Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

(PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA)

“Riwayat Hidup Bintang dan Galaksi”

Oleh :
Dedi Prasojo A 202 19 006
Eka dewi A 202 19 014
Ma'firani Syam A 202 19 020
Nengah Nitriani A 202 19 029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Riwayat Hidup Bintang dan Galaksi” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada
bapak dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang
telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami dan
berguna bagi siapapun yang membacanya.

Palu, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang................................................................................ 1
2.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
2.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
2.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 2
2.5 Sistematika Penulisan..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Blackhole......................................................................................... 3
2.2 Riwayat Hidup Bintang................................................................... 8
2.3 Riwayat Hidup Galaksi................................................................... 14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman Mesir Kuno ilmu perbintangan sudah dikenal masyarakat
meskipun hanya dalam kepercayaan tahayul dan mitos-mitos. Masih terdapat
banyak kekeliruan pada teori-teori yang pada saat itu dikemukakan, bumi masih
dianggap sebagai pusat dari peredaran matahari, bulan, dan bintang. Planet,
bintang adalah salah satu benda yang ada di langit yang begitu luas ini terdapat
begitu banyak benda-benda yang bertebaran dengan indah mengisi langit alam
semesta ini. Bintang adalah benda angkasa berupa bola gas raksasa yang
memancarkan energinya sendiri dari reaksi inti dalam bintang, baik berupa panas,
cahaya maupun berbagai radiasi lainnya.
Di jenjang Sekolah kita sudah pernah belajar mengenai benda-benda
langit, termasuk Galaksi. Sampai pada jenjang perkuliahan kita juga masih
mempelajarinya. Seperti yang kita ketahui Galaksi adalah sebuah sistem pada
antariksa yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang, gas dan debu
kosmik medium antar bintang. Galaksi sendiri terbentuk dari teori dan pendapat
para ilmuan, salah satunya yaitu teori ledakan yang dasyat dimana ledakan itu
disebut dengan teori Big Bang.
Bintang dan galaksi, seperti objek lain di jagad raya, memiliki masa
hidupnya. Bagaimana bintang dan galaksi di angkasa sana dapat hidup? Akankah
sama seperti makhluk hidup yang mengalami proses kelahiran dan kematian? Kita
bisa saja menjawab “ya”, mengingat bintang dan galaksi juga memiliki umur atau
batas waktu di mana cahayanya yang terang dapat padam. Dengan kata lain,
bintang dan galaksi memiliki riwayat hidup yang sama dengan makhluk lainnya,
yakni lahir, berkembang menjadi dewasa, mati dan kemudian lenyap.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka
penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi judul
makalah yaitu: “Riwayat Hidup Bintang dan Galaksi”. Adapun khusus riwayat

1
hidup bintang yang akan dibahas pada makalah ini berkaitan dengan Blackhole,
Pulsar, Dan Sirius.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penulisan ini yaitu:
1. Bagaimana terbentuknya Blackhole?
2. Bagaimana riwayat hidup bintang?
3. Bagaimana riwayat hidup galaksi?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan yaitu:
1. Dapat menjelaskan proses terbentuknya Blackhole
2. Dapat menjelaskan riwayat hidup bintang
3. Dapat menjelaskan riwayat hidup galaksi

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang terkait dalam dunia pendidikan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
melalui penulisan ini adalah:
1. Untuk menjelaskan proses terbentuknya Blackhole
2. Untuk menjelaskan riwayat hidup bintang
3. Untuk menjelaskan riwayat hidup galaksi

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan makalah ini dengan kajian pustaka yaitu mengkaji
buku, jurnal atau referensi yang relevan sesuai dengan topik-topik yang di bahas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Blackhole
A. Pengertian Lubang Hitam ( Black Hole )
Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar
ini mencegah apapun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum.
Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari
gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau
melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar
luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi
merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara
teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke
ukuran alam raya yang dapat diamati.
Kecepatan lubang hitam tersebut setelah diukur mencapai lebih dari
400.000 kilometer per jam dan ukuran lubang hitam sangat bervariasi, sejak yang
super padat dengan berat jutaan atau bahkan miliaran berat matahari hingga massa
bintang yang lebih ringan.

