Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 12

ELEKTRONIKA DASAR 2
“Rangkaian Saklar dengan Op-Amp dan Aplikasi”

NAMA : MARLINA TRI YUNI YASTI


NIM : 17033023
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA (B)
MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR 2
DOSEN : Drs. HUFRI, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

Pengertian Op-Amp
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog
yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp
popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator
dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang
paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik) negatif memegang peranan penting.
Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik negative
menghasilkan penguatan yang dapat terukur.

Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang
memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain
(penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang
sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop
gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback
(umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan
nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak
terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan
praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih
relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan
karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.

Inverting amplifier
Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1,
dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada namanya,
pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu
berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik negatif di bangun melalui resistor
𝑅2 .
gambar 1 : penguat inverter

Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Dengan


mengingat dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v- = v+ = 0. Karena
nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v- pada rangkaian ini
dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada 𝑅1 adalah 𝑉𝑖𝑛
- v- = 𝑉𝑖𝑛 dan tegangan jepit pada reistor 𝑅2 adalah 𝑉𝑜𝑢𝑡 – v- = 𝑉𝑜𝑢𝑡 . Kemudian dengan
menggunakan aturan 2, di ketahui bahwa :
𝐼𝑖𝑛 + 𝐼𝑜𝑢𝑡 = I- = 0, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.
𝑉𝑖𝑛 𝑉𝑜𝑢𝑡
𝐼𝑖𝑛 + 𝐼𝑜𝑢𝑡 = + =0
𝑅1 𝑅2

Selanjutnya
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑛 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑅2
=- atau =-
𝑅2 𝑅1 𝑉𝑖𝑛 𝑅1

Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap


tegangan masukan, maka dapat ditulis

𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑅2
G= =- (1)
𝑉𝑖𝑛 𝑅1

Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal


masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0
(virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

Non-Inverting amplifier
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui
input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan
tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama
seperti menganalisa rangkaian inverting.

gambar 2 : penguat non-inverter

Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang ada,
antara lain :
𝑉𝑖𝑛 = v+
v+ = v- = 𝑉𝑖𝑛 ..... lihat aturan 1.
Dari sini ketahui tegangan jepit pada 𝑅2 adalah 𝑉𝑜𝑢𝑡 – V- = 𝑉𝑜𝑢𝑡 –𝑉𝑖𝑛 , atau 𝐼𝑜𝑢𝑡 =
(𝑉𝑜𝑢𝑡 −𝑉𝑖𝑛 ) 𝑉𝑖𝑛
. Lalu tegangan jepit pada 𝑅1 adalah V- = 𝑉𝑖𝑛 , yang berarti arus 𝐼𝑅1 = .
𝑅2 𝑅2

Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa : 𝐼𝑜𝑢𝑡 +
I(-) = 𝐼𝑅1

Aturan 2 mengatakan bahwa I(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya,
maka diperoleh 𝐼𝑜𝑢𝑡 = 𝐼𝑅1 dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh
(𝑉𝑜𝑢𝑡 −𝑉𝑖𝑛 ) 𝑉𝑖𝑛
= yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
𝑅2 𝑅1

(1+𝑅2 )
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑖𝑛
𝑅1

Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan,


maka didapat penguatan op-amp non-inverting :
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑅2
G= =1+ (2)
𝑉𝑖𝑛 𝑅1

Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-
inverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin =
108 to 1012 Ohm.

