Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIKA MODERN

PENGANTAR FISIKA MODERN

Kelompok 6 :
ANGGOTA : 1. ARDILA SAFITRI ( 14033074)

2. HERIYANTO ( 14033031)

3. SEPNA GITNITA (14033060 )

4. YOSI FEBRIANI ( 14033024)

5. YULIA HERLINA PUTRI (14033043)

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA A

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Hj. DJUSMAINI DJAMAS, M.Si

SILVI YULIA SARI, S.Pd, M.Pd

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Salawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari
kejahiliyahan kepada peradapan yang berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.
Makalah ini berisi materi-materi yang berkaitan dengan pengantar fisika modern
diantaranya latar belakang lahirnya fisika modern, perbedaan konsep fisika modern dan
fisika klasik serta perkembangan fisika modern abad 20. Makalah ini ditulis dalam rangka
memenuhi tugas perkuliahan Fisika Modern Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Padang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik itu
dalam penyajian maupun penggunaan referensi sehingga diharapkan kritik dan saran dari Ibu
Dr. Hj Djusmaini Djamas, M.Si dan Ibu Silvi Yulia Sari,S.Pd M,Pd selaku dosen mata kuliah
Fisika Modern demi perbaikan dan kesempurnaan pemahaman yang kami dapatkan dalam
pembuatan tugas-tugas lainnya. Demikian makalah ini disusun semoga bermanfaat bagi
semua pihak.

Padang, Februari 2016

Hormat kami,

(Kelompok 6)

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………2

Daftar Isi………………………………………………………………………………….3

BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................4

1.1 Latar belakang.........................................................................................................4


1.2 Rumusan masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................4

BAB II. KAJIAN TEORI .................................................................................................5

2.1 Latar Belakang Lahirnya Fisika Modern................................................................5


2.2 Perbedaan Konsep Fisika Modern dan Fisika Klasik.............................................7
2.3 Perkembangan Fisika Modern abad 20..................................................................11

BAB III. PENUTUP.........................................................................................................18

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………18

3.2 Saran……………………………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19

BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu fisika yang mempelajari
perilaku materi dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau
gelombang. Pada prinsipnya sama seperti dalam fisika klasik, namun materi yang dibahas
dalam fisika modern adalah skala atomik atau subatomik dan partikel bergerak dalam
kecepatan tinggi. Untuk partikel yang bergerak dengan kecepatan mendekati atau sama
dengan kecepatan cahaya, perilakunya dibahas secara terpisah dalam teori relativitas khusus.

Ilmu Fisika Modern dikembangakan pada awal abad 20, dimana perumusan-
perumusan dalam fisika klasik tidak lagi mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang
terjadi pada materi yang sangat kecil. Fisika Modern diawali oleh Hipotesis Planck yang
menyatakan bahwa besaran energy suatu benda yang berosilasi tidak lagi bersifat kontinu,
namun bersifat diskrit (kuanta), sehingga munculah istilah Fisika Kuantum dan
ditemukannya konsep dualisme partikel-gelombang. Konsep dualisme dan besaran kuanta ini
merupakan dasar dari Fisika Modern.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai latar belakang lahirnya fisika modern,
perbedaan konsep fisika modern dan fisika klasik serta perkembangan fisika modern abad
20.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa latar belakang lahirnya fisika modern?
2. Apa perbedaan konsep antara fisika modern dan fisika klasik?
3. Bagaimana perkembangan fisika modern pada abad 20?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui latar belakang lahirnya fisika modern.
2 Mengetahui perbedaan konsep antara fisika modern dan fisika klasik.
3 Mengetahui perkembangan fisika modern pada abad 20.

BAB II

KAJIAN TEORI
4
2.1 LATAR BELAKANG LAHIRNYA FISIKA MODERN

Menurut kronologisnya fisika modern merupakan cabang fisika yang berkembang


sejak akhir abad XIX atau awal abad XX. Menjelang akhir abad XIX, para fisikawan merasa
bahwa fisika sudah mendekati kesempurnaan, karena hampir semua persoalan fisika
nampaknya dapat dipecahkan dengan menggunakan mekanika newton dan
Elektromagnetisme Maxwell. Namun ada beberapa hal yang mengganjal, antara lain yang
sangat menonjol adalah masalah keberadaan eter, bagaimana bumi bergerak dalam eter, dan
persoalan spektrum radiasi benda hitam. Kedua hal itu berkaitan dengan radiasi maka perlu
ditinjau poerkembangan teori cahaya.

