OLEH :
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................4
C. TUJUAN...............................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Udara merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Diudara terdapat Gas-gas
yang sangat dibutuhkan manusia untuk bernafas seperti O2. Udara yang tercemar dapat
menyebabkan berbagai penyakit pada sistem pernapasan pada manusia. Udara yang
tercemar ini disebut dengan polusi.
Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia, karena Indonesia merupakan negara
yang mempunyai banyak hutan sehingga menghasilkan banyak O2. Namun tidak heran
jika Indonesia sering dilanda kebakaran hutan akibat ulah tangan manusia. Kebakaran
hutan dapat menimbulkan kepulan asap ke segala arah. Hal inilah yang menjadi faktor
terjadinya polusi dan kabut asap.
Pada tahun 2019 kabut asap pernah melanda Sumatera Barat karena kebakaran
hutan yang terjadi di salah satu wilayah Indonesia. Sehingga kabut asap terjadi beberapa
hari dan menghalangi pemandangan. Selain karena kebakaran hutan polusi juga terjadi
karena asap kendaraan bermotor, membakar sampah di luar ruangan, limbah asap pada
pabrik industri, dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu perlu adanya pencegahan, penanganan, dan penanggulangan polusi
dan kabut asap ini. Serta kepedulian masyarakat untuk menjaga alam sekitar perlu
diperhatikan. Agar bencana yang tidak diinginkan dapat terhindar.
Berikut merupakan pembahasan lebih lanjut mengenai konsep-konsep yang
berkaitan dengan polusi dan kabut asap serta mitigasi dan hubungan polusi dan kabut
asap dengan ilmu fisika.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Polusi Dan Kabut Asap Dapat Terjadi ?
2. Apa Kaitan Ilmu Fisika Dengan Polusi Dan Kabut Asap?
3. Bagaimana Karakteristik Fisika Pada Polusi Dan Kabut Asap ?
4. Apa Saja Mitigasi Yang Perlu Diperhatikan Untuk Mencegah Kerugian Akibat Polusi
Dan Kabut Asap?
C. TUJUAN
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumen Kebencanaan
2. Mengetahui Penyebab Terjadinya Polusi Dan Kabut Asap
4
3. Mengetahui Hubungan Fisika Dan Karakteristik Nya Dengan Polusi Dan Kabut Asap
4. Mengetahui Mitigasi Yang Perlu Diperhatikan Masyarakat Agar Terhindar Dari
Kerugian Yang Ditimbulkan Polusi Dan Kabut Asap.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1) polusi
Pengertian polusi adalah adanya zat atau materi yang masuk ke dalam
lingkungan, dengan membuat lingkungan menjadi tidak seperti sekarang .Polusi
adalah jenis perubahan lingkungan tertentu yang disebabkan oleh aktivitas manusia ,
baik yang terus menerus maupun yang terputus - putus. Ini mempengaruhi berbagai
komponen lingkungan .
6
kondisi seperti asap kemdaraan bermotor, asap dari hasil pabrik industri, asap rokok,
membakar sampah diluar ruangan, dll.
Penyebab polusi udara yaitu :
Gas H2S
Polusi udara dapat disebabkan oleh pencemaran udara lingkungan dengan gas
H2S. Gas H2S ini dapat ditemukan di daerah pegunungan tinggi , bukti adanya
jaring kelelawar , dan kain kendaraan yang berasal dari bumi minyak.Gas H2S
memiliki sifat racun , sehingga sangat berbahaya karena naik dan volumenya
melebihi ambang batas yang bersangkutan .
Oleh karena itu , Pemerintah menerapkan serangkaian persyaratan yang ketat
untuk uji emisi kendaraan bermotor melalui berbagai programnya. Hal ini
dimaksudkan untuk digunakan dalam mengidentifikasi penyebab asap kendaraan
bermotor polusi udara yang bersumber.
Gas CO
Gas CO merupakan produk sampingan dari gas karbon monoksida (CO). Penting
untuk kita pahami bahwa gas beracun selain H2S , seperti gas CO , juga
dihasilkan selama pengoperasian kendaraan bermotor . Gas CO memiliki sifat
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mudah untuk dilihat. Sama halnya seperti
gas H2S, gas CO juga dapat meracuni lingkungan. Selain itu, pada secepatnya
kendaraan bermotor juga mengandung gas CO2. Umumnya kita mengetahui jika
jenis gas ini diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis kemudian
menjadi oksigen.
Gas CO memiliki sifat non-warna, non-bau, dan non-asa , sehingga sulit untuk
kita identifikasi .Gas seperti gas H2S dan gas CO juga dapat mencemari
lingkungan. Selain itu , kendaraan bermesin asap juga mengeluarkan gas CO2 .
