Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH SEJARAH PEMBELAJARAN FISIKA

PERKEMBANGAN ILMU FISIKA MODERN

Diajukan Sebagai Pemenuhan Tugas


Mata Kuliah Mekanika Semester 4

Tanggal Pengumpulan 31 Maret 2021

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Viyanti, S.Pd., M.Pd. & Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Siti Nur Oktaviana 1913022007
Resti Yuliana 1913022011
Lutfia Maulidina 1913022013
Alfath Akbar 1913022017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-
Nya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun
sehingga mampu meyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Perkembangan Ilmu Fisika Modern” dengan benar.
Makalah ini merupakan makalah yang berisikan sejarah perkembangan ilmu
fisika modern. Pembuatan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Sejarah Pembelajaran Fisika Program Studi Pendidikan Fisika Semester 4. Oleh
karena itu tugas ini dibuat untuk memenuhi tujuan tersebut.
Pada kesempatan ini Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari
para pembaca demi penyempurnaan pembuatan makalah yang kami buat
selanjutnya sehingga dapat menjadi lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, 31 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Awal Mula Munculnya Fisika Modern ..................................................... 4
B. Fenomena-Fenomena pada Era Fisika Modern......................................... 6
C. Tokoh dan Teori Fisika Modern ............................................................... 8
D. Konsep Fisika Modern .............................................................................. 21
E. Penerapan Fisika Modern.......................................................................... 22
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan terus mengalami perubahan
dan perkembangan. Tak dapat dipungkiri, polemik kehidupan membawa arus
perkembangan zaman. Sehingganya manusia turut serta mengikuti paradigma
yang telah diterima masyarakat ilmiah melalui normal sains yang mereka anut.
Salah satu unsur yang mengalami perubahan dan perkembangan tersebut adalah
ilmu pengetahuan, terutama materi pada bidang fisika.
Perubahan demi perubahan terjadi sehingga menciptakan suatu sejarah yaitu
sejarah fisika. Sejarah fisika sangat penting sekali untuk dipelajari. Karena
dengan mengetahui banyak sejarah, pengetahuan akan bertambah luas, dan
bahkan mungkin dari sejarah-sejarah tersebut bisa menemukan penemuan-
penemuan baru yang mungkin bisa memperbaiki penemuan-penemuan
sebelumnya.
Sejarah fisika berkisar pada tahun 2400 SM, Sejak saat itu fisika terus
berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya
membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika, dan filosofi,
melainkan melalui teknologi juga membawa perubahan ke dunia sosial
masyarakat. Berdasarkan ulasan di atas, penulis akan memaparkan bagaimana
perkembangan sejarah Fisika Modern seperti sekarang ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana awal mula munculnya Fisika Modern?
2. Jelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di era Fisika Modern?
3. Siapakah tokoh-tokoh di era Fisika Modern dan Jelaskan teorinya?
4. Jelaskan konsep matematis Fisika Modern?
5. Bagaimana penerapan Fisika Modern dalam sejarah perkembangan fisika?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui awal mula munculnya Fisika Modern.
2. Untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di era Fisika Modern.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh di era Fisika Modern dan teorinya.
4. Untuk mengetahui konsep matematis Fisika Modern.
5. Untuk mengetahui penerapan Fisika Modern dalam sejarah perkembangan
fisika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Mula Munculnya Fisika Modern


Fisika klasik dimulai dari tahun 1800-an sampai 1890-an. Periode ini
diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar. Pada periode ini,
perkembangan yang terlihat dari fisika Klasik adalah formulasi umum dalam
Mekanika Klasik (Hukum Gerak Newton)( Vilmala, 2020), Fisika Panas,
elektrodinamika klasik, termodinamika klasik, Listrik-Magnet, dan Gelombang
(Alicki, 2018). Ketika digabungkan dengan termodinamika klasik, mekanika
klasik menuju ke paradoks Gibbs yang menjelaskan entropi bukan kuantitas
yang jelas dan ke penghancuran ultraviolet yang memperkirakan benda hitam
mengeluarkan energi yang sangat besar. Usaha untuk menyelesaikan
permasalahan ini menuju ke pengembangan mekanika kuantum.
Pada Fisika Klasik pendekatan terhadap pemecahan persoalan didasarkan
pada dalil-dalil mekanika gerak. Disamping itu, dalam penanganan solusi,
dilakukan perbedaan antara benda partikel dan fenomena gelombang dan tidak
ada pembatasan dalam besarnya energi. Beberapa fenomena yang tidak bisa
dijelaskan melalui fisika klasik diantaranya adalah teori kinetik, karena model
atom seperti bola kecil dianggap masih belum cukup untuk menentang
anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya
beberapa ilmuwan menolak untuk mengakuinya, sebab atom berarti tidak dapat
dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain.
Pendirian seperti ini tidak dapat diubah lagi dan telah cukup memuaskan pada
periode ini. Fisika Klasik memiliki pengembangan dengan mengutamakan
prinsip-prinsip tersendiri, yang dikembangkan sebelum bangkitnya teori
kuantum dan teori relativitas dari abad 17 hingga 19.
Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa
dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika
yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Fisika modern
ini ditandai dengan pemikiran-pemikiran baru oleh para ilmuwan fisika, dimana
pemikiran baru ini lebih luas dari pemikiran di zaman fisika klasik. Dengan
kelamahan-kelemahan fisika klasik, fisika modern mampu mengembangkan
dan menjawab berbagai permasalahan yang tidak terjawab oleh pemikiran fisika
klasik.
Selain itu, istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-
fenomena mikroskopis dan hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun
1890. Fenomena mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat
dilihat secara langsung, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya.
Ahli fisika telah mencoba memecahkan persoalan tentang struktur atom,
elektron, radiasi dengan fisika klasik. Namun, tidak berhasil menerangkan
fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para ahli fisika mencari ilmu dan
model-model lain yang baru.
Dengan didapatnya teori-teori baru yang dapat menerangkan fenomena-
fenomena mikroskopis itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke arah yang
lebih jauh lagi. Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para
ahli fisika, karena model atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum
cukup kelihatannya menentang anggapan mengenai struktur dibagian dalam
atom tersebut. Kenyataannya memang demikian, beberapa ilmuwan menolak
untuk mengakui adanya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan
tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian begini tidak
dapat dirubah lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini. Mekanika,
bunyi, panas, dan mekanika statistika, elektromagnetik, dan optik semuanya
telah mendapat perumusan yang baik dan akibat-akibatnya telah dikuatkan
dengan bermacam-macam cara.
Beberapa ahli memperlihatkan bahwa fisika telah selesai sama sekali, hanya
tinggal cara memberi pengukuran yang lebih teliti dengan bermacam-macam
konstanta fisika. Akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis tiap-
tiap cabang ilmu fisika itu diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan

4
peninjauan fundamental kembali. Pembatasan-pembatasan yang diberikan
ternyata telah membukakan jalan kepada seseorang untuk memperoleh
fenomena-fenomena dalam skala atom yang memberikan indikasi bahwa atom
itu lebih kompleks daripada yang dipikirkan selama abad ke-19. Misalnya
spektrum atom menunjukkan kebingungan yang kompleks.
Garis-garis dalam spektrum itu telah dapat diukur dengan teliti. Seperti pada
atom hidrogen dan logam-logam alkali, Balmer dan Rydberg telah dapat
menentukan frekuensi-frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih teliti.
Meskipun mekanika klasik hampir cocok dengan teori klasik lainnya seperti
elektrodinamika dan termodinamika klasik, ada beberapa ketidaksamaan
ditemukan di akhir abad 19 yang hanya bisa diselesaikan dengan fisika modern.
Khususnya, elektrodinamika klasik tanpa relativitas memperkirakan bahwa
kecepatan cahaya adalah relatif konstan dengan Luminiferous aether, perkiraan
yang sulit diselesaikan dengan mekanik klasik dan yang menuju kepada
pengembangan relativitas khusus. Ketika digabungkan dengan termodinamika
klasik, mekanika klasik menuju ke paradoks Gibbs yang menjelaskan entropi
bukan kuantitas yang jelas dan ke penghancuran ultraviolet yang
memperkirakan benda hitam mengeluarkan energi yang sangat besar. Usaha
untuk menyelesaikan permasalahan ini menuju ke pengembangan mekanika
kuantum (Geusic, 1967).
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat
dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus
digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
benda hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik
dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang
disebut foton. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari
atom hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis
de Broglie memberikan teorinya tentang gelombang benda. Sejarah tentang
perkembangan fisika memberi dorongan pada generasi muda untik dapat
bersaing dalam badang sains ( Trabesinger, 2017).

5
B. Fenomena-Fenomena pada Era Fisika Modern
1. Radiasi Benda Hitam dan Bencana Ultraviolet
Jika Wilhelm Wien melakukan eksperimennya di Biro Standar
Departemen Fisika Berlin, maka beda lagi dengan Heinrich Rubens, seorang
fisikawan Jerman yang juga teman dari Wien. Rubens melakukan
eksperimen yang sama di tempat yang berbeda namun masih dalam satu
kota, Berlin. Dia juga menggunakan oven yang berbeda dan metode
penelitian yang berbeda. Karena itu hasil eksperimen Rubens juga berbeda
jauh dengan eksperimen Wien. Rubens mendapatkan grafik intensitas
radiasi benda hitam I terhadap frekuensi bentuk kurva yang sedikit mirip
dengan kurva distribusi kecepatan molekul gas Maxwell yang dipanaskan
dalam gas tertutup. Kurva intensitas radiasi benda hitam terhadap frekuensi
yang dihasilkan dari eksperimen Rubens sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kurva intensitas radiasi benda hitam terhadap frekuensi

6
Sedangkan kurva distribusi kecepatan molekul gas Maxwell yang
dipanaskan dalam bejana tertutup adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Distribusi kecepatan Maxwell


Apabila diperhatikan dengan seksama, dua grafik di atas tidak mirip.
Namun, apabila dibandingkan dengan grafik-grafik sebelumnya, grafik
distribusi Maxwell adalah yang paling mirip. Inilah yang membuat para
fisikawan mulai berkiblat pada Maxwell untuk kasus radiasi benda hitam.

2. Efek Fotolistrik
Suatu ketika berkas cahaya dipancarkan di atas logam tertentu, dan
ternyata cahaya tersebut dapat melontarkan elektron dari dalam logam
dikenal dengan nama efek fotolistrik. Elektron yang dilontarkan, akan
memiliki energi kinetik yang besarnya tak bergantung pada intensitas
cahaya yang dipancarkan di atas logam dan dia juga membuktikan adanya
frekuensi ambang. Frekuensi ambang adalah frekuensi minimal yang
dimiliki oleh cahaya agar dapat melontarkan elektron di dalam logam
tersebut.
Pada tahun 1905, seorang pegawai kantor paten keturunan Yahudi yang
bernama Albert Einstein, berhasil menerbitkan sebuah makalah ilmiah,
yang diberi judul (jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris) “On an
Heuristic Viewpoint Concerning the Nature of Light”, yang mampu

