tahun sekali.
Selama satu periode gerak presesi, daerah yang dilalui sumbu bumi
membentuk sebuah lingkaran yang bergelombang seperti spiral. Gelombang
dari gerak presesi ini disebut dengan gerak nutasi. Jadi gerak nutasi adalah
gelombang kecil yang dibentuk oleh sumbu bumi bersama-sama dengan gerak
presesi. Gerak nutasi terjadi akibat pengaruh bulan yang berusaha menarik
bumi ke bidang orbit bulan. Bidang orbit bulan miring 5o 12’ terhadap
ekliptika. Gerak nutasi tidak terjadi selama ±25.796 tahun sekali sebagaimana
gerak presesi akan tetapi terjadi hanya dalam ±18,66 tahun sekali. Jika
digambarkan, akan terdapat gelombang pada lingkaran bayangan gerak
presesi. Sehingga gerak nutasi ini sering juga dikenal dengan gelombang
kecil. Bumi yang seakan diam ditempat ini pada dasarnya melakukan aktifitas
setiap harinya. Bumi bergerak mengitari matahari dan juga bergerak pada
sumbunya sendiri. Diantaranya yaitu ada gerak presesi dan juga gerak nutasi.
Gerak presesi yaitu gerak sumbu bumi yang mirip dengan gasing dimana
gerak sumbu bumi ini terjadi setiap ±25.796 tahun sekali. Selama satu periode
gerak presesi, daerah yang dilalui sumbu bumi membentuk sebuah lingkaran
yang bergelombang seperti spiral. Gelombang dari gerak presesi ini disebut
dengan gerak nutasi. Jadi gerak nutasi adalah gelombang kecil yang dibentuk
oleh sumbu bumi bersama-sama dengan gerak presesi. Gerak nutasi terjadi
akibat pengaruh bulan yang berusaha menarik bumi ke bidang orbit bulan.
Bidang orbit bulan miring 5o 12’ terhadap ekliptika. Gerak nutasi tidak terjadi
selama ±25.796 tahun sekali sebagaimana gerak presesi akan tetapi terjadi
hanya dalam ±18,66 tahun sekali. Jika digambarkan, akan terdapat gelombang
pada lingkaran bayangan gerak presesi. Sehingga gerak nutasi ini sering juga
dikenal dengan gelombang kecil.
Gerak presesi bergerak berlawanan dengan arah rotasi bumi yakni
kearah barat jika dilihat dari kutub utara langit. Gerak presesi bumi disebut
juga gerak gasing bumi, maksudya adalah perputaran sumbu rotasi bumi
mengedari sumbu bidang ekliptika. Gerak ini terjadi kemiringan sumbu bumi
terhadap bidang ekliptika sebesar 66.30’. Sehingga gerak presesi ini
mengakibatkan berpindahnya kutub bumi. Hal ini juga terkait dengan isu
terjadinya badai angin pada tahun 2012 mendatang. Yaitu karena akibat dari
gerak presesi sumbu bumi. Diantara akibat gerak presesi bumi yaitu:
1. Kutub langit utara dan selatan tidak tetap letaknya, selalu berpindah karena
memutari kutub ekliptika dengan periode 25.796 tahun.
2. Koordinat seluruh benda langit selalu berubah untuk jangka waktu panjang.
Letak matahari dari titik Aries (titik hammal) berpindah letaknya di zodiac
kearah barat (mundur) dengan periode 25.796 tahun. Setiap zodiac ditempuh
sekitar 200 tahunan.
Gerak presesi bergerak berlawanan dengan arah rotasi bumi yakni kearah
barat jika dilihat dari kutub utara langit. Gerak presesi bumi disebut juga
gerak gasing bumi, maksudya adalah perputaran sumbu rotasi bumi
mengedari sumbu bidang ekliptika. Rotasi adalah perputaran benda pada suatu
sumbu yang tetap, misalnya perputaran gasing dan perputaran bumi pada
poros/sumbunya. Untuk bumi, rotasi ini terjadi pada garis/poros/sumbu utara-
selatan (garis tegak dan sedikit miring ke kanan). Jadi garis utara-selatan bumi
tidak berimpit dengan sumbu rotasi bumi, seperti yang terlihat pada "globe
bola dunia" yang digunakan dalam pelajaran ilmu bumi/geografi. Kecepatan
putaran ini diukur oleh banyaknya putaran per satuan waktu. Misalnya bumi
kita berputar 1 putaran per 24 jam. Untuk rotasi mesin yang berputar lebih
cepat dari rotasi bumi, kita pakai satuan rotasi per menit (rpm). Akibat dari
gerak rotasi ini, maka benda tersebut akan mengalami gaya sentrifugal, yaitu
jenis gaya dalam ilmu fisika yang mengakibatkan benda akan terlempar
keluar. Hal ini akan nampak terasa pada saat kita naik mobil yang melewati
tikungan melingkar. Pada saat mobil ini bergerak melingkar dengan kecepatan
agak tinggi, maka penumpang dalam mobil akan merasa terlempar ke samping
(ke sisi luar lingkaran itu) sebagai akibat dari adanya gaya sentrifugal. Konsep
torsi dalam fisika, juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam
lever. Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog
rotational dari gaya, masa, dan percepatan adalah torsi, momen inertia dan
percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever, dikalikan dengan jarak dari
titik tengah lever, adalah torsi. Contohnya, gaya dari tiga newton bekerja
sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan torsi yang sama dengan
satu newton bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan
bahwa gaya dalam sebuah sudut pada sudut yang tepat kepada lever lurus.
Lebih umumnya, seseorang dapat mendefinisikan torsi sebagai perkalian
silang. Percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut terhadap
waktu. Di dalam satuan SI, percepatan sudut diukur dalam radian per detik
kuadrat (rad/s2), dan biasanya dilambangkan oleh abjad Yunani Alfa (α).[1] .
Di dalam fisika, kecepatan sudut adalah besaran vektor (lebih tepatnya, vektor
semu) yang menyatakan frekuensi sudut suatu benda dan sumbu putarnya.
Satuan SI untuk kecepatan sudut adalah radian per detik, meskipun dapat
diukur pula menurut derajat per detik, rotasi per detik, derajat per jam, dan
lain-lain. Ketika diukur dalam putaran per waktu (misalnya rotasi per menit),
kecepatan sudut sering dikatakan sebagai kecepatan rotasi dan besaran
skalarnya adalah laju rotasi. Kecepatan sudut biasanya dinyatakan oleh simbol
omega (Ω atau ω). Arah vektor kecepatan sudut adalah tegak lurus dengan
bidang rotasi, dalam arah yang biasa disebut kaidah tangan kanan. Sejumlah
ciri-ciri pusat gaya gravitasi secara langsung menuruti definisi dan contoh
yang diberikan.