Biasanya , kita memahami bahwa jenis gas ini dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
proses fotosintesis, yang menghasilkan tumbuhan menjadi oksigen . Namun , jika
kadar CO2 di atmosfer secara konsisten tinggi dan tidak sesuai dengan apa yang
dianggap sebagai tingkat " pembersih " atmosfer yang ditentukan oleh proses
fotosintesis , maka lingkungan dan manusia akan terkena dampak negatif . Gas
CO2 ini sama sekali tidak mudah terbakar , merusak, atau meledak
Partikel SO2
7
Sumber utama sulfur dari unit sulfur oksida adalah sulfur dioksida. Sulfur
dioksida ( SO2 ) dapat dipahami karena memiliki rona warna yang tajam
meskipun tidak memiliki tongkat sihir .Pada atmosfer bumi, SO2 dapat bereaksi
sehingga menghasilkan belerang trioksida (SO3). Senyawa SO3 ini kemudian
dapat bereakasi dengan udara dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang bersifat
asam. Jika reaksi tersebut terjadi, maka dapat menyebabkan hujan asam yang
berbahaya bagi ekosistem makhluk hidup.
Adapun dampak dari polutan ini ialah:
Hujan asam – Seperti disebutkan di atas, hujan asam dapat dihasilkan dari
reaksi antara SO3 dan air. Hujan asam memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan karena sifatnya yang berbahaya. Misalnya, jika Anda membuat
benda dari logam, tanaman akan cepat membusuk dan mati.
Efek rumah kaca – Efek rumah kaca bertanggung jawab atas pemanasan
global. Kondisi ini disebabkan oleh akumulasi polutan di atmosfer, yang
memerangkap panas matahari yang dipantulkan dari Bumi dan mencegahnya
menembus ke luar angkasa. Akibat dari kondisi tersebut, suhu bumi naik
sehingga menyebabkan pemanasan global. Efek rumah kaca mengganggu
iklim bumi, musim tidak menentu, dan es kutub yang permanen mencair.
8
B. Kabut asap
Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara yang mungkin terjadi setiap hari hingga
akhir bulan . Asap juga sering mengacu pada pengertian prinsip - prinsip pencemaran
udara. Bentuk aslinya adalah aerosol jenis padat dan cair . Kabut terbentuk tatkala
udara yang jenuh dengan uap air mengalami pendinginan di bawah titik bekunya. Jika
udara tersebut di atas daerah perindustrian, maka udara itu mungkin juga mengandung
bercampur kabut membentuk kabut berasap. campuran ini menyebabkan orang
terbatuk-batuk. Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya yang
mengandung risiko dan oksida-oksida nitrogen diubah menjadi kabut asap fotokimia
oleh sinar matahari.
Kabut terbentuk tatkala udara yang rata dengan udara mengalami pendinginan di
dasar bekunya. Jika udara tersebut terletak di atas kawasan industri, mungkin juga
mengandung asap yang bercampur dan kabut membentuk secepatnya .
Dan berbahaya bagi orang yang sedang batuk - batuk. Segera pembuangan mobil dan
polutan lain yang mengandung dan oksida -oksida nitrogen dibuat menjadi kabut
berasap fotokimia oleh sinar matahari di kota-kota besar.
9
1. KBBI, Kabut asap merupakan campuran antara kabut dan asap (banyak
terdapat di daerah industri).
3. Science Daily, Kabut asap merupakan jenis polusi udara, yang pada awalnya
dinamai campuran antara asap dan kabut di udara.
Alam
Faktor alam penyebab kabut asap yaitu adanya pembakaran hutan oleh manusia, yang
bertujuan untuk kepentingan tertentu. Padahal sejatinya manfaat hutan bagi manusia
di kehidupannya sangatlah banyak, salah satunya contohnya mencegah bencana alam.
Non Alam
Faktor non alam penyebab terjadinya kabut asap adalah pembuatan dan penggunaan
peralatan oleh manusia. Misalnya , kendaraan bermesin , telepon genggam , dan toko
yang membuang limbah dengan cepat . Asap yang berasal dari knalpot dan cerobong
alat mampu menghasilkan kabut asap.
10
Secara lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan beberapa penyebab terjadinya
kabut asap, diantaranya yaitu:
Pembakaran batubara
Sisa arang yang terbakar menyebabkan kabut asap. Pada masa awal kemajuan
industri yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar mesin industri,
terjadi insiden kabut asap akibat pembakaran batu bara.
Asap kendaraan
Kebakaran hutan
Kebakaran hutan dapat disebabkan secara alami oleh gelombang panas atau
suhu tinggi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti yang biasa terjadi
di Indonesia dan beberapa belahan dunia. Asap dari pohon yang terbakar dapat
membentuk kabut asap tebal, seperti yang dialami Indonesia hampir setiap
tahun.
