KELOMPOK 1 :
JURUSAN FISIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah “ Osilator Harmonis Sederhana “.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Hamdi, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Gelombang dan Optik yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Osilator harmonik sederhana................................................................................................2
2.2 Osilator Massa Pegas...........................................................................................................5
2.3 Pendulum..............................................................................................................................7
2.4 Rangkaian LC.....................................................................................................................10
BAB II..........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
(2.1)
Dimana :
F(x) = gaya pemulih (N) k
= konstanta pegas (N/m) x
= simpangan pegas (m)
Persamaan (2.1) disebut sebagai hukum Hooke. Gaya pemulih yang bekerja pada
benda sebanding dengan simpangan dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari
posisi setimbangnya. Posisi pegas yang direntangkan dan ditekan dari posisi
kesetimbangan dapat dilihat pada gambar 2.1-b dan 2.1-c.
2
Gambar 2.1-b. Pegas ditarik ke kanan (direnggangkan) sebesar + dari titik
kesetimbangan.
Gambar 2.1-c. Pegas ditarik ke kiri (ditekan) sebesar − dari titik kesetimbangan.
Periode osilator harmonik sederhana ternyata bergantung pada kekakuan pegas dan massa
(m) yang berosilasi dengan menerapkan hukum II Newton, yaitu :
(2.2)
Persamaan osilasi harmonik sederhana diperoleh dengan mensubtitusikan persamaan (2.1)
ke dalam persamaan (2.2) sehingga menjadi :
m
(2.3)
Persamaan (2.3) merupakan persamaan differensial osilator harmonik sederhana dan
geraknya disebut gerakan harmonik sederhana. Penyelesaian persamaan (2.3) adalah :
3
(2.4)
Sehingga fase ketika t+T, maka besarnya fase akan ditambah dengan 2π . Dapat
dituliskan sebagai berikut :
(2.9)
Dari persamaan (2.9) diperoleh hubungan antara periode dan frekuensi, sehingga
dapat diperoleh persamaan frekuensi berikut :
(2.10)
Konstanta disebut dengan frekuensi osilasi. Besaran frekuensi osilasi
4
dinyatakan dalam satuan radian per sekon.
Frekuensi dan periode beban m pada sebuah pegas berkaitan dengan konstanta
√
pegas k . Apabila memisalkan , maka didapat hasil :
(2.11)
(2.12)
Tanda minus berarti percepatan dan perpindahan selalu memiliki tanda berlawanan.
Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal dengan konstanta gaya k dan bebas
bergerak diatas permukaan horizonal yang licin ( tanpa gesekan, merupakan contoh osilator
harmonik sederhana.
5
Gaya pemulih pada balok oleh pegas, , gaya ini selalu menuju ke titik setimbang
(x = 0).
Dari hukum newton,F = ma di peroleh :
X(t) adalah sebuah fungsi x yang turunan keduanya adalah negatif dari fungsi tersebut
dikalikan konstanta k/m. fungsi yang memenuhi kondisi ini misalnya, X = A cos t.
Mengungkapkan frekuensi sudut karakteristik bagi osilator bersangkutan. Solusi
persamaan diferensiasi ini mempunyai bentuk umum :
frekuensi osilasi
periode osilasi
6
Kecepatan osilasi yang bersangkutan adalah :
p :
, pada X = A
0
Sebagai solusi persamaan (1.2 ) juga dapat diambil fungsi sin ,
yanghanya berbeda dari dalam fase awal sebesar /2. Bentuk lain yang
laziim digunakan adalah representasi kompleks A exp[i Dalam hal ini osilasi
sesungguhnya dapat di tentukan sebagai bagian real atau bagian imaginenya saja.
2.3 Pendulum
Pendulum sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola pendulum)
bermassa m yang digantungkan pada ujung tali, sebagaimana tampak pada gambar di bawah.
Dalam menganalisis gerakan pendulum sederhana, gaya gesekan udara kita abaikan dan massa
tali sangat kecil sehingga dapat diabaikan relatif terhadap bola.
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas dan periodik
yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan. Dalam bidang fisika,
prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo Galilei, bahwa perioda (lama gerak
osilasi satu ayunan, T) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi mengikuti rumus:
7
Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali dengan panjang
L dan bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola pendulum adalah gaya berat (w =
mg) dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat memiliki komponen mg cos teta yang searah tali dan
mg sin teta yang tegak lurus tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat mg sin
teta. Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi sepanjang busur
lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama. Berdasarkan persamaan Lagrange yang digunakan
sebagai penyelesaian analitik pada sistem ini didapatkan rumus :
8
Keterangan :
T adalah periode, f adalah frekuensi, L adalah panjang tali dan g adalah percepatan
gravitasi. Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa periode dan frekuensi getaran
pendulum sederhana bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi. Karena
percepatan gravitasi bernilai tetap, maka periode sepenuhnya hanya bergantung pada
panjang tali (L). Dengan kata lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung pada
massa beban alias bola pendulum. Anda dapat dapat membuktikannya dengan mendorong
seorang yang gendut di atas ayunan. Bandingkan dengan seorang anak kecil yang
didorong pada ayunan yang sama.
