ilmu fisika, salah satunya besaran yang diketahui konservasinya adalah momentum linier. Dalam
mempelajari momentum linier pada dasarnya merupakan pengolahan lebih lanjut mengenai
hukum-hukum newton. (Giancoli, 2001:213)
Momentum linier pada suatu partikel diartikan sebagai besaran yang berhubungan dengan
kecepatan (v) dan massa (m) pada suatu benda. Dinyatakan momentum linier dengan p, maka
dapat ditulis p = m.v. Momentum linier merupakan besaran vektor yang searah dengan kecepatan
benda. Berikutnya akan digunakan kata momentum untuk momentum linier.
Momentum merupakan besaran dinamik yang lebih informatif dibandingkan dengan kecepatan.
Contoh, truk yang sedang melaju dibandingan dengan mobil sedan dengan kecepatan yang sama,
momentum truk lebih besar dibandingkan momentum sedan. Mungkin ini adalah suatu gambaran
yang lebih jelas kata momentum yang dipakaisekarang berasal dari bahasa Latin yang berarti
pergerakan (Serway, 2004:384).
Partikel bermassa m mempunyai kecepatan v pada saat t dan kecepatan v 1 pada saat t1. Perubahan
kecepatan ketika selang waktu t = t1 – t adalah v = v1 – v, dan perubahan momentumnya yaitu p =
(mv), karena m konstan maka p = m v. Apabila terdapat dua partikel dengan massa m 1 dan m2 yang
berinteraksi satu dengan yang lain sehingga memenuhi persamaan m 1 v = - m2 v. Maka dapat diartikan
menjadi
∆ p1=−∆ p2 .......................................................................................................................(1)
Hasil menunjukkan bahwa perubahan momentum partikel pertama berlawanan dalam selang waktu
tertentu adalah sama dan berlawanan untuk dua partikel yang saling berinteraksi.
Menurut hukum kekekalan momentum, dalam sebuah tumbukan, dalam sebuah tumbukan antara
dua benda dalam sebuah system, momentum sebelum tumbukan adalah sama dengan momentum
setelah tumbukan. Secara matematis ungkapan ini dapat ditulis menjadi:
m A dan mB adalah massa benda A dan benda B yang bertumbukan, v A dan v B adalah kecepatan
benda A dan B sebelum tumbukan. Sedangkan v ' A dan v ' B adalah kecepatan benda A dan B
setelah tumbukan.
Berdasarkan persaman diatas, dapat disimpulkan bahwa momentum bersifat kekal, karena
momentum sebelum tumbukan sama besar dengan momentum setelah tumbukan. Hal ini dapat
terjadi apabila tidak ada gaya luar yang mempengaruhi.
Dari persamaan diatas, dapat juga dicari kecepatan masing-masing benda sebelum dan sesudah
tumbukan, sehingga kita dapat mencari besarnya koefisien restitusi (e). berdasarkan besarnya
koefisien restitusi, tumbukan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
Sebelum tumbukan
v1 v2
m1 m2
Setelah tumbukan
v1 v2
m1 m2
Dimana:
Δv = kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh benda 1 sesaat sebelum tumbukan Δv’=
kecepatan relative benda 2 dilihat oleh benda 1 sesaat setelah tumbukan
Sebelum tumbukan
v1 v2
m1 m2
Setelah tumbukan
m1 m2
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali berlaku hokum kekekalan momentum sebagai
berikut:
m1.v1 + m2.v2 = (m1+m2) v’
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali tidak berlaku hokum kekekalan energi kinetik,
sehingga jumlah energi kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Besarnya energi
kinetik yang hilang, dapat dihitung dengan cara:
∆ E k hilang =E k sebelum−Ek sesudah
∆ Ek hilang
% ∆ E k hilang = ×100 %
∆ Ek sebelum
−∆ v ' −(v2 −v 1 )
e= =
∆v v 2 −v 1
Semakin mendekati nilai nol, maka tumbukan semakin tidak lenting, sedangkan semakin
mendekati nilai 1, maka semakin lentin
Semakin mendekati nilai nol, maka tumbukan semakin tidak lenting, sedangkan semakin
mendekati nilai 1, maka tumbukan semakin lenting.