Anda di halaman 1dari 11

Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA

PRAKTIKUM GP3105 GAYA BERAT DAN MAGNET

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2020/2021

AMANDA PRILLY
101118066
TEKNIK GEOFISIKA

MODUL 2
PEMODELAN ANOMALI MEDAN GAYA BERAT

TANGGAL PRAKTIKUM
SELASA, 1 OKTOBER 2020

JAKARTA – INDONESIA
© 2020 – TEKNIK GEOFISIKA

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 3


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Pertamina
Modul 2 PEMODELAN ANOMALI MEDAN GAYA BERAT
Mata Kuliah GP3105 Gaya Berat dan Magnet

Nama : Amanda Prilly


NIM : 101118066
Kelas : GP1
Shift : 2 – Kamis, 16.00- 18.00 WIB
Tanggal Praktikum : 1 Oktober 2020

ABSTRAK
Anomali gravitasi merupakan perbedaan antara nilai gravitasi observasi dengan nilai
yang diprediksi oleh model. Perbedaan dapat disebabkan oleh variasi rapat massa
batuan dibawah permukaan. Dalam pemodelan anomali medan gravitasi terdapat 2 cara
yaitu inverse modeling dan forward modeling. Pada praktikum ini, dilakukan
pengolahan data anomali medan gravitasi untuk mendapat anomali regional dan residual
dengan melakukan analisis spektral dan dilanjutkan melakukan forward modeling
dengan acuan data geologi pada lokasi survey. Software yang digunakan berupa Ms.
Excel dan Oasis Montaj. Kedalaman dari anomali regional yaitu 3451 m dan anomali
residual sebesar 282 m. Pada forward modeling, error yang diperoleh sebesar 7,82
sehingga masih bisa dijadikan rujukan.
Kata kunci: Anomali, Residual, Regional, Analisis Spektral

.
I. TUJUAN
1. Melakukan pengolahan data anomali medan gravitasi sesuai dengan tahapan.
2. Melakukan interpretasi pemodelan data anomali medan gravitasi.

II. TEORI DASAR


2.1 Metode Gravitasi
Metode gayaberat merupakan metoda geofisika yang biasa digunakan terutama
dalam karakterisasi bumi secara regional, untuk menentukan struktur kerak bumi,
mengidentifikasikan daerah-daerah yang baik untuk eksplorasi sumberdaya, dan
membangun konsep model eksplorasi. Metode gayaberat mengukur dan menganalisa
gangguan pada medan gayaberat bumi. Medan gayaberat utama adalah fungsi dari
massa, besar dan sifat rotasi bumi.
Metode gayaberat terdiri dari tiga tahap, yaitu akusisi atau pengukuran gayaberat
di lapangan, pengolahan data dan interpretasi hasil pengolahan data. Dalam tahap
akusisi termasuk juga perencanaan yang matang, dimana titik-titik atau daerah survey
ditentukan berdasarkan penelaahan data-data sekunder dan juga disesuaikan dengan

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 4


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

target yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari berbagai koreksi data yang timbul
dari efek-efek yang mempengaruhi pengukuran gayaberat seperti efek elevasi, Bouguer,
topografi, dan pasang-surut. Tahap terakhir yaitu interpretasi data dengan menganalisa
objek yang dicari.
2.2 Reduksi Gravitasi
Selain karena dipengaruhi oleh spheroid dan geoid bumi, variasi gravitasi di
permukaan bumi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: perbedaan derajat lintang
di bumi, perbedaan elevasi/ketinggian, pasang surut di bumi, efek dari topografi medan
disekitarnya, variasi densitas bawah permukaan (Telford et al, 1990)
a. Koreksi Pasang Surut.
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda
di luar bumi seperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan
waktu. Nilai koreksi pasang surut ini selalu ditambahkan pada pembacaan
gravitasi (Reynold, 1997).

b. Koreksi Penyimpangan Alat (instrumental drift correction)