Letusan gunung
Asap dalam arti letusan gunung berapi yang mengalami letusan dapat menyebabkan
kabut asap. Beberapa komposisi asap dan partikel dalam asap berasal dari dari gunung
meletus dapat bereaksi dengan sinar matahari dan oksigen, dan menjadi kabut asap.
11
(Gambar kabut asap di Riau pada tahun 2019)
Adapun untuk zat-zat yang terkandung dalam kabut asap beserta dampak negatif yang
ditimbulkan. Antara lain;
a) Sulfur Dioksida
Pencemaran oleh zat ini disebabkan oleh 2 komponen sulfur berbentuk gas yang tidak
berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3), dan keduanya
disebut Sulfur Oksida (SOx). Sulfur Dioksida dapat berasal dari pembakaran arang,
minyak bakar gas, kayu dan sebagainya. Selain itu dapat juga bersumber dari proses-
proses industri seperti pemurnian petroleum,industri asam sulfat, industri peleburan
baja, dan sebagainya.
b) Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan senyawa hasil penggabungan karbon dan oksigen yang
berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida (CO2). Karbon
monoksida dapat terbentuk secara alami, misalnya dari larutan, oksida metal dari
atmosfer, pegunungan, kebakaran hutan, dan badai listrik alam tetapi dapat juga
bersumber dari dari kegiatan manusia.
Dampak buruk karbon monoksida untuk kesehatan manusia adalah penguraian HbCO
yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut
dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi dapat menyebabkan
keracunan, khususnya akan sangat berbahaya bagi penderitan gangguan otot jantung.
12
c) Nitrogen Dioksida
Oksigen Nitrogen (NOx) merupakan kelompok gas di atmosfer yang terdiri atas
Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Sumber utamanya bersala
dari pembakaran yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan
pembuangan sampah. Eemisi NOx sebagian besar beerasal dari produk buatan
manusia misalnya dari pembakaran arang, minyak, gas dan bensin.
Dampak buruk Nitrogen Dioksida terhadap kesehatan manusia adalah bersifat racun
terutama terhadap paru-paru. Kadarnya yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh
gejala pembengkakan paru-paru (edema pulmonari).
d) Oksidan
Oksidan (O3) ialah senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai
pengoksidasi. Dampak buruk O3 bagi kesehatan dapat dilihat pada manusia yang
diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan
pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan
tenggorokan.
Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0 sampai dengan 3,0 ppm selama 2 jam pada
orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan
koordinasi. Pada sebagian besar orang, adanya kontak dengan ozon dengan kadar 9,0
ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.
e) Hidrokarbon
Pencemaran udara yang berasal dari hidrokarbon (HC) dapat berupa gas, cair, dan
padat. Apabila HC dalam bentuk gas, akan tercampur bersama bahan pencemar
lainnya. Apabila berbentuk cairan maka akan membentuk kabut minyak (droplet)
yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan dalam
bentuk padatan akan tampak seperti asap hitam.
Hidrokarbon yang ada di udara akan berekasi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang dinamakan plycyclic aromatichidrocarbon (PAH) yang
13
banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Jika PAH masuk dalam paru-
paru dapat menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
f) Khlorin
Klorin merupakan bahan kimia yang berguna untuk pemurnian air, dalam desinfektan,
dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin damanfaatkan pula dalam produksi kertas,
antiseptik, zat warna, makanan, insektisida, cat, produk minyak bumi, plastik, obat-
obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk konsumen lainnya.
Klorin merupakan gas yang sangat reaktif ketika gas ini memasuki tubuh ketika
terhirup bersama udara yang terkontaminasi atau ketika tertelan bersama dengan
makanan atau air yang terkontaminasi, dapat merusak sistem pernapasan, mulai dari
batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru.
g) Partikel Debu
h) Timah Hitam
Dampak negatif timah hitam teradap kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan
gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme vitamin D
14
dan kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan kronis pada ginjal, bisa
menembus plasenta yang berpengaruh pada pertumbuhan janin.
B.Hukum-Hukum Fisika dan Karakteristik Fisika Yang Mendasari Proses Polusi dan
Kabut Asap
Suhu
Kabut merupakan sistem koloid jenis aerosol cair. Kabut dapat terbentuk saat
udara yang jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Kabut sering
terlihat di pagi hari saat suhu udara rendah dan dingin sehingga uap air akan
mengalami kondensasi dan kadar kelembapan mendekati 100%.
Suhu juga akan tiba-tiba mendingin saat kabut asap terjadi, hal ini karena panas
dari cahaya matahari terhalangan masuk. Sehingga udara disekitar menjadi dingin
dan suhu turun drastis.