B. Asal Mula Lubang Hitam ( Black Hole )


Istilah lubang hitam yang pertama kali diberikan oleh John Archibald
Wheeler pada 1969 sebagai ganti nama yang terlalu panjang, yaitu completely
gravitational collapsed stars. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas
ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak
bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah
di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya
dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x
10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi
gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam. Teori adanya
lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell dan

3
Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama
Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas
umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William
Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua
galaksi di alam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi termasuk
galaksi bimasakti.
Bintang-bintang di alam semesta (jauh lebih besar daripada matahari) tidak
akan lenyap dalam periode jutaan tahun seperti massa yang lebih kecil. Bintang-
bintang itu baru lenyap bila terjadi ledakan nuklir yang sangat besar. Ledakan
yang dikenal sebagai supernova terjadi bila gravitasi bintang menjadi sangat kuat
sehingga menghancurkan dirinya sendiri.
Pada beberapa bintang, gravitasinya amat besar sehingga penghancuran
terus menerus terjadi, merusak segala sesuatu di dalamnya. Kepadatan benda itu
terus meningkat dan memaksa gravitasi terus meningkat pula, sampai tak ada
satupun yang bebas dari pengaruhnya, bahkan cahaya sekalipun. Hasilnya adalah
“Blackhole” alias Lubang Hitam. Apapun yang masuk ke dalam tarikan gravitasi
objek tersebut tidak bisa melarikan diri. Meskipun tak tampak, lubang hitam bisa
dideteksi dengan satelit sinar-X. Lubang hitam pertama ditemukan di sistem
perbintangan Cygnus tahun 1972.
Banyak objek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi
lubang hitam karena tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi
untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan
tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk objek yang bermassa sangat besar,
tekanan gravitasi lah yang menang.

C. Teori Lubang Hitam (Black Hole)


Dalam proses pembentukan lubang hitam terdapat beberapa teori yaitu:
1. Teori Relativitas Umum
Pada 1976, pakar astrofisika ternama, Stephen Hawking
mengemukakan teori bahwa lubang hitam terbentuk dari bintang raksasa yang
tekanan gravitasinya luar biasa besar sehingga menarik energi dan materi di

4
dekatnya. Energi dan materi itu diyakininya akan musnah ditelan lubang
hitam.
2. Teori Fisika Kuantum
Teori fisika kuantum berlawanan dengan teori relativitas umum. Teori
fisika kuantum menyatakan bahwa materi dan energi tidak bisa dihancurkan,
namun hanya berganti wujud. Hawking sempat menyatakan kalau sejatinya
materi yang terisap lubang hitam akan mengalir menuju jagad raya baru.
Tetapi setelah dipikir kembali oleh Hawking, ia akhirnya menyatakan bahwa
lubang hitam tidak menghancurkan segala yang diisapnya, namun
menyimpan apa yang diisapnya dalam waktu lama. Setelah lubang hitam
rusak dan mati, apa yang pernah diisapnya dipancarkan kembali ke jagad raya
dalam keadaan tercerai-berai. Pemikiran baru Hawking yang radikal ini
diungkapkannya dalam Konferensi Internasional Mengenai Gravitasi dan
Relativitas Umum ke 17 di Dublin, Irlandia, Rabu (21/7).
3. Teori Evolusi Bintang
Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dari sejenis
bintang biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25,000 derajat celcius.
Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yang memakan waktu kira-kira
10 juta tahun, ia menjadi bintang biru raksasa.
Kemudian, bintang itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah
raksasa. Dalam fase itulah, akibat tarikan gravitasi-nya sendiri, bintang merah
raksasa mengalami ledakan dahsyat atau disebut dengan Supernova dan
menghasilkan dua jenis bintang yaitu bintang Netron dan lubang hitam.
Pengamatan dari teleskop sinar-X ruang angkasa selama lebih dari
satu dekade menunjukkan kekuatan tarikan gravitasi lubang hitam
menyebabkan banyak bintang yang hancur dan ditelan olehnya.
Ahli-ahli astronomi sudah berhasil mengamati bagaimana proses
lubang hitam menyedot gas yang berterbangan di sekitarnya. Gas yang
disedot itu menjadi panas sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai
panjang gelombang, mulai dari gelombang radio hingga gelombang sinar-X.

