Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Fisika, gaya yang berperan penting menjaga keteraturan gerak planet-planet
dan interaksi antarbenda ini disebut gaya gravitasi. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang
terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari
mengakibatkan benda-benda langit berada pada orbit masing-masing dalam mengitari
matahari.
Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari
Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan
hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakankasus. Gaya gravitasi ini sangat sulit diamati,
jika massa objek pengamatannya jauh lebih kecil daripada massa planet-planet. Akibatnya,
Anda akan sangat sulit mengetahui berapa besar gaya gravitasi yang terjadi antara Anda dan
benda-benda di sekitar Anda. Namun, Anda akan dapat dengan mudah menentukan besar
gaya gravitasi yang tercipta antara Bumi dan Bulan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Hukum Gravitasi Universal?
2. Apa yang di maksud dengan Hukum Kepler dan Hukum Newton?
3. Bagaimana Tafsiran Hukum Newton terhadap Hukum Kepler?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Graitasi Universal
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Hukum Kipler dan Hukum Newton.
3. Untuk mengetahui bagaimana tafsiran Hukum Newton terhadap Hukum Kipler.

1.4. Manfaat
1.      Dapat di jadikan sebagai bahan pedoman untuk mengetahui apa itu Hukum Kipler dan
Hukum Newton.
2.      Dapat di jadikan sebagai pedoman untuk mengetahui bagaimana tafsiran Hukum
Newton terhadap Hukum Kipler.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hukum Newton Tentang Gravitasi Universal

Hukum gravitasi universal Newton menyatakan bahwa benda di alam semesta saling tarik
menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil dari massa dan berbanding terbalik
dengan kuadrat dari jarak antara mereka. (Secara terpisah menunjukkan bahwa besar massa
berbentuk bulat simetris tarik-menarik seolah-olah semua massa terkonsentrasi di pusat-pusat
mereka.) Ini merupakan hukum fisika umum yang berasal dari pengamatan empiris yang
Isaac Newton sebut induksi.
Gejala munculnya interaksi yang berupa gaya tarik-menarik antarbenda yang ada di
alam ini disebut gaya gravitasi. Setiap benda di alam ini mengalami gaya gravitasi. Jika Anda
sedang duduk di kursi, sedang berjalan, atau sedang melakukan kegiatan apapun, terdapat
gaya gravitasi yang bekerja pada Anda. Gaya gravitasi merupakan gaya interaksi antar benda.
Di alam semesta, gaya gravitasi menyebabkan planet-planet, satelit-satelit, dan benda-benda
langit lainnya bergerak mengelilingi Matahari dalam sistem tata surya dalam lintasan yang
tetap.
Isaac Newton adalah orang pertama yang mengemukakan gagasan tentang adanya
gaya gravitasi. Menurut cerita, gagasan tentang gaya gravitasi ini diawali dari pengamatan
Newton pada peristiwa jatuhnya buah apel dari pohonnya. Kemudian, melalui penelitian
lebih lanjut mengenai gerak jatuhnya benda-benda, ia menyimpulkan bahwa apel dan setiap
benda jatuh karena tarikan Bumi.
Menurut Newton, gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang
berbanding lurus dengan massa setiap benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara benda tersebut. Secara matematis, pernyataan mengenai gaya gravitasi tersebut
dituliskan sebagai berikut.

dimana :

F adalah gaya antara massa,

G adalah konstanta gravitasi,

m1 adalah massa benda pertama,

m2 adalah massa benda kedua, dan

r adalah jarak antar pusat dari benda.

Gaya gravitasi juga berlangsung antara matahari dan planet. Matahari yang massanya
sangat besar selalu berusaha menarik planet-planet ke arahnya. Akan tetapi, planet juga
berusaha mempertahankan geraknya yang cenderung lurus. Kombinasi gaya gravitasi dan
gerak planet yang cenderung bergerak lurus menyebabkan planet senantiasa beredar
mengelilingi matahari.

·         Hukum Newton Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali
ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan gaya
nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan
(tidak mengalami percepatan).
·         Hukum Newton Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan
sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya
berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga
diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum
linear benda tersebut terhadap waktu.
·         Hukum Newton Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang
sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar
F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F
memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum
aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.
2.2. Hukum Kepler

