Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH INSTRUMEN KEBENCANAAN

“ POLUSI DAN KABUT ASAB ”

OLEH :

NAMA : REZA ANGRAINI


NIM : 21034078
DOSEN : Dr. HAMDI, M.Si
PRODI : FISIKA NK

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Polusi dan Kabut Asap ” ini tepat waktu. Tanpa
rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapak Dr. Hamdi,
M. Si serta pihak-pihak yang senantiasa membantu penulis sehingga makalah yang berjudul
“Polusi dan Kabut Asap” ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan penulisan makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumen Kebencanaan.
Penulis berharap makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya, dan bermanfaat bagi
pembaca. Namun, Penulis menyadari makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan, dalam rangka kesempurnaan makalah penulis
kedepannya. Terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Padang, 11 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................4
C. TUJUAN...............................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN

A. Definisi Dan Penyebab Polusi dan Kabut Asap....................................6


B. Hukum-Hukum Fisika dan Fisika yang Mendasari Proses Polusi dan
Kabut Asap............................................................................................15
C. Prediksi Polusi dan Kabut Asap ...........................................................16

BAB III : PENUTUP


A. KESIMPULAN.....................................................................................18
B. SARAN.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Udara merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Diudara terdapat Gas-gas
yang sangat dibutuhkan manusia untuk bernafas seperti O2. Udara yang tercemar dapat
menyebabkan berbagai penyakit pada sistem pernapasan pada manusia. Udara yang
tercemar ini disebut dengan polusi.
Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia, karena Indonesia merupakan negara
yang mempunyai banyak hutan sehingga menghasilkan banyak O2. Namun tidak heran
jika Indonesia sering dilanda kebakaran hutan akibat ulah tangan manusia. Kebakaran
hutan dapat menimbulkan kepulan asap ke segala arah. Hal inilah yang menjadi faktor
terjadinya polusi dan kabut asap.
Pada tahun 2019 kabut asap pernah melanda Sumatera Barat karena kebakaran
hutan yang terjadi di salah satu wilayah Indonesia. Sehingga kabut asap terjadi beberapa
hari dan menghalangi pemandangan. Selain karena kebakaran hutan polusi juga terjadi
karena asap kendaraan bermotor, membakar sampah di luar ruangan, limbah asap pada
pabrik industri, dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu perlu adanya pencegahan, penanganan, dan penanggulangan polusi
dan kabut asap ini. Serta kepedulian masyarakat untuk menjaga alam sekitar perlu
diperhatikan. Agar bencana yang tidak diinginkan dapat terhindar.
Berikut merupakan pembahasan lebih lanjut mengenai konsep-konsep yang
berkaitan dengan polusi dan kabut asap serta mitigasi dan hubungan polusi dan kabut
asap dengan ilmu fisika.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Polusi Dan Kabut Asap Dapat Terjadi ?
2. Apa Kaitan Ilmu Fisika Dengan Polusi Dan Kabut Asap?
3. Bagaimana Karakteristik Fisika Pada Polusi Dan Kabut Asap ?
4. Apa Saja Mitigasi Yang Perlu Diperhatikan Untuk Mencegah Kerugian Akibat Polusi
Dan Kabut Asap?
C. TUJUAN
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumen Kebencanaan
2. Mengetahui Penyebab Terjadinya Polusi Dan Kabut Asap

4
3. Mengetahui Hubungan Fisika Dan Karakteristik Nya Dengan Polusi Dan Kabut Asap
4. Mengetahui Mitigasi Yang Perlu Diperhatikan Masyarakat Agar Terhindar Dari
Kerugian Yang Ditimbulkan Polusi Dan Kabut Asap.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi dan penyebab polusi dan kabut asap

1) polusi

( Gambar polusi dari pabrik industri )

Ainnudin dan Widyawati menjelaskan, arti pencemaran adalah suatu kondisi


yang mengubah dari bentuk awal ke keadaan yang lebih buruk. Perubahan ini
merupakan akibat dari adanya bahan-bahan pencemar yang masuk.

