KELOMPOK 5
Dosen Pengampu:
DEPARTEMEN FISIKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah ini
berjudul ”Keselamatan Kerja di Laboratorium Fisika”. Disusun untuk memenuhi syarat
salah satu tugas pada mata manajemen laboratorium fisika.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan,
motivasi dan doa dari semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, perkenankan
penulis dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati menyampaikan rasa terima kasih
kepada Ibu Dea Stivani Suherman S. Pd., M. Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah
manajemen laboratorium fisika dan semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan akhir praktiku
makalah ini, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan makalah ini berguna dan bermanfaat
khususnya bagi kami dan umumnya yang membaca.
Kelompok 5
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan
peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat
sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di
dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi
bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan
bahaya kerja dilaboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka
baik yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang
dapat menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas –
fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal harganya. Semua
kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan
diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang
aman di laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
1
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Keselamatan Kerja di Laboratorium?
2. Bagaimana Instalasi Keselamatan Kerja (PPPK)?
3. Bagaimana Alat dan Bahan untuk Keselamatan Kerja?
4. Bagaimana Tata tertib kegiatan laboratorium?
C. TUJUAN
1. Agar mengetahui Konsep Keselamatan Kerja di Laboratorium.
2. Agar mengetahui Instalasi Keselamatan Kerja (PPPK)?.
3. Agar mengetahui Alat dan Bahan untuk Keselamatan Kerja.
4. Agar mengetahui Tata tertib kegiatan laboratorium.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan cara dan
prosedur melakukan pekerjaan, maka perlu diadakan tata tertib laboratorium dan
pedoman kegiatan laboratorium yang jelas, sedangkan untuk mencegah terjadinya
kerusakan alat alat laboratorium akibat kesalahan pengoperasian alat alat maka
manual penggunaan alat dan penuntun peecobaan, harus selalu tersedia bagi
setiap yang akan menggunakan alat alat itu. Akan tetapi, walaupun segala upaya
telah dilakukan, kecelakaan kerja dan kerusakan alat tetap bisa terjadi. Untuk
mengatasi kecelakaan kerja dan kerusakan alat yang terjadi maka diperlukan alat
keselamatan, dan alat alat untuk perbaikan.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari
berbagai faktor, antara lain :
1) Faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
2) Faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di
dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk
4
bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir; Faktor manusia,
merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia
yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan
yang prima baik fisik maupun psikis
3) Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama
apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam
kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.
2. Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium
5
Kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.
2) Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan
mengunci pintunya pada waktu laboratorium tidak dipakai.
3) Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak
diperkenankan masuk.
4) Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus,
tidak berdekatan dengan nyala api atau tempat yang ada percikan api
listrik, misalkan pada alat yang memakai relay atau motor listrik.
5) Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misal
air raksa dan bahan kimia lain) di tempat terkunci dan aman.
6) Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.
7) Penggunaan tegangan listrik yang rendah dalam melakukan percobaan
listrik , misalnya 12 volt atau 15 volt.
8) Pengadaan sakelar pusat untuk listrik sehingga jika diperlukan semua
aliran listrik di dalam laboratorium dapat diputuskan.
9) Penggantian kawat sekring pengaman harus dilakukan dengan sekring
yang setara.
10) Pengadaan jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang
dilakukan oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.
6
Jas lab ini bias berbetuk:
Flame-resistant jas lab, jas lab yang dilapisi material tahan api. Jas lab
tipe ini pas dipakai buat mereka yang bekerja dengan perlengkapan atau
bahan yang keluarkan panas, misalnya peleburan sampel tanah,
pembakaran memakai tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang
keluarkan panas.
100% cotton lab coat, yaitu jas lab yang umumnya dipakai
dilaboratorium kimia umum (umpamanya lab kimia pendidikan). Jas lab
ini diprediksikan mempunyai usia guna sekitar satu sampai dua tahun.
setelah melalui waktu gunakan tersebut, jas ini rawan rusak karena
dampak bahan kimia asam.
Synthetic/cotton blends, jas lab ini bisa trbuat dari 100% polyester atau
kombinasi polyester/cotton. Seperti cotton lab coat, jas lab ini dipakai
dilaboratorium kimia umum.
2. Kaca mata keselamatan
7
kacamata keselamatan yang dapat digunakan di laboratorium adalah clear
safety glasses dan juga clear safety goggles.
Safety goggles peralatan pelindung mata ini terbagi dalam tiga tipe, yaitu:
Direct vented goggles, biasanya dipakai untuk melindungi mata dari
percikan atau uap bahan kimia.