Diawali oleh newton yang mengemukakan gagasan bahwa cahaya terdiri atas
partikel. Berdasarkan gagasan itu ia dapat menerangkan peristiwa pemantulan dan
pembiasan cahaya. Juga dikemukakan bahwa cahaya yang merambat dalam air lebih cepat
daripada merambat dalam udara. Tetapi tidak ada yang berhasil langsung mengetahui tentang
kebenarannya melalui pengujian. Di sisi lain, Christian Huygens mengemukakan gagasan
bahwa cahaya adalah gelombang. Dengan gagasan ini dapat pula diterangkan peristiwa
pemantulan dan pembiasan.

Pada awal abad XIX, Thomas Young melakukan eksperimen yang dikenal dengan
nama interferensi celah kembar. Ia berhasil menjelaskan pola interferensi dengan
menggunakan teori Huygens. Disamping itu joseph von fraunhofer dan agustin jean fresnel
juga mengembangkan teori difraksi berdasarkan teori gelombang huygens. Pada pertengahan
abad XIX armand fizeau mengukur langsung cepat rambat cahaya. Cara frizeau ini
merupakan cara pengukuran pertama tentang cepat rambat cahaya di udara yang dapat
diandalkan. Jean bernard leon faucault mengukur cepat rambat cahaya di udara dan di air.
Ternyata cepat rambat cahaya di udara lebih cepat dari pada di air.

Berdasarkan persamaan itu diramalkan bahwa ada gelombang elektromagnetik yang


merambat dengan kecepatan yang sama dengan cahaya, karena itu cahaya adalah gelombang
elektromagnetik. Pada tahun 1887 heinrich Hertz berhasil mengukuhkan ramalan Maxwell
5
bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik dan berhasil mengukur cepat rambat
cahaya c=3 ×10 9 ms −1 .

Setelah diketahui cahaya adalah gelombang, para ahli fisika mempertanyakan zat
perantara apa yang merambatkannya ? Dari konsep gelombang yang dikenal bahwa tiap
gelombang senantiasa memerlukan zat perantara untuk merambat. Bunyi tidak dapat
merambat dalam ruang hampa, tetapi cahaya dapat merambat dalam ruang hampa. Untuk itu
dibuat hipotesis bahwa cahaya dirambatkan oleh eter, yaitu suatu zat yang memiliki modulus
elastisitas yang besar tetapi memiliki rapat massa yang sangat kecil, mengingat cepat rambat
cahaya sangat besar. Disebabkan cahaya dapat merambat dari bintang ke bumi maka seluruh
jagad raya dipenuhi oleh eter. Berarti bumi dikelilingi oleh eter. Bagaimana gerak bumi
relatif terhadap eter ? inilah masalah yang mengganjal kala itu. Berbagai upaya dilakukan
untuk memecahkannya, namun selalu gagal. Salah satu diantaranya adalah percobaan
michelson dan Morley mengundang berbagai hipotesis. Akhirnya dengan teori relativitasnya
Einstein dapat menerangkan hal itu.

Masalah lain yang mengganjal adalah tentang radiasi benda hitam. Berbagai upaya
dilakukan untuk menerangkan spektrum radiasi benda hitam. Ganjalan ini berhasil
diterangkan oleh Max Planck pada awal abad XX dengan adanya gagasan kuantisasi”, yang
belakangan diterapkan Einstein untuk menerangkan efek fotolistrik. Akhirnya gagasan ini
berkembang membentuk teori kuantum.

Jadi pada akhir abad XIX mulai berkembang teori relativitas einstein. Efek relativitas
bermakna jiak kecepatan-kecepatan yang ditinjau mendekati kecepatan cahaya, sebaliknya
untuk kecepatan kecil dari kecepatan cahaya maka efek relativitas sangat kecil, dalam
keadaan demikian mekanika Newton berlaku dengan baik. Dipandang dari sudut ini fisika
dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu relativistik dan non relativistik.