Kantong pencemar tersebut tergolong meracuni ( toksik ) dan mampu


mempengaruhi organisme hidup di sekitarnya . Karena itu , sifat racun adalah
penyebab pencemaran .

Pengertian polusi adalah adanya zat atau materi yang masuk ke dalam
lingkungan, dengan membuat lingkungan menjadi tidak seperti sekarang .Polusi
adalah jenis perubahan lingkungan tertentu yang disebabkan oleh aktivitas manusia ,
baik yang terus menerus maupun yang terputus - putus. Ini mempengaruhi berbagai
komponen lingkungan .

Akibatnya , suatu ekosistem tertentu akan mengalami perubahan parameter


fisik, biologi , kimia , dan termal , sehingga kurang sehat dan lebih mengganggu
kualitas hidup penduduk di sekitarnya .Polusi udara dapat terjadi dari beberapa

6
kondisi seperti asap kemdaraan bermotor, asap dari hasil pabrik industri, asap rokok,
membakar sampah diluar ruangan, dll.
Penyebab polusi udara yaitu :
 Gas H2S
Polusi udara dapat disebabkan oleh pencemaran udara lingkungan dengan gas
H2S. Gas H2S ini dapat ditemukan di daerah pegunungan tinggi , bukti adanya
jaring kelelawar , dan kain kendaraan yang berasal dari bumi minyak.Gas H2S
memiliki sifat racun , sehingga sangat berbahaya karena naik dan volumenya
melebihi ambang batas yang bersangkutan .
Oleh karena itu , Pemerintah menerapkan serangkaian persyaratan yang ketat
untuk uji emisi kendaraan bermotor melalui berbagai programnya. Hal ini
dimaksudkan untuk digunakan dalam mengidentifikasi penyebab asap kendaraan
bermotor polusi udara yang bersumber.
 Gas CO
Gas CO merupakan produk sampingan dari gas karbon monoksida (CO). Penting
untuk kita pahami bahwa gas beracun selain H2S , seperti gas CO , juga
dihasilkan selama pengoperasian kendaraan bermotor . Gas CO memiliki sifat
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mudah untuk dilihat. Sama halnya seperti
gas H2S, gas CO juga dapat meracuni lingkungan. Selain itu, pada secepatnya
kendaraan bermotor juga mengandung gas CO2. Umumnya kita mengetahui jika
jenis gas ini diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis kemudian
menjadi oksigen.
Gas CO memiliki sifat non-warna, non-bau, dan non-asa , sehingga sulit untuk
kita identifikasi .Gas seperti gas H2S dan gas CO juga dapat mencemari
lingkungan. Selain itu , kendaraan bermesin asap juga mengeluarkan gas CO2 .
Biasanya , kita memahami bahwa jenis gas ini dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
proses fotosintesis, yang menghasilkan tumbuhan menjadi oksigen . Namun , jika
kadar CO2 di atmosfer secara konsisten tinggi dan tidak sesuai dengan apa yang
dianggap sebagai tingkat " pembersih " atmosfer yang ditentukan oleh proses
fotosintesis , maka lingkungan dan manusia akan terkena dampak negatif . Gas
CO2 ini sama sekali tidak mudah terbakar , merusak, atau meledak
 Partikel SO2

7
Sumber utama sulfur dari unit sulfur oksida adalah sulfur dioksida. Sulfur
dioksida ( SO2 ) dapat dipahami karena memiliki rona warna yang tajam
meskipun tidak memiliki tongkat sihir .Pada atmosfer bumi, SO2 dapat bereaksi
sehingga menghasilkan belerang trioksida (SO3). Senyawa SO3 ini kemudian
dapat bereakasi dengan udara dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang bersifat
asam. Jika reaksi tersebut terjadi, maka dapat menyebabkan hujan asam yang
berbahaya bagi ekosistem makhluk hidup.
Adapun dampak dari polutan ini ialah:

 Masalah Kesehatan – Racun yang mencemari udara biasanya menyebabkan


masalah kesehatan seperti melemahnya sistem kekebalan tubuh, sesak napas,
asma, infeksi saluran pernapasan, alergi dan flu.