Sebuah torka dapat dikerjakan pada sebuah giroskop dengan


menggantungkan sebuah massa pada ujung lengannya. Torka ini
menyebabkan giroskop melakukan gerak presesi dengaan kecepatan anguler
tertentu, Ω.
Asumsikan giroskop pada awalnya setimbang dalam posisi horizontal,
𝜃 = 900, piringan (disk) melakukan gerak spin dengan kecepatan angular 𝜔
dan kemudian sebuah massa, m, digantungkan pada ujung dari lengan
giroskop pada jarak d, dari sumbu rotasi. Hal ini menyebabkan sebuah torka 𝜏
= mgd. Tetapi torka juga sama.
Subtitusikan dL kedalam persamaan torka memberikan
𝜏 = mgd = dL/dt = Ld𝜙/dt
Karena kecepatan presesi,
mgd = LΩ
dan laju presesi diberikan oleh,
Ω = mgd / I𝜔
Dimana I adalah momen inersia dari piringan dan 𝜔 adalah kecepatan
angular dari piringan. Untuk menentukan momen inersia dari piringan secara
eksperimen, sebuah torka dikerjakan pada piringan dan menghasilkan
percepatan angular yang dapat diukur, karena
𝜏 =𝐈𝑎
I = 𝝉⁄𝑎
Dimana a adalah percepatan angular yang sama a / r dan 𝜏 adalah
torka yang ditimbulkan oleh pemberat yang digantungkan pada benang yang
dililitkan di katrol yang terdapat pada piringan.
𝜏 = 𝐫𝐅
dimana r adalah jari-jari katrol yang diteliti benang dan F adalah gaya tegang
tali (benang) ketika piringan berotasi. Dengan menggunakan hokum Newton
untuk massa m memberikan
∑F = mg – F = ma
Dengan menyelesaikan persamaan diatas gaya tegang tali pada benang oleh.
F = m (g – a )
Sehingga, sekali percepatan linier dari massa m diperoleh, torka dan
percepatan anguler dapat digunakan untuk menghitung momen inersia.
Percepatan dapat diperoleh dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh
massa untuk jatuh dari keadaan diam dari ketinggian tertentu (y) sehingga
percepatan diberikan oleh:
a = 2y / t2