5
D. Cara Mengenali Lubang Hitam (Black Hole)
Cara para astronom untuk dapat mengenali keberadaan sebuah lubang
hitam, Mereka menggunakan metode tak langsung melalui pengamatan bintang
ganda yang beranggotakan bintang kasat mata dan sebuah objek tak tampak.
Beruntung, semesta menyediakan sampel bintang ganda dalam jumlah yang
melimpah. Kenyataan ini bukanlah sesuatu yang mengherankan, sebab bintang-
bintang memang terbentuk dalam kelompok. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa di galaksi kita, Bima Sakti terdapat banyak bintang yang merupakan
anggota suatu gugus bintang.
Dalam sebuah sistem bintang ganda berdekatan, objek yang lebih besar
dapat menarik materi dari bintang pasangannya. Demikian pula dengan lubang
hitam, lubang hitam menarik materi dari bintang pasangan dan membentuk
cakram akresi di sekitarnya. Bagian dalam dari cakram yang bergerak dengan
kelajuan mendekati kelajuan cahaya, akan melepaskan energi potensial
gravitasinya ketika jatuh ke dalam lubang hitam.
Energi yang sedemikian besar diubah menjadi kalor yang akan
memanaskan molekul-molekul gas hingga akhirnya terpancar sinar-X dari cakram
akresi tersebut. Sinar-X yang dihasilkan inilah yang digunakan oleh para
astronom untuk mencurigai keberadaan sebuah lubang hitam dalam suatu sistem
bintang ganda. Untuk lebih meyakinkan bahwa bintang kompak tersebut benar-
benar lubang hitam maka astronom menaksir massa objek tersebut dengan
perangkat matematika yang disebut fungsi massa. Bila diperoleh massa bintang
kompak lebih dari 3 kali massa Matahari, besar kemungkinan objek tersebut
adalah lubang hitam.

E. Pertumbuhan Lubang Hitam (Black Hole)


Sebuah penelitian menyatakan bahwa black hole dan galaksi saling
membantu pertumbuhan masing-masing. Dalam salah satu penyelidikan, para
peneliti mendapatkan bahwa galaksi-galaksi dan black hole tampak tumbuh terus
selama terjadi proses kelahiran bintang-bintang. Observasi menunjukkan adanya
hubungan erat antara kelahiran bintang (yang berarti pertumbuhan galaksi) dengan

6
pertumbuhan black hole di beberapa galaksi yang pada jarak 10 milyar tahun
cahaya dari Bumi.
Para astronom menduga hubungan itu merupakan hubungan timbal balik
dimana penggabungan galaksi satu dengan galaksi lain telah memicu
pembentukan bintang. Di lain pihak, proses itu sekaligus memberi "bahan bakar"
bagi black hole untuk tumbuh karena ia juga mendapatkan lebih banyak materi
untuk dihisap.
Hasil penelitian di atas semakin menambah bukti adanya kerjasama
konstruksi yang pada akhirnya menghasilkan galaksi-galaksi raksasa berisi
bintang-bintang tua dan didominasi black hole di pusatnya.
Lubang hitam memiliki massa yang dapat terus bertambah dengan cara
menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan
lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak
yang aman dari lubang hitam akan terhisap. Berlainan dengan reputasi yang
disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menghisap apa
saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap material yang jaraknya
sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat
dengannya.
Bumi dalam bahaya jika hanya berjarak 10 mil dari “Black Hole”, tetapi
hal ini tidak akan terjadi karena bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang
hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang
hitam dan bersatu menjadi lubang hitam yang jauh lebih besar.

F. Cara Kerja Lubang Hitam (Black Hole)


Black hole dikenal sebagai pemakan yang ceroboh. Mereka mencerna
sedikit saja benda yang berada di piring makannya, lalu memuntahkan sisanya ke
ruang angkasa. Dalam kasus ini, hanya sekitar satu persen dari bagian bintang itu
yang ditelan. Sisanya dilemparkan kembali ke galaksi menggunakan energi yang
luar biasa dahsyat.
Intensitas pancaran itu kemudian melemah seiring dengan makin
tercerainya tubuh sang bintang. Penurunan aktivitas pancaran yang cepat diduga

7
juga terjadi karena adanya penghisapan lebih lanjut oleh ruangan di sekitar black
hole. Pada puncaknya, black hole bisa menelan sebuah objek seukuran Bumi tiap
10 menit.
Para astronom sejauh ini mendeteksi keberadaan black hole dengan
memperhatikan aktivitas cahaya serta kecepatan bintang maupun gas-gas di jagad
raya. Bila di suatu tempat tidak ditemukan cahaya, namun di sekitarnya banyak
objek angkasa menuju ke satu titik dengan kecepatan tinggi sebelum hilang, maka
titik tersebut dipastikan sebuah black hole.