Dalam masa hampir bersamaan berkembang pula Teori Kuantum. Efek kuantum
bermakna jiak benda-benda yang ditinjau berukuran atomik dan sub atomik, sebaliknya jika
tidak demikian maka efek kuantum sangat kecil, sehingga Mekanika Newton berlaku dengan
baik. Dari sudut ini fisika dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Kuantum dan Non-
6
Kuantum. Kedua cara pembagian tersebut dapat diterapkan serempak, sehingga didapat
empat bagian yaitu: Relativistik-Kuantum, Non realtivistik-Kuantum, Relativistik-Non-
Kuantum, dan Non Relativistik-Non Kuantum. Urutan yang keempat itulah yang disebut
fisika klasik, sedangkan yang lainnya dinamakan fisika modern. Jadi dijelaskan dua hal yang
mencirikan fisika modern yakni adanya faktor relativistik dan kuantisasi yang berlaku untuk
objek yang bergerak mendekati kecepatan cahaya dan objek berukuran atomik dan
subatomik. ( Husna, 2003 : 1-4)

Ilmu fisika modern dikembangkan pada awal abad 20, dimana perumusan dalam
fisika klasik tidak lagi mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi pada materi
yang sangat kecil. Dari kutipan tersebut, dapat dikatakan bahwa ilmu fisika modern lahir
dilatar belakangi dimana saat fisika klasik tidak mampu lagi menjelaskan fenomena-
fenomena yang terjadi pada materi yang sangat kecil. Fenomena mikroskopis yaitu fenomena
yang tidak dapat dilihat secara langsung, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan
sebagainya. Ahli fisika telah mencoba memecahkan persoalan tentang struktur atom,
elektron, radiasi dengan fisika klasik. Namun tidak berhasil menerangkan feomena tersebut.
Oleh sebab itu dengan didapatnya teori baru yang dapat menerangkan fenomena-fenomena
mikroskopis itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke arah yang lebih jauh lagi.

2.2 PERBEDAAN KONSEP FISIKA MODERN DAN FISIKA KLASIK

Konsep atau pengertian yang ada dalam ilmu fisika bergantung dari sintem-sistem
fisika yang sedang dipelajari, lingkup perhatian fisika klasik adalah lingkungan fisik
manusia sehari-hari, termasuk langit dan benda-benda langit. Berarti fisika klasik
mempelajari tentang fenomena-fenomena dari sistem fisika yang tingkat realitas fisiknya
dalah lingkungan fisik manusia sehari-hari. Sedangkan fisika modern menekuni tingkat
realitas fisik hyang berbeda dari fisika sistem-sistem atomik dan sub atomik. Ini berarti
bahwa tidak dengan hukum-hukum dasar yang diperoleh dalam fisika klasik juga berlaku di
tingkat atomik dan sub atomik, tidak ada dasar untuk menganggap bahwa hukum-hukum
fisika klasik dapat begitu saja diektrapolasikan penerapannya kedunia atom dan sub atom.

7
Ada beberapa konsep penting fisika modern yang berbeda dengan fisika klasik, yaitu
konsep diskritnya energi sistem-sistem atomik dan sun atomik, sifat kembarnya partikel dan
gelombang . ketidakpastian lintasan partikel, dan terkaitnya ruang dan waktu. Di sisi lain,
spektrum energi sistem-sistem fisika klasik bersifat kontinu, artinya besarnya dapat memiliki
harga berapapun antara 0 sampai ∞. Ini diketahui dari masalah-masalah mekanika Newton,
Termodinamika, Listrik magnet dan optika.sedangkan pada Fisika Modern untuk sistem
atom dan sub atomik dengan ikatan antara partikel-partikelnya, energi sistem memiliki
spektrum yang diskrit. Artinya energinya hanya dapat memiliki harga-harga tertentu saja.
Spektrumnya berupa spektrum garis. Contohnya spektrum atom hidrogen. Untuk berbagai
keadaan eksitasi sistem atom hidrogen memiliki harga energi yang berbeda. Jika karena
suatu hal atom bertansisi dari suatu keadaan eksitasi dengan energi EaKc keadaan eksitasi
yang lebih rendah Ebmaka akan terpancar energi keluar sistem sebesar ∆ E = Ea –
Ebkelebihan energi ini akan dipancarkan oleh atom sebagai cahaya. Karena Ea dan Eb
berharga tertentu maka harga ∆ E juga berharga tertentu.