Hukum Kepler ditemukan oleh seorang matematikawan yang juga merupakan seorang
astronom Jerman yang bernama Johannes Kepler (1571-1630). Penemuannya didasari oleh
data yang diamati oleh Tycho Brahe (1546-1601), seorang astronom terkenal dari Denmark.  
Sebelum ditemukannya hukum ini, manusia zaman dulu menganut paham geosentris, yaitu
sebuah paham yang membenarkan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta. Anggapan ini
didasari pada pengalaman indrawi manusia yang terbatas, yang setiap hari mengamati
matahari, bulan dan bintang bergerak, sedangkan bumu dirasakan diam. Anggapan ini
dikembangkan oleh astronom Yunani Claudius Ptolemeus (100-170 M) dan bertahan hingga
1400 tahun. Menurutnya, bumi berada di pusat tata surya. Matahari dan planet-planet
mengelilingi bumi dalam lintasan melingkar.
Kemudian pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus (1473-
1543) mencetuskan model heliosentris. Heliosentris artinya bumi beserta planet-planet
lainnya mengelilingi matahari dalam lintasan yang melingkar. Tentu saja pendapat ini lebih
baik dibanding pendapat sebelumnya. Namun, ada yang masih kurang dari pendapat
Copernicus yaitu diam masih menggunakan lingkaran sebagai bentuk lintasan gerak planet.
Hukum Kepler dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
·         Hukum Kepler 1
Hukum Kepler yang pertama berbunyi :
“Setiap planet bergerak dalam lintasan elips dan matahari berada disalah
satufokusnya”
Pada waktu itu pernyataan ini dianggap radikal, karena kepercayaan yang berlaku
pada saat itu memandang bahwa orbit harus didasari dengan lingkaran
sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam
semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang
lebih modern.
Pada saat itu Kepler sendiri tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak dengan
cara demikian. Ketika mulai tertarik dengan gerak planet-planet, Newton menemukan bahwa
ternyata hukum-hukum Kepler ini bisa diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi
universal dan hukum gerak Newton. Newton juga menunjukkan bahwa di antara
kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum gravitasi, hanya satu yang berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum Kepler.

Dimensi paling panjang pada orbit elips diatas disebut sumbu mayor alias sumbu utama,
dengan setengah panjang a. Setengah panjang ini disebut sumbu semiutama alias semimayor.
F1 dan F2 adalah titik Fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. Tidak ada
benda langit lainnya pada F2. Total jarak dari F1 ke P dan F2 ke P sama untuk semua titik
dalam kurva elips. Jarak pusat elips (O) dan titik fokus (F 1 dan F2) adalah ea, di mana e
merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 sampai 1, disebut
juga eksentrisitas. Jika e = 0 maka elips berubah menjadi lingkaran. Kenyataanya, orbit planet
berbentuk elips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah
bernilai nol. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah 0,017. Perihelion merupakan titik yang
terdekat dengan matahari, sedangkan titik terjauh adalah aphelion.
·         Hukum Kepler 2
Hukum Kepler kedua ini berbunyi :
 “Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet adalah sama
untuk setiap periode waktu yang sama”.
Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan antara matahari
dengan planet melewati sudut (misal : dθ ). Garis tersebut melewati daerah sapuan yang
berjarak r, dan luas daerah sapuan dA=1/2 r2 dθ . Sementara laju planet ketika melewati
daerah itu adalah dA/dt. disebut kecepatan sektor.
dA/dt =  1/2 2
r  dθ /dt
Hal yang paling utama dalam Hukum II Kepler adalah kecepatan sektor mempunyai
harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk elips. Ketika planet berada
di perihelion, nilai r kecil, sedangkan dθ/dt besar. Ketika planet berada di aphelion, nilai r
besar, sedangkan dθ/dt kecil. 

·         Hukum Kepler 3


Planet yang terletak jauh dari matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang dari
planet yang dekat letaknya. Hukum Kepler ketiga menjabarkan hal tersebut secara kuantitatif.
“Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit
sebanding dengan pangkat tiga jarak rata‐rata planet‐planet tersebut dari matahari”.
Jika T1 dan T2 mewakili periode dua buah planet berbeda, dan r 1dan r2 mewakili jari-
jari semimayor antara dua planet tersebut, maka dapat ditulis sebagai persamaan :
Dengan kata lain persamaan diatas dapat ditulis kembali sebagai persamaan baru sebagai
berikut :

Menurut pendapat Isaac Newton, Hukum Kepler 3 dapat diturunkan secara matematis dan
da[at dihubungkan dengan Hukum Newton mengenai Gaya Gravitasi Universal dan
pergerakan sentripetal. Dari rumus awal hukum Kepler 3

Apabila ditinjau dengan hukum Newton kedua dan hukum gerak melingkar, maka dapat
dituliskan dalam persamaan berikut :
   δF = ma ….. Persamaan hukum Newton II
    Frad = m arad   …...Persamaan Gerak melingkar

dengan arad adalah percepatan sentripetal =  /r


Apabila ditinjau dengan hukum Newton kedua dan hukum gerak melingkar, maka
dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

Sehingga jika diturunkan dengan pendekatan Hukum Newton II akan menjadi


persamaan sebagai berikut : 

m1 adalah massa planet pertama (akan dibandingkan dengan planet kedua) , mM adalah
massa matahari. r 1 adalah jari-jari rata-rata planet terhadap matahari, sedangkan v1 adalah
kelajuan orbit rata-rata planet pertama.  Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk
menyelesaikan satu orbit adalah T1, di mana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran
( 2πr1 ) . Dengan demikian, besar v1 adalah :

Apabila metode yang sama dilakukan untuk planet kedua dengan jari-jari dan massa
yang berbeda maka akan didapat persamaan umum yang sama. Dengan r 2 , m2, T2 berturut-
turut adalah jari-jari rata-rata planet dengan matahari, massa planet dan periode orbit planet.

