Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumbangan Jepang Terhadap Perkembangan Fisika

Jepang memiliki suatu sistem pendidikan yang sangat bagus sehingga


tidak heran jika Jepang dimasukkan dalam kelompok negara maju terutama
karena penguasaan teknologi. Sistem pendidikan di Jepang telah mampu
menghasilkan sumber daya manusia sebagai salah satu elemen bangsa yang
mampu membuat inovasi baru di bidang teknologi.
Perhatian pemerintah Jepang terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan sangat tinggi. Hal ini terbukti pada tahun 1917 pemerintah
mendirikan laboratorium penelitian quasigovernmental RIKEN (Institut
Penelitian Fisika dan Kimia) yang bertujuan untuk memberikan dukungan
teknis ke industri dan tempat untuk melakukan penelitian dasar di bidang
sains. Dari laboratorium tersebut muncullah para ilmuwan yang memberikan
kontribusi pemikiran terhadap dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan
beberapa diantaranya berhasil memperoleh penghargaan nobel. Berikut ini
adalah beberapa ilmuwan Jepang yang berperan penting dalam perkembangan
ilmu Fisika :

1.      Hideki Yukawa 
Hideki Yukawa (1907-1981) ialah fisikawan asal Jepang dan
merupakan orang Jepang pertama yang menerima Hadiah Nobel.
Dibesarkan di Kyoto, Jepang, dan belajar di universitas Kyoto di kota
itu. Setelah menerima gelar doktor dari Osaka ia kembali ke Kyoto dan
bekerja di sana. 
Pada awal 1930 Yukawa menangani masalah yang menyebabkan inti
atom tetap utuh meski ada gaya tolak-menolak proton yang membangun
inti itu. Interaksinya harus cukup kuat namun jangkauannya terbatas,
dan Yukawa mendapatkan bahwa hal itu dapat dijelaskan menurut
pertukaran partikel (meson) antara nukleon, dengan massa partikel
sekitar 200 kali massa elektron. 
Pada 1936, tahun setelah ia mengajukan gagasannya, partikel dengan
massa madya seperti itu didapatkan dalam sinar kosmik oleh Carl D.
Anderson yang juga pernah menemukan positron. Namun, partikel ini-
yang saat itu dinamai muon-berinteraksi lemah dengan inti seperti yang
diharapkan. Misteri ini tak terungkap sampai 1947, saat fisikawan
Inggris C.F. Powell menemukan pion yang bersifat seperti yang pernah
diramalkan Yukawa, namun partikel ini meluruh cepat sekali menjadi
muon yang memiliki umur lebih panjang (sehingga lebih mudah
dideteksi).  Yukawa menerima Hadiah Nobel Fisika pada 1949. Pada
tahun-tahun berikutnya ia menandatangani manifesto yang isinya
menolak pengembangan nuklir.

1
2.    Hantaro Nagaoka
Nagaoka menerima gelar sarjananya dalam fisika dari Universitas
Tokyo pada tahun 1887, kemudian melanjutkan pendidikan
pascasarjana di Jepang. Antara 1892 dan 1896, Nagaoka belajar di luar
negeri di Wina, Berlin, dan Munich, di mana ia sangat terpesona oleh
Ludwig Boltzmann's saja di Teori kinetik gas dan Maxwell yang
bekerja pada stabilitas cincin Saturnus, dua pengaruh yang akan
mengarah pada pengembangan (yang salah)model Saturnus. Tahun
1903 mengusulkan model atom yang berisi nukelus kecil dikelilingi
oleh cincin elektron (saturnus). Model ini ditemukan pada tahun 1911
oleh Ernest Rutherford (Cavendish di Calmbridge, Inggris).
Dari tahun 1901 sampai 1925, Nagaoka menjabat sebagai seorang
profesor fisika di Universitas Tokyo, di mana murid-muridnya antara
lain Kotaro Honda dan pemenang hadiah nobel pada 1949 Hideki
Yukawa.

