Anda di halaman 1dari 30

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN

PENGENDALIANNYA
(Laporan Praktikum Metode Geomagnetik)

Oleh

Oktaviana
1815051002

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Judul Praktikum : Identifikasi Bahaya Dan Pengendaliannya

Tanggal Percobaan : 26 Maret 2020

Tempat Percobaan : Gedung L Teknik Geofisika

Nama : Oktaviana

NPM : 1815051002

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 3 (Tiga)

Bandar Lampung, 2 April 2020


Mengetahui
Asisten

Satria Aulia Rahman


NPM. 1515051033
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIANNYA

Oleh
Oktaviana

ABSTRAK

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan tentang identifikasi


bahaya dan pengendaliannya. Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang
dapat dilakukan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi
sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin
timbul di tempat kerja. Hal ini digunakan untuk mencegah adanya dampak buruk
yang dapat disebabkan oleh bahaya tersebut. Resiko sendiri adalah suatu
kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian pada periode waktu tertentu, yang
mana resiko ini mempunyai dua elemen yaitu sebuah kemungkinan terjadinya
sesuatu dan konsekuensi atas dampak jika hal itu terjadi sehingga dari resiko
itulah nantinya akan dapat menimbulkan bahaya yang dapat menyebabkan sebuah
kerugian ataupun potensi-potensi sumber ketidakamanan. Bahaya dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu bahaya kimia, fisik, bilogi,
ergonomic dan physicological. Dan jenis cara pengedaliannya yaitu ada eliminasi,
substitusi, kontrol teknik atau perancangan, pengendalian administrasi dan ADP
(alat pelindung diri).

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan ................................................................................... 4
B. Diagram Alir ...................................................................................... 4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan ............................................................................... 5
B. Pembahasan........................................................................................ 5

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Diagram Alir ................................................................................................... 4

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian, potensi


sumber cidera atau ketidakamanan. Resiko adalah sebuah ukuran tentang
penting atau tidaknya suatu potensi kerugian. Resiko mempunyai dua elemen
yaitu kemungkinan terjadinya sesuatu dan konsekuensi atas dampak jika hal
itu terjadi. Dalam setiap kegiatan harus dianalisis terlebih dahulu mengenai
potensi bahaya yang dapat terjadi, seberapa besar bahaya tersebut dan juga
akibat dari bahaya yang terjadi. Karena itu, untuk mencegah adanya dampak
kemungkinan buruk yang disebabkan oleh bahaya, perlu ada tindakan yaitu
pengendalian yang dirancang untuk meminimalisasi atau menghilangkan
dampaknya. Dalam melakukan identifikasi atau pengenalan bahaya, perlu
diperhatikan beberapa interaksi yaitu orang yang melakukan pekerjaan,
pekerjaan yang dilakukan, peralatan yang terlibat dan konseling di sekeliling
lokasi kerja. Kemudian dilakukan penilaian resiko yang berisi tentang proses
bermetode untuk mengevaluasi dan menghitung resiko yang berkaitan dengan
aktivitas terkait. Cara mengidentifikasi bahaya dapat terdiri dari 5 langkah
yaitu kejadian apa yang dapat terjadi, mengenali penyebab kejadian yang
menyebabkan kejadian tersebut, bagaimana kejadian tersebut terjadi, dampak
yang diakibatkan dan cara pengendalian.

B. Tujuan

Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:


1. Mahasiswa dapat mengetahui makna dari resiko, bahaya dan
pengendalian dari suatu aktivitas yang dilakukan.
2. Mahasiswa dapat menganalisis resiko dan mengetahui besar kecilnya
resiko dari suatu aktivitas.
3. Mahasiswa mengetahui bahaya dan besarnya dampak yang terjadi jika
bahaya tersebut terjadi.
4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan mengenai pengendalian
bahaya setelah menganalisis bahaya dan resiko.
II. TEORI DASAR

HIRAC atau biasa disebut Hazard Identification Risk Assessment and Control
adalah proses mengidentifikasi bahaya, mengukur, mengevaluasi risiko yang
muncul dari sebuah bahaya, lalu menghitung kecukupan dari tindakan
pengendalian yang ada dan memutuskan apakah risiko yang ada dapat diterima
atau tidak. (Hadiguna, 2009).

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengontrolannya harus dilakukan di


seluruh aktifitas usaha, termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan
tersebut dilakukan oleh karyawan langsung maupun karyawan kontrak, suplier
dan kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau personal yang masuk ke dalam tempat
kerja. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilakukan oleh karyawan
yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan
oleh usaha. Ada tiga bagian utama dalam HIRAC, yaitu: upaya melakukan
identifikasi terhadap bahaya dan karakternya, dilanjutkan dengan melakukan
penilaian risiko terhadap bahaya yang ada, setelah itu merekomendasikan upaya
pengendalian yang akan dijalankan (Mallapiang, 2014).

Identifikasi bahaya adalah untuk menyorot operasi kritis tugas, yang berisiko
signifikan bagi kesehatan dan keselamatan karyawan serta menyoroti bahaya yang
berkaitan dengan peralatan tertentu. Bahaya dapat dibagi menjadi tiga kelompok
utama, bahaya kesehatan, bahaya keamanan, dan bahaya lingkungan (Erzian,
2012).