Reynolds (1997) menjelaskan perbedaan tersebut disebabkan karena terjadi
guncangan pegas dan perubahan temperatur pada alat gravimeter selama
proses perjalanan dari satu stasiun ke stasiun berikutnya.

c. Koreksi Udara Bebas (free air correction)


Koreksi udara bebas bertujuan untuk mereduksi pengaruh elevasi dan
kedalaman titik pengukuran atau perbedaan nilai gravitasi yang terletak di
mean sea level (geoid) dengan gravitasi yang terukur dengan elevasi h.
Koreksi udara bebas diberikan pada persamaan

d. Koreksi Bouguer
Koreksi bouguer memperhitungkan massa batuan yang terdapat di antara
stasiun pengukuran dengan bidang geoid. Koreksi ini dilakukan dengan
menghitung tarikan gravitasi yang disebabkan oleh batuan berupa slab
dengan ketebalan H dan densitas rata-rata ρ.
Koreksi Bouguer dapat dirumuskan dengan

e. Koreksi Medan (terrain correction)


Koreksi medan atau topografi dilakukan untuk mengoreksi adanya pengaruh
penyebaran massa yang tidak teratur di sekitar titik pengukuran. Dalam

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 5


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

koreksi bouguer diasumsikan bahwa titik pengukuran di lapangan berada


pada suatu bidang datar yang sangat luas.
f. Anomali Bouguer
Anomali gravitasi merupakan perbedaan nilai percepatan gravitasi bumi
yang teramati (hasil pengukuran) dengan nilai percepatan gravitasi bumi
teoritis (model bumi secara homogen) dalam datum referensi tertentu.
Setelah melakukan proses koreksi, maka akan didapatkan nilai yang disebut
anomali bouguer. Anomali bouguer adalah anomali yang disebabkan oleh
variasi densitas secara lateral pada batuan di kerak bumi yang telah berada
pada bidang referensi yaitu bidang geoid.

2.3 Analisis Spektrum


Analisis spektrum yaitu proses yang dilakukan untuk melakukan estimasi kedalaman
suatu anomali gaya berat dan menentukan lebar window filter yang dianggap paling
baik untuk pemisahan anomali regional-residual pada lokasi pengamatan. Pada proses
analisa spektrum dilakukan suatu proses transformasi Fourier untuk mengubah suatu
sinyal menjadi penjumlahan beberapa sinyal sinusoidal dari beberapa frekuensi.

Gambar 1. Contoh Hasil Analisa Spektrum (Sumber: File Skripsi Indah Fitriana
Walidah, 2011)

Selanjutnya dilakukan proses pemisahan anomali regional dan residual. Tujuan


dilakukannya proses ini yaitu memisahkan anomali gaya berat Bouguer menjadi efek
gaya berat dangkal yang diperlihatkan dalam anomali residual serta efek gaya berat
dalam yang diperlihatkan dalam anomali regional. Biasanya dalam tahapan ini
dilakukan dengan moving average window filter, yaitu suatu metode pemisahan yang
jika dianalisis dari spektrumnya akan menyerupai low-pass filter sehingga hasil akhir
proses ini berupa frekuensi rendah dari anomali Bouguer.

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 6


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

2.4 Forward Modeling

Terdapat 2 metode pemodelan dalam geofisika, yaitu Forward Modeling and Inverse
Modeling. Forward modelling adalah suatu metode interpretasi yang diturunkan
dengan fitting antara anomali metode Bouguer yang ada di lapangan dengan anomali
kalkulasi yang modelnya dikembangkan dengan tiga langkah, yaitu perhitungan
anomali dari model, pembandingan anomali yang telah dihitung dengan yang ada di
lapangan, dan pengaturan model. Tujuan dilakukannya forward modelling yaitu untuk
melihat kesesuaian antara peta distribusi kontras rapat massa dengan penampang model
bawah permukaan bumi yang didasarkan pada data anomali Bouguer.