Baik pada Fisika Klasik atau pun Fisika Modern partikel dan gelombang merupakan
dua hal yang berbeda, namun dari hasil pengamatan yang luas tentang gejala atomik
memberikan kesimpulan bahwa dalam Fisika Modern prilaku partikel dan gelombang tidak
tepisah secara tajam seperti halnya pada Fisika Klasik. Beberapa gejala yang menyangkut
sistem atomik ternyata hanya dapat diterangkan dengan menganggap bahwa partikel
berpilaku sebagai gelombang, contohnya pada peristiwa pemantulan elektron berenergi
rendah oleh kristal nikel pada percobaan Davisson-Germer (1927). Intensitas elektron
pantulan sebagai fungsi sudut hamburan pada percobaan itu menunjukkan suatu pola
ditraksi. Gejala ini menuurt fisika klasik tidak dapat diperlihatkan oleh elektron yang
dipandang sebagai partikel. Sebaliknya pada peristiwa hamburan partikel alfa oleh inti atom
emas dalam percobaan Giger-Marsden (1911), partikel alfa harus dianggap berprilaku
sebagai partikel (zarah). Jadi dalam kajian sistem atom dan sub atom ini suatu zarah
terkadang harus dianggap berperilaku sebagai gelombang dan pada kesempatan lain dapat
berprilaku sebagai zarah, bergantung pada peristiwa fisiknya, inilah yang dikenal sebagai
sifat kembarnya zarah (dualisme).

8
Aspek lain, bahwa beberapa gejala atom hanya dapat dijelaskan dengan mengaggap
cahaya terdiri dari gumpalan-gumpalan yang berprilaku sebagai zarah, contohnya pada
peristiwa hamburan Compton (1923). Dalam eksperimen ini sinar-X membentuk elektron-
elektron yang ada dalam sasaran karbon, sedangkan dalam peristiwa atomik lainnya cahaya
tetap berprilaku sebagai gelombang. Prilaku ganda dari cahaya dan zarah dalam peristiwa
tingkat atom dan sub atom ini dikenal sebagai “dualisme zarah-gelombang”.

Lintasan zarah yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, oleh karna
itu hal ini menjadi perhatian dalam mekanika klasik. Umumnya masalah dinamika yang
sering dibahas adalah penentuan lintasan benda, seperti lintasan benda yang dilempar keatas
dapat diamati mata. System pengamatannya terdiri dari sumber cahaya, cahaya yang
dipancarkan sumber dan mata pengamat. Informasi tentang kedudukan benda di udara
diperoleh melalui cahaya yang dipantulkan oleh benda kea rah mata pengamat. Karna
kecilnya dampak tumbukan cahaya pada gerak benda, maka lintasan benda tidak dipengaruhi
oleh tumbukan-tumbukan cahaya. Dalam hal ini sumber cahaya, cahaya dan mata tidak
berinteraksi dengna system yang diamati (pelempar, batu dan grafitasi bumi). Lintasan yang
dipeoleh dapat ditentukan dengan pasti, sedangkan untuk kejadian dalam kawasan fisika
modern dalam orde atom dan sub-atomik hal tersebut akan berbeda. Contohnya : eksperimen
khayal pengamatan gerak electron dengan energy rendah dalam ruang hampa. System fisika
yang diamati terdiri dari senapan electron (sumber penghasil electron), electron yng
dipancarkan senapan dan gaya grafitasi bumi. Pengamatan lintasan electron dilakukan
dengan cahaya dari sebuah lampu dan sebuah teleskop yang membantu mata mendeteksi
cahaya yang dipantulkan oleh electron yang melintas. Karna massa electron sangat kecil dan
energy gumpalan cahaya cukup besar, maka tumbukan cahaya yang dipergunakan untuk
mengamati kedudukan electron akan mempengaruhi arah dan besarnya kecepatan. Untuk
mengamati seluruh lintasan electron yang bersangkutan diperlukan tumbukan dari berbagai
gumpalan cahaya dengan electron itu. Karna cahaya dari lampu dipancarkan secara
sembarang, maka dampak tumbukan dari gumpalan-gumpalan cahaya pada electron yang
diamati llintasannya pun tidaj sama, artinya lintasan electron yang satu akan berbeda dengan
lintasan berikutnya. Jadi terdapat ketidakpastian dalam lintasan electron tersebut, oleh sebab

9
itu dalam fisika modern lintasan partikel diartikan sebagai suatu besaran statistic,
menyangkut probabilitas atau kebolehjadian zarah berkedudukan di suatu tempat pada suatu
saat tertentu. Prinsip ketidakpastian ini dikenal sebagai “prinsip ketidakpastian Heisenberg”.

