Anda di halaman 1dari 16

PEMODELAN 2D

(Laporan Praktikum Metode Gayaberat)

Oleh:
Oktaviana
1815051002

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Judul Praktikum : Pemodelan 2D

Tanggal Percobaan : 30 April 2020

Tempat Percobaan : Gedung L Teknik Geofisika

Nama : Oktaviana

NPM : 1815051002

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 3 (Tiga)

Bandar Lampung, 10 Mei 2020


Mengetahui
Asisten

Machrani
NPM. 1615051037

ii
PEMODELAN 2D

Oleh
Oktaviana

ABSTRAK

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan tentang pemodelan 2D.
Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan pada
pengukuran variasi medan gravitasi. Pada proses pengolahan data gravity ini kita
lakukan dengan menginput data peta residual sebelumnya untuk dibuat bentuk
pemodelan 2D, yang mana kita dapat melakukannya dengan cara forward
modelling. Kecepatan dan keberhasilan teknik pemodelan ke depan dengan cara
coba-coba sangat bergantung pada pengalaman subyektif seseorang yang
melakukan pemodelan tersebut. Dalam hal ini harga parameter model awal dan
perubahan harga parameter model tersebut perlu diperkirakan dengan baik agar
diperoleh respons yang makin dekat dengan data. Sedangkan Inverse modeling
adalah pemodelan berkebalikan dengan pemodelan ke depan. Pemodelan inversi
pada dasarnya adalah proses mekanisme modifikasi model agar diperoleh
kecocokan data perhitungan dan data pengamatan yang lebih baik dilakukan
secara otomatis.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan ................................................................................... 4
B. Diagram Alir ...................................................................................... 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan ............................................................................... 6
B. Pembahasan........................................................................................ 6

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Diagram Alir ................................................................................................... 5

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan


pada pengukuran variasi medan gravitasi. Dalam prakteknya, metoda ini
mempelajari perbedaan medan gravitasi dari satu titik terhadap titik observasi
lainnya, sehingga sumber yang merupakan suatu zona massa dibawah
permukaan bumi akan menyebabkan gangguan pada medan gravitasi. Pada
proses pengolahan data gravity ini kita lakukan dengan menginput data peta
residual sebelumnya untuk dibuat bentuk pemodelan 2D, yang mana kita
dapat melakukannya dengan cara forward modelling. Pemodelan ke depan
(forward modeling) menyatakan proses perhitungan ”data” yang secara
teoritis akan teramati di permukaan bumi jika diketahui harga parameter
model bawah-permukaan tertentu. Perhitungan data teoritis tersebut
menggunakan persamaan matematik yang diturunkan dari konsep fisika yang
mendasari fenomena yang ditinjau. Dalam pemodelan data geofisika, dicari
suatu model yang menghasilkan respons yang cocok atau fit dengan data
pengamatan atau data lapangan. Dengan demikian, model tersebut dapat
dianggap mewakili kondisi bawah-permukaan di tempat pengukuran data.
selain cara forward modelling dapat juga dilakukan dengan cara inversi
modelling yaitu dengan melakukan pencocokan data atau fitting data proses
di dalamnya guna mencari parameter model yang menghasilkan respon yang
cocok dengan data pengamatan.

B. Tujuan

Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:


1. Mahasiswa mampu memodelkan bawah permukaan berdasarkan data yang
telah diolah.
2. Mahasiswa dapat memperkirakan besar densitas bawah permukaan
berdasarkan model yang telah dibuat.
II. TEORI DASAR

Metode gaya berat adalah metode dalam geofisika yang dilakukan untuk
menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa
cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode
geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini
disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan
sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain.
Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat
alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mGal), dengan demikian anomali
kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan
sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat (Rahman, 2015).

Analisis Spektrum dilakukan untuk mengestimasi lebar jendela yang digunakan


pada saat filter anomaly bouguer menggunakan metode moving average sehingga
dapat mengestimasikan kedalaman dari anomali gravitasi. Analisis Spectrum ini
menggunakan prinsip Transformasi Fourier, dimana lintasan-lintasan titik
pengukuran yang telah ditentukan di transformasi fourierkan (Nettleton, 1942).