2.1 Rangkaian Komparator


Rangkaian Komparator adalah alat yang digunakan untuk membandingkan ukuran
panjang, komparator umumnya di buat dari sebuah teleskop atau mikroskop yang di gerakan
naik turun pada sebuah skala.
Selain itu, ada juga yang di sebut dengan rangkaian komparator tegangan. Komparator
tegangan adalah sebuah rangkaian yang dapat dengan cermat membandingkan besar tegangan
yang di hasilkan. Rangkaian ini biasanya menggunakan komparator Op-Amp sebagai piranti
utama dalam sebuah rangkaian. Saat ini terdapat dua jenis komparator tegangan, yaitu
komparator tegangan sederhana dan komparator tegangan dengan histerisis.
Penguat operasional ideal merupakan suatu piranti linear dimana keluarannya sebanding
dengan masukan untuk semua nilai tegangan masukan. Disini ada beberapa aplikasi tidak linear
dari op-amp seperti komparator atau pembanding. Penguat operasional dapat digunakan untuk
membandingkan magnitudo dari dua sinyal baik pada terminal membalik maupun tak
membalik dari op-amp (Sudirham,Sudaryatno. 2012).
Prinsip Kerja Komparator
Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai
kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator
bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi
open-loop, maka Op Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi
dua tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau
saturasi negatif (-Vsat).
Bila suatu sinyal listrik diberikan pada masukan membalik dan yang lainnya pada
masukan tak membalik maka keluarannya akan sama dengan nol apabila kedua sinyal sama
dan keluarannya akan saturasi ke salah-satu positif atau negatif apabila kedua masukan tidak
sama. Suatu rangkaian pembanding akan membandingkan tegangan masukan Vi dengan suatu
tingkat referensi VR tertentu yang merupakan ambang dari pembanding ini. Bila tegangan
masukan Vi lebih besar dari tingkat tegangan referensi VR maka pembanding akan
menghasilkan keluaran tinggi (high), sebaliknya untuk tegangan masukan Vi lebih kecil dari
tingkat referensi maka keluaran pembanding akan berada pada keadaan rendah (low).

2.2 Rangkaian Dasar Saklar Elektronika


Rangkaian saklar elektronika menggunakan op-amp dibangun oleh rangkaian pembagi
tegangan, op-amp sebagai komparator dan transistor sbagai saklar. Op-amp akan
membandingkan antara tegangan masukan pada terminal membalik dengan teganga referensi
pada terminal tak membalik.
Tegangan dari komparator tergantung kepada nilai tegangan masukan pada terminal
membalik dengan tegangan referensi. Apabila tegangan 𝑉𝑖𝑛 > 𝑉𝑟𝑒𝑓 maka keluaran dari
kompatrator akan saturasi positif atau tinggi. Tegangan keluaran dari saklar transistor akan
rendah dan transistor dalam keadaan menghantar sehingga arus maksimum mengalir pada
kolektor dari transistor. Sebaliknya apabila tegangan 𝑉𝑖𝑛 < 𝑉𝑟𝑒𝑓 maka keluaran dari komparator
akan saturasi negatif atau rendah. Tegangan keluaran dari saklar transistor akan tinggi dan
transistor dalam keadaaan terputus sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kolektor dari
transistor (Tim Elektronika : 73).
Penguat operasional dapat digunakan sebagai saklar elektronik untuk mengendalikan.
Secara umum rangkaian saklar elektronika menggunakan op-amp dibangun oleh rangkaian
pembagi tegangan, op-amp sebagai komparator, dan transistor sebagai saklar. Rangkaian dasar
dari saklar elektronika menggunakan op-amp diberikan pada Gambar 9.1
V+

R3 RL
R1

_ R5
T
+

R4 R6
RV2

Gambar 9.1. Rangkaian Dasar Saklar Elektronika Menggunakan Op-Amp

Op-amp akan membandingkan antara tegangan masukan pada terminal membalik


dengan tegangan referensi pada terminal tak membalik. Dari rangkaian pembagi tegangan
antara tahanan R1 dan RV2 dapat ditentukan tegangan masukan pada terminal membalik dalam
bentuk :
RV2
Vin  V (9.1)
R1  R V 2

Tegangan referensi dapat ditentukan dari rangkaian pembagi tegangan antara tahanan R3 dan
R4
R4
Vref  V (9.2)
R3  R4

Tegangan dari komparator tergantung kepada nilai tegangan masukan pada terminal
membalik dengan tegangan referensi. Apabila tegangan Vin  Vref maka keluaran dari
komparator akan saturasi positif atau tinggi. Tegangan keluaran dari saklar transistor akan
rendah dan transistor dalam keadaan menghantar sehingga arus maksimum mengalir pada
kolektor dari transistor. Sebaliknya apabila tegangan Vin  Vref maka keluaran dari komprator
akan saturasi negatif atau rendah. Tegangan keluaran dari saklar transistor akan tinggi dan
transistor dalam keadaan terputus sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kolektor dari
transistor

2.3 Aplikasi Rangkaian Saklar Elektronika


Saklar elektronik dapat diaktifkan oleh berbagai besaran fisika seperti tegangan,
temperatur, cahaya, air, waktu dan sebagainya. Penamaan dari saklar pengendali relay biasanya
dikaitkan dengan nama besaran atau zat yang mengaktifkannya seperti saklar diaktifkan
cahaya, saklar diaktifkan temperatur, saklar diaktifkan tegangan, dan sebagainya.