Dengan adanya teori relativitas yang relevan untuk zarah berkcepatan sangat tinggi
dapat menghilangkan anggapan fisika klasik bahwa koordinat ruang dan waktu tidak
bergantung satu sama lainnya. Jadi dalam fisika modern ruang dan waktu tidak dapat
dipisahkan, dan merupakan bahasan pokok dalam “Teori Relativitas Einstain”.
( Husna, 2003 : 4-7).

Secara garis besar, kini fisika bisa dibagi menjadi dua yaitu fisika klasik dan fisika
modern. Fisika klasik biasanya mempelajari materi dan energi dari suatu kejadian keseharian
yang mudah diamati (kondisi normal). Beberapa topik bahasannya adalah mekanika,
termodinamika, bunyi, cahaya, dan elektromagnet (listrik dan magnet).

Pada fisika modern, materi dan energi yang dipelajari sering kali berada pada kondisi
ekstrem atau skala sangat besar atau sangat kecil. Sepeti topik mekanika kuantum, fisika
atom dan int, fisika partikel elementer (FPE) yang skalanya lebih kecil daripada atom dan
inti. Bidang FPE ini dikenal pula dengan nama “fisika energi-tinggi”.

Fisika Klasik Fisika Modern


Fisika klasik menyuguhkan kepastian Fisika modern hanya menyajikan satu
probabilitas
Fisika klasik untuk dunia kasat mata dengan
Fi Fisika modern memang digunakan untuk
kondisi; terutama kecepatan yang "normal", pendekatan yang lebih "super" dunia yang
sangat besar atau sangat kecil.
Fisika klasik tidak mampu menjelaskan
Fi Fisika modern mampu menjelaskan
fenomena yang terjadi pada materi yang fenomena yang terjadi pada materi yang
sangat kecil (fenomena mikroskopis) sangat kecil dengan menggunakan penemun-
penemuan baru oleh fisikawan
Cahaya digambakan sebagai gelombang Cahaya digambarkan sebagai partikel

10
Efek fotolistrik terjadi pada tiap frekuensi Efek fotolistrik terjadi diperlukan frekuensi
asal intensistasnya memenuhi minimum (frekuensi ambang)
Energi kinetik bertambah jika intensitas Enegi kinetik tidak bergantung pada
cahaya diperbesar intensitas cahaya
Tidak dapat menjelaskan energi kinetik Dapat menjelaskan energi kinetik maksimal
maksimal jika frekuensi cahaya diperbesar jika frekuensi cahaya diperbesar
Fisika klasik dibagi atas 3 fase, yakni padat, Fisika Modern terbagi atas 4 fase padat, cair,
cair, gas. gas, dan plasma.

2.3 PERKEMBANGAN FISIKA MODERN ABAD 20

Fisika modern telah dimulai pada Awal abad ke-19 dan masih berkembang sampai
sekarang. Tiga puluh lima tahun diperlukan untuk menemukan dan membangun landasannya
dan sudah hampir 60 tahun para ilmuan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang molekul,
atom, itni atom, zarah sub-atomik, zarah fundamental dan sifat-sifat materi yang bersumber
pada interaksi di tingkat atom dan sub-atom. Waktu 30 tahun ini antara lain oleh
perumusannya hal-hal hipotesa planck mengenai radiasi oleh benda hitam mengandung 3
anggapan pokok sebagai berikut:

a. Sumber radiasi termal adalah osilator-osilator harmonik yang ada pada permukaan
benda, osilator-osilator ini memiliki energi disket ε yang memenuhi hubungan ε = n h
v , dengan v frekuensi osilator, h suatu tetapan universal dan n bilangan bulat sejati.
b. Sebaran jumlah osilator dengan materi menganut distribusi Botzmann.
c. Bilamana pada awalnya suatu osilator ada pada tingkat ε1 dan kemudian beralih ke
tingkat lebih rendah dengan ε2 , maka dalam proses itu osilator akan kehilangan
energi sebesar;
Δε = ε1 ε2 – h v
( Husna, 2003 : 9-10).