Seringkali istilah forward modeling digunakan untuk proses trial and error. Trial
and error adalah proses coba-coba atau tebakan untuk memperoleh kesesuaian
antara data teoritis dengan data lapangan. Diharapkan dari proses trial and error
ini diperoleh model yang cocok responnya dengan data (Grandis, 2014).

Inverse modeling adalah pemodelan berkebalikan dengan pemodelan ke depan.


Pemodelan inversi berjalan dengan cara suatu model dihasilkan langsung dari
data. Pemodelan jenis ini sering disebut data fitting atau pencocokan data karena
proses di dalamnya dicari parameter model yang menghasilkan respon yang cocok
dengan data pengamatan. Diharapkan untuk respon model dan data pengamatan
memiliki keseuaian yang tinggi, dan ini akan menghasilkan model yang optimum.
Metode inversi menghasilkan respon yang tidak unik, sehingga dapat
menghasilkan banyak respon yang berbeda yang memenuhi syarat dilakukannya
3

inversi. Teknik pemodelan inversi untuk data anomali gravitasi telah banyak
dilakukan baik terhadap data primer anomali gravitasi bumi yang telah dikoreksi
maupun terhadap data anomali gravitasi regional dan residual serta data sekunder
anomali Bouguer lengkap. Pada penelitian ini dilakukan perancangan pemodelan
ke depan (forward modeling) dan pemodelan inversi (inverse modeling) serta
gradien horisontal orde satu 2-D data anomali gravitasi. Pemodelan ke depan dan
pemodelan inversi menggunakan pendekatan model benda anomali bawah
permukaan berbentuk model semi-infinite horizontal sheet dan model faulted
vertical sheet, yang mana pendekatan model tersebut dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan struktur patahan atau sesar di suatu wilayah berdasarkan metode
gravitasi (Blakely, 1996).

Pemodelan struktur bawah permukaan dilakukan dengan cara pemodelan ke depan


(forward modelling). Forward modeling (pemodelan ke depan) adalah suatu
metode interpretasi yang memperkirakan densitas bawah permukaan dengan
membuat terlebih dahulu benda geologi bawah permukaan. pemodelan ke depan
untuk menghitung efek gayaberat model benda bawah permukaan dengan
penampang berbentuk sembarang yang dapat diwakili oleh suatu poligon bersisi n
dinyatakan sebagai integral garis sepanjang sisi-sisi poligon (Talwani, 1959).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu
sebagai berikut:
1. Modul Praktikum
2. Alat tulis
3. Laptop
4. Software Grav2DC
5

B. Diagram Alir
Diagram alir pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:

Mulai

Masukan peta residual

Lakukan slicing dan digitasi

Data .DTA

Masukan data .DTA ke excel dan save ke


bentuk .DTA

Lakukan proses pemodelan dengan


Grav2DC menggunakan menu Map-
Digitize

Hasil Data

selesai

Gambar 1. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Adapun data pengamatan pada praktikum kali ini terdapat pada lampiran.

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang pemodelan 2D. Praktikum


dilaksanakan pada tanggal 30 April 2020. Tujuan dari pemodelan 2D yaitu
agar praktikan mampu memodelkan bawah permukaan berdasarkan data yang
telah diolah dan dapat memperkirakan besar densitas bawah permukaan
berdasarkan model yang telah dibuat. Pemodelan ke depan (forward
modeling) menyatakan proses perhitungan ”data” yang secara teoritis akan
teramati di permukaan bumi jika diketahui harga parameter model bawah-
permukaan tertentu. stilah pemodelan ke depan tidak hanya mencakup
perhitungan respons model tetapi juga proses coba-coba secara manual untuk
memperoleh model yang memberikan respons yang cocok dengan data.
Kecepatan dan keberhasilan teknik pemodelan ke depan dengan cara coba-
coba sangat bergantung pada pengalaman subyektif seseorang yang
melakukan pemodelan tersebut. Dalam hal ini harga parameter model awal
dan perubahan harga parameter model tersebut perlu diperkirakan dengan
baik agar diperoleh respons yang makin dekat dengan data. Semakin
kompleks hubungan antara data dengan parameter model maka semakin sulit
proses coba-coba tersebut. Adanya informasi tambahan dari data geologi
maupun data geofisika lainnya dapat membantu perkiraan parameter yang
perlu diubah dan sajuh mana perubahan perlu dilakukan. Pada Forward
modeling, model dikembangkan dengan tiga step yaitu kalkulasi anomali dari
model, pembandingan anomali kalkulasi dengan anomali lapangan dan
pengaturan model dalam rangka untuk meningkatkan pembandingannya. Ke
tiga step itu diulang hingga pemodel puas dengan hasil modelnya.