G. Peranan Lubang Hitam (Black Hole)


Di Alam Semesta ini terdapat banyak sekali Blackhole, sebab Blackhole
berfungsi sebagai inti sebuah Galaksi (misalnya Bima Sakti). Blackhole memiliki
kepadatan massa sangat tinggi hingga energi gravitasinya sangat besar. Manfaat
Blackhole adalah memberikan gaya tarik terhadap benda angkasa yang bergerak
mengelilinginya. Dapat dibuktikan, bila anda memutar batu yang bermassa
dengan seutas tali, akan terasa ada gaya tarik melawan tangan anda yang
disebabkan benda yang anda putar. Jika tali itu putus benda itu akan terlempar
keluar/jauh. Fungsi energi gravitasi Blackhole ibaratnya sebagai tali pengikat
benda-benda yang berputar disekelilingnya. Jika Blackhole kehilangan energi
gravitasi, benda-benda yang mengelilinginya akan terlempar keluar, sebaliknya
bila gaya sentrifugal akibat putaran berkurang, benda itu akan bergerak mendekati
Blackhole, jika sudah begitu akibatnya sangat fatal bagi galaksi itu. Oleh karena
itu black hole dilengkapi dengan memberikan energi gravitasi agar dapat menarik
benda-benda disekitarnya dan memutar benda-benda itu dengan kecepatan
tertentu agar tetap pada orbitnya. Jadi, manfaat utama lubang hitam adalah
memelihara keseimbangan galaksi.

2.2. Riwayat Hidup Bintang


Bintang adalah benda angkasa berupa bola gas raksasa yang memancarkan
energinya sendiri dari reaksi inti dalam bintang, baik berupa panas, cahaya
maupun berbagai radiasi lainnya. Berikut ini adalah diagram sederhana dari

8
evolusi bintang. Galaksi Bima Sakti memiliki sekitar 200 milyar bintang yang
besarnya berbagai macam dengan jarak antara bintang dengan bumi yang juga
beragam.

Alasan mengapa bintang terlihat seolah-olah berada pada titik yang tetap
di rasi bintangnya bukanlah disebabkan karena mereka tidak bergerak di ruang
angkasa melainkan karena gerak mereka sangat berjauhan, bahkan cahaya dari
bintang yang dekat dengan kita membutuhkan waktu beberapa tahun untuk
mencapai bumi dan cahaya dari objek paling jauh masih dapat dilihat
membutuhkan waktu miliaran tahun. Awal terbentuknya alam semesta ditandai
dengan terjadinya dentuman dahsyat. Debu dan awan hidrogen hasil ledakan
kemudian membentuk bintang-bintang dalam ukuran yang berbeda, matahari pun
berasal dari kabut purba luar angkasa.

A. Bintang Pulsar
1. Pengertian Pulsar
Kata “pulsar” berasal dari kata kerja to pulse. Menurut kamus
American Heritage Dictionary, kata tersebut berarti bergetar, berdenyut.
Kamus Encarta Dictionary mengartikannya sebagai berdenyut dengan irama
teratur, bergerak atau berdebar dengan irama teratur yang kuat. Menurut
Encarta Dictionary, kata pulsate, yang berasal dari akar yang sama, berarti
mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat. Jadi, Pulsar
(Pulsing Star) adalah bintang neutron (bintang yang terbentuk sebagai sisa
dari bintang besar yang mengakhiri hidupnya dalam ledakan mendadak) yang
berputar dengan kecepatan tinggi dan memancarkan gelombang radio.
2. Sejarah Pulsar
Pulsar pertama diamati pada 28 November 1967, oleh Jocelyn Bell
Burnell dan Antony Hewish .Mereka mengamati pulsa yang dipisahkan oleh
1,33 detik yang berasal dari lokasi yang sama di langit, dan terus menyisihkan
waktu, pulsar adalah objek alam semesta yang menakjubkan, sekaligus
misterius. Pulsar juga bisa membantu para ilmuwan menemukan gelombang

