Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR TERPENTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS

LABORATORIUM

A.    Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Faktor
Internal yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran antara lain :

1. Pengaruh Fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum
maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak perlu dipelajari dan dipahami
oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitas-
aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh
kondisi dan pertumbuhan fisik. Contohnya adalah kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan
baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu, selain itu juga ia
akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang
darah ataupun ada gangguangangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderannya serta
tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan, ketentuan tentang
bekerja, belajar, istirahat, tidur makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

2. Pengaruh Psikis
Proses psikososial, melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi
dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota
keluarga, teman, guru dan yang lainnya. Contoh Pengaruh Psikis antara lain :

a. Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-
mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin
hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya.
b. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya
sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,
sedangkan minat selalu dikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Jika
terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai
minat yang labih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta hal-hal yang berhubungan
dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

c. Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: ”the city to learn”. Dengan perkata lain
bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih
cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak
berbakat dibidangnya. Dari uraian di atas dijelaskan bahwa bakat itu mempengaruhi belajar.
Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik
karena ia senang belajar pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

B.     Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu. Faktor Eksternal
yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran antara lain :

1. Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan
tentang nilai-nilai budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu
pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap
individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak
lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan
sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.
      Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara
yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain
dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai
additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisiologi dan juga tingkah laku. Lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman – pengalaman
interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
      Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang berbeda
– beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak – anaknya, dan pergaulan
dari masing – masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan terdiri dari :

a. Lingkungan Fisik
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan fisik adalah cuaca, keadaan udara, ruangan,
cahaya, kesehatan lingkungan, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli
bernama J. Biggers (1980) berpendapat bahwa belajar pagi hari lebih efektif daripada belajar
pada waktu-waktu lainnya. Namun, menurut penelitian beberapa ahli learning style (gaya
belajar), hasil belajar itu tidak tergantung pada waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada
pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa.

b. Lingkungan Sosial                           


Yang termasuk lingkungan sosial adalah pergaulan siswa dengan orang lain di
sekitarnya, sikap dan perilaku orang di sekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan sosial yang
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat
memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh
siswa.
Kondisi masyarakat di lingkungan  siswa yang kumuh, anak-anak penganggur dan
serba kekurangan akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa
tersebut akan menemukan kesulitan ketika  memerlukan teman belajar atau berdiskusi
ataupun meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. (Muhibbin
Syah, 2003: 152-154)

c. Lingkungan Kultural
Yang termasuk lingkungan kultural adalah kebiasaan dan tata cara pergaulan
masyarakat di sekitar siswa. Setiap daerah memiliki kebiasaan dan tata cara pergaulan yang
berbeda-beda. Hal ini, dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
2. Intrumental
Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran,
berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku yang lengkap,
kelas yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana nyaman, tempat
duduk, taman, LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung, laboratorium dll. Dan
software berupa program-program pendukung belajar peserta didik dan pendidik, yang
berkaitan langsung dengan minat siswa belajar. Yang termasik faktor instrumental antara
lain:
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan
dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang
senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

b.      Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang
dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.

c.       Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu
dapat pagi hari, sore, /malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika
terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat
dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas.
Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan
pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah
lelah/lemas, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima
pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada
kondisi badan yang lemah tadi.
Referensi

Biggers, J. 1980 (dalam Muhibbin Syah 2003:154). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo.

http://roselilagibelajar.blogspot.com/2011/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses.html

Anda mungkin juga menyukai