3.    Yoshio Nishina
Fisikawan Jepang ini merupakan salah seorang rekan Niels Bohr, dan
rekan dekat
AlbertEinstein. Nishina adalah seorang ilmuwan kelas dunia dengan
kualitas
Kepemimpinan yang sangat baik bahkan untuk menghormati namanya
maka sebuah kawah di bulan diberi namaNishina.
Nishina melakukan riset bersama Niels Bohr di Kopenhagen pada tahun
1921 dan pada
tahun 1928 ia menulis sebuah makalah tentang inkoheren atau
hamburan Compton
dengan Oskar Klein di Kopenhagen, dari sinilah muncul rumus Klein-
Nishina berasal.
Pada tahun yang sama ia kembali ke Jepang, dan mengundang beberapa
sarjana Barat ke
Jepang termasuk Heisenberg, Dirac dan Bohr untuk merangsang
fisikawan Jepang
mempelajari fisika kuantum. Pada 1946 ia dianugerahi Order of
Culture oleh Kaisar
Jepang.

4.     Sin-Itiro Tomonaga
Lahir di Tokyo, Jepang pada 31 Maret 1906. Tomonaga menyelesaikan
Rigakushi (sebutan untuk gelar sarjana Jepang) dalam bidang fisika di
Kyoto Imperial University pada tahun 1929. Setelah itu ia terlibat
dalam proyek riset selama tiga tahun di universitas yang sama dan
kemudian ditunjuk sebagai asisten riset oleh Dr Yoshio Nishina,
seorang fisikawan terkenal di institut riset fisika dan kimia, Tokyo. Di
sana ia memulai penelitiannya mengembangkan teori fisika kuantum
elektrodinamika di bawah bimbingan Dr Nishina. Hasil riset yang

2
kemudian dipublikasikannya dengan judul Photoelectric Pair
Creation tercatat sebagai sebuah karya penting dan terkenal pada masa
itu.
Tahun 1942 ia pertama kali mengajukan formulasi kovarian relativistik
dari pengembangan teori medan kuantum. Ia berhasil memecahkan
persoalan gerak elektron dalam magnetron dan juga mengembangkan
teori terpadu tentang sistem yang terdiri dari resonator pandu
gelombang (wave guides resonators) dan resonator rongga (cavity
resonators).
Perhargaan-penghargaan diperolehnya berkat berbagai karyanya dalam
bidang kuantum elektrodinamika, teori meson, fisika nuklir, sinar
kosmis dan banyak topik lainnya yang dipublikasikan dalam berbagai
jurnal ilmiah.. Bukunya Mekanika Kuantum yang dipublikasikan tahun
1949 sangat terkenal dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris tahun
1963
.
5.    Leo Esaki
Leo Esaki yang juga dikenal sebagai Esaki Leona adalah Fisikawan
Jepang-Amerika Serikat. Bekerja pada peralatan kristal (Dioda
Semikonduktor). Ia menunjukkan bahwa besarnya hambatan listrik
terkadang menurun dengan bertambahnya arus listrik melalui
pendekatan mekanika kuantum. Untuk penemuannya ini, ia menerima
penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1973 bersama dengan Ivan
Giaever dan Brian David Josephson mengenai fenomena yang dikenal
sebagai terobosan elektron (electron tunneling).
Di dalam dunia elektronika, Esaki sering dikenal dengan hasil
penemuannya berupa
Dioda Esaki yang dikemangkan berdasarkan prinsip dasar terobosan
elektron tersebut.

6.      Kosiba Masatoshi
Lahir 19 September 1926 di Toyohashi, Prefektur
Aichi adalah fisikawan Jepang yang memenangkanPenghargaan Nobel
dalam Fisika pada 2002 bersama dengan Raymond Davis,
Jr dan Riccardo Giacconi.
Dari 1955 sampai 1958, ia mengadakan riset di Jurusan Fisika
di Universitas Chicago sebagai Kolega Riset. Dr.Koshiba telah
memainkan peranan utama dalam eksperimen fisika sinar kosmik,
khususnya Kamiokande, sebuah detektor di Jepang yang dapat dengan
tepat mencatat waktu kedatangan, energi, dan arah neutrino yang
masuk, dan Super-Kamiokande, sebagaimana percobaan dalam fisika
energi tinggi menggunakan penabrak positron-elektrondengan energi
tertinggi.