7
menjelaskan efek fotolistrik secara matematis dengan pendekatan
fenomenologi. (Malau, 2018)

C. Tokoh dan Teori Fisika Modern


Beberapa tokoh yang kami ungkapkan disini adalah tokoh yang banyak
pengaruhnya terhadap fisika modern, diantaranya:
1. Albert Einstein (1879-1955)

Gambar 2.3 Albert Einstein


Einstein, lahir di Ulm, Jerman. Ia sangat tidak senang pada sekolah-
sekolah di Jerman yang disiplin secara kaku pada waktu itu, karena itu pada
usia 16 tahun ia pergi ke negara Swiss untuk menyelesaikan pelajarannya,
kemudian ia memperoleh pekerjaan yaitu sebagai orang yang memeriksa
pemohon paten (hak paten) pada Swiss Patent Office (Kantor Paten Swiss)
di Berne. Kemudian, dalam tahun 1905, gagasannya yang sudah ada dalam
pikirannya bertahun-tahun ketika ia harus memusatkan perhatiannya untuk
pekerjaan lain berbua menjadi tiga makalah pendek.
Gagasan ini telah mengubah pikiran bukan hanya dalam bidang fisika
melainkan juga dalam peradaban modern ini. Makalah yang pertama,
mengungkapkan sifat cahaya, ia menyatakan bahwa cahaya mempunyai
sifat dual, yaitu partikel dan gelombang. Makalah yang kedua, ialah
mengenai gerak Brownian, gerak zigzag dari sebintik bahan yang terapung
dalam fluida, misalnya serbuk sari dalam air. Einstein mendapatkan rumus

8
yang mengaitkan gerak brownian dengan gerak partikel yang ditumbuk oleh
molekul fluida dimana partikel itu terapung. Walaupun teori molekular telah
dikemukakan bertahun-tahun sebelumnya, ini merupakan eksperimen yang
meyakinkan yang memperlihatkan kaitan pasti yang sudah lama dinantikan
orang.
Makalah yang ketiga, memperkenalkan teori relativitas. Walaupun
sebagian besar dunia fisika pada mulanya tidak begitu peduli atau skeptis,
tetapi segera kesimpulan yang ditarik oleh Einstein (bahkan yang tidak
diharapkanpun) terbukti dan perkembangan yang sekarang dikenal sebagai
fisika modern mulai tumbuh. setelah ia mulai mendapatkan keudukan pada
Universitas di negara Swiss dan cekoslowakia, dalam tahun 1913 ia
memperoleh pekerjaan di Kaiser Wilhelm Institute di Berlin, sehingga ia
dapat melakukan penelitian dengan bebas tanpa kekhawatiran kekurangan
uang dan beban kewajiban rutin. Pada waktu itu minat Einstein ialah
terutama dalam bidang gravitasi, dan mulai dari hal yang ditinggalkan
Newton lebih dari dua abad yang lalu.
Teori Relativitas Umum Einstein yang diterbitkan dalam tahun 1915,
mengaitkan gravitasi dengan struktur ruang dan waktu. Dalam teori ini,
gaya gravitasi dapat dipikirkan sebagai ruang-waktu yang melengkung di
sekitar benda sehingga massa yang berdekatan cenderung untuk bergerak
ke arahnya, sama seperti kelereng yang menggelinding ke alas lubang yang
berbentuk seperti mangkuk. dari teori teori relativitas umum orang dapat
membuat ramalan teoretis, misalnya cahaya harus dipengaruhi oleh gaya
gravitasi, dan ternyata semuanya terbukti secara eksperimental. Penemuan
berikutnya yang menyatakan bahwa semesta ini memuai ternyata cocok
dengan teori. Pada tahun 1917, Einstein mengemukakan penurunan baru
mengenai rumus radiasi benda hitam Planck dengan memperkenalkan
gagasan radiasi yang terstimulasi, suatu gagasan yang buahnya muncul 40
tahun kemudian sebagai penemuan laser. Perkembangan mekanika kuantum
dalam tahun 1920 mengganggu Einstein yang tidak menerima pandangan
probabilistik sebagai pandangan deterministik walaupun dalam skala
atomik. "Tuhan tidak main dadu dengan dunia ini," katanya. Tetapi sekali

9
ini intuisi fisis Einstein tampaknya mempunyai arah yang salah. Einstein
Menjadi orang yang terkenal di dunia, tetapi kemasyurannya tidak
membawa keamanan ketika Hitler dan orang Nazi berkuasa di Jerman pada
awal tahun 1930. Ia meninggalkan Jerman dalam tahun 1933 dan memakai
sisa hidupnya untuk bekerja di Institute for Advanced Study di Princeton,
New Jersey, sehingga ia lolos dari keadaan yang dialami oleh jutaan orang
Yahudi eropa yang dibanatai oleh Jerman. Akhir hidupnya dipakai untuk
mencari teori medan terpadu yang menyatukan medan gravitasi dan
elektromagnetisme dalam suatu gambaran, namun usahanya ini tidak
berhasil. masalah seperti ini memang pantas ditangani oleh orang berbakat
ini, tetapi masalah ini belum terpecahkan sampai saat ini.
Suatu pemikiran yang belum tepecahkan sampai sekarang yang
diwariskan oleh Albert Einstein sampai ajalnya datang menjemput, yaitu
menemukan teori medan terpadu yang menyatukan medan gravitasi dan
elektromagnetisme dalam suatu rumus atau hukum.