1. Saklar Diaktifkan Cahaya


Salah satu aplikasi dari rangkaian dasar saklar adalah saklar elektronika yang peka
terhadap cahaya seperti diperlihatkan pada Gambar 9.2:
V+

R1
R4 RL
R2

+ R6

 T
RLDR
R5
R3 R7

Gambar 9.2. Saklar Elektronika Menggunakan Op-Amp Peka Terhadap Cahaya

Pada sistem saklar elektronika ini digunakan LDR untuk mengindra cahaya yang datang
padanya. LDR akan mengkonversi cahaya kedalam bentuk tahanan. Disini nilai tahanan dari
LDR tergantung kepada cahaya. Pada keadaan gelap nilai tahanan LDR besar, sedangkan pada
keadaan terang nilai tahanannya kecil. Tegangan masukan pada terminal tak membalik dari
op-amp didapat melalui rangkaian pembagi tegangan antara tahanan R1, R2, R3 dan RLDR.
Tegangan keluaran dari rangkaian pembagi tegangan diambil pada R LDR dan R3 sehingga
tegangan masukan pada terminal tak membalik dapat diekspresikan seperti :
R 3  R LDR
Vin  V (9.3)
R1  R 2  R 3  R LDR
Dari persamaan dapat diperhatikan bahwa tegangan yang masuk pada terminal tak
membalik ditentukan oleh nilai komponen dan tegangan catu daya yang diberikan. Pada satu
nilai tahanan R1, R2, R3 dan tegangan catu daya besar tegangan pada terminal tak membalik
hanya ditentukan oleh nilai tahanan LDR yang tergantung kepada cahaya.
Tegangan pada terminal membalik didapat melalui rangkaian pembagi tegangan antara
tahanan R4 dan R5 dengan tegangan keluaran diambil pada tahanan R5. Besar tegangan
masukan pada terminal membalik atau tegangan referensi dapat ditentukan dari persamaan
(9.4).
R5
Vref  V (9.4)
R 4  R5

Besar tegangan referensi ditentukan oleh nilai tahanan R4, R5 dan tegangan catu daya
yang diberikan. Untuk nilai tahanan R4 sama dengan R5 maka besar tegangan referensi
setengah dari tegangan catu daya.
Keempat tahanan pada rangkaian pembagi tegangan yang dihubungkan dengan terminal
tak membalik dengan dua tahanan yang dihubungkan pada terminal membalik membentuk
suatu sistem jembatan. Pada saat jembatan dalam keadaan setimbang tegangan yang masuk
pada terminal tak membalik sama dengan tegangan referensi dan pada keadaan ini level
intensitas cahaya dapat ditetapkan sesuai dengan keinginan.
Op-amp pada sistem ini berfungsi sebagai komparator yang akan membanding- kan
antara tegangan yang masuk pada terminal tak membalik dengan tegangan referensi. Pada
keadaan terang di atas level cahaya tertentu nilai tahanan LDR kecil sehingga tegangan yang
masuk pada terminal tak membalik kecil. Apabila tegangan pada terminal tak membalik ini
lebih kecil dari tegangan referensi maka keluaran dari komparator akan saturasi negatif atau
rendah. Tegangan keluaran dalam keadaan terbuka dari komparator dibagi menggunakan
rangkaian pembagi tegangan antara tahanan R6 dan R7. Tegangan keluaran dari komparator
dalam keadaan terbeban dapat ditulis dalam bentuk :
R7
VOBK  VOK (9.5)
R6  R7

Pada saat tegangan keluaran dari komparator dalam keadaan terbeban rendah, tegangan
keluar dari saklar transistor tinggi sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kolektor. Dalam
kondisi ini transistor akan terputus sehingga lampu akan padam.
Pada keadaan gelap, dimana cahaya yang datang pada LDR lebih rendah dari level
cahaya tertentu nilai tahanan LDR besar menyebabkan tegangan masukan pada terminal tak
membalik juga besar. Apabila tegangan pada terminal tak membalik ini melebihi tegangan
referensi menyebabkan keluaran komparator akan saturasi positif atau tinggi. Akibatnya
tegangan keluaran saklar transistor rendah sehingga arus maksimum mengalir pada transistor
dan lampu akan menyala (Tim Elektronika : 73-76).

