REFRAKSI DI BELAKANG
LABORATORIUM FORENSIK ITS
Kelompok 8 :
1. Siti Imania Luhri (03411640000011)
2. Megawati Sunarno Putri (03411640000022)
3. Ramaditio Bagus Pradana (03411640000031)
4. Joan Sintong Nugroho Hutapea (03411640000036)
6. Aceha Jazaul Aufa (03411640000057)
7. Muhammad Lutfillah Kurniawan (03411640000054)
8. Abiyyu Tsani (03411640000062)
Telah dilakukan praktikum seismik dua dimensi, akuisisi ini dilaksanakan di Gedung
Laboratorium Automotive dan Forensik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Akuisisi kali ini dilakukan dengan bentangan 138 meter, menggunakan 24 receiver
dengan interval geophone sejauh 6 meter. Menggunakan shot sebanyak 100 kali. Fold
Coverage yang didapatkan dari akuisisi kali ini adalah.
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
2.2 Vp dan Vs
2.3 Seismik Refraksi
2.4 Seismik Refraksi pada Lapisan Horizontal
BAB III METODOLOGI
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
a. Hukum Snellius
Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi
akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka
gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke
permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran
gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip
Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari
sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai
permukaan bidang batas antara dua medium berbeda akan menimbulkan
gelombang refraksi dan refleksi (Hutabarat, 2009).
Gambar 2.1. Pemantulan dan Pembiasan Gelombang
b. Prinsip Huygens
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang
merupakan sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam
dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk
semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme
dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan
bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).
c. Prinsip Fermat
Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat
waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium
yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut
akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona
kecepatan rendah (Jamady, 2011).
2.2 Vp dan Vs
Vp/Vs merupakan salah satu sifat fisis yang terpenting didalam
mendeterminasi litologi dari data seismic. Disamping itu Vp/Vs merupakan
indikator untuk fluida pori dalam suatu reservoir. Idealnya, Vp dan Vs diperoleh
dari data sonic P dan sonic S dan seismik multikomponen. Akan tetapi,
pengukuran sonik S dan survey siesmik multikomponen sangatlah terbatas
dibandingkan dengan sonik P san seismic single komponen
Jika jejak gelombang biasnya adalah A-C-D-P, dan waktu tempuh gelombang
sampai di Padalah T2, maka dapat kita tuliskan persamaan berikut :
(2.1)
Dan
(2.2)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2.1) dan (2.2), diperoleh persamaan berikut:
(2.3)
V1
Dimana menurut hukum Snellius sin 𝑖 ¿
V2
Kurva waktu tempuh yang digambarkan pada Gambar (2.3) menunjukkan kurva
waktu tempuh yang dinyatakan pada persamaan (2.1) dan (2.3) diatas dapat
diturunkan terhadap x, maka akan kita peroleh :
(2.4)
Dengan demikian terlihat bahwa kecepatan perlambatan gelombang di lapisan
pertama dan kedua adalah kebalikan dari kemiringan kurva waktu tempuhnya.
Apabila kurva waktu tempuh gelombang bias T2 diperpanjang menuju titik A, dan
memotong sumbu waktu (Intercept Time) disebut �. Berarti � adalah harga T2 jika
x =0. Dengan kata lain,
(2.5)
Dengan demikian kedalaman lapisan kedua atau ketebalan lapisan pertama dapat
juga dihitung menggunakan intercept time � yang dapat diperoleh dari diagram
waktu tempuh, melalui hubungan sebagai berikut :
(2.6)
BAB III
METODOLOGI
Seismic Trace
(dalam
Picking first break
format .segy)
Kalkulasi nilai
gradien/kecepatan
Seisee
tiap lapisan
eeedewfef
Bandpass
EASY REFFRACT
FEeedwdwdilter Model lapisan
(hasil inversi)
Interpretasi
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil processing dapat diduga bahwa lapisan bawah
permukaan dari daerah belakang Forensik kedalaman hingga 57 meter terdiri
2 lapisan. Dengan batas terdalam kedua lapisan yakni 34 meter pada jarak 78
meter dari titik nol dan batas terdangkal kedua lapisan iyalah 5 pada jarak 30
meter. Lapisan 1 memiliki karakteritik Vp 144,40 m/s dan Vs 69,37 m/s.
Sedangkan lapisan 2 memiliki karakteristik Vp178,46 m/s dan Vs 85,68 m/s.
Dari data Vs kedua lapisan menunjukkan bahwa lapisan 1 dan 2 itu tanah
lunak. Pada data Vp lapisan 2 lebih besar dibandingkan Vp lapisan 1, ini
menandakan bahwa lapisan 2 lebih padat dari lapisan 1. Hal ini
mengakibatkan terjadinya refraksi sehingga pada proses picking terlihat
adanya perbedaan gradien yang kemudian diinterpretasikan sebagai lapisan
yang berbeda. Berdasarkan observasi, permukaan daerah pengukuran
merupakan tanah yang impermeabel karena tanah tidak mampu menyerap air
dengan baik. Pada lapisan 2 memiliki Vp yang lebih besar, sehingga dapat
diduga lapisan tersebut lebih padat daripada lapisan 1.
Pada data seismik refraksi ini, terdapat beberapa kendala yaitu adanya
geophone 20 sampai 24 mati sehingga di software ini kami hanya membuat 19
geophone. Selain itu kendalanya terdapat banyak noise dan terdapat wiggle
yang tidak teratur. Wiggle yang tidak teratur ini disebabkan oleh kesalahan
dari pemasangan geophone baik itu dari kabel maupun geophonenya.
Sedangkan noise disebabkan oleh aktivitas sekitar tempat pengukuran
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum seismik refraksi daerah belakang Forensik, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada kedalaman hingga 57 meter didapatkan 2 lapisan yang dimana kedua
lapisan ini tergolong tanah lunak
2. Lapisan 1 memiliki karakteritik Vp 144,40 m/s dan Vs 69,37 m/s.
Sedangkan lapisan 2 memiliki karakteristik Vp178,46 m/s dan Vs 85,68
m/s. Dimana lapisan 2 lebih padat dari lapisan 1.
DAFTAR PUSTAKA
Asparini Dewi. 2011. Penerapan Metode Stacking dalam
Pemrosesan Sinyal Seismik Laut di Perairan Barat Aceh.
Bogor. IPB
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/07/cdp.html