Indirect vented goggles, saat dipakai untuk melindungi mata dari
cahaya sinar dan debu, tetapi tidak pas untuk melindungi mata dari
percikan bahan kimia
Non vented goggles, baik dipakai untuk melindungi mata dari debu,
uap, dan percikan bahan kimia. Selain itu kaca mata ini dapat juga
dipakai untuk melindungi mata dari gas.
3. Pelindung muka
8
4. Masker
Masker adalah salah satu alat keselamatan kerja yang berguna untuk
melindungi pernapasan akibat penguapan zat kimia di laboratorium. Masker
sendiri memiliki desain yang berbeda sesuai dengan fungsinya misalnya
untuk masker medis, masker proyek, dll. Secara umum model masker bisa
terbuat dari kain atau bisa juga plastik memiliki filter penghisap sehingga
udara yang dihirup tetap sehat dan aman dari zat atau virus berbahaya.
5. Pembasuh muka
9
Berkecimpung dengan bahan dan zat kimia memang hal yang
cukup serius. Apalagi jika terkena kulit, resiko terbesarnya kulit bisa
melepuh. Untuk menghindari hal tersebut, anda perlu mengenakan sarung
tangan yang terbuat dari bahan karet, neoprena ataupun nitril.
7. Pelindung telinga
10
8. Safety Showe
11
Spill neutralizer merupakan alat keselamatan kerja yang berguna untuk
menetralisasi larutan kimia yang tumpah ke lantai laboratorium. Cara
pakainya, apabila larutan yang tumpah adalah zat basa, maka bahan untuk
menetralisasinya adalah zat asam, begitu sebaliknya.
11. Fire Blanket
First aid kits atau pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah alat
keselamatan kerja yang wajib ada di ruang laboratorium. Sebenarnya tak
12
hanya di laborat, seluruh tempat juga wajib ada alat ini. Gunanya untuk
memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan. First aid kits biasa
dikemas dalam kotak lemari kecil atau dalam bentuk tas kecil yang bisa
dibawa kemana saja. Isi dari kotak P3K diantaranya seperti obat merah,
perban, pembalut luka, salep, obat atau perlengkapan lainnya.
13. Alat Pemadam Api
Alat pemadam api merupakan alat penting yang harus ada di sudut
ruangan. Fungsi dari alat pemadam api tak lain adalah untuk memadamkan
api jika timbul api tiba-tiba. Tujuan penggunaan alat ini agar api yang
muncul segera padam dan tidak merembet ke tempat lain.
14. Ruang Asam (Fume Hood)
Ruang asam adalah kabinet yang berguna untuk menyimpan larutan-
larutan kimia yang mana akan digunakan sebagai penelitian di laboratorium.
Ruang asam ini memiliki penghisap gas yang timbul dari uap larutan kimia.
15. Pintu Keluar Darurat
Pintu keluar darurat adalah bagian yang harus ada di suatu ruangan
sebagai tempat keluar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di dalam
ruangan. Pintu keluar darurat hanya dapat digunakan saat hal-hal genting
terjadi. Desainnya pun hanya bisa dibuka dari dalam ruangan saja.
D. Tata Tertib Kegiatan Laboratorium
Tata tertib laboratorium/ Aturan umum dalam tata tertib laboratorium adalah
sebagai berikut
1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat alat serta bahan dalam
laboratorium tanpa seizing petugas laboratorium.
13
2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini
untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
5. Bertanyalah jika merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan
percobaan.
6. Mengenali semua jenis peralatan laboratorium dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran eye washer, respirator, dan alat keselamatan kerja lainnya.
9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke
petugas laboatorium.
10. Berhati hatilah jika bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen reagen
yang volatile dan mudah terbakar.
11. Setiap pekerja dilaboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan
pada kecelakaan (P3K).
12. Buanglah sampah pada tempatnya.
13. Usahakan untuk tidak sendirian diruang laboratorium. Supaya bila terjadi
kecelakaan dapat membantu dengan segera.
14. Jangan bermain main didalam ruangan laboratorium.
15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodic.
16. Dilarang merokok, makan dan minum di laboratorium.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laboratorium adalah suatu tempat untuk melakukan percobaan atau eksperimen.
Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan kaca dan
instrument khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, jika dilakukan dengan
cara yang tidak tepat.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, A. H., & Resmini, N. (2009). Konsep dasar dan model-model pembelajaran terpadu.
Jakarta: Universitas Terbuka.
16