2. Saklar Diaktifkan Temperatur


Sebuah penguat operasional dapat dihubungkan sebagai saklar pengendali relay yang
peka terhadap temperatur. Untuk mengindra temperatur digunakan termistor yang nilai
tahanannya berubah dengan perubahan temperatur. Pada temperatur rendah nilai tahanan LDR
adalah tinggi sedangkan pada temperatur tinggi nilai tahanannya rendah. Melalui rangkaian
pembagi tegangan besar tegangan yang masukan pada terminal membalik dari op-amp dapat
divariasikan sebagi fungsi dari temperatur. Disisi lain tegangan yang masuk pada terminal tak
membalik juga berasal dari rangkaian pembagi tegangan menggunakan dua buah tahanan.
Tegangan pada terminal tak membalik ini disebut dengan tegangan referensi. Disini op-amp
berfungsi sebagai komparator yang membandingkan antara tegangan yang masuk pada
terminal membalik dengan tegangan referensi. Keluaran dari komparator ini dihubungkan
dengan suatu saklar elektronik menggunakan transistor.
Saklar pengendali relay dapat dibedakan atas dua macam yaitu saklar yang teliti di bawah
temperatur yang ditetapkan dan teliti diatas temperatur. Rangkaian saklar pengendali relay
yang teliti diatas level temperatur tertentu dapat diperhatikan pada Gambar 9.3:

V+ R5

R1 R2 Q
R4
-
+

RTH R3 D RLY

0V

Gambar 9.3. Saklar Pengendali Relay yang Bekerja Secara Teliti Di bawah
Temperatur Level (R.M. Marston : 1975)
Termistor dengan tahanan RTH dengan potensiometer R1 berperan sebagai rangkaian
pembagi tegangan. Tegangan sumber berasal dari catu daya dan tegangan keluaran pada
rangkaian diambil pada potensiometer. Besar tegangan yang masuk pada terminal membalik
dari op-amp dapat dirumuskan dalam bentuk :
R TH
Vin  V (9.6)
R1  R TH

Disini R1 adalah tahanan dari potensiometer yang nilai dapat diatur, RTH adalah tahanan
dari termistor yang nilainya tergantung kepada temperatur dan V+ adalah tegangan dari catu
daya yang diberikan.
Disisi lain tegangan yang masuk pada terminal tak membalik atau tegangan referensi
diambil dari keluaran rangkaian pembagi tegangan antara tahanan R2 dan R3. Besarnya
tegangan referensi dapat diekspresikan dalam bentuk :
R3
Vref  V (9.7)
R2  R3

Sebagai sumber tegangan pada rangkaian pembagi tegangan tersebut juga catu daya.
Untuk suatu tegangan VCD besar tegangan referensi ditentukan oleh nilai tahanan R2 dan R3
yang diberikan. Apabila nilai tahanan R2 dan R3 dibuat sama maka besar tegangan referensi
setengah dari tegangan catu daya.
Pada rangkaian potensiometer, termistor , tahanan R2 dan R3 membentuk suatu sistem
jembatan. Pada saat jembatan dalam keadaan setimbang tidak perbedaan tegangan pada
terminal membalik dengan tegangan tak membalik dan temperatur level (TL) tertentu dapat
ditetapkan sesuai dengan keinginan. Pada temperatur rendah dibawah level temperatur tertentu
nilai tahanan termistor besar sehingga tegangan pada terminal membalik besar. Apabila
tegangan pada terminal membalik lebih besar beberapa ratus mikrovolt dari tegangan referensi
maka tegangan keluaran dari op-amp akan saturasi negatif (VOK = Vsat  0 Volt ), tegangan
pada tahanan R5 besar, tegangan keluaran saklar transistor rendah tegangan pada relay akan
tinggi. Dalam keadaan ini arus maksimum mengalir pada transistor sehingga transistor dan
relay berada dalam keadaan menghantar (on).
Sementara itu pada temperatur tinggi diatas temperatur level nilai tahanan dari termistor
adalah kecil sehingga tegangan pada terminal membalik kecil. Apabila tegangan pada terminal
membalik lebih rendah beberapa mikrovolt dari tegangan referensi maka keluaran dari op-amp
akan saturasi positif (VO = Vsat+) , tegangan pada tahanan R5 rendah, tegangan keluaran saklar
transistor tinggi dan tegangan pada relay rendah. Pada saat ini tidak ada arus yang mengalir
pada kolektor dari transistor sehingga transistor dan relay dalam keadaan terputus (cutt of).
Dengan demikian pada temperatur dibawah level temperatur transistor dan relay akan
menghantar dan sebaliknya sehingga rangkaian ini cocok diaplikasikan pada alarm yang
beroperasi pada temperatur rendah seperti sistem alarm es.
Model lain dari saklar pengendali relay yang diaktifkan temperatur adalah saklar yang
bekerja secara teliti diatas temperatur level. Pada rangkaian ini posisi dari termistor digantikan
oleh potensiometer sehingga tegangan keluaran dari rangkaian pembagi tegangan diambil pada
potensiometer. Pemasangan komponen yang lain sama dengan saklar pengendali relay yang
bekerja secara teliti di bawah temperatur level.
Melalui rangkaian pembagi tegangan antara potensiometer dengan termistor dapat
dirumuskan tegangan masukan pada terminal membalik op-amp dalam bentuk :
R1
Vin  V (9.8)
R1  R TH