7.    Makoto Kobayashi,
Toshihide Maskawa, dan Yoichiro Nambu

3
Tiga ilmuwan peneliti tersebut diberi anugerah nobel atas karya mereka
yang fundamental di bidang fisika partikel. Karya tersebut memperbaiki
pemahaman mengenai materi di alam semesta yaitu penjelasan
mengenai atom.
Kobayashi dan Maskawa melakukan penelitian berdasarkan teori
pembiasan simetri secara spontan hingga dapat menjelaskan keberadaan
partikel yang disebut quarks.
Yoichiro Nambu diberi penghargaan atas hasil penelitiannya tahun
1960 mengenai mekanisme pembiasan simetri secara spontan.
Penemuanya menjadi landasan bagi model standar fisika yang
merupakan sebuah teori yang menjelaskan keberadaan partikel
elementer serta tiga dari empat gaya yang ada di alam semesta.

2.2 PERIODE-PERIODE SEJARAH FISIKA

Periode-periode sejarah fisika dibagi atas empat, yaitu:


1.      Periode Pertama
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode
pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk
membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada
penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini
diantaranya :
Ø  2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan
Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam
matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan
berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid),
standar berat, pengukuran, koin (mata uang).
Ø  600 SM – 530 M: Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait
denganperkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada
pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan
ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science,
sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom.
Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan
tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika
Matematika berlanjut sampai sekarang.
Ø  530 M – 1450 M: Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya
perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi
Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada “Almagest”
karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik
observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi
berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak
bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus menerus; kemagnetan
berkembang ; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang
(Alchemy).

4
Ø  1450 M-1550: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang
menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian
yang sistematis.
2.      Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua
ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan
Galileo dikenal sebagai pencetus metode saintifik dalam penelitian.
Hasil-hasil yang didapatkan antara lain:Kerja sama antara
eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak
planet. Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang
mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang
masih dipakai.
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula
Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari
Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange. Dalam
Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan
Kalorimeter. Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan
pengukuran kelajuan cahaya. Dalam Kelistrikan ada klasifikasi
konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan
teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum
Coulomb.
3.      Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini
diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita
kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini
Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan
formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-
Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. Dalam
Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian
dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori
elastisitas, hidrodinamika. Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-
hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-
lain. Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum
Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain. Dalam Gelombang
diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi
dan lain-lain.
4.      Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19
ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika
klasik. Hal ini menuntutpengembangan konsep fisika yang lebih
mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode
ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup
masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi
(relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil
(teori kuantum). Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein
menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan

5
energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar
dalam transformasi partikel. Teori Kuantum, yang diawali oleh karya
Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli
, Heisenberg dan lain-lain,melahirkan teori-teori tentang atom, inti,
partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya
dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