Beberapa pengertian risiko yaitu kesempatan sesuatu terjadi yang akan berdampak
pada tujuan. Bahaya yang mempunyai potensi dan kemungkinan menimbulkan
dampak atau kerugian, kesehatan maupun yang lainnya biasanya dihubungkan
dengan risiko (risk). Berdasarkan pemahaman tersebut, risiko dapat diartikan
sebagai kemungkinan terjadinya suatu dampak atau konsekuensi. Pada umumnya
program K3 yang dilakukan diperusahaan dapat digolongkan atas dua bagian
besar yaitu Sistem Manajemen K3 dan Program Teknis Operasional (Budiono,
2003).
3

Penilaian Risiko adalah Proses mengevaluasi risiko yang muncul dari sebuah
bahaya, lalu menghitung kecukupan dari tindakan pengendalian yang ada dan
memutuskan apakah risiko yang ada dapat diterima atau tidak. Untuk dapat
menghitung nilai risiko, perlu mengetahui dua komponen utama yaitu likelihood
(kemungkinan) dan severity (tingkat keparahan) yang masing masing -mempunyai
nilai cakupan poin satu sampai lima. Likelihood (Kemungkinan Terjadinya)
Adalah kemungkinan terjadinya konsekuensi dengan system pengaman yang ada.
Kriteria likelihood yang digunakan adalah frekuensi dimana dalam perhitunganya
secara kuantitatif berdasarkan data atau record perusahaan selama kurun waktu
tertentu. Severity merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi.
Kriteria consequences severity yang digunakan adalah akibat apa yang akan
diterima pekerja yang didefinisikan secara kualitatif dan mempertimbangkan hari
kerja yang hilang (Mallapiang, 2014).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu
sebagai berikut:
1. Alat tulis
2. Laptop

B. Diagram Alir
Diagram alir pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:

Mulai

Menganalisa suatu aktivitas kerja mulai


dari kegiatan yang dilakukan

Menganalisa resiko, bahaya dan


dampaknya suatu kegiatan

Melakukan perencanaan mengenai


pengendalian bahaya yang dapat terjadi

selesai

Gambar 1. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Adapun data pengamatan pada praktikum kali ini tidak ada dikarenakan tidak
ada pengambilan data ke lapangan.

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang identifikasi bahaya dan


pengendaliannya. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2020
dengan sisitem praktikum yaitu praktikum online. identifikasi bahaya dan
pengendaliannya bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari
resiko, bahaya dan pengendalian dari suatu aktivitas yang dilakukan, lalu
dapat menganalisis resiko dan mengetahui besar kecilnya resiko dari suatu
aktivitas, juga dapat mengetahui bahaya dan besarnya dampak yang terjadi
jika bahaya tersebut terjadi dan mampu membuat perencanaan mengenai
pengendalian bahaya setelah menganalisis bahaya dan resiko. Resiko sendiri
adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode
waktu tertentu, yang mana resiko ini mempunyai dua elemen yaitu sebuah
kemungkinan terjadinya sesuatu dan konsekuensi atas dampak jika hal itu
terjadi sehingga dari resiko itulah nantinya akan dapat menimbulkan bahaya
yang dapat menyebabkan sebuah kerugian ataupun potensi-potensi sumber
ketidakamanan dalam melakukan kegiatan tersebut. maka dari itu dalam
melakukan suatu aktivitas kita harus dapat mengidentifikasi tingkat resiko
dan bahaya pada aktivitas tersebut.

Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk


mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di
tempat kerja. Hal ini digunakan untuk mencegah adanya dampak buruk yang
dapat disebabkan oleh bahaya tersebut, proses pengidentifikasian ini juga
berfungsi untuk meminimalisir ataupun menghilangakan dampak dari potensi
bahaya tersebut sehingga aktivitas tersebut dapat berjalan dengan aman.
Adapun dalam proses pengidentifikasian bahaya dapat dilakukan dengan
6

mempertimbangkan dua hal yaitu kondisi dan kejadian yang dapat


menimbulkan adanya potensi bahaya, dan jenis kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang dapat terjadi. Cara melakukan pengidentifikasian ini kita
dapat melakukan beberapa langakah seperti memperkirakan kejadian apa
yang dapat terjadi mengenali penyebab kejadian tersebut, bagaimana kejadian
tersebut dapat terjadi, lalu dampak yang ditimbulkan dan cara
pengendaliannya. Adapun jenis-jenis bahaya yang dapat mengancam
keselamatan pekerja seperti bahaya kimia yang berupa Bahan kimia yang
dapat beresiko serta beracun bagi tubuh manusia, ditambah lagi bila terkena
dalam jumlah yang banyak. Walau bahan kimia diperlukan dalam beberapa
jenis pekerjaan zat kimia yang terkandung dapat masuk ke tubuh bisa lewat
hidung berbentuk udara, kulit, mata, mulut berbentuk gas, uap, serta aerosol
(debu, asap, kabut). Lalu bahaya fisik ini bisa berbentuk bising, vibrasi, suhu
lingkungan yang berlebihan, serta radiasi. Sebagai contoh tingkat kebisingan
dengan stabil yang didapatkan oleh pekerja bangunan umumnya bisa
memunculkan tuli karena kerja. Lalu vibrasi atau getaran dapat dirasa seluruh
badan atau bagian khusus bila memakai satu mesin/alat dalam tempo lama
bisa menimbulkan ngilu otot, mual, sampai gangguan pembuluh darah. Lalu
bahaya Ergonomi ialah bahaya yang timbul karena pergerakan yang
berulang-ulang atau urutan yang dilakukan sepanjang kerja yang dapat
memunculkan luka ataupun ditandai dengan pegel linu, ngilu sendi, serta
pinggang. Bahaya biologi bahaya ini dapat timbul karena adanya bakteri serta
virus seperti tuberkulosis, hepatitis B, C, serta HIV rawan menulari menulari
pekerja terutama pekerja dalam bidang kesehatan. Dan yang terakhir adalah
bahaya psikologis bahaya ini lebih cenderung terhadap perubahan emosi dan
mental pada seorang pekerja yang biasanya dapat menimbulkan depresi
ataupun yang lainnya.

Dari beberapa sumber bahaya tersebut kita dapat melakukan Analisa kejadian
apa saja yang dapat menimbulkan bahaya, maka dari itu kita dalam
melakukan berupa hierarki pengendalian bahaya untuk meminimalisir atau
bahkan menghilangakn bahaya tersebut, hal tersebut dapat berupa, Eliminasi
yaitu dengan cara memodifikasi desain untuk menghilangakan bahaya, lalu
ada substitusi yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya menjadi
kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem, kemudian ada kontrol
teknik atau perancangan yaitu dengan cara pemberian perlingungan pekerja
secara kolektif, dengan contoh seperti pemberian pelindung mesin, sistem
ventilasi, mengurangi tingkat kebisingan dsb. Kemudian ada pengendalian
administrasi yaitu pengendalian resiko dan bahaya dengan membuat
peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang
dibuat, dan yang terakhir adalah ADP (alat pelindung diri) yaitu dengan
menggunakan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
7

seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian tubuh atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja. (hal ini dapat dilihat di lampiran).

