Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I


TOMOGRAFI TAHANAN JENIS LISTRIK
(ACARA –4)

Disusun oleh :
Nama : 1. Farah Nur Asih K1C016007
2. Dimas Basith R K1C016064
Asisten : Yoga Pratama

Hari/Tanggal :
Pelaksanaan Praktikum : Senin, 01 Oktober 2018
Pengumpulan Laporan : Senin, 08 Oktober 2018

LABORATORIUM FISIKA INTI DAN MATERIAL


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
TOMOGRAFI TAHANAN JENIS LISTRIK
Dimas Basith R (K1C016064)
Farah Nur Asih (K1C016007)
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jenderal Soedirman
Email: Basithrosidin@gmail.com, araasih607@gmail.com

ABSTRAK

Percobaan Tomografi Tahanan Jenis Listrik dilakukan diwilayah sekitar kampus


MIPA Unsoed dengan tujuan untuk mengukur tomografi tahan jenis listrik
terhadap sampel tanah dan batuan, kemudian melakukan pemodelan untuk
menginterpretasi sebaran resistivitas struktur batuan bawah permukaan secara dua
dimensi. Metode tomografi tahanan jenis listrik prinsip kerjanya mirip dengan
metode geolistrik tahanan jenis. Geolistrik adalah salah satu metode dalam
geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Pendeteksian di
atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial, arus, dan elektromagnetik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi.
Prinsip kerja metode geolistrik dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik
ke permukaan tanah melalui sepasang elektroda dan mengukur beda potensial
dengan sepasang elektroda yang lain. Bila arus listrik diinjeksikan ke dalam suatu
medium dan diukur beda potensialnya (tegangan), maka nilai hambatan dari
medium tersebut dapat diperkirakan. Pengukuran tomografi tahanan jenis
dilakukan dengan menggunakan metode Wenner, sedangkan penginterpretasian
datanya menggunakan perangkat lunak RES2DINV.

Kata Kunci: Tomografi, Geolistrik, Wenner, RES2DINV.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dibawah permukaan bumi terdapat sumber daya alam yang diperlukan oleh
manusia seperti migas, geothermal, mineral, air tanah dan sebagainya. Untuk
mengetahui keberadaan migas, geothermal, mineral, airtanah, perlu diketahui
kondisi lapisan geologi bawah permukaan. Saat ini telah dikembangkan
berbagai cara untuk mengetahui kondisi lapisan geologi bawah permukaan. Ada
beberapa cara yang secara umum sering digunakan dalam penyelidikan lapisan
geologi bawah permukaan. Dapat dilakukan dengan metode pemboran secara
langsung dan beberapa metode geofisika. Metode geofisika sendiri merupakan
metode yang sering digunakan pada tahap pendugaan lapisan geologi bawah
permukaan, seperti metode seismic, metode elektromagnetik, metode magnetik,
dan metode geolistrik resistivitas.
Geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode yang praktis dan mudah
dilakukan dibandingkan dengan beberapa metode geofisika yang lain karena
bisa menentukan tahanan jenis (resistivitas) bawah permukaan dan memetakan
formasi bawah permukaan sehingga keberadaan benda/material di bawah
permukaan dapat teridentifikasi. Prinsip dasar metode ini adalah mempelajari
variasi harga resitivitas batuan bawah permukaan yang berasosiasi dengan
sumber daya alam. Parameter resistivitas diperoleh dengan mengukur arus yang
diinjeksikan ke dalam bumi dan mengukur beda potensial yang ditimbulkannya.
Selain sifat dari metode, metode geolistrik juga dapat dibagi berdasarkan
konfigurasi atau susunan elektroda, yaitu konfigurasi Schlumberger, Wenner,
Wenner-Schlumberger, Dipole-Dipole, Pole-Dipole, Pole-Pole, dan Mise Ala
Mase.
Pada pembahasan praktikum tomografi tahanan jenis ini, metode yang
digunakan adalah metode geolistrik resistivitas menggunakan konfigurasi
Wenner. Maksud dari pembahasan kali ini adalah untuk mengetahui dan
memahami mengenai metode Wenner serta memahami salah satu software
untuk mengolah data dan pembuatan model bawah permukaan bumi dengan
metode geolistrik, yaitu software Res2dinv.
1.2 Tujuan
1. Melakukan pengukuran tomografi tahanan jenis listrik tehadap sampel
tanah dan batuan.
2. Melakukan pemodelan untuk menginterpretasi sebaran resistivitas struktur
batuan bahwa permukaan secara dua dimensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Geolistrik


Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode dalam survei
geofisika yang bertujuan untuk mendeteksi model struktur geologi bawah
permukaan bumi berdasarkan resistivitas listrik lapisan batuan kerak bumi
(Juandi, 2003). Dalam hal ini melipuri pengukuran potensial, arus, dan medan
elektromagnetik yang terjadi baik secaa alamiah ataupun akibat injeksi arus ke
dalam bumi. Ada beberapa macam metode geolistrik, antara lain : metode
potensial diri, arus telluric, magnetotelluric, IP (Induced Polarixation),
resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Pada eksperimen ini akan dibahas
khusus tentang metode geolistrik tahanan jenis.
Pada metode geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke
dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi
diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda
potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan
variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan dibawah titik ukur
(Sounding point). Eksperimen ini bertujuan memahami prinsip dasar geolistrik
tahanan jenis konfigurasi Wenner dan mengetahui sebaran nilai resistivitas
likasi penelitian. Sehingga eksperimen ini cukup penting dilakukan, karena
dapat memberikan suatu gambaran mengenai tahanan jenis tanah, kedalaman
tanah, serta nilai resistivitas batuan yang terkandung di dalamnya.
2.2 Teori Restivitymeter
Resistivitymeter memberikan nilai resistansi R = V/I sehingga nilai
resistivitas dapat dihitung dengan:

Gambar 2.2.1 Bentuk konfigurasi Wenner-Schlumberger beserta faktor


geometri

Bumi tersusun atas lapisan-lapisan tanah yang nilai resistivitas suatu lapisan
tanah atau batuan tertentu berbeda dengan nilai resistivitas lapisan tanah atau
batuan lainnya. Nilai resistivitas ini dapat diketahui dengan menghubungkan
battery dengan sebuah Ammeter dan elektroda arus untuk mengukur sejumlah
arus yang mengalir ke dalam tanah, selanjutnya ditempatkan dua elektroda
potensial dengan jarak a untuk mengukur perbedaan potensial antara dua lokasi
(Utama, 2005).

Tabel 2.2.1. Nilai resistivitas beberapa materian (Telford, et al., 1990)


Fakor-faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas antara lain:

1. Kandungan air. Suatu medium yang memiliki kandungan air maka memiliki
nilai resistivitas yang lebih rendah bila dibandingkan medium yang kering.

2. Porositas. Porositas adalah perbandingan volume pori-pori suatu medium


terhadap volume medium tersebut. Semakin besar volume pori-pori suatu
medium maka akan mempunyai nilai resistivitas yang kecil karena
memberikan kandungan cairan yang lebih banyak.

3. Kepadatan. Semakin padat batuan akan meningkatkan nilai resistivitas

4. Permeabilitas batuan.

2.3 Metode Konfigurasi Wenner


Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan dengan catatan faktor “n” untuk konfigurasi ini adalah
perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara
P1-P2 seperti pada Gambar 3. Jika jarak antar elektroda potensial (P1dan P2)
adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1dan C2) adalah 2na + a. Proses
penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam
sebuah garis lurus (Sakka, 2002).

Gambar 2.3.1 Perngaturan Elektroda konfigurasi Wenner-Schlumberger


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum tomografi tahanan jenis listrik ini dilakukan di Lapangan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jnedral Soedirman,
Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas pada hari Senin, 01 Oktober 2018
pukul 10.45-12.45 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


1. Naniura
2. Accu
3. Multimeter digital (2buah)
4. Kabel penghubung
4. Elektroda besi I = 10cm, ϕ = 2mm (2buah)
5. Elektroda tembaga I = 10cm, ϕ = 2mm (2buah)
6. Power supply max. 25V-1,2A
7. Palu
8. Alat tulis
9. Perankat lunak RES2DINV
10. Roll meter
3.3 Prosedur kerja
1. Menentukan daerah pengamatan dan panjang lintasan yang akan diukur dengan
cara membentangkan meteran sepanjang 20 meter.
2. Merangkai alat survey geolistrik Naniura Resistivity meter.
a. Menghubungkan aki ke alat Naniura Resistivity meter.
b. Menghubungkan kabel roll ke alat Naniura, kemudian hubungkan kabel
tersebut ke masing-masing elektroda.
3. Memasang elektroda besi dan tembaga menggunakan konfigurasi Wenner dan
menghubungkannya dengan NANIURA dengan jarak antar elektrodanya 1 meter.
4. Menghidupkan Naniura, lakukan ketukan pada elektroda besi dan tembaga
hingga arah jarum pada arus perpindah ke warna merah. Jika belum perpindah
lakukan ketukan pada elektroda arus lebih dalam.
5. Mengkalibrasi NANIURA supaya nilai voltmeter menunjukkan angka nol.
6. Setelah nilainya nol, tekan dan tahan start.
7. Melihat nilai arus yang terukur, ketika nilai arus sudah konsisten catat nilai arus
(I) tersebut kemudian tekan tombol hold.
8. Lalu membaca nilai tegangan yang terukur dan mencatatanya (V).
9. Setelah itu melanjutkan pengukuran dengan memindahkan elektroda sesuai
dengan panjang lintasan pengamatan.
dan seterusnya