Karakteristik Perkembangan Fisika
Jacoub (1968) membagi perkembangan fisika menjadi lima periode,
dimana setiap periode mempunyai karakteristik sendiri-sendiri.
sedangkan Periode fisika modern dibagi menjadi dua bagian lagi yaitu
masa 1900-1925 dan masa 1925-sekarang.
Ø  Perioda I (antara zaman purbakala s.d 1550).
Karakteristik umum dari periode I ini adalah belum adanya eksperimen
yang sistematis dan kebebasan dalam mengadakan percobaan. Hasil-
hasil yang diperoleh pada masa ini tidak memuaskan, sehingga
perkembangan ilmu pengetahuan dalam teori fisika tidak mungkin
diadakan karena banyak keterangan-keterangan yang bersifat spekulasi
dan metafisika (gaib dan sulap).
Ø  Periode II (antara 1550 s.d 1800)
Banyak sekali dasara-dasar perkembangan ilmu yang dikembangkan
oleh ilmuwan, diantaranya  Galileo Galilei, Newton, Huygens, boyle.
Periode ini dikenal dengan periode perkembangan ilmu fisika yang
berdasarkan metode eksperimen yang dapat dipertanggungjawabkan,
diakui dan dapat diterima sebagai persoalan yang ilmiah. Periode ini
berintisari pada pekerjaan klasik Galileo yang hampir dua abad lebih
memerlukan waktu untuk mengatasi dogma dan intoleransi kaum
gereja.
Ø  Periode III (antara1800 s.d 1900)
Karakteristik perkembangan fisika klasik yang meletakkan dasar fisika
kuantum . Eksperimen-eksperimen dari Rumford dan Joule telah
memberi dasar teori kinetik panas yang dikenal sekarang. Kemajuan
dalam periode III ini demikian pesatnya, sehingga pada tahun 1880
tidak sedikit ahli fisika yang percaya bahwa hukum-hukum fisika yang
terpenting telah ditemukan. Konsentrasi mereka beralih pada persoalan
metode pengukuran yang lebih teliti. Padahal justru pada periode inilah
Fisika berada diambang pintu pendapat-pendapat yang menakjubkan
yang tidak terpikir sebelumnya. Penelitian di bidang fisika diarahkan
untuk membantu produksi manusia dan aplikasi fisika dalam kehidupan
sehari-hari serta industri.
Ø  Periode IV (antara 1900 s.d 1925)
Dimulai pada tahun 1887 dengan penemuan efek fotolistrik. Dalam
waktu 10 tahun dari periode ini telah ditemukan dengan cepat secara
berturut-turut: sinar X (1895), Radioaktivitas (1896), dan elektron
(1900). Dapat dikatakan bahwa tahun 1900-1925, teori kuantum yang
timbul itu masih dihubung-hubungkan dengan teori klasik semi modern,

6
karena itu perkembangannya kurang pesat. Periode ini disebut teori
kuantum mekanika lama (the old quantum mechanics). Karakteristik
dari periode ini adalah adanya fenomena mikroskopis, yaitu fenomena
yang tidak dapat dilihat langsung, seperti elektron, neutron dan lain-
lain. Fisika klasik tidak bisa menjawab tantangan fenomena ini, maka
ahli fisika mencari ilmu dan model-model baru lagi.
Ø  Periode V (antara 1925 s.d sekarang)
Teori baru itu timbul menurut uraian teoritis dari de Broglie,
Heissenbergh, dan Shrodinger serta percobaan-percobaan Davisson dan
Germer serta Thompson. Teori baru ini dikenal dengan teori kuantum
mekanika baru (the new quantum mechanics), yaitu mekanika
gelombang Schrodinger dan mekanika matriks Heissenbergh yang besar
sekali pengaruhnya, seperti pendapat Newton 2 setengah abad
sebelumnya. Tahun 1926 Schrodinger dan Eckart berhasil menurunkan
bahwa mekanika matriks = mekanika gelombang. Ada lagi yang
dikemukakan oleh Dirac yang lebih umum (gabungan kedua nya),
dinamakan simbolic method, sangat abstrak, agak sukar dimengerti,
yaitu relativistic quantum mechanics. Banyak penemuan yang
dihasilkan dalam periode ini.

Fisika Pada Zaman Purbakala 1550 M


Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), “alamiah”, dan
φύσις (physis), “Alam”) adalah sains atau ilmu tentang alam dalam
makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup
atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisikawan mempelajari
perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari
partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel)
hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada
dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi.
Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap
ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari
jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya,
kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya.
Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang
membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika
kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika. Fisika juga berkaitan
erat dengan matematika.
Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan
matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika
yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika
dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia
material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak

7
yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan
ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan
antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang
mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.
Sejak jaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari
benda: mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa
material yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya.
Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari
objek celestial seperti Matahari dan Bulan.