Adapun untuk studi kasus dalam pengidentifikasian bahaya dalam metode


magnetic adalah dengan menjaga alat-alat ukut untuk metode geomagnetic
seperti main unit harus dijaga untuk tidak terkena air dengan membungkus
dengan plastik crep atau bisa juga dengan membawa katong plastik (trasbag),
lalu kita dapat menggunakan payung dan jas hujan jika terjadi hujan tiba-tiba
agar alat tidak rusak dikarenakan alat ukur metode geomagnetic tidak
resistance terhadap air, lalu kita juga perlu berhati-hati saat membawa kabel
agar tidak mengenai tanah sehingga kabel tidak kotor karena jika kotor maka
akan dapat merusak alat dan juga kita harus mengantisipasi supaya sensor
yang kita pegang agar terhindar dari air ataupun ranting-ranting dari
pepohonan yang dapat menyebabkan sensor itu rusak.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang di dapat pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada


periode waktu tertentu, sedangkan bahaya adalah sesuatu yang dapat
menyebabkan sebuah kerugian ataupun potensi-potensi sumber
ketidakamanan.

2. Identifikasi bahaya sendiri merupakan suatu proses yang dapat dilakukan


untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai
penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin
timbul di tempat kerja.

3. Ada beberapa jenis bahaya diantaranya adalah bahaya kimia, fisik, bilogi,
ergonomic dan physicological.

4. Proses hierarki pengendalian bahaya ada beberapa jenis yaitu eliminasi,


substitusi, kontrol teknik atau perancangan, pengendalian administrasi dan
ADP (alat pelindung diri).
DAFTAR PUSTAKA

Erzian Vesta R. Y, Halinda Sari Lubis, Mhd. Makmur Sinaga, MS, 2012.
Gambaran persepsi pekerja tentang Risiko kecelakaan kerja di departemen
produksi dan Utility PT.Wilmar Nabati Indonesia Dumai. Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat.

Mallapiang, Fatmawaty dan Ismi Aulia Samosir. 2014. Analisis Potensi Bahaya
Dan Pengendaliannya Dengan Metode HIRAC. Al-Sihah : Public Health
Science Journal. Vol. VI, No. 2, Hal: 350-362.

Budiono, Sugeng. A. M. 2003. Hiperkes & Keselamatan Kerja. Semarang: Bunga


Rampai UNDIP.
LAMPIRAN
Gambar 2. Contoh studi kasus pengendalian resiko
Scanned by CamScanner
350-362
Al-Sihah : Public Health Science Journal

Analisis Potensi Bahaya Dan Pengendaliannya


Dengan Metode HIRAC
(Studi Kasus : Industri Kelapa Sawit PT. Manakarra Unggul Lestari (PT. Mul) Pada Sta-
siun Digester dan Presser, Clarifier, Nut dan Kernel, Mamuju, Sulawesi Barat)

Fatmawaty Mallapiang 1, Ismi Aulia Samosir 2


1,2
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

ABSTRAK

Setiap aktifitas yang melibatkan faktor manusia, lingkungan dan mesin serta melalui
tahap-tahap proses memiliki risiko bahaya. PT. Manakarra Unggul Lestari merupakan perusa-
haan yang bergerak pada perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian risiko serta
upaya pengendaliannya dengan menggunakan metode HIRAC, terdiri dari identifikasi bahaya,
penlaian risiko, dan pengendalian risiko dibagian pengolahan/produksi minyak kelapa sawit.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pabrik minyak kelapa sawit lelling seban-
yak 84 pekerja dan Sampel pada penelitian ini adalah pekerja/karyawan bulanan tetap seban-
yak 17. Kriteria inklusi yaitu karyawan tetap bagian produksi pada stasiun pencacahan
(Digester) dan pengempaan (Presser), pemurnian (Clarifier), Nut dan Kernel yang bertugas di
pabrik pengolahan PT.MUL, Mamuju Sulawesi Barat. Teknik analisis data dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan metode HIRAC (Hazard Identifica-
tion Risk Asessment Control ). Penarikan sampel berdasarkan teknik Non probability Sam-
pling dengan cara Purposive Sampling.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bagian pengolahan/produksi minyak kelapa
sawit PT. MUL dengan 3 stasiun didalamnya yaiu dimulai dari Identifikasi bahaya : lama
kerja yang berisiko hingga 12 jam kerja, peralatan yang tidak safety, gangguan pernafasan,
peralatan panas, penanganan bahan kimia yang tidak benar kebisingan dan suhu panas, ke-
mudian Penilaian risiko : M (Moderate Risk) risiko menengah, H (High Risk) risiko tinggi,
terakhir pengendalian yang dilakukan berdasarkan Hierarchy of control yaitu Administratif,
Alat pelindung diri (APD), Eliminasi dan Subtitusi
Implikasi dari penelitian ini yaitu 1)training tentang Hazard Identifikasi dan Risk Asses-
ment Control serta penerapan pengendalian secara Tehnis, Administratif dan APD.
2)melaksanakan Review Hazard Identification Risk Asessment Risk Control. 3)pihak pelatihan
oleh manajemen dan penjadwalan tindakan perbaikan secepatnya 4) pembuatan system prose-
dur bekerja secara aman dan prosedur rutin.