Pada persamaan (8), untuk suatu nilai tahanan potensiometer dan tegangan catu daya

besar tegangan pada terminal membalik hanya ditentukan oleh nilai tahanan termistor yang

tergantung kepada temperatur.

Pada temperatur rendah sedikit dibawah temperatur level nilai tahanan termistor besar
sehingga tegangan pada terminal membalik kecil. Apabila tegangan Vin lebih kecil beberapa
ratus mikrovolt dari tegangan referensi maka keluaran dari op-amp akan saturasi positif (VOK
= Vsat+), tegangan keluaran dari saklar transistor tinggi dan tegangan pada relay rendah. Dalam
keadaan ini tidak ada arus yang mengalir pada kolektor sehingga transistor dan relay dalam
keadaan terputus . Pada temperatur tinggi sedikit di atas level temperatur nilai tahanan termistor
akan kecil sehingga tegangan pada terminal membalik besar. Apabila tegangan Vin lebih besar
beberapa ratus mikrovolt dari tegangan tegangan referensi maka tegangan keluaran dari op-
amp berada pada saturasi negatif (VOK  0 Volt), tegangan keluaran dari saklar transistor rendah
dan tegangan pada relay tinggi. Dalam keadaan ini arus akan mengalir maksimum pada
kolektor sehingga transistor dan relay dalam keadaan saturasi atau menghantar. Karena itu pada
temperatur rendah di bawah level temperatur tertentu transistor dan relay dalam keadaan
terputus sedangkan pada temperatur tinggi di atas level temperatur transistor dan relay akan
menghantar. Rangkaian ini akan bekerja dengan teliti pada temperatur diatas temperatur level
sehingga rangkaian ini cocok ditetapkan pada alarm yang bekerja pada temperatur tinggi
seperti sistem alarm kebakaran.

3. Saklar Pengendali Relay Diaktifkan Tegangan

Penguat operasional dapat dibuat sebagai saklar yang diaktifkan oleh tegangan. Kerja
dari rangkaian ini didasarkan kepada rangkaian komparator dan transistor sebagai saklar.
Tegangan dari suatu sumber dibagi menggunakan rangkaian pembagi tegangan oleh tahanan
Rx dan R6 dan keluaran dari tahanan R6 dihubungkan pada masukan terminal membalik. Disisi
lain tegangan pada terminal tak membalik atau tegangan referensi berasal dari sumber
tegangan konstan menggunakan dioda zener. Besarnya tegangan pada terminal membalik
dapat diatur menggunakan potensiometer R2. Tegangan keluaran dari op-amp akan berada
dalam dua keadaan yaitu tinggi atau rendah tergantung kepada besar tegangan pada terminal
membalik dan tak membalik. Keluaran dari penguat dihubungkan pada transistor dan relay
seperti ditunjukkan pada Gambar 9.4:
V+
R6
R3
T
R1 R7

R4
Vi R2 Dz D RLY

R5
0V

Gambar 9.4. Saklar Pengendali Relay Diaktifkan Tegangan DC (R.M. Marston:


1975)

Tegangan yang berasal dari suatu sumber Vi dibagi melalui suatu rangkaian pembagi
tegangan antara tahanan R1 dan R2 dan tegangan keluaran diambil pada tahanan R2. Besar
tegangan keluaran dapat ditentukan melalui persamaan (9.9)
R2
VR 2  V  Vin (9.9)
R1  R 2

Untuk suatu tegangan catu daya tertentu besar tegangan keluaran pada rangkaian
pembagi tegangan ditentukan oleh nilai tahanan R1 dan R2. Tegangan pada tahanan R2 ini
dihubungkan pada terminal membalik dari op-amp. Disisi lain pada tegangan pada terminal
tak membalik atau tegangan referensi didapat dari suatu sumber tegangan konstan
menggunakan dioda zener. Besar tegangan referensi ini dapat diatur menggunakan
potensiometer R4. Secara umum tegangan referensi pada terminal tak membalik dapat
dituliskan dalam bentuk :
R 42  R5
Vref  VDZ (9.10)
R 41  R 42  R5