2. Max Planck (1858 - 1947)

Gambar 2.4 Max Planck


Max Planck dilahirkan di Kiel dan belajar di Munich dan Berlin. Seperti
banyak ahli fisika, ia seorang pemain musik yang baik, selain itu ia juga
senang mendaki gunung. dalam tahun 1900, setelah 6 tahun ia bekerja di
Universitas Berlin, Planck mendapatkan bahwa kunci pemahaman radiasi

10
benda hitam ialah anggapan bahwa pemancaran dan penyerapan radiasi
terjadi dalam kuantum energi hv. Penemuan yang menghasilkan hadiah
Nobel dalam tahun 1918 ini, sekarang dianggap sebagai tonggak dari fisika
modern. Selama bertahun-tahun Max Planck sendiri menyangsikan
kenyataan fisis dari kuantum energi ini. Walaupun selama Hitler berkuasa
Max Planck tetap ada di Jerman, ia memperotes perlakuan Nazi pada
ilmuwan Yahudi dan sebagai akibatnya ia harus melepaskan kedudukannya
sebagai Presiden Institute Kaiser Wilhelm. Setelah perang dunia kedua,
Institute itu diberi nama Planck dan ia kembali menjabat kedudukan
presiden sampai akhir hayatnya.

3. Arthur Holly Compton (1892 – 1962

Gambar 2.5 Arthur Holly Compton


Ia dilahirkan di Ohio dan mengalami pendidikan di Wooster College dan
Princeton. Ketika ia bekerja di Washington University di St. Louis ia
menemukan bahwa panjang gelombng sinar-x bertambah jika mengalami
hamburan, dan pada tahun 1923 ia dapat menerangkan hal itu berdasarkan
kuantum cahaya. Pekerjaan ini telah meyakinkan orang akan kebenaran
realitas foton, sebenarnya Compton sendirilah yang mengajukan kata
“foton”. Setelah ia menerima hadiah Nobel pada tahun 1927, Compton
bekerja di University of Chicago untuk mempelajari sinar kosmik dan
menolong menjelaskan bahwa sinar ini sebenarnya terdiri dari partikel yang

11
bergerak cepat (sekarang ternyata bahwa partikel itu adalah inti atom, dan
sebagian besar adalah proton) yang berputar dalam ruang dan bukan sinar
gamma. Ia membuktikan hal ini dengan memperlihatkan bahwa intensitas
sinar kosmik berubah terhadap lintang, dan hal ini hanya dapat diterima jika
partikel itu adalah ion yang lintasannya dipengaruhi oleh medan magnetik
bumi. Selama Perang Dunia II, Compton merupakan salah satu tokoh
pimpinan yang mengembangkan bom atom. (Michael, 2005)

4. Louis de Broglie (1892 - 1987)

Gambar 2.6 Louis de Broglie


Mula-mula De Broglie ingin jadi diplomat. Maka ia bersekolah dan
kuliah di jurusan sejarah. Pada umur 17 tahun ia berhasil mendapatkan gelar
di bidang sejarah. Tapi tiba-tiba ia mendengar tentang penemuan Max
Planck dan Albert Einstein. Max Planck menemukan foton. Einstein
menemukan bahwa massa sama dengan energi. Sejak itu De Broglie sangat
tertarik pada fisika walaupun ada susah dan senang yang harus ia lewati.
Louis de Broglie mengajukan suatu hipotesis bahwa suatu partikel
bergerak yang memiliki momentum p dapat berperilaku sebagai gelombang.
Hal ini dicirikan dengan adanya panjang gelombang yang dikenal sebagai
panjang gelombang dari suatu partikel.
Louis de Broglie, seorang ahli fisika Prancis, mengemukakan
gagasannya tentang gelombang materi. Gagasan ini merupakan

12
kesimetrisan atau penerapan yang lebih luas dari gagasan partikel cahaya
yang dikemukakan oleh Max Planck-Einstein. Jika cahaya memiliki sifat
partikel, maka partikel juga memiliki sifat gelombang. Menurut de Broglie,
gerakan partikel mempunyai ciri-ciri gelombang.(Viyanti, 2020: 67)

5. Max Born (1882 - 1970)

Gambar 2.7 Max Born


Max Born dilahirkan pada 11 Desember 1882, di Breslau, Jerman (kini
Wroclaw, Polandia). Born belajar fisika di Universitas Breslau, Heidelberg,
dan Zürich. Pada 1909, ia ditunjuk sebagai dosen di Georg-August-
Universitaet Goettingen, di mana ia bekerja sampai 1912, saat ia pindah ke
Universitas Chicago. Pada 1915, ia kembali ke Jerman namun harus masuk
Militer Jerman. Pada 1919, ia menjadi guru besar di Universitas Frankfurt-
am-Main, dan kemudian profesor di Göttingen pada 1921. Selama masa
inilah Born merumukan penafsiran probabilitas fungsi kepadatan dalam
persamaan mekanika kuantum Schroedinger. Gagasannya menggantikan
teori kuantum yang asli; kini, persamaan matematika Born dimanfaatkan.
Pada 1933, Born meninggalkan Jerman untuk menghindari
meningkatnya anti-Semitisme dan menerima posisi dosen di University of
Cambridge. Dari 1936 sampai 1953, ia adalah guru besar Filsafat Alam di
Universitas Edinburgh di Skotlandia. Selama masa ini, kerja Born berfokus
pada elektrodinamika nonlinear. Pada 1953, Born pensiun dan kembali ke
Jerman di Bad Pyrmont, dekat Gottingen. Ia menjadi warganegara Inggris
dan anggota Royal Society di London pada 1939. Pada 1954, Born