C1 P1 P2 C2

3a 3a 3a n =3

C1 P1 P2 C2 Arah pergerakan elektroda sebesar a

2a 2a 2a n =2
C1 P1 P2 C2 Arah pergerakan elektroda sebesar a

a a a n =1
n =1
n =2
n =3

n =4

Posisi datum point


dan seterusnya

Gambar 3. 1 Teknik pengukuran tomografi tahanan jenis listrik menggunakan


konfigurasi Wenner dan posisi datum point dalam citra dua dimensi (2D)

10. Menghitung nilai faktor geometri (K) dan resistivitas semu (ρa) berdasarkan data
beda potensial (V) dan kuat arus (I), kemudian memasukkan nilainya ke dalam
tabel pengamatan.
11. Melakukan pemodelan struktur bawah permukaan menggunakan perangkat
lunak RES2DINV dengan input data: jarak antar elektroda, posisi datum point,
dan nilai resistivitas semu.
12. Melakukan interpretasi terhadap model struktur bawah permukaan.
3.3 Flowchart

Mulai

Mempersiapkan
Alat dan Bahan

- Menentukan daerah pengamatan dan panjang lintasan yang akan diukur dengan cara
membentangkan meteran sepanjang 20meter.
- Menghubungkan Accu ke alat Naniura resistivity meter.
- Menghubungkan kabel roll ke alat Naniura, kemudian hubungkan kabel tersebut ke
masing-masing elektroda.

- Memasang elektroda besi dan tembaga menggunakan konfigurasi Wenner dan


menghubungkanya dengan NANIURA dengan jarak antar elektrodanya 1 meter.
- Menghidupkan Naniura, lakukan ketukan pada elektroda besi dan tembaga hingga arah
jarum pada arus perpindahan ke warna merah. Jika belum perpindahan lakukan ketukan
pada elektroda arus lebih dalam.
- Mengkalibrasi NANIURA supaya nilai voltmeter menunjukan angka nol.
- Setelah nilainya nol, tekan dan tahan start.

Melihat nilai arus yang terukur, ketika nilai arus sudah konsisten catat nilai arus (I) tersebut
kemudian tekan tombol hold.

Lalu membaca nilai tegangan yang terukur dan mencatatnya (V).

V
Setelah itu melanjutkan pengukuran dengan memindahkan elektroda sesuai
dengan panjang lintasan pengamatan.

Menghitung nilai factor geometri (X) dan resistivitas semu (ρa) berdasarkan data beda potensial (V)
dan kuat arus (I), kemudian masukkan nilainya ke dalam table pengamatan.

K, ρa

- Melakukan pemodelan struktur bawah permukaan menggunakan perangkat lunak


RES2DINV dengan input data jarak antar elektrofa, posisi datum point, dan nilai
resistivitas semu.
- Melakukan interpretasi terhadap model struktur bawah permukaan.

Permodelan 2D RES2DINV

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Percobaan Tomografi Tahanan Jenis Listrik


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Potensial Tanpa Filter Transmisi
Warna Filter Frekuensi (Hz) Potensial (V)
Oranye
Kuning
Hijau
Ungu

0.9
0.8 y = 1E-15x - 0.2872
0.7 R² = 0.9637

0.6
Tegangan (V)

0.5
0.4 h/e
0.3 Linear (h/e)
0.2
0.1
0
0.00E+00 5.00E+14 1.00E+15
Frekuensi (Hz)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Potensial (V) dengan Frekuensi Gelombang (v)

4.2 Pembahasan
Berdasarkan.....
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran tomografi tahanan jenis listrik tanah dan batuan dilakukan
dengan menggunakan metode konfigurasi Wenner, caranya dengan
mengubah-ubah jarak antar elektroda a, jika a nya semakin besar maka
semakin dalam pula resistivitas yang diukur di bawah permukaan daerah
yang diamati.
2. Dari hasil intrepretasi diperoleh gambaran atau dugaan bahwa di bawah
permukaan lapangan tengah mipa terdapat batuan bawah pada daerah
tersebut adalah batuan magnetite,lempung, dan batuan pasir.

5.2 Saran
1. Pastikan rangkaian yang terhubung ke alat yang digunakan berfungsi dengan
semestinya,dan rangkaiannya benar serta tidak dalam keadaan tanah basah
sehabis hujan.
2. Sebaiknya dalam melakukan eksperimen ini, jarak dan spasi antar elektroda
harus variatif dan elektroda yang di tancapkan dalam tanah harus dalam agar
multimeter dapat membaca arus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Juandi, M., 2003. Aplikasi Metode Geolistrik dalam Menganalisis Distribusi Limbah
Kelapan Sawit. Jurnal Nature Indonesia, Volume 5(2), pp. 119-123.
Sakka, 2002. Metoda Geolistrik Tahanan Jenis. Makassar, s.n.
Tim Fisika Eksperimen, 2018.Panduan Praktikum Fisika Eksperimen II. Program
Studi Fisika Jurusan MIPA. FST UNSOED. Purwokerto.
Utama, W., 2005. Experimental Module Mataram Geophysical Workshop. Surabaya,
s.n.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Praktikum Perbandingan h/e.

Anda mungkin juga menyukai