 Hujan asam – Seperti disebutkan di atas, hujan asam dapat dihasilkan dari
reaksi antara SO3 dan air. Hujan asam memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan karena sifatnya yang berbahaya. Misalnya, jika Anda membuat
benda dari logam, tanaman akan cepat membusuk dan mati.

 Efek rumah kaca – Efek rumah kaca bertanggung jawab atas pemanasan
global. Kondisi ini disebabkan oleh akumulasi polutan di atmosfer, yang
memerangkap panas matahari yang dipantulkan dari Bumi dan mencegahnya
menembus ke luar angkasa. Akibat dari kondisi tersebut, suhu bumi naik
sehingga menyebabkan pemanasan global. Efek rumah kaca mengganggu
iklim bumi, musim tidak menentu, dan es kutub yang permanen mencair.

 Penipisan Lapisan Ozon - CFC hadir di atmosfer stratosfer. CFC memiliki


kemampuan untuk mengubah ozon (O3) menjadi oksigen (O2). Jadi, ketika
ozon menipis, bumi menjadi kurang terlindungi dari radiasi UV-B yang dapat
menembus bumi. Perlu Anda ketahui bahwa radiasi UV-B merupakan
penyebab kanker kulit pada manusia dan dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, beberapa di antaranya adalah mengurangi
populasi kendaraan listrik, meneliti dan mengembangkan sumber energi alternatif,
serta melakukan uji emisi kendaraan listrik secara ketat.

8
B. Kabut asap

(Gambar kabut asap)

Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara yang mungkin terjadi setiap hari hingga
akhir bulan . Asap juga sering mengacu pada pengertian prinsip - prinsip pencemaran
udara. Bentuk aslinya adalah aerosol jenis padat dan cair . Kabut terbentuk tatkala
udara yang jenuh dengan uap air mengalami pendinginan di bawah titik bekunya. Jika
udara tersebut di atas daerah perindustrian, maka udara itu mungkin juga mengandung
bercampur kabut membentuk kabut berasap. campuran ini menyebabkan orang
terbatuk-batuk. Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya yang
mengandung risiko dan oksida-oksida nitrogen diubah menjadi kabut asap fotokimia
oleh sinar matahari.

Kabut terbentuk tatkala udara yang rata dengan udara mengalami pendinginan di
dasar bekunya. Jika udara tersebut terletak di atas kawasan industri, mungkin juga
mengandung asap yang bercampur dan kabut membentuk secepatnya .

Dan berbahaya bagi orang yang sedang batuk - batuk. Segera pembuangan mobil dan
polutan lain yang mengandung dan oksida -oksida nitrogen dibuat menjadi kabut
berasap fotokimia oleh sinar matahari di kota-kota besar.

Pengertian Kabut Asap menurut Para Ahli

Terdapat pengertian kabut asap menurut para ahli, diantaranya yaitu:

9
1. KBBI, Kabut asap merupakan campuran antara kabut dan asap (banyak
terdapat di daerah industri).

2. Cambridge Dictionary, Kabut Asap merupakan campuran asap, gas, dan


bahan kimia, terutama di kota-kota, yang menyebabkan kesulitan untuk
bernafas dan berbahaya bagi kesehatan.

3. Science Daily, Kabut asap merupakan jenis polusi udara, yang pada awalnya
dinamai campuran antara asap dan kabut di udara.

4. Encyclopedia Britannica, Kabut asap adalah suspensi di lapisan


atmosfer partikel debu kering, garam, aerosol, atau kabut fotokimia yang
sangat kecil (dengan diameter sekitar 0,00001 cm) sehingga tidak dapat
dirasakan atau dilihat secara individual dengan mata telanjang, tetapi agregat
mengurangi visibilitas horizontal dan memberikan
penampilan opalescent  pada atmosfer. Sehingga kabut asap muncul sebagai
tudung kebiruan atau kekuningan tergantung pada apakah latar belakangnya
gelap atau terang. Sehubungan dengan warna-warna ini, kabut dapat
dibedakan dari kabut, yang memberikan gumpalan keabu-abuan ke langit.

