Oleh:
Madi Purnawan
1715051055
Oleh
Madi Purnawan
ABSTRAK
Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode yang memanfaatkan sifat
kelistrikan dengan cara mengalirkan arus ke bawah permukaan. Menggunakan empat
elektroda, 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial, memiliki perbedaan panjang
untuk setiap elektrodanya bergantung pada konfigurasi yang digunakan. Penggunaan
konfigurasi berganung pada metode ekplorasi. Terdapat tujuh konfigurasi elektroda
pada geolistrik tahanan jenis, yaitu konfigurasi schlumberger, konfigurasi wenner,
konfigurasi wenner-schlumberger, konfigurasi dipole-dipole, konfigurasi pole-dipole,
konfigurasi pole-pole dan konfigurasi square. Perbedaan konfigurasi akan
mempengaruhi nilai dari faktor geometri yang juga berakibat pada perbedaan nilai
resistivitas atau tahanan jenis. Penggunan konfigurasipun bergantung pada kedalaman
ataupun resolusi yang kita butuhkan. Hal ini dikarenakan kemampuan setiap
konfigurasi berbeda – beda. Dari hasil praktikum didapat bahwa konfigurasi wenner
memiliki resolusi vertical dan constant separation traversing yang baik, sedangkan
untuk konfigurasi schlumberger memiliki vertical electrical sounding yang baik,
untuk konfigurasi dipole-dipole memiliki penetrasi kedalaman dan constant
separation traversing yang baik dan untuk konfigurasi square memiliki constant
separation traversing yang baik.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................................i
ABSTRAK......................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………....1
B. Tujuan Percobaan …………………………………………………………...1
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan
elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar
maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah
sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada
kedalaman yang lebih besar (Broto, 2008).
Adapun alat dan bahan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Kertas HVS
2. Alat Tulis
3. Modul
Mulai
Selesai
A. Data Praktikum
B. Pembahasan
Konfigurasi Wenner tersusun atas dua elektroda arus dan dua elektroda
potensial. Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan elektroda
arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar Konfigurasi ini
digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau mapping. Keunggulan
dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada
elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN
yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur
multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat
permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data yang
didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor
non homogenitas batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Konfigurasi-konfigurasi elektroda memiliki sensitivitasnya masing-masing
yaitu untuk survey mapping ataupun sounding.
2. Konfigurasi wenner dan wenner-schlumberger memiliki kesamaan perbedaan
saat pengolahan data pengukuran 1D dan 2D.
3. Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan, sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada.
4. Konfigurasi dipole-dipole memiliki empat elektroda yaitu dua elektroda arus
dan dua elektroda potensial dengan penempatan jarak yang sama untuk
elektroda arus dan dipisahkan oleh jarak tertentu untuk penempatan elektroda
potensial dengan jangkauan yang sama, namun tetap pada satu garis lurus.
5. Konfigurasi wenner lebih sensitif untuk mendeteksi lapisan secara vertikal
dibandingkan schlumberger dan dipole-dipole.
DAFTAR PUSTAKA
Broto, S. dan Afifah R.S. 2008. Pengolahan Data Geolistrik Dengan Metode
Schlumberger. Semarang: Jurusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro.