MODUL 3
PEMODELAN ANOMALI MEDAN GRAVITASI
TANGGAL PRAKTIKUM
JUMAT, 04 OKTOBER 2019
JAKARTA – INDONESIA
© 2018 – TEKNIK GEOFISIKA
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Pertamina
Modul 3 Pemodelan Medan Anomali Gravitasi
Mata Kuliah GP3105Gaya Berat dan Magnet
ABSTRAK
Praktikum tentang Pemodelan Medan Anomali Gravitasi ini
bertujuan untuk memahami bagaimana konsep anomali dengan
melakukan pemisahan antara regional dan residual dimana regional
merupakan sumber anomali dalam dan residual merupakan sumber
anomali dangkal serta memodelkan anomali berdasarkan peta geologi
pada suatu daerah. Pada pemisahan regional dan residual dapat telihat
dari hubungannya dengan bilangan gelombang, panjang gelombang,
serta frekuensi. Bilangan gelombang kecil, panjang gelombang
panjang serta frekuensi yang rendah menunjukkan zona anomali dalam
atau zona regional, sedangkan bilangan gelombang besar, panjang
gelombang pendek serta frekuensi yang tinggi menunjukkan zona
anomali dangkal atau zona regional. Anomali dangkal disebabkan
adanya sebaran batuan berdesnsitas tinggi sedangkan anomali dangkal
disebabkan adanya pesebaran densitas rendah. Untuk mengtahui lebih
lanjut dilakukan pemodelan anomali diaman daerah yang
dodgambarkan hanyalah bawah permukaan, anomali tinggi
menunjukkan batuan densitas tinggi begitu pula sebaliknya, dengan
mengkorelasikan model dengan penampang pada peta geologi dapat
lebih diinterpreatsi bagaimana kondisi dibawah permukaan terutama
perihal densitas dan jenis batuan yang tersebar.
I. TUJUAN
Dapat memahami zona regional dan zona reisudal berdasarkan kurva
analisa spektrum
Dapat membuat peta regional dan peta residual berdasarkan peta CBA
serta menginterpreatisakannya
Dapat memodelkan anomali dan menginterpretasikan pemodelan tersebut
Percepatan gravitasi
Dalam pengukuran gayaberat yang diukur bukan gaya gravitasi F,
melainkan percepatan gravitasi g. Hubungan antara keduanya dijelaskan oleh
hukum Newton II yang menyatakan bahwa sebuah gaya adalah hasil perkalian
dari massa dengan percepatan. Hukum Newton mengenai gerak Newton, yaitu: F
= mg Interaksi antara bumi (bermassa M) dengan benda di permukaan bumi
(bermassa m) sejauh jarak R dari pusat keduanya juga memenuhi hukum
tersebut, maka dari persamaan (3) dan (4) didapatkan: g = G dimana satuan g
adalah m/det2 dalam SI, atau Gal (Galileo), yaitu 1 cm/det2 . Karena pengukuran
dilakukan dalam variasi percepatan gravitasi yang begitu kecil, maka satuan
yang sering digunakan adalah miliGal (mGal). Persamaan (5) menunjukkan
bahwa besarnya percepatan yang disebabkan oleh gravitasi di bumi (g) adalah
berbanding lurus dengan massa bumi (M) dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jari-jari bumi (R). Dalam metode gravitasi, pengukuran dilakukan
terhadap nilai komponen vertikal dari percepatan gravitasi di suatu tempat.
Namun pada kenyataannya, bentuk bumi tidak bulat sehingga terdapat variasi
nilai percepatan gravitasi untuk masing-masing tempat. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi nilai percepatan gravitasi adalah perbedaan derajat garis lintang,
perbedaan ketinggian (topografi), kedudukan bumi dalam tata surya, variasi rapat
massa batuan di bawah permukaan bumi, perbedaan elevasi tempat pengukuran,
dan hal lain yang dapat memberikan kontribusi nilai gravitasi, misalnya
bangunan.
station Drift Time (h) Drift of gravimeter (g.u.) pada alat gravimeter selama
proses perjalanan dari satu stasiun ke stasiun berikutnya.
dimana:
Dn = koreksi drift pada titik
n gakhir = pembacaan gravimeter pada akhir looping
go = pembacaan gravimeter pada awal looping
takhir = waktu pembacaan pada akhir looping
to = waktu pembacaan pada awal looping
tn = waktu pembacaan pada stasiun n
menarik bidang pengukuran (P) ke bidang datum yaitu bidang geoid (Po)
(Gambar 16).
lengkap, keduanya baik anomali regional maupun lokal saling terdistorsi oleh
efeknya masing-masing. Karena Kedua anomali tersebut mempunyai fungsi
yangberlainan maka kedua anomali tersebut harus dipisahkan untuk mendapatkan
manfaatnya secara optimum. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan anomali regional dan lokal terdapat dua cara yaitu :
1. Metode Grafis
Yang termasuk metode ini antara lain : Metode Penghalusan (Smoothing),
Metode Kontur dan Metode Griffin.