9
gravitasi, yang bisa mengarahkan jalan menuju kejadian kosmik yang energik
seperti benturan antara lubang hitam supermasif.
Pulsar-pulsar yang diamati para astronomi tidak semuanya berasal dari
bintang tunggal. Hal ini diketahui seterlah pada tahun 1974 Joseph Taylor dan
Russell Hulse mengamati pulsar yang periode denyutannya tidak teratur
meskipun memiliki suatu pola keteraturan tertentu. Mereka melihat periode
pulsar ini memanjang dan memendek secra teratur. Hal ini ditafsirkan sebagai
kaibat pulsar ini berputar mengelilingi bintang lain. Akibat efek Doppler, saat
pulsar mendekati kita, pulsar-pulsarnya semakin rapat sehingga periodenya
memendek dan saat menjauhi kita, pulsar-pulsarnya semakin renggang
sehingga periodenya memanjang. Dari analisis yang mereka lakukan pada
perubahan periode pulsar ini, mereka mendapatkan kalau pulsar ini mengordit
bintang pasangannya dengan periode 8 jam.
Pulsar penemuan Taylor dan Hulse dipandang penting karena
dianggap memberikan bukti pada teori relativitas Einstein. Berdasarkan
pengamatan dan analisis pada rekaman kurva pulsar mereka mendapatkan
bahwa pada pasangan bintang ini periastron (titik terdekat pulsar dengan
bintang yang dikelilinginya) bergeser 4°/ tahun. Menurut mereka, adanya
pergeseran ini hanya dapat dijelaskan dalam konteks teori relativitas uumum
Einstein yang berlaku pada medan gravitasi yang amat kuat. Pulsar adalah
bintang netron yang memiliki kerapatan yang amat tinggi sehingga medan
gravitasinya amat kuat dan akibatnya efek relativitas umum Einstein dapat
teramati dengan jelas.

Gambar 2.1 Bintang Pulsar

10
Dari bumi, pulsar sering terlihat seperti bintang yang berkedip-kedip.
Walau tampak berkedip, cahaya dari pulsar sebenarnya tidak berkedip, ia
bahkan merupakan sebuah bintang. Pulsar memancarkan dua sinar cahaya
yang solid kearah yang berlawanan. Persis seperti lampu mercusuar. Cahaya
dari pulsar sangat stabil, ia tampak berkedip karena ia mengalami rotasi
(berputar pada porosnya). Dengan begitu, saat pulsar berputar, seberkas
cahaya bisa menghadap ke Bumi, lalu menghilang dan muncul lagi. Kedipan
cahaya pulsar disebabkan oleh putarannya, laju kedipan tersebut bisa
mengetahui kecepatan rotasi pulsar. Lebih dari 2.000 pulsar telah terdeteksi
secara total. Sebagian besar dari mereka berputar satu putaran per detik
(Disebut sebagai “pulsar lambat”), sementara lebih dari 200 pulsar lainnya
berputar ratusan kali per detik (Disebut sebagai “pulsar milidetik”). Pulsar
milidetik yang paling cepat bisa berputar lebih dari 700 kali per detik.
Pusar milidetik ini ditemukan di gugus bintang bola yang terikat
bersama-sma oleh gravitasi yang paling terkenal adalah gugus bintang 47
Tucanae (47 Tuc), yang memiliki sekitar dua puluh lima pulsar milidetik.
Teori terkemuka untuk asal usul pulsar milidetik adalah bahwa mereka
sebenarnya merupakan bintang neuron yang sudah tua, atau dengan kata lain
merupakan bintang neuron yang berputar semakin cepat melalui pertambahan
materi dari bintang pendamping dalam system biner. Sehingga pilsar
milidetik ini kadang-kadang disebut juga sebagai pulsar daur ulang.
3. Golongan Pulsar
Tiga kelas pulsar yang berbeda saat ini diketahui oleh para astronom ,
menurut sumber kekuatan radiasi elektromagnetik:
a. Pulsar bertenaga rotasi, di mana hilangnya energi rotasi bintang
memberikan kekuatan,
b. Pulsar bertenaga akresi (terhitung untuk sebagian besar tetapi tidak
semua pulsar X-ray ), di mana energi potensial gravitasi dari materi
yang bertambah adalah sumber daya (menghasilkan sinar-X yang dapat
diamati dari Bumi).

11
c. Magnetar, tempat peluruhan medan magnet yang sangat kuat
menyediakan daya elektromagnetik.