Perkembangan sejarah fisika pada zaman yunani


Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada
peradaban Yunani. Perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani
dan diakhiri pada zaman kontemporer. Berikut ini merupakan
periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pra-Yunani
Kuno sampai dengan zaman Kontemporer.
a)      Zaman Pra Yunani Kuno
Periode ini berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun SM,
disebut juga zaman batu, karena pada masa itu manusia masih
menggunakan batu sebagai peralatan. Selanjutnya pada abad ke 15
sampai 6 SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk
berbagai peralatan, yang pertama kali digunakan di Irak. Pada abad ke 6
SM di Yunani lahirlah filsafat, disebut the greek miracle. Beberapa
faktor yang mendahului lahirnya filsafat di Yunani, yaitu:
·         Mitologi bangsa Yunani
·         Kesusastraan Yunani
·         Pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah sampai di
Timur Kuno.
Tokoh-tokoh Zaman Pra Yunani Kuno :
Ø  Pythagoras
Adalah seorang filsuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih dikenal
dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik.
Ø  Herakleitos
Berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang
tetap dan tidak ada sesuatu pun yang dianggap definit atau sempurna.
Ø  Parmenides
Merupakan seorang filsuf yang pertama kali mempraktekkan cabang
filsafat yang disebut metafisika. Pendapat Parmenides yang terkenal
yaitu, ”yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø  Socrates
Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupakan contoh istimewa
selaku filsuf yang jujur serta berani. socrates menciptakan metode Ilmu
Kebidanan yang dikenal dengan Maicutike Telehne, yaitu suatu metode
dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø  Democritus

8
Democritus dikenal sebagai bapak atom pertama yang memperkenalkan
konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-
atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Ø  Plato
Plato adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan being
(hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming (hal menjadi).
Ø  Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato yang meneruskan dan sekaligus menolak
pandangan Plato. Ajaran Aristoteles dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga bidang yaitu metafisika, logika dan biologi.

b)     Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani Kuno merupakan awal kebangkitan filsafat secara


umum, karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan
meninggalkan kepercayaan terhadap mitologi atau tahyul yang
irasional. Selanjutnya, pada waktu Athena dipimpin oleh Perikles
kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan baik. Terakhir
Zaman Hellenisme, disebut sebagai zaman keemasan kebudayaan
Yunani. Tokoh yang berjasa adalah Iskandar Agung (356 – 323 SM)
dari Macedonia, salah seorang murid Aristoteles.

c)      Zaman Pertengahan
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwannya hampir semua adalah para teolog,
sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.
Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ancilla
theologia atau abdi agama. Tokoh-tokoh yang berpengaruh :
Ø  Khalifah Al-makmur, Mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of
Wisdom).
Ø Al-Khawarizmi, Menyusun buku aljabar dan aritmatika.
Ø Omar Khayam, Menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga
berdasarkan planemetri.
Ø Ibnu Sina, Menulis buku-buku kedokteran (Al-qanum).
Ø Rhazas, Mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul
Contenens.
Ø Al-Idris, Membuat 70 peta dari daerah yang dikenal pada masa itu.
Ø Jamal Al-Din, Mendirikan observatorium Ikhtiar Al-Din yang
merancang pembangunan istana raja di laut utara.

d)     Zaman Renaissance
Renaissance berarti lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali
sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini menjadi
indikator bangkitnya kembali independensi rasionalitas manusia, karena
sudah tercatat banyaknya penemuan spektakuler.