Perhatikan ruas kanan pada persamaan 1 dan persamaan 2, nilai antara ruas kanan persamaan
1 dan 2 adalah sama. oleh karena itu, maka apabila persamaan 1 dan 2 digabungkan maka
akan menjadi persamaan hukum Kepler 3. 
Hukum Kepler 3 relevan dengan konsep gerak melingkar dan gaya gravitasi universal
hasil temuan Isaac Newton dan dapat dibuktikan secara matematis.

2.3. Implementasi Hukum Gravitasi Newton


Bagaimana para ilmuwan bisa mengetahui tentang jari-jari bumi ataupun massa bumi.
alat ukur apa yang digunakan. Masih kelanjutan tentang gaya gravitasi yang menjadi dasar
keilmuwan kita sebelumnya, para ilmuwan bisa memecahkan persoalan tersebut yang
mungkin pernah ada dalam benak kita
Berdasarkan hukum gravitasi Newton, data-data tersebut digunakan untuk menghitung
besaran lain tentang benda ruang angkasa yang tidak mungkin diukur dalam laboratorium.
1.      Menghitung Massa Bumi
Massa bumi dapat dihitung dengan menggunakan nilai G yang telah diperoleh dari
percobaan Cavendish. Anggap massa bumi M dan jari-jari bumi R = 6,37 × 106 m (bumi
dianggap bulat sempurna). Berdasarkan rumus percepatan gravitasi bumi, Anda bisa
menghitung besarnya massa bumi.
2.      Menghitung Massa Matahari
Telah Anda ketahui bahwa jari-jari rata-rata orbit bumi rB = 1,5 × 1011 m
dan periode bumi dalam mengelilingi matahari TB = 1 tahun = 3 × 107 s.
Berdasarkan kedua hal tersebut serta dengan menyamakan gaya matahari
dan gaya sentripetal bumi, maka dapat diperkirakan massa matahari.
3.      Menghitung Kecepatan Satelit
Suatu benda yang bergerak mengelilingi benda lain yang bermassa lebih besar
dinamakan satelit, misalnya bulan adalah satelit bumi. Sekarang banyak satelit buatan
diluncurkan untuk keperluan komunikasi, militer, dan riset teknologi. Untuk menghitung
kecepatan satelit dapat digunakan dua cara, yaitu hukum gravitasi dan gaya sentrifugal.
a)      Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Hukum Gravitasi
Anggap suatu satelit bermassa m bergerak melingkar mengelilingi bumi pada
ketinggian h dari permukaan bumi. Massa bumi M dan jari-jari bumi R. Anda tinjau
gerakan satelit dari pengamat di bumi. Di sini gaya yang bekerja pada satelit adalah gaya
gravitasi. Berdasarkan rumus hukum II Newton,  Anda dapat mengetahui kecepatan satelit
b)      Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Gaya Sentrifugal
       Sebuah satelit memiliki orbit melingkar, sehingga dalam acuan ini, satelit akan
merasakan gaya sentrifugal (mv2/r2). Gaya sentrifugal muncul karena pengamatan dilakukan
dalam sistem non inersial (sistem yang dipercepat, yaitu satelit). Gaya sentrifugal besarnya
sama dengan gaya gravitasi.
4.      Menghitung Jarak Orbit Satelit Bumi
Apabila satelit berada pada jarak r dari pusat bumi, maka kelajuan satelit saat
mengorbit bumi dapat dihitung dengan menyamakan gaya gravitasi satelit dan
gayasentripentalnya. 
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hukum gravitasi universal Newton menyatakan bahwa benda di alam semesta saling
tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil dari massa dan berbanding
terbalik dengan kuadrat dari jarak antara mereka.
Kepler mengemukakan bahwa planet bergerak dengan kelajuan tidak konstan tetapi bergerak
lebih cepat ketika dekat dengan matahari dibanding saat jauh dengan matahari. Hukum
Kepler di bagi atas 3 bagian yaitu Hukum I Kepler menyatakan bahwa semua planet bergerak
dalam orbit elips dengan matahari sebagai salah satu fokusnya. Hukum II Kepler menyatakan
bahwa garis yang menghubungkan tiap planet ke matahari menyapu luasan yang sama dalam
waktu yang sama. Pada hukum III Kepler menyatakan bahwa kuadrat periode tiap planet
sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet dari matahari.

3.2. Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami pengetahuan bumi
dan antariksa khususnya tentang materi gravitasi universal hubungan antara hukum Newton
dan Hukum Kepler.
Daftar Pustaka
Aisah, E. 2012. Hubungan Hukum Kepler dengan Hukum Newton. [Online], Tersedia:
http://eliaisah.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-hukum-kepler- dengan-hukum.html. [15
Februari 2017]
Resmiyanto, R. 2011. Hukum Gravitasi Newton: Sedikit Tafsir Alam. [Online],
Tersedia:http://rachmadresmi.blogspot.co.id/2011/04/hukum-gravitasi- newton-
sedikit-tafsir.html. [15 Februari 2017]
Rusmin. 2015. Pengetahuan Bumi dan Antariksa. [Online], Tersedia:
http://rusminfisika.blogspot.co.id/2015/03/gravitasi-universal.html.
[15 Februari 2017]

Anda mungkin juga menyukai