Meskipun ketiga kelas objek adalah bintang neutron, perilaku mereka


yang dapat diamati dan fisika yang mendasarinya sangat berbeda. Namun,
ada koneksi. Misalnya, pulsar X-ray mungkin adalah pulsar bertenaga rotasi
tua yang telah kehilangan sebagian besar tenaganya, dan hanya akan terlihat
lagi setelah teman biner mereka mengembang dan mulai memindahkan materi
ke bintang neutron. Proses akresi pada gilirannya dapat mentransfer
momentum sudut yang cukup ke bintang neutron untuk "mendaur ulangnya"
sebagai pulsar milidetik berdaya rotasi. Karena materi ini mendarat di bintang
neutron, diperkirakan akan "mengubur" medan magnet bintang neutron
(meskipun detailnya tidak jelas), meninggalkan pulsar milidetik dengan
medan magnet 1000-10.000 kali lebih lemah daripada pulsar rata-rata. Medan
magnet rendah ini kurang efektif memperlambat rotasi pulsar, sehingga pulsar
milidetik hidup selama milyaran tahun, menjadikannya pulsar tertua yang
diketahui.
Pulsar milidetik terlihat dalam kluster globular, yang berhenti
membentuk bintang-bintang neutron miliaran tahun yang lalu menarik bagi
studi tentang keadaan materi dalam bintang neutron adalah gangguan yang
diamati dalam kecepatan rotasi bintang neutron. Kecepatan ini menurun
perlahan tapi pasti, kecuali oleh variasi mendadak. Salah satu model yang
diajukan untuk menjelaskan gangguan ini adalah bahwa mereka adalah hasil
dari "gempa bumi" yang menyesuaikan kerak bintang neutron. Model di
mana kesalahan adalah karena decoupling dari interior superkonduktor
mungkin bintang juga telah maju. Dalam kedua kasus, momen inersia bintang
berubah, tetapi momentum sudutnya tidak, menghasilkan perubahan dalam
laju rotasi.

12
B. Bintang Sirius
1. Pengertian Sirius
Sirius adalah salah satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada
jarak 2,6 parsec atau 8,6 tahun cahaya. Tetangga terdekatnya adalah sistem
bintang Procyon, pada jarak 1,61 parsec atau 5,24 tahun cahaya. Sirius adalah
bintang paling terang di langit dengan magnitudo tampak -1.47. Bintang ini
terletak di rasi Canis Major dan merupakan sistem bintang ganda dengan
komponen primer bintang deret utama kelas A dan komponen sekunder
sebuah katai putih. Sirius dapat dilihat hampir diseluruh tempat di permukaan
bumi, kecuali tempat yang berada pada lingtang di atas 73,284° utara. Saat
yang terbaik untuk melihat bintang Sirius adalah di tanggal 1 Januari, dimana
bintang ini mencapai meridian pada tengah malam.
Pada kondisi yang sesuai, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang
saat Matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala,
bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat
berada di tempat yang tinggi, dan posisi Matahari cukup rendah.
2. Sejarah Sirius
Berdasarkan perubahan gerak dirinya, pada 1844Friedrich Wilhelm
Bessel menarik kesimpulan bahwa Sirius kemungkinan memiliki pasangan.
Hampir dua dekade kemudian, pada 1862Alvan Graham Clark menemukan
pasangan redup tersebut yang kemudian dinamai Sirius B, yang dikenal
dengan“Sang Anak Anjing”. Komponen yang terlihat saat ini kadang-kadang
disebut sebagai Sirius A.
Astronom-astronom di Observatorium Gunung Wilson menemukan
pada 1915 bahwa Sirius B adalah sebuah katai putih. Diameter Sirius A
pertama kali diukur oleh Robert Hanbury Brown dan Richard Q. Twiss pada
1959 di Jodrell Bank menggunakan interferometer intensitas mereka. Pada
2005, menggunakan Hubble Space Telescope, astronom menemukan bahwa
diameter Sirius B hampir sama dengan diameter Bumi, yaitu sekitar 12.000
kilometer, dengan massa 98% Matahari

13
3. Jenis Sirius
Sirius A adalah sebuah bintang deret utama dengan kelas spektrum A0
atau A1 dan memiliki massa sekitar 2,1 Matahari. Pasangannya, Sirius B,
adalah bintang yang sudah berevolusi dari deret utama menjadi katai putih.
Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain pada jarak sekitar 20 AU (hampir
sama dengan jarak Matahari dan Uranus) dengan periode orbit mendekati 50
tahun. Orbit tersebut dapat membuat Sirius B kadang berada di depan Sirius
A sehingga luminositas total keduanya menurun sebentar. Karena alasan ini,
sistem Sirius diperhitungkan sebagai bintang ganda gerhana.
Katai putih tipikal memiliki massa 0.5–0.6 massa matahari. Dengan
massa hampir sama dengan Matahari, Sirus B adalah salah satu katai putih
termasif yang diketahui. Massa tersebut terkandung hanya dalam volume
yang sebanding dengan Bumi. Katai putih hanya terbentuk setelah bintang
melewati tahap deret utama dan raksasa merah. Dua tahap tersebut telah
dilalui Sirius B kurang dari setengah usianya sekarang, sekitar 120 juta tahun
yang lalu. Bintang awalnya diperkirakan memiliki massa 5 massa
mataharidengan kelas spektrum B7V ketika berada di deret utama.
Ketika berada pada tahap raksasa merah, Sirius B boleh jadi
memperkaya metalisitas Sirius A. Inilah yang menjadi sebab kelimpahan
logam Sirius A lebih tinggi dari harga normal (metalisitas dikatakan normal
jika sama dengan harga yang dimiliki Matahari). Sirius A diperkirakan akan
kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya dalam satu miliar tahun lagi.
Setelah itu ia akan menempuh tahap raksasa merah sebelum akhirnya akan
menjadi katai putih juga.