9
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada zaman ini :
Ø  Roger Bacon, Berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan
utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan.
Ø  Copernicus, Berpendapat bahwa bumi dan planet semuanya
mengelilingi matahari sehingga matahari menjadi pusat (teori
Heliosentris).
Ø  Tycho Brahe, Membuktikan bahwa benda-benda angkasa terapung
bebas dalam ruang angkasa.
Ø  Johannes Keppler, Seorang ahli matematika yang melanjutkan
penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
Ø  Galileo Galilei, Menciptakan teropong bintang yang terbesar dan
dapat digunakan untuk mengamati beberapa peristiwa luar angkasa
secara langsung.

e)      Zaman Modern
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14. Zaman ini dikenal juga sebagai
masa Rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya
berbagai penemuan ilmu pengetahuan. Ini berarti ilmu pengetahuan
berkembang dengan baik pada masa ini. Tokoh-tokoh yang
berpengaruh pada zaman ini :
Ø  Rene Descrates, Merupakan bapak filsafat modern dan juga seorang
ahli ilmu pasti.
Ø  Isaac Newton, Menemukan teori dalam 3 bidang.
Ø  Charles Darwin, Menemukan teori evolusi (makhluk yang dapat
beradaptasi dengan baik akan mampu bertahan hidup lebih lama).
Ø  J.J Thompson, Menemukan electron sehingga dengan penemuan ini
meruntuhkan pendapat bahwa atom adalah materi terkecil.

f)       Zaman Kontemporer
Zaman Kontemporer dimulai pada abad ke-20 hingga sekarang. Pada
masa ini kajian ilmu bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi
dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Pada zaman ini tokoh
fisikawan yang termasyur adalah Albert Einstein yang menyatakan
bahwa alam itu tak berhingga besarnya dan tak terbatas.

Sejarah Perkembangan Pada Zaman Mesir

Mekanika merupakan cabang ilmu fisika tertua yang berhubungan


dengan materi (benda), yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik
benda yang diam (statika) maupun benda yang bergerak (kinematika
dan dinamika).  Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari
gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda
tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari
gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan
penyebab gerak benda tersebut.  Masalah mekanika merupakan hal
yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari

10
karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang
tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui
bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat
diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala
alam yang dapat diamati dan diukur. Tokoh-tokoh pada zaman ini
1.      Aristoteles ( 384-332 SM )
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya
seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles
pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Aristoteles merupakan orang
pertama pada periode ini yang mengemukakan cabang mekanika yang
berurusan dengan hubungan timbal balik antara gerak dan gaya
yaitu bidang dinamika. Ia mengemukakan suatu argumen tentang sifat
bawaan dari berbagai benda yang memberikan alasan untuk berbagai
sifat tersebut dalam daya intrinsik khusus dari benda itu sendiri.
Aristoteles membedakan dua jenis gerak yaitu gerak alamiah (pure
motion) dan gerak paksa (violent motion). Menurutnya tiap unsur
memiliki “tempat alamiah” di alam semesta ini seperti di pusat bumi
yang dikelilingi oleh air  udara dan api.

2.      Archimedes (287-212 SM)


Archimedes ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Archimedes adalah
seorang arsitokrat. Archimedes adalah anak astronom Pheidias yang
lahir di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal dengan nama
Sisilia. Sumbangsih lain dari Archimedes yaitu Prinsip-prinsip fisika
dan matematika diaplikasikan oleh Archimedes seperti  pompa ulir,
untuk mengangkat air dari tempat yang lebih rendah maupun untuk
tujuan perang. Memang tidak dapat dihindari bahwa suatu penemuan
biasanya akan dipicu oleh suatu kebutuhan mendesak. Cermin
pembakar, derek (crane) untuk melontarkan panah dan batu atau
menenggelamkan kapal adalah penguasaan fisika Archimedes yang
dapat dikatakan luar biasa pada zamannya. Kontribusi penghitungan Л
(pi) dari Archimedes barangkali dapat disebut sebagai awal bagi para
pengikut untuk meniru metode yang dipakai untuk menghitung luas
lingkaran. Terus memperbanyak jumlah segi enam untuk menghitung
besaran Л (pi) mengilhami para matematikawan berikutnya bahwa
adanya suatu ketidakhinggaan - seperti paradoks Zeno, dimana hal ini
mendorong penemuan kalkulus. Archimedes adalah orang yang
mendasarkan penemuannya dengan eksperiman. Sehingga, ia dijuluki
Bapak IPA Eksperimental.