Pemodelan inversi pada dasarnya adalah proses mekanisme modifikasi model


agar diperoleh kecocokan data perhitungan dan data pengamatan yang lebih
baik dilakukan secara otomatis, Pemodelan inversi sering pula disebut
7

sebagai data fitting karena dalam prosesnya dicari parameter model yang
menghasilkan tespons yang fit dengan data pengamatan. Kesesuaian antara
respons model dengan data pengamatan umumnya dinyatakan oleh suatu
fungsi obyektif yang harus diminimumkan. Proses pencarian minimum fungsi
obyektif tersebut berasosiasi dengan proses pencarian model optimum. Dalam
kalkulus jika suatu fungsi mencapai minimum maka turunannya terhadap
variabel yang tidak diketahui di titik minimum tersebut berharga nol.
Karakteristik minimum suatu fungsi tersebut digunakan untuk pencarian
parameter model. Secara lebih umum, model dimodifikasi sedemikian hingga
respons model menjadi fit dengan data.

Jalannya praktikum diawali dengan melakukan input data peta residual


sebelumnya lalu kita lakukan proses slicing dan digitasi kemudian data hasil
digitasi tersebut kita masukan dalam excel dan simpan dalam bentuk .DTA
setelah itu kita input data .DTA tadi kedalam Grav2DC dan lakukan proses
forward modelling. Kemudian akan muncul sebuah lintasan yang mana pada
lintasan tersebut kita buat model dengan membuat garis bebas terserah kita,
lalu pada tahap kedua kita buat model dengan mengikuti garis-garis putus
pada lintasan, dan lakukan proses ini berulang kali karena pada tahap ini kita
melakukan trial and error sampai mendapatkan nilai eror terkecil atau
mendekati nilai Nol. Pada hasil tugas praktikum ini saya mendapatkan nilai
erorr sebesar 56.80, yang mana nilai eror ini dipengaruhi oleh kurang telitinya
saya dalam melakukan proses trial dan error sehingga mendapatkan nilai error
tersebut yang terdapat pada lampiran Gambar 2.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang di dapat pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Pemodelan ke depan (forward modeling) menyatakan proses perhitungan


”data” yang secara teoritis akan teramati di permukaan bumi jika diketahui
harga parameter model bawah-permukaan tertentu.

2. Kecepatan dan keberhasilan teknik pemodelan ke depan dengan cara coba-


coba sangat bergantung pada pengalaman subyektif seseorang yang
melakukan pemodelan tersebut.

3. Pemodelan inversi pada dasarnya adalah proses mekanisme modifikasi model


agar diperoleh kecocokan data perhitungan dan data pengamatan yang lebih
baik dilakukan secara otomatis.

4. Proses pemodelan 2D ini dapat digunakan untuk menentukan struktur


permukaan bumi.

5. Hasil nilai error yang saya dapatkan dari pemodelan ini adalah 56,80.
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, R.J., 1996, potentila Theory In Gravity and Magnetic Applications,


Cambridge University Press, Cambridge.

Grandis, H dan Dahrin, D. Constrain Two-Dimensional Inversion of Gravity. J.


Math. Fund. Sci., Vol.46, No.1, pp 113. ITB Journal Publisher. Bandung.
2014.

Nettleton, L.L., 1942. Determination of Density for Reduction of Gravimeter


Observations, Geophysics, Vol.4 (3), P. 176-183.

Rahman, Kholilur. 2015. Laporan Akhir Praktikum Eksplorasi Gaya Berat.


Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Talwani, M., Worzel, J.L and Landmisman, M. 1959. Rapid Gravity


Computations For Two-Dimensional Bodies with Application to the
Mendocino Submarine Fracture Zone. Geophysics Journal. Res 64. pp 49-
59.
LAMPIRAN
Gambar 2. Hasil pemodelan pada Grav2DC

Anda mungkin juga menyukai