Tegangan DZ merupakan tegangan pada dioda zener, R5 adalah tahanan yang nilainya
dibuat tetap, sedangkan R41 dan R42 adalah tahanan pada masing-masing sisi dari potensiometer
R4 .
Pada saat tegangan pada terminal membalik sama dengan tegangan referensi sistem
jembatan berada dalam keadaan setimbang. Apabila tegangan yang masuk pada terminal
membalik dari op-amp lebih besar tegangan referensi pada terminal tak membalik maka
keluaran dari komparator akan saturasi negatif, tegangan pada tahanan R 6 tinggi, tegangan
keluaran pada saklar transistor akan rendah dan tegangan pada relay tinggi. Dalam keadaan ini
arus akan maksimum mengalir pada transistor sehingga transistor dan relay akan menghantar.
Sebaliknya pada saat tegangan pada terminal membalik lebih rendah dari tegangan referensi
maka keluaran dari komparator akan saturasi positif , tegangan pada tahanan R6 rendah,
tegangan pada saklar transistor tinggi dan tegangan pada relay rendah. Pada saat ini tidak ada
arus yang mengalir pada transistor sehingga transitor dan relay berada dalam keadaan terputus.
Dengan demikian rangkaian saklar ini akan mengoperasikan relay secara teliti pada temperatur
di atas level temperatur dimana tegangan membalik lebih besar dari tegangan referensi dan
sebaliknya relay akan terputus pada saat temperatur di bawah level temperatur dimana
tegangan membalik lebih kecil dari tegangan referensi.

4. Saklar Diaktifkan Waktu


Pemakaian lain dari op-amp adalah sebagai saklar yang diaktifkan oleh waktu. Kerja
dari rangkaian ini didasarkan kepada prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor, rangkaian
pembagi tegangan, op-amp sebagai komparator, transistor sebagai saklar elektronik dan relay
sebagai saklar mekanik. Rangkaian saklar diaktifkan waktu diberikan pada Gambar 9.5:

V+

R4
D1 R1 R2 T

_ R5

C R3 D2 RLY

0V
Gambar 9.5. Saklar Pengendali Relay yang Diaktifkan Waktu (R.M. Marston: 1975 )

Dari gambar dapat diperhatikan tegangan masukan pada terminal membalik diambil
pada kapasitor C1. Pada sistem ini dioda D1 berada dalam keadaan bias mundur dan tersusun
secara paralel dengan suatu tahanan R1 yang besar nilainya seperti 1 M. Kapasitor C1 diisi
melalui tahanan R1 yang tersusun secara paralel dengan dioda D1. Karena nilai tahanan R1 besar
, dioda D1 berada dalam keadaan bias mundur dan kapasitansi kapasitor juga besar maka
pengisian kapasitor berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Lamanya waktu pengisian
kapasitor tergantung kepada nilai tahanan R1 dan C1 dengan konstanta waktu  = (R1 // Rr )
C1 .
Tegangan referensi pada terminal tak membalik didapat melalui rangkaian pembagi
tegangan antara tahanan R2 dan R3. Pada mula-mula diisi tegangan kapasitor kecil sehingga
menyebabkan tegangan masukan pada terminal membalik lebih kecil dari tegangan referensi
. Keluaran dari komparator berada dalam keadaan saturasi positif, tegangan pada saklar
transistor tinggi dan tegangan pada relay rendah sehingga arus tidak mengalir pada transistor.
Dengan kata lain transistor dan relay dalam keadaan terputus. Tegangan pada kapasitor terus
bertambah dengan bertambahnya waktu pengisian. Pada suatu saat tegangan pada kapasitor
melebihi tegangan referensi menyebabkan keluaran dari komparator berada dalam keadaan
saturasi negatif, tegangan pada saklar transistor rendah dan tegangan pada relay tinggi. Berarti
arus maksimum mengalir pada kolektor dan mampu mengoperasikan relay. Dengan demikian
transistor dan relay akan menghantar setelah penundaan waktu tertentu yang lamanya dapat
diatur melalui nilai komponen yang diberikan yaitu resistor dan kapasitansi kapasitor.

Anda mungkin juga menyukai