3.      Eratoshenes (273 – 192 SM)


 Eratoshenes melakukan penghitungan diameter bumi pada tahun 230
SM. Dia menengarai bahwa kota Syene di Mesir terletak di equator,
dimana matahari bersinar vertikal tepat di atas sumur pada hari pertama
musim panas.  Eratoshenes mengamati fenomena ini tidak dari
rumahnya, dia menyimpulkan bahwa matahari tidak akan pernah

11
mencapai zenith di atas rumahnya di Alexandria yang berjarak 7° dari
Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah 7/360 atau 1/50 dari
lingkaran bumi yang dianggap lingkaran penuh adalah 360°. Jarak
antara Syene sampai Alexandria +/- 5000 stade. Dengan dasar itu dibut
prakiraan bahwa diameter bumi berkisar:
50x5000 stade = 25.000stade = 42.000Km.
Pengukuran tentang diameter bumi diketahui adalah 40.000 km.
Ternyata, astronomer jaman kuno juga tidak kalah cerdasnya, dengan
deviasi kurang dari 5%.

4.      Galileo ( 1564 M - 1642 M)


Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di Universitas
Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589
dia mampu dapat posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun
kemudian dia bergabung dengan Universitas Padua dan menetap di sana
hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia menciptakan tumpukan
penemuan-penemuan ilmiah.
Sumbangan besar Galileo lainnya ialah penemuannya mengenai hukum
kelembaman (inersia). Sebelumnya, orang percaya bahwa benda
bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi makin pelan dan
sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah
kekuatan agar terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo
membuktikan bahwa anggapan itu keliru. Bilamana kekuatan melambat
seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda bergerak
cenderung tetap bergerak tanpa batas.

5.      Descartes ( 1596  M – 1661 M )


Rene Descartes lahir Di desa La Haye tahun 1596, filosof, ilmuwan,
matematikus Perancis yang tersohor abad 17.  Hukum Gerak Descartes
terdiri atas dua bagian, dan memprediksi hasil dari benturan antar dua
massa:
Ø  bila dua benda memiliki massa dan kecepatan yang sama sebelum
terjadinya benturan, maka keduanya akan terpantul karena tumbukkan,
dan akan mendapatkan kecepatan yang sama dengan sebelumnya.
Ø  bila dua benda memiliki massa yang sama, maka karena tumbukkan
tersebut, benda yang memiliki massa yang lebih kecil akan terpantul
dan menghasilkan kecepatan yang sama dengan yang memiliki massa
yang lebih besar. Sementara, kecepatan dari benda yang bermassa lebih
besar tidak akan berubah.
Pengaruh besar lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam
semesta. Dia yakin, seluruh alam kecuali Tuhan dan jiwa manusia
bekerja secara mekanis, dan karena itu semua peristiwa alami dapat
dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas dasar ini dia
menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan.
Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara teleologis.
6.      Torricelli (1608 M – 1647 M)

12
Evangelista Torricelli (1608-1647),fisikawan Italiakelahiran Faenza
dan belajar di Sapienza College Roma. Ia menjadi
sekretarisGalileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641.
Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang
dinamakan Torricelli Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung
kaca kuat dengan panjang kira-kira 1m dan salah satu ujungnya
tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan
menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung
sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan
jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan
jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam
sebuah bejana berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam
tabung dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di
atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas
kolam raksa.