2.4 Rangkaian LC
Osilasi Rangkaian LC ialah osilator yang terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah kumparan
yang terhubung secara paralel. Teknis rangkaian LC dasar ini menghasilkan gelombang sinus
yang kehilangan tegangan pada setiap siklus. Untuk mengatasi hal ini, tegangan tambahan
diterapkan untuk menjaga osilator dari kehilangan tegangan. Namun, untuk menjaga osilator ini
berjalan dengan baik sebuah metode switching dapat digunakan yang mana adanya sebuah tabung
hampa ( setara solid-state seperti FET ) digunakan untuk menyimpan sirkuit LC ini berisolasi.
Keuntungan dengan menggunakan tabung vacum ini ialah dapat berisolasi pada frekuensi tertentu
seprti seribu sklus perdetik. Rangkaian LC Akan mengalami gerak harmonik sederhana, seperti
massa pada pegas, dengan pertukaran antar muatan pada kapasitor (Pegas) dan arus pada induktor
(Massa).
9
Giancoli, D. C. (2001).
L =0 (1)
(2)
Persamaan ini juga dapat ditulis dalam bentuk :
²C (3)
√
dengan maka f=
Hasil serupa dapat diperoleh dengan mendiferensiasikan persamaan (1) sehingga diperoleh :
²I (4)
M.O.TJIA.(1993).
10
Rangkaian osilator LC terdiri dari sebuah kumparan inductor (L) dan kapasitor (C). Kapasitor
menyimpan energi dalam bentuk medan elektrostatik dan yang menghasilkan potensial (tegangan
statis) di seluruh platnya, sedangkan kumparan induktif menyimpan energinya dalam bentuk
medan elektromagnetik. Kapasitor diisi sampai dengan tegangan supply DC, V dengan
menempatkan sakelar dalam posisi A. Ketika kapasitor terisi penuh perubahan beralih ke posisi
B. Kapasitor yang diisi daya dihubungkan secara paralel di seluruh kumparan induktif sehingga
kapasitor mulai melepaskan diri melalui coil. Tegangan di kapasitor mulai turun ketika arus
melalui coil atau kumparan mulai naik. Arus yang naik ini mengatur medan elektromagnetik di
sekitar coil yang menahan aliran arus ini. Ketika kapasitor, mengeluarkan energi yang awalnya
disimpan dalam kapasitor sebagai medan elektrostatik sekarang disimpan dalam coil induktif
sebagai medan elektromagnetik di sekitar gulungan coil. Karena tidak ada tegangan eksternal di
rangkaian untuk mempertahankan arus dalam coil, medan elektromagnetik mulai runtuh. Gglbalik
diinduksi dalam coil ( e = -Ldi /dt ) menjaga arus mengalir ke arah semula. Arus ini mengisi
kapasitor, dengan polaritas berlawanan dengan muatan aslinya. Kapasitor terus mengisi hingga
arus berkurang ke nol dan medan elektromagnetik coil / kumparan telah runtuh sepenuhnya.
Energi yang semula dimasukkan ke dalam rangkaian melalui sakelar, telah dikembalikan ke
kapasitor yang memiliki potensi tegangan elektrostatik di atasnya. Kapasitor mulai mengalir
kembali melalui coil dan seluruh proses diulang. Polaritas tegangan berubah ketika energi
dilewatkan bolak-balik antara kapasitor dan induktor yang menghasilkan tegangan sinusoidal tipe
AC dan bentuk gelombang arus. Proses ini kemudian membentuk dasar dari rangkaian osilator
LC. Tindakan osilasi untuk mengalirkan energi bolak-balik antara kapasitor (C) ke inductor (L)
akan berlanjut tanpa batas waktu jika bukan karena kehilangan energi di dalam rangkaian. Energi
listrik hilang di DC atau resistansi nyata dari coil induktor, di dielektrik kapasitor, dan dalam
11
radiasi dari rangkaian sehingga osilasi terus berkurang sampai mereka mati sepenuhnya dan
proses berhenti. Osilator LC biasanya digunakan di rangkaian frekuensi radio karena
karakteristik noise fase yang baik dan kemudahan penerapannya.
Tipler, P. (1998).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu. Osilasi harmonik sederhana merupakan suatu gerak osilasi benda yang
dipengaruhi oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami gesekan sehingga tidak
mengalami pengurangan (dissipasi) tenaga.
Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal dengan konstanta gaya k dan
bebas bergerak diatas permukaan horizonal yang licin ( tanpa gesekan, merupakan contoh
osilator harmonik sederhana.
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas dan periodik
yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan.
12
Osilasi Rangkaian LC ialah osilator yang terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah
kumparan yang terhubung secara paralel. Teknis rangkaian LC dasar ini menghasilkan
gelombang sinus.
3.2 Saran
Setelah mempelajari tentang osilasi harmonis ini kami sebagai pemakalah menyarankan agar
pembaca dapat memanfaatkan serta menerapkan ilmu ini di dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Michael R. Matths, Arthur Stinner, Colin F. Gauld (2005) The Pendulum: Scientific, Historical,
Philosophical and Educational Perspectives, Springer
Tipler, P. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Erlangga Young,
13
14