Periode Fisika Modern Bagian Pertama

Menurut Richtmeyer, periode sains modern termasuk periode ke empat yang dimulai
dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena
yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep
11
fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini
dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan
dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau dan yang berkaitan dengan partikel
yang sangat kecil (teori kuantum).Beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui
fisika klasik diantaranya adalah teori kinetik belum memuaskan bagi kebanyakan para ahli
fisika, karena model atom seperti bola kecil dianggap masih belum cukup untuk menentang
anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya beberapa ilmuwan
menolak untuk mengakuinya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak
mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian seperti ini tidak dapat diubah
lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini.

Beberapa penemuan penting dalam zaman ini diantaranya :

1. Relativitas Khusus
Hasil percobaan Michelson Morley tidak dapat dijelaskan melalui Fisika Klasik.
Maka Einstein mengemukakan dua postulat relativitas khusus:
a) Hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam
semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap
lainnya.
b) Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak
bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
2. Efek Compton
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi
yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi
lebih mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal
dengan sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala
yang dikenal sebagai efek Compton.

Tokoh dan Teori Fisika Modern

Beberapa tokoh yang kami ungkapkan disini adalah tokoh yang banyak pengaruhnya
terhadap fisika modern, diantaranya:

1) Albert Einstein (1879-1955)

12
Einstein, lahir di Ulm, Jerman. Ia sangat tidak senang pada sekolah-sekolah di
Jerman yang disiplin secara kaku pada waktu itu, karena itu pada usia 16 tahun ia pergi ke
negara Swiss untuk menyelesaikan pelajarannya, kemudian ia memperoleh pekerjaan yaitu
sebagai orang yang memeriksa pemohon paten (hak paten) pada Swiss Patent Office (Kantor
Paten Swiss) di Berne.Kemudian, dalam tahun 1905, gagasannya yang sudah ada dalam
pikirannya bertahun-tahun ketika ia harus memusatkan perhatiannya untuk pekerjaan lain
berbuah menjadi tiga makalah pendek. Gagasan ini telah mengubah pikiran bukan hanya
dalam bidang fisika melainkan juga dalam peradaban modern ini.

Teori Relativitas Umum Einstein yang diterbitkan dalam tahun 1915, mengaitkan
gravitasi dengan struktur ruang dan waktu. Dalam teori ini, gaya gravitasi dapat dipikirkan
sebagai ruang-waktu yang melengkung di sekitar benda sehingga massa yang berdekatan
cenderung untuk bergerak ke arahnya, sama seperti kelereng yang menggelinding ke alas
lubang yang berbentuk seperti mangkuk. dari teori teori relativitas umum orang dapat
membuat ramalan teoretis, misalnya cahaya harus dipengaruhi oleh gaya gravitasi, dan
ternyata semuanya terbukti secara eksperimental.

Penemuan berikutnya yang menyatakan bahwa semesta ini memuai ternyata cocok
dengan teori. Pada tahun 1917, Einstein mengemukakan penurunan baru mengenai rumus
radiasi benda hitam Planck dengan memperkenalkan gagasan radiasi yang terstimulasi, suatu
gagasan yang buahnya muncul 40 tahun kemudian sebagai penemuan laser. Perkembangan
mekanika kuantum dalam tahun 1920 mengganggu Einstein yang tidak menerima pandangan
probabilistik sebagai pandangan deterministik walaupun dalam skala atomik. “Tuhan tidak
main dadu dengan dunia ini,” katanya. Tetapi sekali ini intuisi fisis Einstein tampaknya
mempunyai arah yang salah. Akhir hidupnya dipakai untuk mencari teori medan terpadu
yang menyatukan medan gravitasi dan elektromagnetisme dalam suatu gambaran, namun
usahanya ini tidak berhasil, masalah seperti ini memang pantas ditangani oleh orang berbakat
ini, tetapi masalah ini belum terpecahkan sampai saat ini. Suatu pemikiran yang belum
tepecahkan sampai sekarang yang diwariskan oleh Albert Einstein sampai ajalnya datang
menjemput, yaitu menemukan teori medan terpadu yang menyatukan medan gravitasi dan
elektromagnetisme dalam suatu rumus atau hukum.
13
2) Max Planck (1858 – 1947)