Referensi :
Team Teaching lab fisika. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Edisi 15
Giancoli,C.Douglas.13740.Fisika.Jakarta:Erlangga
Mohamad Ishaq Edisi 2, 2007, Fisika Dasar
E. Variabel-variabel :
Percobaan I :
1. Variabel Bebas : Massa Tambahan
2. Variabel Terikat : Laju
3. Variabel Kontrol : Waktu
Percobaan II :
1. Variabel Bebas : Massa Tambahan
2. Variabel Terikat : Ketinggian
3. Variabel Kontrol : Waktu
F. Alat dan Bahan :
1. Set Giroskop (ME-8960)
2. Stopwatch (SE-8702)
3. Massa and Hanger Set (ME-9348)
4. Neraca Mekanik
5. Mistar
6. Table clamp For Pulley
7. Benang 1,5 meter
G. Prosedur Kerja :
Bagian 1 : Mengukur Laju Presesi
a. Setup alat :
1. Mengatur posisi giroskop seperti diterangkan pada bagian merakit
alat-alat.
2. Mengatur posisi dari pemberat yang besar sampai lengan giroskop
berada dalam keadaan setimbang tanpa massa tambahan. Pemeberat
yang kecil dapat digunakan untuk mencapai keadaan setimbang yang
lebih baik.
b. Prosedur :
1. Mengukur massa dari massa tambahan dan mencatat massanya pada
tabel. Menggantung massa tambahan tersebut pada ujung dari lengan.
Mengukur jarak antara sumbu rotasi ke pusat massa tambahan.
Mencatat jarak ini pada tabel 4.1
2. Memegang giroskop sehingga giroskop tersebut tidak dapat berpresesi,
memutar piringan sehingga dapat berputar dengan kelajuan kira-kira
dua puluh putaran perdetik. Mengukur waktu yang diperlukan oleh
piringan untuk melakukan 10 kali putaran dan mencatat pada tabel 4.1
3. Membiarkan giroskop berpresesi dan mengukur waktu yang
diperlukan untuk melakukan dua gerak revolusi. Mencatat waktu
tersebut pada tabel 4.1
4. Secepatnya mengulangi pengukuran waktu yang diperlukan piringan
untuk melakukan gerak revolusi sebanyak 10 putaran. Data sebelum
dan sesudah akan digunakan untuk menentukan kecepatan angular
rata-rata dari piringan selama piringan tersebut melakukan gerak
presesi.
Tabel 4.1 Pengukuran Kecepatan Angulaar
Massa Tambahan
Jarak (d)
Waktu yang diperlukan untuk 10 putaran awal
Waktu yang diperlukan untuk gerak presesi
Waktu yang diperlukan untuk 10 putaran akhir

Bagian 2 : Mengukur Kuantitas-kuantitas untuk nilai teoritik


a. Setup alat :
1. Menjepit lengan giroskop pada posisi horizontal.
2. Menyambungkan Katrol Super (Super Pulley). Dengan tangkinya ke
meja dengan menggunakan penjepit meja.
3. Melilitkan seutas benang melingkari katrol yang terdapat pada pusat
lengan giroskop dan melewatkan benang tersebut sampai pada Katrol
Super (Super Pulley).
b. Prosedur :
1. Memperhitungkan gesekan
Karena gesekan tidak termasuk dalam teori, maka akan
dikompensasikan dalam eksperimen ini dengan menemukan berapa
besarnya massa yang dibebankan pada katrol yang menyebabkan
katrol tersebut mengalami gesekan kinetis. Pada saat massa jatuh
dengan kecepatan tetap, berat massa tersebut sama dengan gesekan
kinetis. Sehingga “massa gesekan” (“friction mass”) ini akan dikurangi
dari massa yang digunakan untuk membuat gerak katrol dipercepat.
Untuk menentukan massa yang diperlukan oleh katrol mencapai
gesekan kinetis, letakkan massa secukupnya pada gantungan massa
yang berhubungan dengan kecepatan tetap. Mencatat massa gesekan
ini pada tabel 4.2
2. Menentukan kecepatan piringan
1) Untuk menentukan kecepatan, letakkan kira-kira 30 gram (catat
massa yang tepat pada tabel) pada katrol. Melilit benang dan
biarkan massa jatuh dari meja ke lantai mengukur waktu jatuhnya.
2) Mengulang langkah pertama sebanyak 5 kali, mengusahakan
menjatuhkan massa dari posisi yang sama.
3) Mengukur ketinggian posisi awal massa dan mencatat kedalam
tabel 4.2
3. Mengukur radius
1) Menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dari katrol
kira-kira dengan benang yang terlilit dan menghitung radiusnya.
Mencatat radius ini pada tabel 4.2
Tabel 4.2 data momen inersia
Massa gesekan
Massa beban
Ketinggian jatunnya massa
Radius katro
Waktu

Rata-rata
H. Soal dan Jawaban Tugas Pendahuluan :

1. Sebuah roda berbentuk cakram homogen dengan jari-jari 11 cm dan massa


19 kg. Jika momen gaya yang bekerja pada roda 93 Nm, Hitunglah percepatan
sudut roda tersebut!
2. Dua roda silinder dengan jari-jari r1 = 11cm dan r2 = 9 cm disatukan dengan
sumbu yang melewati pusat keduanya. Dengan besar gaya F = 93 N dimana
untuk gaya roda pertama dan kedua berlawanan arah. Hitunglah momen gaya
total pada roda gabungan !
3. Sebuah silinder tipis berongga dengan diameter 33 cm dan massa 11 kg
berotasi melalui pusat sumbunya. Jika kecepatan sudutnya 20 rpm, hitunglah
momentum sudutnya!

Anda mungkin juga menyukai