2. Metode Analitik
Yang termasuk metode ini antara lain : Perhitungan langsung dengan
Metode Titik Pusat dan Cincin, Metode Turunan Vertikal Kedua, Metde
Polynomial Fitting.
Metode pemisahan dapat ditentukan untuk mendapatkan anomali yang
berasosiasi dengan kondisi geologi yang menarik/ diinginkan.
Dibuka New Plot pada surfer, klik Grid, pilih data, dan buka file
.bln yang telah disimpan sebelumnya, pilih metode gridding
yaitu Kriging, lalu klik OK
Klik New Contour Map, ditampilkan peta CBA, atur warna peta
sesuai yang diinginka
Dimasukkan titik pengukuran dengan klik Post Layer, buka
CBA.txt, kemudian diatur pada bagian general
Klik Map, klik Digitize, kemudian dipilih dari area kontur dari
bawah hingga atas agar mewakili semua daerah untuk
mennetukan koordinat slice, lalu klik file, klik Save, simpan
dalam format .bln
Klik Grid, plilih Slice, buka file surfer, pilih data Excel, lalu
simpan dalam format .bln dan .dat
Dibuka Microsoft Excel, buka file yang berisi koordinat X,
koordinat Y, dan CBA
Dibuka file slice.dat yang telah dilakukan digitize, kemudian
pilih Fixed width, klik next hingga finish dimana kolom A berisi
koordinat X, kolom B berisi koordinat Y, kolom C berisi CBA,
dan kolom D berisi spasi dimana besar spasi yaitu 195
Gambar 11. Data Digitize Pada Saat Posisi CBA dan Spasi Ditukar
Sumber : Microsoft Excel, 2007
Klik Map, pilih New, kemudian Contour Map, lalu buka file
Out.grd yang telah disimpan sebelumnya, dan ditampilkan
output dari peta regional
Klik Grid, pilih Math, kemudian add grid dan pilih file
CBA.grd serta Out.grd, lalu ditulis A-B untuk
mendapatkan peta residual, klik OK
IV. ANALISIS
Berdasarkan data gravity yang telah diolah dihasilkan kurva analisis
spektral yang mengindikasikan zona regional (anomali dalam), zona
residual (anomali dangkal), dan noise yang mana dalam membedakan
zona-zona ini.
E E’
III. KESIMPULAN
Dari kurva analisis spektral dapat dibagi bagian zona
regional, zona residual, dan noise berdasarkan trend dari
kurva tersebut. Zona regional cenderung memilki frekuensi
yang rendah yang mengindikasikan bahwa anomali pada
zona ini dalam sedangkan pada zona residual cenderung
memiliki frekuensi yang tinggi sehingga mengindikasikan
bahwa zona ini memiliki anomali yang dangkal.
Berdasarkan peta CBA dapat dilakukan pemisahan antara
regional dan residual dimana dengan menggunakan metode
moving avarage window filter menghaasilkan output dengan
frekuensi rendah sehingga menampikan peta regional. Untuk
memeproleh peta residual maka dilakukan pengurangan
antara data CBA dengan data regional. Dari peta regional
terlihat bahwa resolusi yang didaptkan lebih smooth
dibandingkan yang residual, kemungkinan karena pada zona
regional menggambarkan fitur geologi yang besar seperti
cekungam, sedangkan pada peta residual menggambarkan
fitur geologi kecil seperti patahan.
Berdasarkan data CBA dapat dilakukan pemodelan dimana
pemodelan menggambarkan anomali pada suatu daerah.
Pemodelan dikorelasikan dengan peta geologi dimana
dikorelasikan antara model dengan penampang geologi suatu
daerah pada peta. Dari pemodelan dapat diinterpretasikan
batuan dengan perkiraannya densitasnya berdasarkan tinggi
atau rendahnya anomali yang mana jika anomali tinggi maka
terdapat sebaran batuan dengan densitas tinggi, sedangkan
jika anomali rendah berarti terdapat batuan denagn densitas
rendah.
MANFAAT PRAKTIKUM
Melalui praktikum yang telah dilakukan maka mahasiswa
dapat memahami konsep anomali
Melalui praktikum yang telah dilakukan maka mahasiswa
dapat melakukan pemisahan antara regional dan residual
Melalui praktikum yang dilakukan pula maka mahasiswa
dapat melakukan pemodelan anomali dengan
mengkorelasikannya pada peta geologi suatu daerah.
REFERENSI
Anonim.PrinsipDasarMetodeGayaBerat.Tersediadi
http://digilib.unila.ac.id/11880/16/BAB%20III.pdf.[19/10/19]
Mutma'inah, A. 05 April 2016. Pemisahan Anomali Regional
Dan Anomali Residual.Tersediadi
https://www.scribd.com/doc/307028754/Pemisahan-Anomali-
Regional-Dan-Anomali-Residual.[19/10/19]
Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff. 1990. Applied
Geophysics, Second Edition. Cambridge. University Press.
New York.