Faktor Penyebab Kabut Asap

Faktor terjadinya kabut asap dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

 Alam

Faktor alam penyebab kabut asap yaitu adanya pembakaran hutan oleh manusia, yang
bertujuan untuk kepentingan tertentu. Padahal sejatinya manfaat hutan bagi manusia
di kehidupannya sangatlah banyak, salah satunya contohnya mencegah bencana alam.

 Non Alam

Faktor non alam penyebab terjadinya kabut asap adalah pembuatan dan penggunaan
peralatan oleh manusia. Misalnya , kendaraan bermesin , telepon genggam , dan toko
yang membuang limbah dengan cepat . Asap yang berasal dari knalpot dan cerobong
alat mampu menghasilkan kabut asap.

10
Secara lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan beberapa penyebab terjadinya
kabut asap, diantaranya yaitu:

 Pembakaran batubara

Sisa arang yang terbakar menyebabkan kabut asap. Pada masa awal kemajuan
industri yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar mesin industri,
terjadi insiden kabut asap akibat pembakaran batu bara.

 Asap kendaraan

juga berkontribusi terhadap kabut asap karena mengandung bahan kimia


seperti hidrokarbon, karbon monoksida, nitrogen oksida, dan berbagai volatil
lainnya. Ketika zat ini terkena sinar matahari, reaksi kimia terjadi dan mereka
menjadi kabut asap.

 Kebakaran hutan

Kebakaran hutan dapat disebabkan secara alami oleh gelombang panas atau
suhu tinggi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti yang biasa terjadi
di Indonesia dan beberapa belahan dunia. Asap dari pohon yang terbakar dapat
membentuk kabut asap tebal, seperti yang dialami Indonesia hampir setiap
tahun.

 Letusan gunung

Asap dalam arti letusan gunung berapi yang mengalami letusan dapat menyebabkan
kabut asap. Beberapa komposisi asap dan partikel dalam asap berasal dari dari gunung
meletus dapat bereaksi dengan sinar matahari dan oksigen, dan menjadi kabut asap.

11
(Gambar kabut asap di Riau pada tahun 2019)

Dampak Kabut Asap

Adapun untuk zat-zat yang terkandung dalam kabut asap beserta dampak negatif yang
ditimbulkan. Antara lain;

a) Sulfur Dioksida

Pencemaran oleh zat ini disebabkan oleh 2 komponen sulfur berbentuk gas yang tidak
berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3), dan keduanya
disebut Sulfur Oksida (SOx). Sulfur Dioksida dapat berasal dari pembakaran arang,
minyak bakar gas, kayu dan sebagainya. Selain itu dapat juga bersumber dari proses-
proses industri seperti pemurnian petroleum,industri asam sulfat, industri peleburan
baja, dan sebagainya.

Dampak polutan sulfur dioksida terhadap kesehatan manusia misalnya menyebabkan


iritasi sistem pernafasan terutama pada tenggorokan yang terjadi pada beberapa
individu yang sensitif iritasi. SO2 merupakan pencemar yang berbahaya bagi
kesehatan khusunya bagi orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis
pada sistem pernafasan kadiovaskular.

b) Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan senyawa hasil penggabungan karbon dan oksigen yang
berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida (CO2). Karbon
monoksida dapat terbentuk secara alami, misalnya dari larutan, oksida metal dari
atmosfer, pegunungan, kebakaran hutan, dan badai listrik alam tetapi dapat juga
bersumber dari dari kegiatan manusia.

Dampak buruk karbon monoksida untuk kesehatan manusia adalah penguraian HbCO
yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut
dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi dapat menyebabkan
keracunan, khususnya akan sangat berbahaya bagi penderitan gangguan otot jantung.