13
menerima Hadiah Nobel Fisika untuk karyanya pada fungsi kepadatan
probabilitas dan studinya pada fungsi gelombang. Slain memenangkan
Penghargaan Nobel, Born dianugerahi Stokes Medal dari Cambridge
University dan Hughes Medal (1950). (Michael, 2005)

6. Werner Heisenberg (1901 - 1976)

Gambar 2.8 Werner Heisenberg


Werner Karl Heisenberg (5 Desember 1901 - 1 Februari 1976) adalah
seorang ahli teori sub-atom dari Jerman, pemenang Penghargaan Nobel
dalam Fisika 1932. Werner Heisenberg dilahirkan pada tanggal 5 Desember
1901 di Würzburg, Jerman. Werner Heisenberg ahli Fisika asal Jerman
berpendapat bahwa posisi dan momentum elektron tidak mungkin dapat
ditentukan bersamaan dengan ketelitian tinggi. Pendapat ini kemudian
dikenal dengan "Prinsip ketidakpastian Heisenberg”. Prinsip inilah yang
dijadikan dasar pemikiran munculnya teori Mekanikakuantum. Mekanika
kuantum modern lahir pada tahun 1925, ketika Werner Karl Heisenberg
mengembangkan mekanika matriks.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg mengatakan bahwa manusia hanya
dapat mengamati secara teliti separuh dari kenyataan keadana fisik suatu
sistem. Artinya kalau kita dapat mengukur posisi suatupartikel, oengukuran
suatu partikel, semakin tidak teliti pengukuran kecepatannya.
Heisenberg menemukan mekanika matriks, versi pertama mekanika
kuantum, pada tahun 1925. Namun ia tidak menemukan konsep-konsep ini
sebagai aljabar matriks, tetapi ia memusatkan perhatian pada serangkaian

14
amplitudo probabilitas quantised. Amplitudo ini membentuk aljabar non-
komutatif. (Viyanti, 2020: 66)

7. Niels Bohr (1885 - 1962)

Gambar 2.9 Niels Bohr


Niels Bohr (7 Oktober 1885–18 November 1962) adalah seorang ahli
fisika dari Denmark dan pernah meraih hadiah Nobel Fisika pada tahun
1922. Pada tahun 1913 Bohr telah menerapkan konsep mekanika kuantum
untuk model atom yang telah dikembangkan oleh Ernest Rutherford, yang
menggambarkan bahwa atom tersusun dari inti atom (nukleus) yang
dikelilingi oleh orbit elektron. Putranya, Aage Niels Bohr, juga penerima
Hadiah Nobel.

8. Erwin Schrodinger (1887 -1961)

Gambar 2.10 Erwin Schrodinger


Erwin Rudolf Josef Alexander Schrodinger (1887-1961) ialah fisikawan
Austria. Dilahirkan di Wina, Austria-Hongaria. Ibunya berasal dari Inggris

15
dan ayahnya berasal dari Austria. Ia memperoleh gelar doktor di kota itu di
bawah bimbingan mantan murid Ludwig Boltzmann.
Selama PD I, ia menjadi perwira artileri. Setelah perang ia mengajar di
Zurich, Swiss. Di sana, ia menangkap pengertian Louis Victor de Broglie
yang menyatakan bahwa partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang
dan mengembangkan pengertian itu menjadi suatu teori yang terperinci
dengan baik. Setelah ia menemukan persamaannya yang terkenal, ia dan
ilmuwan lainnya memecahkan persamaan itu untuk berbagai masalah; di
sini kuantisasi muncul secara alamiah, misalnya dalam masalah tali yang
bergetar. Setahun sebelumnya Werner Karl Heisenberg telah
mengemukakan formulasi mekanika kuantum, namun perumusannya agak
sulit dipahami ilmuwan masa itu. Schrödinger memperlihatkan bahwa
kedua formulasi itu setara secara matematis.
Schrodinger menggantikan Max Planck di Berlin pada 1927, namun
pada 1933, ketika Nazi berkuasa, ia meninggalkan Jerman. Dalam tahun itu
ia menerima Hadiah Nobel Fisika bersama dengan Dirac. Pada 1939 sampai
1956 ia bekerja di Institute for Advanced Study di Dublin, lalu kembali ke
Austria.

9. Richard P. Feynman (1918 - 1988)

Gambar 2.11 Richard P. Feynman


Richard Philips Feynman biasa dipanggil dengan nama kecilnya, Dick.
Ia dilahirkan Far Rockaway, tidak jauh dari kota New York, dan belajar di