2.3 Riwayat Hidup Galaksi


A. Pengertian Galaksi
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem, terdiri
atas satu atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi oleh
benda-benda angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak mengelilinginya
secara teratur.

14
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang
terdiri atas bintang-bintang, gas, dan debu yang amat luas, di mana anggotanya
memiliki gaya tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas
miliaran bintang yang memiliki ukuran, warna, dan karakteristik yang sangat
beraneka ragam.
Galaksi merupakan salah satu komponen yang tersebar dalam alam
semesta. Para ahli astronomi menyimpulkan bahwa galaksi yang terdapat di alam
semesta ini berjumlah miliaran dengan tiap-tiap galaksi terdiri atas ratusan miliar
bintang. Matahari dari sistem tata surya kita adalah satu dari ratusan miliar
bintang yang ada dalam satu galaksi.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau
kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar
diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan,
yakni bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di
langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat
nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi
kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan
ukurannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun
cahaya dan Tata Surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan
mata telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni
galaksi Andromeda, Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil.
Galaksi Andromeda lebih besar daripada Milky way.

B. Bentuk-Bentuk Galaksi
1. Elips
Penampakan galaksi ini terlihat seperti elips. Galaksi yang termasuk dalam
tipe elips ini mulai dari galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang
berbentuk bola pepat. Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi
elips sangat sedikit mengandung materi antarbintang dan anggotanya adalah
bintang-bintang tua, lebih redup cahayanya dibandingkan dengan tipe spiral

15
dengan banyak bintang merah besar. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi M87,
yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.
2. Spiral
Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk
lengan spiral) dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi
spiral terdiri atas bintang-bintang tua dan muda. Bintang-bintang tua terdapat pada
kumpulan bintang-bintang yang berjumlah ratusan dan berbentuk bola (gugus
bola). Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di
bidang galaksi. Galaksi spiral berotasi dengan cepat sehingga membuat galaksi ini
memipih dan membentuk bidang galaksi. Jumlah galaksi ini kurang lebih 80%
dari galaksi yang ada. Contoh dari galaksi tipe ini adalah galaksi Andromeda dan
galaksi Bimasakti. Di galaksi Bimasakti inilah Bumi sebagai bagian dari sistem
Tata Surya berada.
3. Tak Beraturan
Galaksi ini tidak memiliki bentuk khusus. Galaksi Tak Beraturan terdiri
dari bermiliar-miliar bintang muda berwarna putih kebiruan dan bintang raksasa
biru yang sangat panas.. Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar
dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bimasakti, yang
hanya berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bimasakti. Galaksi tak beraturan
ini banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas dan debu-debu.
Banyaknya galaksi berbentuk tak beraturan ialah 3% dari antariksa.

C. Ciri-Ciri Galaksi
Galaksi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sumber cahaya berasal dari galaksi itu sendiri dan bukan merupakan cahaya
pantulan; 
2. Antara galaksi satu dengan yang lain mempunyai jarak jutaan tahun cahaya; 
3. Galaksi-galaksi lainnya dapat terlihat berada di luar Galaksi Bimasakti; 
4. Galaksi punya bentukan tertentu, misalnya: bentuk spiral, bentuk elips, dan
bentuk tidak beraturan.

16
D. Macam-Macam Galaksi
Dalam jagat raya ini, terdapat begitu banyak galaksi. Ada beberapa galaksi
di antaranya telah dikenal dengan baik, antara lain:
1. Galaksi Bimasakti
Galaksi Bimasakti ditemukan pada 18 Juli 1783, oleh seorang astronom
Inggris William Hershel. Galaksi BImasakti terdiri dari 400 milyar bintang,
dengan garis tengah sekitar 130.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya sama dengan
9.500 milyar kilometer). Galaksi Bimasakti merupakan rumah bagi matahari kita
beserta planet-planet yang mengelilinginya.

2. Galaksi Magellan
Galaksi Magellan adalah galaksi yang paling dekat dengan galaksi
Bimasakti. Jaraknya kurang lebih 160.000 tahun cahaya dan berada di belahan
langit selatan. Galaksi ini memiliki bentuk tak beraturan.