Sejarah Fisika Pada  Zaman Eropa


Hubungan dengan kebudayaan Yunani dan Romawi , alkimia diterima
dengan mudah oleh filsafat Kristen, dan para alkimiawan Eropa zaman
pertengahan memperluas penyerapannya terhadap pengetahuan alkimia
Islam. Gerbert of Aurillac, yang kemudian menjadi Paus Silvester II,
(meninggal 1003) adalah salah seorang di antara yang pertama
membawa ilmu pengetahuan Islam ke Eropa dari Spanyol. Tokoh
sesudahnya seperti Adelard of Bath, yang hidup pada abad 12,
membawa pengetahuan tambahan. Tetapi sampai dengan abad
13 gerakan-gerakan tersebut terutama bersifat asimilatif. (Hollister h.
124, 294)
Pada periode ini muncul beberapa penyimpangan terhadap
prinsip Augustinian dari para pemikir Kristen awal. Saint
Anselm (1033–1109) adalah seorang Benedictine (pengikut St.
Benedict) yang mempercayai bahwa keyakinan/iman harus mendahului
rasionalisme, sebagaimana Augustine serta kebanyakan teolog sebelum
Anselm mempercayai, akan tetapi Anselm lebih berpendapat bahwa
iman dan rasionalisme bersifat sesuai dan ia menyemangati
rasionalisme di dalam konteks Kristen. Pandangan-pandangannya
menyiapkan tempat terjadinya ledakan filsafat. Saint Abelard seorang
penganut karya Anselm, meletakkan dasar diterimanya pemikiran
Aristotelian sebelum karya-karya pertama Aristoteles menjangkau
dunia Barat. Pengaruh besarnya pada alkimia adalah keyakinannya
bahwa alam semesta Platonis tidak memiliki eksistensi terpisah di
luar kesadaran manusia. Abelard juga men-sistematika-kan analisis
kontradiksi-kontradiksi filsafat. (Hollister, p. 287-8)
Robert Grosseteste (1170–1253) adalah perintis teori ilmiah yang
kemudian digunakan dan dipoles oleh para ahli kimia. Ia mengambil
metode analisis Abelard dan menambahkan penggunaan pengamatan,

13
eksperimentasi, dan penyimpulan dalam membuat evaluasi ilmiah.
Grosseteste juga banyak menjembatani pemikiran Platonis dan
Aristotelian. (Hollister hh. 294-5)
Albertus Magnus (1193–1280) dan Thomas Aquinas (1225–1274)
keduanya adalah pengikut Dominican yang mempelajari Aristoteles dan
berusaha mendamaikan kesenjangan antara filsafat dengan agama
Kristen. Aquinas banyak menyumbangkan karya dalam
pengembangan metode ilmiah. Lebih jauh lagi, ia menyatakan bahwa
alam semesta bisa diketahui dengan hanya melalui pemikiran logis: ini
bertentangan dengan keyakinan Platonis yang umumnya dipegang
bahwa alam semesta hanya bisa diketahui semata-mata melalui ilham
ketuhanan. Magnus dan Aquinas adalah di antara yang pertama-tama
menguji teori alkimiawi, dan mereka bisa juga dianggap sebagai
alkimiawan, dengan perkecualian bahwa mereka hanya melakukan
sedikit eksperimentasi. Salah satu sumbangan Aquinas yang utama
adalah keyakinan bahwa karena akal pikiran tidak akan tidak sejalan
dengan kehendak Tuhan, maka akal pikiran pasti sesuai dengan teologi.
(Hollister h. 290-4, 355)
Bacon bukan hanya dikenal sebagai seorang alkimiawan di puncak
zaman pertengahan,melainkan juga yang paling signifikan. Karya-
karyanya dipakai oleh para alkimiawan yang tak terhitung jumlahnya
dari abad limabelas sampai sembilanbelas. Alkimiawan lain di masa
Bacon memiliki beberapa ciri yang sama. Pertama, dan yang paling
jelas, yaitu hampir semuanya adalah anggota kependetaan (clergy).
Mudahnya, ini disebabkan karena sedikit orang di luar sekolah parokial
mendapatkan pelajaran yang meneliti karya-karya turunan dari karya
Arab. Juga, alkimia pada masa ini disetujui oleh gereja sebagai metode
yang baik untuk mengeksplorasi dan mengembangkan teologi. Alkimia
juga menarik bagi orang-orang gereja karena ia menawarkan pandangan
rasionalistik tentang alam semesta di mana saat itu manusia baru mulai
belajar tentang rasionalisme.(Edwardes h. 24-7)

14

Anda mungkin juga menyukai