16
Massachussetts Institute of Technology dan Princeton. Si kecil Dick, yang
masih berusia sebelas tahun, punya sebuah laboratorium sederhana di
rumahnya. Ia senang sekali bermain-main dengan apa saja yang bisa
ditemukannya: main lampu dan menciptakan sekring, membuat alarm
antimaling di kamarnya, dan membuat sistem koil dengan pemantik api
yang dilengkapi gas argon. Saat ia sedang bermain dengan koil itu dan
menikmati percikan api yang tercipta (warnanya ungu lho!), tiba-tiba ada
kertas yang terbakar terkena api itu. Kertas yang terbakar itu langsung
dibuangnya ke tempat sampah, tapi tiba-tiba malah jadi makin menyala.
Ternyata tempat sampah itu berisi kertas koran yang cepat terbakar. Anak
bandel ini cepat-cepat menutup pintu kamarnya supaya Ibunya tidak
mengetahui ‘kecelakaan kecil’ yang sedang terjadi. Untung saja api itu
akhirnya berhasil dipadamkan! Kamarnya sih jadi penuh asap gara-gara
kejadian itu.
Setelah ia memperoleh Ph.D. dalam tahun 1942 ia membantu
mengembangkan bom atom di Los Alamos, New Mexico bersama dengan
ahli fisika muda lainnya. Ketika perang berakhir, ia pergi ke Cornell dan
dalam tahun 1951 pindah ke California Institute of Technology. Pada tahun
1940 Feynmenn memberikan sumbangan pengetahuan yang penting dalam
elektrodinamika kuantum, teori kuantum relativistic yang menggambarkan
interaksi antarpartikel bermuatan. Masalah penting dalam teori ini ialah
kehadiran kuantitas tak berhingga dalam hasilnya, sehingga diperlukan
prosedur renormalisasi yang menyingkirkannya dengan melakukan
pengurangan dengan kuantitas tak terhingga lain. Walaupun langkah ini
meragukan secara matematis dan banyak para pakar fisika tidak senang,
teori akhirnya terbukti sangat seksama dalam ramalan teoritisnya.
Feynmenn menerima hadiah Nobel pada tahun 1965 bersama 2 pioner lain
dalam bidang elektrodinamika kuantum, yaitu Julian Schwinger, juga
seorang ahli fisika Amerika. Dan Sin-Itiro Tomonaga, seorang pakar fisika
Jepang. Feymenn banyak menyumbangkan gagasan utama pada fisika, baik
dalam penelitian maupun pengajaran. Ia juga seorang yang berbakat dalam
membuka lemari besi dan memainkan drum bongo.

17
10. Wolfgang Pauli (1900 - 1958)

Gambar 2.12 Wolfgang Pauli


Ia dilahirkan di Wina. Pada umur 19 tahun ia telah membahas secara
terinci relativitas khusus dan umum yang menarik perhatian Einstein dan
tetap merupakan karya standar dalam bidang itu selama bertahun-tahun.
Pauli menerima gelar doctor dari universitas Munich pada tahun 1922 dan
bekerja untuk jangka waktu pendek di Gotthingen, Copenhagen dan
Hamburg sebelum ia menjadi guru besar fisika di institute teknologi di
Zurich, Swiss pada tahun 1928. pada tahun 1925 ia mengajukan usul bahwa
bilangan kuantum (ketika itu belum diketahui asal hukumnya) diperlukan
untuk mengkarakterisasi masing-masing elektron atomic dan bahwa tidak
ada dua elektron pada atom yang sama mempunyai seperangkat bilangan
kuantum yang sama. Prinsip Eksklusi ini ternyata merupakan mata rantai
untuk pemahaman susunan elektron dalam atom.
Pada akhir 1925 Goudsmit dan Uhlenbeck, dua orang fisikawan Belanda
memperlihatkan bahwa elektron memiliki momentum sudut intrinsic,
sehingga elektron harus dibayangkan sebagai partikel yang berputar dan
bilangan kuantum Pauli yang keempat menggambarkan arah perputaran
(spin). Pada tahun 1931 Pauli memecahkan masalah kehilangan energi semu
dalam peluruhan sinar Beta oleh inti dengan mengajukan usul yang
menyatakan bahwa ada partikel tak bermassa yang meninggalkan inti
bersama dengan elektron yang dipancarkan. Dua tahun kemudian Fermi
mengembangkan teori peluruhan Beta dengan pertolongan partikel tersebut,
yang dikenal sebagai neutrino (partikel netral yang kecil). Selama perang

18
berlangsung Pauli berada di Amerika Serikat, dan menerima hadiah Nobel
pada tahun 1945.

11. Paul A. M. Dirac (1902 - 1984)

Gambar 2.13 Paul A. M. Dirac


Ia dilahirkan di Bristol, Inggris, dan belajar teknik elektro di sana.
Selanjutnya, ia berganti minat mempelajari matematika dan akhirnya fisika.
Ia memperoleh gelar Ph.D. dari Cambridge pada tahun 1926. setelah ia
membaca makalah Heisenberg yang pertama mengenai mekanika kuantum
pada tahun 1925, Dirac segera merancang teori yang lebih umum dan pada
tahun berikutnya ia merumuskan kaidah Eksklusi Pauli menurut prinsip
mekanika kuantum. Ia mempelajari statistic partikel yang memenuhi prinsip
Pauli, seperti elektron. Hal ini juga dipelajari secara tak bergantungan oleh
Fermi pada waktu sebelumnya. Hasilnya disebut Fermi-Dirac untuk
menghormati kedua peneliti itu.
Pada tahun 1928 Dirac mempelajari gabungan teori relativitas khusus
dengan teori kuantum sehingga menghasilkan teori elektron yang
memungkinkan penjelasan spin dan momen magnetic elektron dan juga
meramalkan keadaan elektron yang bermuatan positif atau positron. Partikel
ini ditemukan oleh Carl Anderson dari Amerika Serikat pada tahun 1932.
Dirac memperoleh hadiah Nobel fisika bersama dengan Schrodinger pada
tahun 1933. Dirac tetap tinggal di Cambridge sampai tahun 1971 kemudian
pindah ke Florida State University.