Kata Kunci : Identifikasi Bahaya, Metode HIRAC, Pengendalian Risiko

Alamat Korespondensi: ISSN : 2086-2040


Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar Vol. VI, No. 2, Juli-Desember 2014
Email: fatmawatymallapiang@yahoo.co.id
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 351

Pendahuluan Lembaga Swadaya Masyarakat bernama

K ehadiran perkebunan kelapa sawit


secara ekonomis telah memberikan
harapan yang besar bagi para pemilik mo-
Kelompok Pelita Sejahtera di Sumatera
Utara pada periode 2009, yang menyebut-
kan kecelakaan kerja rentan terjadi
dal. Perluasan lahan perkebunan kelapa dikegiatan panen, penyemprotan, dan pe-
sawit terus meningkat. Perluasan tanpa mupukan.
kontrol di mana hutan, lahan perta- Menurut laporan terbaru Organisasi
nian,bahkan pantai pun dieksploitasi men- Perburuhan Internasional (ILO) bertajuk
jadi lahan perkebunan kelapa sawit. Di Su- "Safety in Numbers, sekitar dua juta orang
matera Utara sampai saat ini tercatat luas kehilangan nyawa mereka setiap tahun aki-
perkebunan kelapa sawit sekitar 600.000 ha bat kecelakaan, luka-luka, atau penyakit di
dengan jumlah buruh 132.000 buruh. tempat kerja. Angka tersebut setara dengan
Persaingan industri termasuk industri 5.000 pekerja per hari atau tiga orang
perkebunan kelapa sawit yang semakin setiap menitnya. Dari sekitar 270 juta kece-
ketat menuntut perusahaan untuk mengop- lakaan kerja yang terjadi, 355 ribu dianta-
timalkan seluruh sumber daya yang di- ranya merupakan kecelakaan fatal, dan 160
miliki dalam menghasilkan produk juta penyakit akibat pekerjaan terjadi setiap
berkualitas tinggi. Kualitas produk yang di tahun.(ILO, 1992). Berdasarkan data Dep-
hasilkan tidak terlepas dari peranan sumber nakertrans, angka kecelakaan kerja di Indo-
daya manusia (SDM) yang dimiliki perusa- nesia terkhusus industri kelapa sawit masih
haan. Faktor-faktor produksi dalam perusa- tergolong tinggi dengan 37.845 jumlah ka-
haan seperti modal, mesin, dan material sus kecelakaan kerja , meskipun cenderung
dapat bermanfaat apabila telah diolah oleh turun dari tahun ke tahun.
SDM. SDM sebagai tenaga kerja tidak ter- PT. MUL merupakan perusahaan
lepas dari masalah-masalah yang berkaitan yang bergerak dalam bidang perkebunan
dengan keselamatan dan kesehatannya se- dan produksi minyak kelapa sawit, PT.
waktu bekerja. Inovasi perusahaan mencip- MUL yang terletak di Mamuju, Sulawesi
takan kondisi K3 sangatlah dibutuhkan Barat bertempat di Desa Tommo Lelling
guna mengantisipasi timbulnya insiden merupakan anak cabang dari PT. Widya
yang terjadi. Sebab, harus disadari kece- Corporation termasuk salah satu anak ca-
lakaan yang terjadi di perkebunan dan bang yang didirikan ±2 tahun sehingga PT.
pabrik akan menciptakan dampak negatif MUL termasuk industri yang baru didiri-
kepada perusahaan. Menurut hasil kajian kan. SDM yang tercatat sebagai karyawan
352 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014

K3 bisa dikatakan sangat minim. tan dan Kesehatan. Ini menepati firman Al-
Dari data dan observasi lapangan lah dalam Surah al-Baqarah ayat 195
pada tahun 2013 di PT. MUL telah terjadi Terjemahnya :
“Dan infakkanlah (hartamu) dijalan Allah
kecelakaan kerja lebih dari 5 kasus kurang
dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri)
dari 6 bulan. Jika ditinjau dari program Ke- dalam kebinasaan dengan tangan sendiri,
dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah
selamatan Kerja PT. MUL pernah menerap-
menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
kan menuju kondisi kecelakaan kerja nihil. (QS. 2:195)
Namun kenyataannya masih dijumpai kece-
Melihat firman Allah berdasarkan
lakaan kerja seperti : terjepit, terpeleset,
Tafsir Al-Misbah, bahwa Allah swt sesung-
terkena air panas, jari tangan terpotong, ter-
guhnya tidak menghendaki adanya kerusa-
sangkut terutama di stasiun loading ramp
kan dimuka bumi ini. Segala sesuatunya
pada saat perangkaian Lori (penampungan
yang diciptakan Allah swt diberikan kepada
TBS) dan semakin jelas dengan adanya ka-
manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik
sus kecelakaan kerja kurang dari 12 bulan.
-baiknya. Dan manusia sebagai mahluk
Berdasarkan data kecelakaan kerja
yang diberi akal dan kemampuan dari se-
yang terjadi diatas oleh karena itu perlu di-
mua mahluk hidup ciptaanNya diberi perin-
lakukan penelitian. Untuk menganalisis
gatan untuk tidak melakukan kerusakan
tingkat potensial Hazard dan penilaian
dengan perbuatannya (perilakunya tidak
Risiko disertai upaya pengendalian. Peneliti
aman) dimana dengan berperilaku tidak
menggunakan metode Hazard Identification
aman tersebut akan menciptakan kondisi
Risk Assessment Control (HIRAC).
yang dapat membahayakan dirinya sendiri
Metode HIRAC adalah salah satu me-
maupun terhadap orang lain dan juga terha-
tode teknik identifikasi, analisis bahaya dan
dap kelangsungan hidup ciptaanNya yang
pengendalian risiko serta penerapan pen-
lain (lingkungan hidup).
gendalian yang digunakan untuk meninjau
Penelitian ini bertujuan untuk menge-
proses atau operasi pada sebuah sistem se-
tahui bagaimana menganalisis potensi ba-
cara sistematis. (Husni,L 2005).
haya serta upaya pengendaliannya dengan
Berdasarkan data diatas, kecelakaan
menggunakan metode HIRAC pada industri
yang terjadi pada suatu industri besar tak
kelapa sawit PT. MUL, Mamuju Sulawesi
lepas dari peran pekerja dan atasannya. Is-
Barat tahun 2014.
lam memerintahkan kita melakukan suatu
Manfaat penelitian adalah Sebagai
pekerjaan dengan cara yang sebaik-baiknya
salah satu sumber pengembangan ilmu pen-
dengan mengutamakan menjaga Keselama-
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 353