12
c) Nitrogen Dioksida

Oksigen Nitrogen (NOx) merupakan kelompok gas di atmosfer yang terdiri atas
Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Sumber utamanya bersala
dari pembakaran yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan
pembuangan sampah. Eemisi NOx sebagian besar beerasal dari produk buatan
manusia misalnya dari pembakaran arang, minyak, gas dan bensin.

Dampak buruk Nitrogen Dioksida terhadap kesehatan manusia adalah bersifat racun
terutama terhadap paru-paru. Kadarnya yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh
gejala pembengkakan paru-paru (edema pulmonari).

d) Oksidan

Oksidan (O3) ialah senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai
pengoksidasi. Dampak buruk O3 bagi kesehatan dapat dilihat pada manusia yang
diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan
pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan
tenggorokan.

Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0 sampai dengan 3,0 ppm selama 2 jam pada
orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan
koordinasi. Pada sebagian besar orang, adanya kontak dengan ozon dengan kadar 9,0
ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.

e) Hidrokarbon

Pencemaran udara yang berasal dari hidrokarbon (HC) dapat berupa gas, cair, dan
padat. Apabila HC dalam bentuk gas, akan tercampur bersama bahan pencemar
lainnya. Apabila berbentuk cairan maka akan membentuk kabut minyak (droplet)
yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan dalam
bentuk padatan akan tampak seperti asap hitam.

Hidrokarbon yang ada di udara akan berekasi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang dinamakan plycyclic aromatichidrocarbon (PAH) yang

13
banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Jika PAH masuk dalam paru-
paru dapat menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.

f) Khlorin

Klorin merupakan bahan kimia yang berguna untuk pemurnian air, dalam desinfektan,
dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin damanfaatkan pula dalam produksi kertas,
antiseptik, zat warna, makanan, insektisida, cat, produk minyak bumi, plastik, obat-
obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk konsumen lainnya.

Klorin merupakan gas yang sangat reaktif ketika gas ini memasuki tubuh ketika
terhirup bersama udara yang terkontaminasi atau ketika tertelan bersama dengan
makanan atau air yang terkontaminasi, dapat merusak sistem pernapasan, mulai dari
batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru.

g) Partikel Debu

Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) ialah campuran yang


sangat rumit, yang terdiri atas berbagai senyawaorganik dan anorganik yang terbesar
di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai
denganmaksimal 500 mikron.

Dampak buruknya terhadap kesehatan adalah dapat mengganggu saluran pernafasan


bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain itu dapat mengganggu daya tembus
pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.

h) Timah Hitam

Timah hitam ( Pb ) adalah logam lunak berwarna kebiru-biruan atau abu-abu


keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada
tekanan lapisan atmosfer. Sumber emisi timah hitam berasal dari pabrik plastik,
percetakan, peleburan timah, pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik
cat, tambang timah dsb (termasuk logam berat).

Dampak negatif timah hitam teradap kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan
gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme vitamin D

14
dan kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan kronis pada ginjal, bisa
menembus plasenta yang berpengaruh pada pertumbuhan janin.

B.Hukum-Hukum Fisika dan Karakteristik Fisika Yang Mendasari Proses Polusi dan
Kabut Asap

 Suhu
Kabut merupakan sistem koloid jenis aerosol cair. Kabut dapat terbentuk saat
udara yang jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Kabut sering
terlihat di pagi hari saat suhu udara rendah dan dingin sehingga uap air akan
mengalami kondensasi dan kadar kelembapan mendekati 100%.
Suhu juga akan tiba-tiba mendingin saat kabut asap terjadi, hal ini karena panas
dari cahaya matahari terhalangan masuk. Sehingga udara disekitar menjadi dingin
dan suhu turun drastis.
 Hukum Bernoulli dan Hukum Fluida
Prinsip hukum Bernoulli menyebutkan bahwa jika pergerakan aliran udara tinggi
tekanannya menjadi kecil. Sebaliknya jika laju aliran udara rendah tekanannya
akan besar. Udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat udara
yang bertekanan rendah. Di dalam hukum bernouli terdapat prinsip bernouli yang
merupakan penyederhanaan dari hukum bernoulli yang dinyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkanpenurunan tekanan pada aliran tersebut. Pada intinya, prinsip
Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan
dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi.
𝑉 =1/2∙ ((𝑄1 + 𝑄2)𝑇))
Keterangan:
V= Volme udara yang terhisap (m3)
Q1= Kecepatan aliran udara awal (m3/menit)
Q2= Kecepatan aliran udara setelah pengukuran (m3/menit)
T= Waktu sampling, menit
 Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac, hukum Amontons atau hukum tekanan ditemukan oleh
Joseph Louis GayLussac pada tahun 1809. Persamaan ini menyatakan bahwa,