19
12. Enrico Fermi (1901 - 1954)

Gambar 2.14 Enrico Fermi


Di dunia ini sangat sedikit orang yang jago fisika teori dan fisika
eksperimen sekaligus. Diantara yang sedikit itu, yang sangat luar biasa
adalah Enrico Fermi. Kemampuan dan kehebatannya tidak diragukan lagi,
sehingga namanya diabadikan diberbagai hal seperti: nama sebuah
laboratorium fisika terkenal di Chicago Amerika Serikat, Fermilab (Fermi
National Accelerator Laboratory) yang telah mencetak banyak peraih Nobel
fisika; nama unsur ke-100, Fermium; nama suatu institut yang melakukan
riset dalam bidang fisika nuklir dan fisika partikel, Enrico Fermi Institute;
dan nama hadiah yang paling bergengsi dari pemerintah Amerika untuk
mereka yang melakukan penemuan hebat dalam bidang energi, atom,
molekul, nuklir dan partikel, The Enrico Fermi Award.
Enrico Fermi dilahirkan pada tanggal 29 September 1901 di Roma,
Italia, dari pasangan Ida de Gattis dan Alberto Fermi, seorang karyawan di
departemen komunikasi Italia. Enrico yang bertubuh kecil dan bermata
keabu-abuan ini sangat pendiam dan sangat dekat dengan kakaknya, Giulio.
Mereka sering menghabiskan waktu untuk merancang motor listrik dan
menggambar desain mesin pesawat yang hampir sama canggihnya dengan
rancangan para professional. Saat Enrico berumur 14 tahun, sang kakak,
Giulio, meninggal dunia saat menjalani operasi kecil (sakit di
kerongkongan). Enrico sangat sedih dan kesepian karena ditinggal oleh
orang yang paling dekat dengannya. Tetapi dia tidak mau menunjukkan
kesedihannya. Dia justru menyembunyikannya dengan cara melahap habis

20
buku-buku fisika dan matematika. Enrico yang tidak punya banyak uang
tidak mampu membeli buku-buku baru, jadi ia selalu mencari buku-buku
bekas di Campo dei Fiori. Suatu waktu Enrico menemukan dua buku kuno
tentang fisika elementer di Campo dei Fiori. Dia langsung membacanya
sampai habis, sambil sesekali mengoreksi perhitungan matematikanya.
(Michael, 2005)

D. Konsep Fisika Modern


Fisika Modern secara umum dibagi menjadi dua bagian pembahasan yaitu
Teori kuantum lama dan Teori Kuantum Modern. Bahasan Fisika modern
digambarkan dalam diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 2.15 Teori
Kuantum lama memperkenalkan besaran-besaran fisika, seperti energi
merupakan besaran diskrit bukan besaran kontinu seperti halnya dibahas dalam
mekanika klasik. Teori kuantum lama diawali oleh hipotesa Planck yang
menyatakan bahwa energi yang dipancarkan oleh sumber (berupa osilator)
bersifat kuanta/diskrit karena hanya bergantung pada frekuensinya bukan pada
amplitudo seperti dalam mekanika klasik dimana besaran amplitudo tidak
terbatas (kontinu). Pada tahun 1900 Max-Planck merumuskan besaran energi
yang bersifat diskrit dalam merumuskan energi yang dipancarkan oleh benda
hitam yaitu :
𝐸 = 𝑛ℎ𝑓
dimana 𝑛 = 1,2,3, … dan ℎ = 6,626 . 10−34 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (konstanta Planck).
Albert Einstein pada tahun 1905 menggunakan konstanta Planck dalam
merumuskan energi yang dipancarkan oleh berkas cahaya/foton (penemuan
efek fotolistrik).

21
Gambar 2.15 Materi yang dibahas dalam Fisika Modern
Konsep yang paling mendasar dalam fisika modern adalah konsep dualisme
partikel dan gelombang, dimana partikel berperilaku sebagai gelombang dan
gelombang berperilaku sebagai partikel. Konsep ini sangat penting karena
perilaku partikel dan gelombang semuanya sudah dipelajari dan diamati di
fisika klasik. Konsep dualisme partikel-gelombang ini diamati oleh 2(dua)
eksperimen yaitu efek fotolistrik oleh Albert Einstein dan eksperimen difraksi
partikel/elektron oleh G.P. Thomson dan Davison Germer.

E. Penerapan Fisika Modern


Fisika modern merupakan cabang ilmu yang penting dalam peradaban
manusia. Banyak aplikasi yang merupakan penerapan dari konsep fisika
modern telah terealisasi dan membantu kenyamanan hidup manusia. Salah satu
cara untuk memahami konsep fisika modern adalah mempelajari penerapan dari
fisika modern tersebut.

22
Gambar 2.16 Perkembangan teknologi komunikasi

Pada bagian berikut ini diuraikan beberapa penerapan dari fisika modern.
Salah satu contoh aplikasi penting dari penerapan fisika modern adalah
penemuan Laser (light amplification by stimulated emission of radiation). Laser
adalah aplikasi dari Teori Bohr yang memodelkan lintasan diskrit dari elektron.
Cahaya laser terbentuk melalui emisi radiasi elektromagnetik saat elektron
berpindah dari suatu tingkat energi ke tingkat energi lain.
Laser dipakai dalam berbagai bidang seperti kesehatan, industri, militer,
telekomunikasi, hiburan, dan lainnya. LASIK merupakan salah satu aplikasi
laser yang banyak dipakai dalam dunia kesehatan untuk mengkoreksi lensa
mata manusia. Dalam dunia komersial, laser juga telah mempercepat antrian
pembayaran di kasir-kasir supermarket karena dapat dipakai untuk membaca
kode barang (barcode). Dalam industri, energi besar dari laser dipakai untuk
memotong baja dan kepentingan lainnya. Dalam telekomunikasi, laser dipakai
sebagai pembawa data melalui serat optik. Kapasitas dan kecepatan transmisi
data dengan menggunakan serat optik menjadi sangat besar karena medium
pembawa data berupa cahaya yang memiliki kecepatan sangat besar. Kemajuan
ini telah membuat kenyamanan pada manusia karena biaya komunikasi menjadi
lebih murah dan kualitasnya menjadi lebih baik. Laser juga dipakai sebagai
sumber cahaya pada mikroskop yang dikenal sebagai mikroskop laser. Daya