getahuan yang berkaitan dengan upaya po- pengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi
tensi bahaya dalam lingkup penerapan Ke- dalam aktifitas rutin ataupun non rutin di
selamatan dan Kesehatan Kerja, sebagai dalam perusahaan, untuk selanjutnya dila-
sumber informasi dan bahan rekomendasi kukan penilaian risiko dari bahaya tersebut
kepada pihak Industri PT. MUL Mamuju dan dilanjutkan upaya pengendalian.
Sulawesi Barat, khususnya bagi Asisten (Report, Cilegon 2011).
Kepala (Askep) dan Koordinator Asisten Definisi, Ruang Lingkup dan Konsep
serta pekerja pabrik mengenai pengenalan HIRAC
sumber bahaya yang menyebabkan terjad- HIRAC atau biasa disebut Hazard
inya kecelakaan kerja, sebagai pengalaman Identification Risk Assessment and Control
berharga bagi peneliti dalam memperluas adalah Proses mengidentifikasi bahaya,
wawasan melalui kegiatan penyusunan pro- mengukur, mengevaluasi risiko yang mun-
posal, kegiatan penelitian, dan penulisan cul dari sebuah bahaya, lalu menghitung
hasil penelitian. kecukupan dari tindakan pengendalian
yang ada dan memutuskan apakah risiko
Metode Penelitian yang ada dapat diterima atau tidak.
Jenis Penelitian adalah deskriptif den- (Hadiguna, 2009).
gan konsep metode HIRAC. Penelitian ini Identifikasi bahaya dan penilaian
dilaksanakan di kawasan perindustrian ke- risiko serta pengontrolannya harus dilaku-
lapa sawit PT. MUL, Desa Tommo Ma- kan di seluruh aktifitas usaha, termasuk
muju, Sulawesi Barat. aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan
Populasi pada penelitian ini yaitu se- tersebut dilakukan oleh karyawan langsung
luruh pekerja pabrik minyak kelapa sawit maupun karyawan kontrak, suplier dan
lelling sebanyak 84 pekerja dengan sampel kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau per-
sebanyak 17 orang dengan Kriteria inklusi sonal yang masuk ke dalam tempat kerja.
yaitu karyawan tetap bagian produksi pada Identifikasi bahaya dan penilaian risiko ha-
stasiun Digester dan Presser, stasiun Clari- rus dilakukan oleh karyawan yang mem-
fier, Nut dan Kernel yang diambil secara punyai kompetensi sesuai dengan standar
Non probability Sampling dengan cara Pur- kompetensi yang ditetapkan oleh usaha.
posive Sampling, Pendekatan yang diguna- Ada tiga bagian utama dalam
kan dalam penelitian ini adalah dengan HIRAC, yaitu: upaya melakukan identifi-
menggunakan metode HIRAC yang meru- kasi terhadap bahaya dan karakternya, di-
pakan suatu metode dan memiliki prosedur lanjutkan dengan melakukan penilaian
354 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014

risiko terhadap bahaya yang ada, setelah itu yang lainnya biasanya dihubungkan dengan
merekomendasikan upaya pengendalian risiko (risk). Berdasarkan pemahaman terse-
yang akan dijalankan. but, risiko dapat diartikan sebagai kemung-
Identifikasi Bahaya kinan terjadinya suatu dampak atau konse-
Identifikasi bahaya adalah untuk men- kuensi. Pada umumnya program K3 yang
yorot operasi kritis tugas, yang berisiko sig- dilakukan diperusahaan dapat digolongkan
nifikan bagi kesehatan dan keselamatan atas dua bagian besar yaitu Sistem Mana-
karyawan serta menyoroti bahaya yang ber- jemen K3 dan Program Teknis Operasional.
kaitan dengan peralatan tertentu. Bahaya (Wahyu.S, 2013)
dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, Penilaian Risiko adalah Proses menge-
bahaya kesehatan, bahaya keamanan, dan valuasi risiko yang muncul dari sebuah ba-
bahaya lingkungan (Erwinblog, 2013). haya, lalu menghitung kecukupan dari tin-
Beberapa jenis pekerjaan harus dakan pengendalian yang ada dan memu-
diketahui terlebih dahulu oleh pihak Indus- tuskan apakah risiko yang ada dapat diter-
tri, terlebih bagi pekerja sebelum melaku- ima atau tidak.
kan pekerjaannya dan mengetahui status Untuk dapat menghitung nilai risiko,
pekerjaan masing - masing, kemudian mela- perlu mengetahui dua komponen utama
kukan analisis identifikasi bahaya dengan yaitu Likelihood (kemungkinan) dan Sever-
beberapa cara berikut ini : ity (tingkat keparahan) yang masing masing
1) Melibatkan pekerja, 2) Orang yang men- -mempunyai nilai cakupan poin satu sampai
ganalisis memiliki pemahaman dari peker- lima.
jaan, 3) Review sejarah kecelakaan kerja, Likelihood (Kemungkinan Terjadinya)
4) Diadakan diskusi dengan pekerja yang Adalah kemungkinan terjadinya konse-
akan menempati posisi yang dinilai kuensi dengan system pengaman yang ada.
memiliki risiko, 5) Adanya peringkat dan Kriteria Likelihood (seperti pada tabel 1)
prioritas untuk pekerjaan yang berbahaya, yang digunakan adalah frekuensi dimana
6) Outline langkah-langkah atau tugas. dalam perhitunganya secara kuantitatif ber-
Penilaian Risiko dasarkan data atau record perusahaan se-
Beberapa pengertian risiko yaitu ke- lama kurun waktu tertentu.
sempatan sesuatu terjadi yang akan berdam-
pak pada tujuan. Bahaya yang mempunyai
potensi dan kemungkinan menimbulkan
dampak atau kerugian, kesehatan maupun
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 355

Severity (Tingkat keparahan)


Severity merupakan tingkat keparahan
yang diperkirakan dapat terjadi. Kriteria
consequences severity yang digunakan
adalah akibat apa yang akan diterima
pekerja yang didefinisikan secara kualitatif
dan mempertimbangkan hari kerja yang
hilang (seperti pada Tabel. 2)
Instumen Penelitian yang digunakan
yaitu Worksheet HIRAC, meliputi :
kegiatan produksi, temuan sumber bahaya,
Worksheet Risk Asessment (matrix
penilaian risiko), Penggunaan alat pengu-
kuran kebisingan dan suhu iklim kerja
yaitu Sound level meter dan Termometer
ruangan.
Berikut Gambar dari kolom Likeli-
hood dan Severity yang digunakan se-
hingga menghasilkan sebuah matrix
356 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014

dalian yaitu: eliminasi, substitusi, rekayasa


engineering, administrasi, dan penggunaan
APD.