15
untuk massa tertentu dan volume konstan gas ideal, tekanan yang diberikan pada

sisi wadahnya berbanding lurus dengan suhu absolut.


( Gambar persamaan matematis, hukum Gay-Lussac )
 Pencahayaan
Kabut asap membuat penglihatan kita menjadi tidak jelas karena cahya yang akan
masuk ke mata terhalangi, hal inilah yang menyebabkan mata tidak bisa melihat
dengan baik saat kabut asap melanda.
C. Prediksi Polusi dan Kabut Asap

Manajemen Pra Bencana

Kesiapsiagaan bencana merupakan upaya untuk meminimalkan dampak dari


suatu bencana. Pengurangan risiko bencana mencakup perencanaan dan pelaksanaan
tindakan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana sebelum terjadi. Ini termasuk
kesiapsiagaan dan langkah-langkah mitigasi risiko jangka panjang. Kesiapsiagaan
bencana yang efektif membutuhkan tiga komponen utama: penilaian risiko,
peringatan, dan kesiapsiagaan. Penguatan kelembagaan pemerintah, masyarakat dan
sektor swasta merupakan komponen kunci dari upaya pengurangan bencana.
Penguatan kelembagaan berupa sistem peringatan dini, tanggap darurat, pengelolaan
barak dan evakuasi bencana bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berdaya
sehingga dampak bencana dapat diminimalisir. Peran pemerintah adalah menyusun
prosedur operasi, menyiapkan tenaga kesehatan, menyediakan sarana, prasarana, obat-
obatan dan alat kesehatan, serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Peran
pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi dampak kabut asap terhadap kesehatan
masyarakat diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Misalnya, Pasal 82 undang-undang tersebut menyatakan bahwa pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber
daya, fasilitas, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan

16
berkelanjutan pada saat bencana. Untuk kesiapsiagaan bencana kabut asap,
merumuskan rencana manajemen darurat kesehatan dalam hal ketersediaan sumber
daya dan pemberian layanan kesehatan sebelum, selama dan setelah bencana, dan
mengatur dan mengoperasikan tim respon cepat (TRC). , pengembangan dan
pengembangan sumber daya manusia, pemantauan dan penguatan sistem informasi

Manajemen Saat Bencana

Kabut asap memiliki dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat karena


dapat mengiritasi paru-paru dan saluran udara. Pada saat terjadi bencana, proses
tanggap darurat dan respon cepat harus dikembangkan. Banyak sektor yang terlibat
dalam pengelolaan bahaya kabut asap, termasuk yang terkait dengan kesehatan
masyarakat terkait kabut asap. Oleh karena itu, peran lintas sektoral perlu
diperhitungkan ketika menangani masalah kesehatan yang ditimbulkannya.
Penanggulangan bencana dalam situasi darurat berdasarkan Pasal 48 UU 24/2007
meliputi:

Penentuan lokasi, kerusakan, dan sumber daya yang cepat dan akurat.
Menentukan situasi darurat bencana. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang
terkena dampak. memenuhi kebutuhan dasar, melindungi kelompok rentan, dan
segera memulihkan infrastruktur dan fasilitas penting. Respon cepat terhadap bencana
kabut asap mencakup inisiatif berikut:

penilaian kesehatan cepat, pertolongan pertama bagi korban, evakuasi ke


fasilitas medis dan tempat penampungan darurat; Memenuhi kebutuhan kesehatan
dasar, baik kebutuhan khusus (kebutuhan masker) maupun kebutuhan umum (obat-
obatan, makanan pendamping ASI, personal kit, emergency kit, dll). Lindungi
kelompok berisiko tinggi. Pelatihan respon cepat di kawasan darurat asap berupa
kegiatan home education and learning atau kegiatan belajar ditiadakan untuk
mengurangi paparan asap rokok pada anak.

Manajemen Pasca Bencana

Bukan hanya lingkungan, peralatan dan infrastruktur yang menderita. Namun


bencana kabut asap juga memiliki konsekuensi sosial dan psikologis bagi para
korbannya. Pemulihan mental dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

17
Sebuah agen penyembuhan trauma yang menggunakan psikiater dan psikolog lainnya
untuk menyembuhkan trauma psikologis korban bencana. Bantuan sosial juga harus
diberikan dengan tujuan dan tidak boleh diabaikan dalam bentuk suplemen gizi
seperti PMT untuk anak kecil, juga dapat diberikan oleh ahli gizi. Bekerja dengan
sektor sosial untuk merencanakan makanan dan kebutuhan dasar pengungsi lainnya.
Tentu saja, pemberian pelayanan kesehatan sangat penting bagi mereka yang sakit
atau kemungkinan akan jatuh sakit setelah bencana usai.

18
BAB III
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa:

 pencemaran adalah suatu kondisi yang mengubah dari bentuk awal ke keadaan
yang lebih buruk. Perubahan ini merupakan akibat dari adanya bahan-bahan
pencemar yang masuk.
 polusi adalah adanya suatu zat atau materi yang masuk ke dalam lingkungan,
sehingga lingkungan menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Polusi
merupakan suatu perubahan keadaan lingkungan yang merugikan berbagai
komponen akibat kegiatan manusia secara keseluruhan atau sebagian, baik
langsung maupun tidak langsung.
 Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari
hingga hitungan bulan. Kabut asap juga sering dikaitkan dengan pengertian
pencemaran udara. Kabut asap itu sendiri adalah koloid jenis aerosol padat dan
aerosol cair.
 Kabut asap dan polusi terjadi karena faktor alam dan faktor non alam salah
satunya asap kemdaraan bermotor, kebakaran hutan
 Hukum fisika yang berkaitan dengan polusi dan kabut asap ialah suhu,
pencahayaan hukum Gay-Lussac
 Mitigasi bencana dapat dilakukan pra-saat-pasca bencana

B. SARAN

Dari jabaran diatas penulis menyarankan pembaca untuk memahami dan mendalami
hal-hal yang berkaitan dengan konsep polusi dan kabut asap serta hubungannya
dengan fisika. Serta tetap menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari berbagai
macam bencana terkhususnya polusi dan kabut asap. Perlunya kesadaran masing-
masing individu untuk selalu menjaga hutan karena hutan adalah rumah dan penghasil
O2 untuk kebutuhan manusia.

19
DAFTAR PUSTAKA
Putri, delima. Fauzi, ahmad. Dwiridal, letmi. Pengaruh lebar kerja peserta didik terintegrasi
materi kabut asap terhadap kompensi peserta didik pada materi suhu, kalor dan optik
dalam model pembelajaran cooperative problem base learning di kelas x sman 2
padang, pillar of physics education, vol.8, (2016) :193-200.
https://rimbakita.com/jenispolusi/#:~:text=Polusi%20adalah%20masuknya
%20makhluk%20hidup,partikel%20SO2%2C%20dan%20lain%20sebagainya.
https://dosengeografi.com/tag/pengertian-kabut-asap-menurut-para-ahli/
https://dinkes.sarolangunkab.go.id/berita-kesiapsiagaan-menghadapi-bencana-kabut-
asap.html

20

Anda mungkin juga menyukai