3. Galaksi Ursa Mayor


Galaksi Ursa Mayor berjarak 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi
Bimasakti. Galaksi ini mempunyai bentuk elips dan rapat.

4. Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda dikategorikan sebagai galaksi raksasa karena memiliki
diameter sekitar 200 ribu tahun cahaya atau dua kali lebih besar dari galaksi
Bimasakti. Andromeda memiliki massa 300 sampai 400 biliun kali masa matahari.
Bentuknya yang bulat khas dan ukurannya yang besar membuat galaksi ini mudah
diamati dengan menggunakan teleskop sederhana. Galaksi Andromeda berjarak
2,5 juta tahun cahaya dari galaksi Bimasakti.

E. Hipotesis Terbentuknya Galaksi


1. Hipotesis Fowler (1957)
Menurut Fowler, 12.000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti
sekarang ini, bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang
bentuknya berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi
sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia mengadakan

17
kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang
besar terbentuklah bintang-bintang itupun semakin turun temperaturnya setelah
berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai bentuk yang dikatakan tetap, seperti
halnya matahari, hipotesis itu diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan
pada pusat galaksi, tempat dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan
maupn secara eksplosif.

2. Edwin Hubble (1929)


Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan
bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak
antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan
bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama,
namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan
bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang
dinamakan Dentuman Besar.
Big Bang (terjemahan: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam
kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan
perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa
alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian
mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya
dan galaksi. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat
dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan
galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta
akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa
lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh
lebih tinggi.

18
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bintang adalah benda angkasa berupa bola gas raksasa yang memancarkan
energinya sendiri dari reaksi inti dalam bintang, baik berupa panas, cahaya
maupun berbagai radiasi lainnya. Bintang terlihat seolah-olah berada pada
titik yang tetap di rasi bintangnya bukanlah disebabkan karena mereka tidak
bergerak di ruang angkasa melainkan karena gerak mereka sangat berjauhan.
2. Pulsar (Pulsing Star) adalah bintang neutron (bintang yang terbentuk sebagai
sisa dari bintang besar yang mengakhiri hidupnya dalam ledakan mendadak)
yang berputar dengan kecepatan tinggi dan memancarkan gelombang radio.
Sirius adalah salah satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada jarak 2,6
parsec atau 8,6 tahun cahaya. Saat yang terbaik untuk melihat bintang Sirius
adalah di tanggal 1 Januari, dimana bintang ini mencapai meridian pada
tengah malam.
3. Galaksi merupakan bintang yang membentuk suatu sistem, terdiri atas satu
atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi oleh benda-
benda angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak mengelilinginya
secara teratur. Dari hasil pengamatan ternyata di alam semesta ini terdapat
beribu-ribu galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni : Galaksi
Elips, Galaksi Spiral, Galaksi Tak Beraturan.
4. Banyak teori-teori yang mengungkapkan tentang proses pembentukan
Galaksi,yang paling kuat teori ini adalah teori Big Bang, dari ledakan
diakibatkan suatu titik dimana titik tersebut menjadi pusat atau inti alam
semesta ini meledak dan membentuk galaksi-galaksi. namun masih menjadi
misteri bagi manusia terhadap teori pembentukan alam semesta dan galaksi
ini. kususnya manusia yang hidup di zaman moderen ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Pendidikan. (2014). Lubang Hitam. (online).


https://www.dosenpendidikan.co.id/lubang-hitam/, diakses tanggal 03
Desember 2020

Info Astronomi. (2012). Lubang Hitam. (online)


https://www.infoastronomy.org/2012/10/lubang-hitam.html?m=1, diakses
tanggal 03 Desember 2020

Lorimer, R. D. (2008). Pulsar Biner dan Milidetik. Cambridge : University Press.

Mumpuni, E. S. (2010). Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti. Berita


Dirgantara, 9(3).

Stott, C. (2009). Bintang Dan Planet. ITBM.

Yunus, F. M. (2007). Lubang Hitam Akhir dari Ornamen Jagad Raya.

Nasional, B. S. (2009). Pengantar standardisasi. Jakarta: BSN, 198.

Wikipedia. (2019). Pulsar. (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/Pulsar, diakses


tanggal 08 Desember 2020

Wikipedia. (2020). Sirius. (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/Sirius, diakses


tanggal 08 Desember 2020

20

Anda mungkin juga menyukai