Pembahasan

Alur Proses Pengolahan Minyak Kelapa

Terlihat pada Gambar. 3 Matrix Sawit PT. MUL

Penilaian Risiko yang dimana merupakan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS)

hasil gabungan dari dua komponen yaitu Lelling merupakan salah satu PMKS yang

Likelihood dan Severity yang ditandai den- dimiliki oleh PT. Manakarra Unggul Lestari

gan indikator huruf A sampai dengan E un- yang berfungsi sebagai tempat proses pen-

tuk Likelihood dan penilaian cakupan poin golahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi

1 sampai 5 untuk Severity. CPO dan kernel. Untuk mendukung opera-

Kemudian pada Gambar. 4 Tingkat sional pengolahan tersebut, PMKS Lelling

Risiko/Risk Rating menunjukkan ada 4 dilengkapi dengan beberapa stasiun. Masing

warna dan huruf yang dimana setiap warna -masing stasiun saling berkaitan satu den-

memiliki arti terhadap huruf yang tertera. gan lainnya sehingga tercipta suatu proses

Upaya Pengendalian pengolahan yang kontinuitas. Stasiun utama

Control (pengendalian) adalah upaya merupakan stasiun yang berhubungan se-

pengendalian untuk menekan risiko menjadi cara langsung dengan proses pengolahan

serendah mungkin. Pengendalian dilakukan TBS menjadi CPO dan kernel. Stasiun

secara sistematis mengikuti hirarki pengen- utama di PMKS Lelling antara lain :
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 357

Stasiun Fruit Reception, Stasiun Batas yaitu >85 dB untuk keterpaparan 8


Sterilizer, Stasiun Threshe), Stasiun Di- jam/hari dan suhu >29°C/Hari baik pada
gester dan Presser, Stasiun Clarifier, Sta- bagian Digester maupun Presser. Berdasar-
siun Nut dan Kernel. kan hasil pengukuran yang telah dilakukan,
kebisingan pada stasiun ini 95 dB dan Suhu
Identifikasi Sumber Bahaya iklim kerja yang meningkat akibat kontri-
Identifikasi bahaya adalah dasar dari busi dengan panasnya mesin Press dan Di-
pengelolaan keselamatan kerja modern, gester sehingga temperature menjadi 39 -
yang didalam perusahaan program pengel- 40°C pada keterpaparan > 8 jam kerja/hari.
olaan ini disusun berdasarkan tingkat risiko Uap panas yang dikeluarkan oleh me-
yang ada di lingkungan kerja. Dengan hara- sin Digester.
pan dapat menghilangkan atau meminimal- Pipa/peralatan yang panas sering kali
kan sampai batas yang dapat diterima dan menyebabkan luka bakar pada pekerja
ditoleransi baik dari kaidah keilmuan mau- Penggunaan APD yang tidak disiplin
pun tuntuan hukum dari setiap bahaya yang berupa masker.
ada dengan kondisi bagaimanapun. Hasil Stasiun Clarifier
penelitian identifikasi bahaya dengan Lama jam kerja (lembur) pada stasiun
menggunakan metode HIRAC di PT. MUL ini adalah 12 jam kerja dimana >8 jam
pada bagian pengolahan/produksi minyak kerja merupakan lama kerja yang akan
kelapa sawit dari stasiun Digester dan menyebabkan kelelahan dan menurunnya
Presser sebagai berikut : konsentrasi kerja.
Stasiun Digester dan Presser Selain itu lingkungan kerja yakni ke-
Potensi bahaya kerja di Stasiun Digester bisingan dan Suhu iklim kerja (panas) yang
dan Presser yaitu : ada pada stasiun ini melebihi Nilai Am-
Lama jam kerja (lembur) pada stasiun bang Batas dimana kebisingan >85 dB un-
ini yaitu 9 jam kerja dimana >8 jam kerja tuk keterpaparan 8 jam/hari dan suhu iklim
merupakan lama kerja yang berisiko yang kerja (panas) >29°C/Hari.
mengakibatkan pada kelalaian karena kele- Lantai dan tangga yang licin akibat
lahan dan mengakibatkan kecelakaan kerja tetesan minyak yang berasal dari pulp hasil
(menurunnya konsentrasi kerja). dari ekstraksi stasiun Digester dan Presser.
Pada lingkungan kerja yakni kebisin- Peralatan (mesin)/Pipa yang panas
gan dan Suhu iklim kerja (panas) yang ada yang berpotensi menyebabkan luka bakar
pada stasiun ini melebihi Nilai Ambang pada saat bekerja
358 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014