2.5 Kontinuasi ke Atas (Upward Continuation)


Kontinuasi ke atas mentransformasi medan potensial terukur pada suatu permukaan ke
medan permukaan pengukuran lainnya yang jauh dari semua sumber. Beberapa
kesepakatan dibutuhkan dalam aplikasi prakteknya karena tidak akan pernah diketahui
medan potensial yang tepat di setiap titik pada bidang yang tak terbatas. Nettleton
(1971) menyatakan bahwa kontinuasi ke atas selalu memberikan peta yang lebih halus
dari aslinya. Prinsipnya, medan bisa dihitung pada ketinggian yang berbeda, jika tidak
ada massa yang mengganggu dalam rentang kontinuasi.

III. DATA DAN PENGOLAHAN


Pengolahan data dan pemodelan memanfaatkan software Oasis Montaj, Microsoft
Excel, dan Matlab R2015b.

Gambar 2. Tabel Data yang akan diolah


! Data yang akan diolah merupakan bentuk ASCII yang telah di copy dari Ms. Excel.
Kemudian, set coordinates (x = UTM X, y = UTM Y, z = elevasi). Set grid selection
dan tampilkan color legend bar. Tambahkan location plot untuk mengetahui titik-titik
akuisisi.
! Langkah selanjutnya yaitu melakukan slicing dengan add database CBA, memilih

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 7


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

opsi grid & images, utilities lalu grid profiles, dipilih slicing interval 700 m.
Kemudian tarik garis projeksi yang mewakili semua warna. Export file ke dalam
bentuk CSV.

.
Gambar 3. Hasil Plot Kontur CBA
Hal yang sama dilakukan pada data elevasi.

Gambar 4. Hasil Plot Kontur Elevasi

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 8


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

Gambar 5. Slicing pada Peta Residual


! Hasil dari export file kemudian dibuka di Ms. Excel dan dilakukan perhitungan jarak
dengan konsep pythagoras. File di save dalam format .txt kemudian diolah pada
software Matlab untuk melakukan analisis spektrum. Output dari tahap analisis
spektrum berupa file .txt diolah kembali pada Ms. Excel dan ditampilkan grafik.

Gambar 6. Pengolahan Analisis Spektral dengan MATLAB

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 9


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

Gambar 7. Tabel Hasil Pengolahan Data di Ms. Excel


! Grafik diatas menunjukkan perbedaan gradien yang dapat digunakan dalam
memisahkan anomali residual dan regional. Nilai m1, m2 merupakan gradien. Nilai ini
digunakan untuk menghitung nilai cutoff sehingga dapat ditentukan nilai window.
Nilai window harus ganjil. Window digunakan untuk melakukan moving average.
! Tahapan selanjutnya adalah melakukan pemisahan anomali regional dan residual
dengan modul di Oasis Montaj yaitu magmap dan gmsys. Dalam tahap ini, terdapat
upward continuation yaiu melihat penampang dari sisi atas pada ketinggian tertentu.
Dengan menggunakan opsi grid math untuk menghitung anomali residual/regional.
! Langkah terakhir yaitu membuat permodelan residual dengan modul gmsys. Membuat
new model dan memasukkan parameter kemudian dilakukan slicing seperti pada
tahapan awal. Lalu model diolah sedemikian rupa sehingga merepresentasikan kondisi
bawah permukaan aslinya didukung oleh data geologi.