Max Planck dilahirkan di Kiel dan belajar di Munich dan Berlin. Seperti banyak ahli
fisika, ia seorang pemain musik yang baik, selain itu ia juga senang mendaki gunung. dalam
tahun 1900, setelah 6 tahun ia bekerja di Universitas Berlin, Planck mendapatkan bahwa
kunci pemahaman radiasi benda hitam ialah anggapan bahwa pemancaran dan penyerapan
radiasi terjadi dalam kuantum energi hv. Penemuan yang menghasilkan hadiah Nobel dalam
tahun 1918 ini, sekarang dianggap sebagai tonggak dari fisika modern. Selama bertahun-
tahun Max Planck sendiri menyangsikan kenyataan fisis dari kuantum energi ini. Walaupun
selama Hitler berkuasa Max Planck tetap ada di Jerman, ia memperotes perlakuan Nazi pada
ilmuwan Yahudi dan sebagai akibatnya ia harus melepaskan kedudukannya sebagai Presiden
Institute Kaiser Wilhelm. Setelah perang dunia kedua, Institute itu diberi nama Planck dan ia
kembali menjabat kedudukan presiden sampai akhir hayatnya.

3) Arthur Holly Compton (1892 – 1962)

Ia dilahirkan di Ohio dan mengalami pendidikan di Wooster College dan Princeton.


Ketika ia bekerja di Washington University di St. Louis ia menemukan bahwa panjang
gelombng sinar-x bertambah jika mengalami hamburan, dan pada tahun 1923 ia dapat
menerangkan hal itu berdasarkan kuantum cahaya. Pekerjaan ini telah meyakinkan orang
akan kebenaran realitas foton, sebenarnya Compton sendirilah yang mengajukan kata
“foton”. Setelah ia menerima hadiah Nobel pada tahun 1927, Compton bekerja di University
of Chicago untuk mempelajari sinar kosmik dan menolong menjelaskan bahwa sinar ini
sebenarnya terdiri dari partikel yang bergerak cepat (sekarang ternyata bahwa partikel itu
adalah inti atom, dan sebagian besar adalah proton) yang berputar dalam ruang dan bukan
sinar gamma. Ia membuktikan hal ini dengan memperlihatkan bahwa intensitas sinar kosmik
berubah terhadap lintang, dan hal ini hanya dapat diterima jika partikel itu adalah ion yang
lintasannya dipengaruhi oleh medan magnetik bumi. Selama Perang Dunia II, Compton
merupakan salah satu tokoh pimpinan yang mengembangkan bom atom.

4) Louis de Broglie (1892 – 1987)

14
Louis-Victor-Pierre-Raymond, duc de Broglie, banyak dikenal sebagai Louis de
Broglie (15 Agustus 1892–19 Maret 1987), ialah fisikawan Perancis dan pemenang hadiah
Nobel. Berasal dari keluarga Prancis yang dikenal memiliki diplomasi dan kemiliteran yang
baik. Pada mulanya ia adalah siswa sejarah, namun akhirnya ia mengikuti jejak kakaknya
Maurice de Broglie untuk membina karir dalam fisika.Pada 1924, tesis doktoralnya
mengemukakan usulan bahwa benda yang bergerak memiliki sifat gelombang yang
melengkapi sifat partikelnya. Dua tahun kemudian Erwin Schrodinger menggunakan konsep
gelombang de Broglie untuk mengembangkan teori umum yang dipakai olehnya bersama
dengan ilmuwan lain untuk menjelaskan berbagai gejala atomik. Keberadaan gelombang de
Broglie dibuktikan dalam eksperimen difraksi berkas elektron pada 1927 dan pada 1929 ia
menerima Hadiah Nobel Fisika.

5) Werner Heisenberg (1901 – 1976)

Werner Karl Heisenberg (5 Desember 1901 – 1 Februari 1976) adalah seorang ahli
teori sub-atom dari Jerman, pemenang Penghargaan Nobel dalam Fisika 1932. Werner
Heisenberg dilahirkan pada tanggal 5 Desember 1901 di Würzburg, Jerman. Selama kuliah di
University of Munich, perhatian Heisenberg terpecah antara fisika teori dan petualangannya
di alam bebas. Ia memang jagoan di fisika teori, tetapi ketika ditanya berbagai hal tentang
fisika eksperimen, ia benar-benar tidak tahu. Ia pun berhasil menjadi profesor termuda
Jerman di Leipzig saat masih berusia 25 tahun. Hasil utak-utiknya melahirkan teori
mekanika kuantum yang memberinya sebuah Nobel Fisika di tahun 1932.