Getaran mesin yang terpapar langsung bahan kimia tersebut kontak langsung den-
pada pekerja. gan lantai selain.
Stasiun Nut dan Kernel Pekerja tidak menggunakan APD
Potensi bahaya kerja di Stasiun Nut (sarung tangan dan masker) saat melakukan
dan Kernel yaitu : pencampuran pada Kernel.
Lama jam kerja (lembur) pada stasiun Penilaian Risiko
ini yakni 12 jam kerja dimana bekerja >8 Risiko merupakan kombinasi dari
jam kerja merupakan lama kerja yang akan Likelihood/probability (Aspek Kemungki-
menyebabkan kelelahan dan menurunnya nan) dan Severity (Aspek Kerugian) dari
konsentrasi kerja. suatu kejadian membahayakan yang terjadi.
Sikap kerja yang tidak Ergonomis, Penilaian Risiko ditujukan untuk menyusun
pada saat menuangkan Calsium Carbonate prioritas penanganan bahaya Berikut ini
pada Claybath dengan cara memanjat dan
salah satu tangan memegang Claybath dan
tangan satunya lagi bertumpu menahan be-
ban berat badan.
Terkait lingkungan kerja yakni kebis-
ingan dimana kebisingan yang sangat tinggi
terdapat pada Stasiun ini dikarenakan pen-
goprasian mesin Polishing Drum yang bero-
prasi dan Suhu iklim kerja (panas) melebihi
Nilai Ambang Batas yakni kebisingan >85
dB untuk keterpaparan 8 jam/hari dan suhu Nilai risiko yang terdapat pada potensi
>29°C/Hari. Berdasarkan hasil pengukuran bahaya kerja di Stasiun Digester dan
yang telah dilakukan kebisingan pada sta- Presser terdiri dari 2D, 4B, 3D, 3D, 3D, dan
siun ini mencapai 100 dB dan suhu iklim 3C.
kerja (panas) 32°C pada keterpaparan > 8 Selanjutnya pada table 4, nilai risiko
jam kerja/hari. yang terdapat pada potensi bahaya kerja di
Selain dari jam kerja, lingkungan Stasiun Clarifier terdiri dari 2C, 3C, 3B,
kerja dan sikap kerja potensi bahaya lainnya 3C, 4B, 3A dan 3C.
yang berisiko yaitu penumpukan bahan ki-
mia dimana cara penyimpanannya di Area
pengolahan tanpa diberi dudukan sehingga
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 359

Tabel 4. Penilaian risiko pada stasiun dasarkan Hyerarchy of control antara lain :
Pemurnian (Clarifier) Stasiun Digester dan Presser
Pengendalian yang direkomendasi-
kan oleh peneliti pada Stasiun Digester dan
Presser :
Kecelakaan kerja (kelelahan) : pen-
gendalian yang digunakan adalah pengen-
dalian secara Administratif, berupa pengu-
rangan jam kerja (lembur).
Gangguan pendengaran : pengenda-
lian yang digunakan adalah pengendalian
secara Administratif berupa pemeriksaan
kesehatan secara berkala pada pekerja dan
APD, berupa Ear plug.
Tabel 5. Penilaian Risiko pada Stasiun
Nut dan Kernel Heat exhausting : pengendalian yang
digunakan adalah pengendalian secara Ad-
ministratif berupa penyediaan air galon/
cairan elektrolit setiap harinya pada stasiun
ini.
Luka bakar : pengendalian yang
digunakan adalah pengendalian secara Ad-
ministratif, berupa pembuatan prosedur
kerja secara aman terutama pada saat men-
goprasikan mesin dan APD, yaitu sarung

Nilai risiko yang terdapat pada po- tangan.

tensi bahaya kerja di Stasiun Nut dan Ker- Luka melepuh : pengendalian yang

nel terdiri dari 3D, 2C, 2C, 3C, 4B, 3B dan digunakan adalah pengendalian secara Ad-

2C. ministratif, berupa pembuatan prosedur

Pengendalian Risiko kerja secara aman terutama pada saat men-

Pengendalian yang direkomendasikan goprasikan alat dan APD, yaitu sarung tan-

oleh peneliti untuk diterapkan PT. MUL gan.

dengan metode HIRAC dilakukan ber- Gangguan pernafasan : pengendalian


yang digunakan adalah APD berupa
360 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014

masker. digunakan adalah pengendalian secara Ad-


Stasiun Clarifier ministratif, berupa pembuatan prosedur
Pengendalian yang direkomendasikan kerja sebagai bentuk kerja aman terhadap
oleh peneliti pada Stasiun Clarifier : peralatan yang dioprasikan dan APD yaitu
Terjatuh, luka : pengendalian yang sarung tangan dalam pengerjaan rantai mo-
digunakan adalah pengendalian secara tor mesin.
Eliminasi, berupa penghilangan sumber ba- Terjatuh, luka : pengendalian yang
haya tetesan mintak pada lantai dan APD, digunakan adalah pengendalian secara Ad-
yaitu sepatu safety. ministratif, berupa penambahan pengeta-
Luka bakar : pengendalian yang huan mengenai sikap kerja aman dan nya-
digunakan adalah pengendalian secara Ad- man dalam bekerja.
ministratif, berupa pembuatan prosedur Heat exhausting : pengendalian yang
kerja sebagai bentuk kerja aman terhadap digunakan adalah pengendalian secara Ad-
peralatan yang dioprasikan dan APD yaitu ministratif, berupa penyediaan air galon/
sarung tangan dalam pengoprasian mesin cairan elektrolit setiap harinya pada stasiun
Heat exhausting : pengendalian yang ini.
digunakan adalah pengendalian secara Ad- Kecelakaan kerja (kelelahan) : pengen-
ministratif, berupa penyediaan air galon/ dalian yang digunakan adalah pengendalian
cairan elektrolit setiap harinya pada stasiun secara Administratif, berupa pengurangan
ini. jam kerja (lembur).
Kecelakaan kerja (kelelahan) : pen- Gangguan pendengaran : pengendalian
gendalian yang digunakan adalah pengenda- yang digunakan adalah pengendalian secara
lian secara Administratif, berupa penguran- Administratif berupa pemeriksaan kese-
gan jam kerja (lembur). hatan secara berkala pada pekerja dan APD
Gangguan pendengaran : pengenda- berupa Ear plug.
lian yang digunakan adalah pengendalian Dermatitis kontak : pengendalian yang
secara Administratif berupa pemeriksaan digunakan adalah APD berupa sarung tan-
kesehatan secara berkala pada pekerja dan gan sehingga bahan kimia tidak kontak
APD berupa Ear plug. langsung dengan kulit
Stasiun Nut dan Kernel
Pengendalian yang direkomendasikan Penutup
pada Stasiun Stasiun Nut dan Kernel : Kesimpulan
Luka cidera : pengendalian yang Kesimpulan yang dapat diambil dari peneli-
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 361