Gambar 8. Pemodelan Residual

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 10


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

IV. ANALISIS
Peta Anomali Bouguer Lengkap ditunjukkan Gambar 3. merupakan hasil
survey daerah penelitian yang berada pada Jawa Barat bagian selatan. Nilai anomali ini
merupakan nilai anomali gabungan dari anomali regional, residual serta noise. Nilai
anomali pada Peta Anomali Bouguer Lengkap memiliki rentang nilai anomali 50,2
sampai 87 mGal dengan sebaran warna biru menuju merah muda. Biru menunjukkan
anomali rendah sedangkan merah muda anomali tinggi. Kemudian slicing dengan
interval sample sebesar 700 sehingga didapatkan total 23 data. Analisis spektrum
digunakan untuk memisahkan anomali regional dan residual menggunakan
Transformasi Fourier dengan mengubah suatu sinyal menjadi beberapa sinyal sinusoidal
dalam berbagai frekuensi. Analisis spektrum data slicing digambarkan dengan diagram
scatter pada Ms. Excel antara bilangan gelombang dan amplitudo. Gridding pada data
menggunakan minimum curvature. Pada minimum curvature, area yang tidak memiliki
data akan dilakukan ekstrapolasi. Pada analisis spektral, didapatkan pada kurva zona
regional memiliki gradien sebesar -3451 dan pada kurva zona residual sebesar -282,23
yang merupakan kedalaman dari anomali regional dan residual. Cutoff dari bilangan
gelombang sebesar 0,000813/m. Window yang didapatkan sebesar 11. Nilai window
harus ganjil agar mendapat titik tengah sehingga nilai grid sesuai. Gradien yang besar
menandakan kedalaman dari zona regional lebih dalam dari zona residual. Gambar 5
menunjukkan peta residual yang telah dilakukan Upward Continuation sebesar 2100.

E E’

Gambar 9. Peta Geologi daerah penelitian

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 11


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

Gambar 10. Hasil Pemodelan


Anomali tinggi pada daerah survey bisa diinterpretasikan sebagai Formasi Kumbang
yang tersusun oleh batuan vukaniklastik andesitik yang berubah menjadi perlapisan tuff
dan juga kehadiran batuan terobosan. Pada pemodelan didapatkan nilai error sebesar
7,62 karena pembuatan model stratigrafi tidak spesifik serta nilai densitas tiap formasi
yang tidak sesuai.
V. KESIMPULAN
• Proses pengolahan data anomali medan gravitasi yaitu pertama dengan
melakukan slicing untuk mendapatkan sample data yang mewakili semua nilai
anomali, kemudian dengan analisis spektrum anomali regional dan residual
dipisahkan sehingga dapat dilakukan forward modeling untuk menghasilkan
penampang bawah permukaan yang tepat.
• Interpretasi dari hasil pemodelan dapat dilakukan berdasarkan nilai densitas
yang telah dimasukkan dan juga data pendukung berupa data geologi wilayah
survey.
VI. MANFAAT PRAKTIKUM
• Peserta dapat memahami proses pengolahan data anomali medan gravitasi.
• Peserta dapat menggunakan software Oasis Montaj untuk pengolahan data dan
pemodelan.
• Peserta dapat melakukan analisis spektral.

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 12


Modul Praktikum GP3105 Gaya Berat dan Magnet, Semester V Tahun 2020

VII. REFERENSI
[1]. Zulfawati, L. 2019. NALISIS SPEKTRUM PADA DATA GAYA BERAT
DAERAH LOMBOK TENGAH DAN LOMBOK TIMUR UNTUK
MENENTUKAN ESTIMASI KETEBALAN SEDIMEN. Volume 06, No. 1,
Mei 2019, hal. 34-44. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram, Indonesia.
[2]. Dzakiya, Nurul. 2014. Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Lapisan Bawah
Permukaan Bumi di Subcekungan Jambi pada Lapangan “Zuhro” Berdasarkan
Analisis Data Anomali Gravitasi. Universitas Gajah Mada. Indonesia.
[3]. Telford, W.M., dkk. 1990. Applied Geophysics Second Edition. Cambridge
University
[4]. Junara, A. dkk. 2017. Penentuan Anomali Gayaberat Regional dan Residual
Menggunakan Filter Gaussian Daerah Mamuju, Sulawesi Barat. Eksplorium
Volume 28 No. 2 89-98. BATAN: Jakarta
[5]. Setiadi, Imam., dkk, 2016. Delineasi Cekungan Sedimen dan Interpretasi
Geologi Bawah Permukaan Cekungan Tanimbar Berdasarkan Analisis Data
Gayaberat. Jurnal Geo-Science, 17(3), pp.153-169.

© 2020 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 13

Anda mungkin juga menyukai