Hukum Bernoulli dan Hukum Fluida
Prinsip hukum Bernoulli menyebutkan bahwa jika pergerakan aliran udara tinggi
tekanannya menjadi kecil. Sebaliknya jika laju aliran udara rendah tekanannya
akan besar. Udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat udara
yang bertekanan rendah. Di dalam hukum bernouli terdapat prinsip bernouli yang
merupakan penyederhanaan dari hukum bernoulli yang dinyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkanpenurunan tekanan pada aliran tersebut. Pada intinya, prinsip
Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan
dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi.
𝑉 =1/2∙ ((𝑄1 + 𝑄2)𝑇))
Keterangan:
V= Volme udara yang terhisap (m3)
Q1= Kecepatan aliran udara awal (m3/menit)
Q2= Kecepatan aliran udara setelah pengukuran (m3/menit)
T= Waktu sampling, menit
Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac, hukum Amontons atau hukum tekanan ditemukan oleh
Joseph Louis GayLussac pada tahun 1809. Persamaan ini menyatakan bahwa,
15
untuk massa tertentu dan volume konstan gas ideal, tekanan yang diberikan pada
16
berkelanjutan pada saat bencana. Untuk kesiapsiagaan bencana kabut asap,
merumuskan rencana manajemen darurat kesehatan dalam hal ketersediaan sumber
daya dan pemberian layanan kesehatan sebelum, selama dan setelah bencana, dan
mengatur dan mengoperasikan tim respon cepat (TRC). , pengembangan dan
pengembangan sumber daya manusia, pemantauan dan penguatan sistem informasi
Penentuan lokasi, kerusakan, dan sumber daya yang cepat dan akurat.
Menentukan situasi darurat bencana. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang
terkena dampak. memenuhi kebutuhan dasar, melindungi kelompok rentan, dan
segera memulihkan infrastruktur dan fasilitas penting. Respon cepat terhadap bencana
kabut asap mencakup inisiatif berikut:
17
Sebuah agen penyembuhan trauma yang menggunakan psikiater dan psikolog lainnya
untuk menyembuhkan trauma psikologis korban bencana. Bantuan sosial juga harus
diberikan dengan tujuan dan tidak boleh diabaikan dalam bentuk suplemen gizi
seperti PMT untuk anak kecil, juga dapat diberikan oleh ahli gizi. Bekerja dengan
sektor sosial untuk merencanakan makanan dan kebutuhan dasar pengungsi lainnya.
Tentu saja, pemberian pelayanan kesehatan sangat penting bagi mereka yang sakit
atau kemungkinan akan jatuh sakit setelah bencana usai.
18
BAB III
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa:
pencemaran adalah suatu kondisi yang mengubah dari bentuk awal ke keadaan
yang lebih buruk. Perubahan ini merupakan akibat dari adanya bahan-bahan
pencemar yang masuk.
polusi adalah adanya suatu zat atau materi yang masuk ke dalam lingkungan,
sehingga lingkungan menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Polusi
merupakan suatu perubahan keadaan lingkungan yang merugikan berbagai
komponen akibat kegiatan manusia secara keseluruhan atau sebagian, baik
langsung maupun tidak langsung.
Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari
hingga hitungan bulan. Kabut asap juga sering dikaitkan dengan pengertian
pencemaran udara. Kabut asap itu sendiri adalah koloid jenis aerosol padat dan
aerosol cair.
Kabut asap dan polusi terjadi karena faktor alam dan faktor non alam salah
satunya asap kemdaraan bermotor, kebakaran hutan
Hukum fisika yang berkaitan dengan polusi dan kabut asap ialah suhu,
pencahayaan hukum Gay-Lussac
Mitigasi bencana dapat dilakukan pra-saat-pasca bencana
B. SARAN
Dari jabaran diatas penulis menyarankan pembaca untuk memahami dan mendalami
hal-hal yang berkaitan dengan konsep polusi dan kabut asap serta hubungannya
dengan fisika. Serta tetap menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari berbagai
macam bencana terkhususnya polusi dan kabut asap. Perlunya kesadaran masing-
masing individu untuk selalu menjaga hutan karena hutan adalah rumah dan penghasil
O2 untuk kebutuhan manusia.
19
DAFTAR PUSTAKA
Putri, delima. Fauzi, ahmad. Dwiridal, letmi. Pengaruh lebar kerja peserta didik terintegrasi
materi kabut asap terhadap kompensi peserta didik pada materi suhu, kalor dan optik
dalam model pembelajaran cooperative problem base learning di kelas x sman 2
padang, pillar of physics education, vol.8, (2016) :193-200.
https://rimbakita.com/jenispolusi/#:~:text=Polusi%20adalah%20masuknya
%20makhluk%20hidup,partikel%20SO2%2C%20dan%20lain%20sebagainya.
https://dosengeografi.com/tag/pengertian-kabut-asap-menurut-para-ahli/
https://dinkes.sarolangunkab.go.id/berita-kesiapsiagaan-menghadapi-bencana-kabut-
asap.html
20