Sewaktu pecah Perang Dunia II, Heisenberg membuat keputusan yang sangat
mengejutkan rekan-rekan fisikawan saat itu. Ia bertekad untuk menetap di Jerman. Ternyata
keputusannya ini membuatnya terpaksa bekerja untuk pemerintah Jerman dalam usaha
membuat bom atom. Entah kenapa, fisikawan jenius ini tidak pernah berhasil membuat bom
atom tersebut dan malah dikalahkan oleh para fisikawan di Amerika. Ada gosip yang
mengatakan bahwa Heisenberg sengaja bergabung dengan tim peneliti Jerman itu supaya
bisa melakukan sabotase agar Nazi tidak bisa memenangkan perang. Heisenberg bahkan
sempat diciduk ke kamp konsentrasi Nazi karena dikira berkhianat.Setelah lepas dari kamp

15
konsentrasi Heisenberg kembali menekuni fisika teori dan menghasilkan karya kontroversial
yang membuatnya sangat terkenal: Prinsip Ketidakpastian Heisenberg atau Heisenberg’s
Uncertainty.

Pada tahun 1927, Heisenberg mengembangkan suatu teori yang ditentang Einstein
habis-habisan yaitu teori ketidakpastian. Menurut teori ini makin akurat kita menentukan
posisi suatu benda, makin tidak akurat momentumnya (atau kecepatannya) dan sebaliknya.
Jadi kita tidak bisa menentukan letak benda secara akurat. Dengan kata lain benda
mempunyai kemungkinan berada di mana saja. Einstein bilang teori ini tidak masuk akal.
Mana mungkin kita bisa percaya pada teori yang mengatakan bahwa posisi bulan tidak
menentu, ejek Einstein. Walau ditentang oleh fisikawan, rupanya Heisenberg tidak kapok, ia
maju terus mengembangkan teorinya. Usahanya ini tidak sia-sia, akhirnya teori Heisenberg
ini menjadi salah satu fondasi dari mekanika kuantum.

6) ERWIN SCHRODINGER (1887 -1961)

Erwin Rudolf Josef Alexander Schrodinger (1887-1961) ialah fisikawan Austria.


Dilahirkan di Wina, Austria-Hongaria. Ibunya berasal dari Inggris dan ayahnya berasal dari
Austria.

Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

Erwin Schrodinger mengajukan teori yang disebut teori atom mekanika kuantum
”Kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti yang dapat ditentukan
adalah kemungkinan menemukan elektron sebagai fungsi jarak dari inti atom”.Daerah
dangan kemungkinan terbesar ditemukan elektron disebut orbital.

Teori Schrodinger dan prinsip ketidakpastian Heisenberg melahirkan model atom


mekanika kuantum sebagai berikut:

a. Posisi elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti.

16
b. Atom mempunyai kulit electron.

c. Setiap kulit elektron memiliki subkulit elektron.

d. Setiap subkulit elektron memiliki sub-sub kulit elektron.

(Hart H Michael.2005)

BAB III

PENUTUPAN
17
3.1. Kesimpulan
Ilmu fisika modern lahir dilatar belakangi dimana saat fisika klasik tidak mampu
lagi menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi pada materi yang sangat kecil.
Fenomena mikroskopis yaitu fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung,
seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah mencoba
memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik.
Namun tidak berhasil menerangkan feomena tersebut. Oleh sebab itu dengan
didapatnya teori baru yang dapat menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis itu,
maka fisika telah memperluas ilmu ke arah yang lebih jauh lagi.

3.2. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami
tetap berharap makalah ini tetap memberikan manfaat bagi pembaca.Namun, saran
dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi
kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

18
Hart H Michael. 2005. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Massa. Batam: Karisma
publising group
Husna, Nalil.2003. Diktat Mata Kuliah Fisika Modern. Padang : UNP

Noname. 2016. http://athepsf.wordpress.com/fisika-itu-apa-sih/. Diakses pada tanggal 5


Februari 2016.
Noname. 2016.http://111992m.blogspot.co.id/2012/11/perbedaan-fisika-modern-fisika-
klasik.html . diakses pada tanggal 5 februari 2016.

19

Anda mungkin juga menyukai