23
resolusi mikroskop laser sangat tinggi sehingga mampu mengamati benda yang
sangat kecil.
Contoh lain aplikasi laser adalah dalam displai dan holografi. Sifat dualisme
partikel gelombang memungkin penggunaan elektron sebagai pengganti cahaya
dalam mikroskop elektron. Penggunaan elektron sebagai sumber tersebut telah
meningkatkan daya resolusi mikroskop dari orde mikron menjadi angstrom.
Peningkatan kemampuan mikroskop yang drastis tersebut memungkinkan kita
untuk mengamati benda-benda dalam ukuran nanometer seperti sel darah
merah, protein dan lain-lainnya. Penemuan tersebut secara tidak langsung telah
mendukung perkembangan dunia kesehatan, khususnya ilmu kedokteran.
Penyimpanan data secara optik (optical storage) dengan menggunakan
laserdisc, CD dan DVD juga merupakan penerapan dari laser. Kemampuan
‘writing’ dari laser yang sangat presisi memungkinkan peningkatan kapasitas
dari MegaBits (MB) menjadi GigaBits (GB), bahkan TeraBits (TB).
Contoh aplikasi lain dari kajian fisika modern adalah penerapan teori
relativitas, khususnya dinamika relativitas khusus yang memperlihatkan
kesetaraan antara massa dan energi. Konsep kesetaraan antara massa dan energi
ini diterapkan dalam teknologi nuklir. Teknologi nuklir dapat menghasilkan
energi nuklir melalui reaksi fusi dan reaksi fisi. Apabila teknologinya dikuasai,
energi nuklir memberikan banyak keuntungan bagi manusia. Energi nuklir
menawarkan alternatif yang menarik sebagai pengganti bahan bakar
konvensional seperti batubara dan minyak bumi. Efisiensi energi nuklir jauh
lebih besar dibandingkan dengan efisiensi batubara dan minyak bumi. Efek
rumah kaca (green house effect) yang merupakan gejala pemanasan global
adalah penerapan dari sifat radiasi benda hitam yang merupakan gejala dari
fisika kuantum yang juga merupakan bagian dari fisika modern. (Fitrilawati,
2007).

24
BAB III
KESIMPULAN

Adapun perkembangan Ilmu Fisika Modern merupakan suatu memahami segala


proses interaksi inti materi yang mempergunakan perangkat-perangkat sains dan
rekayasa. Fisika Modern mengimplikasi bahwa penjelasan abad ke- 19 terhadap
fenomena tidaklah cukup untuk menjelaskan alam yang teramati oleh perangkat-
perangkat modern.
Istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena
mikroskopis dan hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun 1890. Fenomena
mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung,
seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah mencoba
memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik.
Namun, tidak berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para
ahli fisika mencari ilmu dan model-model lain yang baru.
Konsep yang paling mendasar dalam fisika modern adalah konsep dualisme
partikel dan gelombang, dimana partikel berperilaku sebagai gelombang dan
gelombang berperilaku sebagai partikel. Konsep dualisme partikel-gelombang ini
diamati oleh 2 (dua) eksperimen yaitu efek fotolistrik oleh Albert Einstein dan
eksperimen difraksi partikel/elektron oleh G.P. Thomson dan Davison Germer.
Fenomena-Fenomena pada Era Fisika Modern meliputi radiasi benda hitam dan
bencana ultraviolet dan efek fotolistrik. Kemudian para ilmuan bermunculan pada
fisika modern ini diantaranya yaitu Albert Einstein, Max Planck, Arthur Holly
Compton, Louis de Broglie, Max Born, Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin
Schrodinger, Richard P. Feynman, Wolfgang Pauli, Paul A. M. Dirac, dan Enrico
Fermi.
Sejak adanya ilmuan-ilmuan yang mengembangkan ilmu Fisika Modern,
pengaruhnya pada kehidupan yang mencakup sains dan teknologi, bidang
telekomunikasi, kedokteran, dunia industri, militer dan masih banyak lagi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Alicki, R and R. Kosloff. 2018. Introduction to Quantum Thermodynamics :


History and Prospects, The Fritz Haber Research Center for Molecular
Dynamics. Poland: The Hebrew University of Jerusalem & University of
Gda´nsk.

Fitrilawati, dkk. 2007. Diseminasi Pengajaran Fisika Modern dalam Upaya


Peningkatan Kompetensi Guru SMA di Sekitar Jatinangor. Jawa Barat:
Universitas Padjadjaran.

Geusic, E. Schulz-DuBios, and H. Scovil. 1967. Quantum Equivalent of The Carnot


Cycle. J. Phys. Rev. Vol 156(2). Hal 343.

Malau, Nya Daniaty. 2018. Pengantar Fisika Kuantum. Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia.

Michael, Hart H, 2005. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam:
Karisma Publising group.

Schrodinger, D. 1926. An Undulatory Theory of The Mechanics of Atoms and


Molecules. J. Phys. Rev. Vol 28(6). Hal 1049.

Trabesinger, A. 2017. When Quantum Mechanics became Huge. Springer. Nature


Publishing Group. Vol 13. Hal 5.
Vilmala, B. K. 2020. Revolusi Saintifik dalam Perkembangan Mekanika. J Filsafat
Indonesia.Vol 3(1).

Viyanti & Sesunan, Feriansyah.2020. Perkembangan Sejarah Fisika dari Masa Ke


Masa. Bandarlampung: Graha Ilmu.

28

Anda mungkin juga menyukai