tian ini adalah sebagai berikut: Assunnah, Milis (2009). Pentingnya Safety
Identifikasi bahaya : Talk Sebagai Usaha Pencegahan
Kecelakaan. Bontang: Darussalaf.
Stasiun pencacahan (Digester) dan
Anggi Ajie Permana,Winardi Dwi
pengempaan (Presser) serta stasiun pemur-
Nugraha, Mochtar Hadiwidodo,
nian (Clarifier) potensi bahayanya, 1) lama 2012. Analisis manajemen Risiko
kerja yang berisiko hingga 12 jam kerja, 2) studi kasus : unit pelaksana teknis
peralatan yang tidak safety, 3) gangguan balai pengujian dan laboraturium
lingkungan hidup. Jawa tengah :
pernafasan dan peralatan panas yang ber-
Fakultas Teknik Lingkungan.
isiko pada luka bakar, 4) kebisingan men-
Anonim. Ekologi Industri Pengembangan
capai 95 dB dan suhu panas 39-40°C, Kelapa Sawit. Available. http://
Stasiun Nut dan Kernel potensi bahayanya : onl ine buku.c om /2010/01/08/
1) pada stasiun inilah terdapat kebisingan e k o l o g i - i n d u s t r i -
pe ngem ba nganke la pa -sa wi t /.
yang sangat tinggi yang berasal dari Polish-
(diakses tanggal 05 Juli 2014).
ing drum yaitu 100 dB, 2) lama kerja yang
Assunnah, Milis 2009. Pentingnya Safety
berisiko, 3) penanganan bahan kimia yang Talk Sebagai Usaha Pencegahan
tidak benar Kecelakaan. Bontang: Darussalaf.
Hasil penilaian risiko yang dilakukan di Ahmad, Zain. Pusat Kajian Fikih dan Ilmu
-ilmu Keislaman. Diakses pada
PT. MUL dengan menggunakan metode
tanggal 14 Juli 2014 http://
HIRAC yaitu Stasiun pencacahan
www.ahmadzain.com/read/karya-
(Digester) dan pengempaan (Presser, Sta- tulis/310/air-sebagai-sumber-
siun terakhir Nut dan Kernel dengan ting- kehidupan/ .2010
kat risiko M (Moderate Risk) risiko menen- Budiono, Sugeng. A. M. 2003 Hiperkes &
Keselamatan Kerja. Semarang :
gah dan H (High Risk) risiko tinggi. Hasil
Bunga Rampai UNDIP.
pengendalian yang dilakukan dengan
Erzian Vesta R. Y, Halinda Sari Lubis,
menggunakan metode HIRAC di PT. MUL Mhd. Makmur Sinaga, MS, 2012.
yaitu stasiun pencacahan (Digester) dan Gambaran persepsi pekerja ten-
pengempaan (Presser), Stasiun pemurnian tang Risiko kecelakaan kerja di
departemen produksi dan Utility
(Clarifier) dan Stasiun terakhir Nut dan
PT.Wilmar Nabati Indonesia Du-
Kernel pengendalian yang digunakan
mai. Medan : Fakultas Kesehatan
adalah Administratif, APD, Eliminasi dan Masyarakat.
Subtitusi. Iskandar, Muhaimin (2010). Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Trans-
migrasi Republik Indonesia No-
Daftar Pustaka
362 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014

mor PER.08/MEN/VII/2010 ten- Universitas Indonesia Jakarta.


tang Alat Pelindung Diri. Jakarta: Samosir, aulia ismi.Muh, yusuf. Qamaria
Kementrian Tenaga Kerja dan cahya nur. 2013.
Transmigrasi RI. ―LaporanAkhirHasilMagangKesela
Juliana, Anda Ivana 2008. Implementasi matandanKesehatanKerja PT. Ma-
Metode Hazops dalam Proses nakarraUnggulLestariTahun 2013.
Identifikasi Bahaya dan Analisa Samosir, aulia ismi.Muh, yusuf.
Risiko Pada Feedwater System di Qamaria cahya nur. 2013.
Unit Pembangkitan Paiton PT. ―LaporanAkhirHasilMagangKesela
PJB. Surabaya: Politeknik Perka- matandanKesehatanKerja PT. Ma-
palan Negeri Surabaya. nakarraUnggulLestariTahun 2013.
Kemenlh. 2007 Panduan Penyusunan dan Sahab, Syukri 1997. Teknik Manajemen Ke-
Pemeriksaan Dokumen UPKL- sehatan dan Keselamatan Kerja.
UPL Perkebunan Kelapa Sawit. PT. Bina Sumber daya Manusia.
Jakarta. Jakarta.
Kemeperin 2007. Gambaran Sekilas Indus- Syahza, A 2002. Potensi Pembangunan In-
tri Minyak Kelapa Sawit. Jakarta. dustri Hilir Kelapa Sawit di
Mentri Tenaga Kerja. Permenaker Daerah Riau, dalam Usahawan
05/Men/1996. Jakarta : Depnaker, Indonesia, No. 04/TH XXXI April
1996. 2002, hal 45-51. Lembaga Mana-
Munawir, A 2010. HAZOP, HAZID, VS jemen FE UI. Jakarta.
JSA. Migas Indonesia. Syihab, M Quraish. 2009. Tafsir Al-Misbah.
http://tech.groups.yahoo.com/grou Volume 10. Jakarta: lentara hati.
p/Migas_Indonesia/message/12816 Syaaf, F. 2008. Analisis Perilaku Berisiko
6. (diakses 27 April 2014). (At-Risk Behavior) pada Pekerja
Novianto, F. 2010. Analisis Kecelakaan dan Unit Usaha Las Sektor Informal di
Kesehatan Kerja dan Upaya Kota X Tahun 2008. Skripsi. Fa-
Pencegahannya di Bagian Floor- kultas Kesehatan Masyarakat. Uni-
ing dengan Pendekatan Risk Asses- versitas Indonesia: Depok.
ment PT. Dharma Satya Nusantara Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kese-
Surabaya. Skripsi : Fakultas hatan Kerja. Surakarta. Harapan
Teknologi Industri. Press.
Rizky, A 2006. Kesehatan dan Keselamatan Watik, Ahmad. 2013. Dasar- dasar Me-
Kerja Sebagai Komponen Jam- todologi Penelitian Kedokteran
sostek : Makalah Fakultas Hukum dan Kesehatan. Jakarta: Rajawali

Anda mungkin juga menyukai