AMANDA PRILLY
101118066
TEKNIK GEOFISIKA
MODUL 2
PEMODELAN ANOMALI MEDAN GAYA BERAT
TANGGAL PRAKTIKUM
SELASA, 1 OKTOBER 2020
JAKARTA – INDONESIA
© 2020 – TEKNIK GEOFISIKA
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Pertamina
Modul 2 PEMODELAN ANOMALI MEDAN GAYA BERAT
Mata Kuliah GP3105 Gaya Berat dan Magnet
ABSTRAK
Anomali gravitasi merupakan perbedaan antara nilai gravitasi observasi dengan nilai
yang diprediksi oleh model. Perbedaan dapat disebabkan oleh variasi rapat massa
batuan dibawah permukaan. Dalam pemodelan anomali medan gravitasi terdapat 2 cara
yaitu inverse modeling dan forward modeling. Pada praktikum ini, dilakukan
pengolahan data anomali medan gravitasi untuk mendapat anomali regional dan residual
dengan melakukan analisis spektral dan dilanjutkan melakukan forward modeling
dengan acuan data geologi pada lokasi survey. Software yang digunakan berupa Ms.
Excel dan Oasis Montaj. Kedalaman dari anomali regional yaitu 3451 m dan anomali
residual sebesar 282 m. Pada forward modeling, error yang diperoleh sebesar 7,82
sehingga masih bisa dijadikan rujukan.
Kata kunci: Anomali, Residual, Regional, Analisis Spektral
.
I. TUJUAN
1. Melakukan pengolahan data anomali medan gravitasi sesuai dengan tahapan.
2. Melakukan interpretasi pemodelan data anomali medan gravitasi.
target yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari berbagai koreksi data yang timbul
dari efek-efek yang mempengaruhi pengukuran gayaberat seperti efek elevasi, Bouguer,
topografi, dan pasang-surut. Tahap terakhir yaitu interpretasi data dengan menganalisa
objek yang dicari.
2.2 Reduksi Gravitasi
Selain karena dipengaruhi oleh spheroid dan geoid bumi, variasi gravitasi di
permukaan bumi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: perbedaan derajat lintang
di bumi, perbedaan elevasi/ketinggian, pasang surut di bumi, efek dari topografi medan
disekitarnya, variasi densitas bawah permukaan (Telford et al, 1990)
a. Koreksi Pasang Surut.
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda
di luar bumi seperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan
waktu. Nilai koreksi pasang surut ini selalu ditambahkan pada pembacaan
gravitasi (Reynold, 1997).
d. Koreksi Bouguer
Koreksi bouguer memperhitungkan massa batuan yang terdapat di antara
stasiun pengukuran dengan bidang geoid. Koreksi ini dilakukan dengan
menghitung tarikan gravitasi yang disebabkan oleh batuan berupa slab
dengan ketebalan H dan densitas rata-rata ρ.
Koreksi Bouguer dapat dirumuskan dengan
Gambar 1. Contoh Hasil Analisa Spektrum (Sumber: File Skripsi Indah Fitriana
Walidah, 2011)
Terdapat 2 metode pemodelan dalam geofisika, yaitu Forward Modeling and Inverse
Modeling. Forward modelling adalah suatu metode interpretasi yang diturunkan
dengan fitting antara anomali metode Bouguer yang ada di lapangan dengan anomali
kalkulasi yang modelnya dikembangkan dengan tiga langkah, yaitu perhitungan
anomali dari model, pembandingan anomali yang telah dihitung dengan yang ada di
lapangan, dan pengaturan model. Tujuan dilakukannya forward modelling yaitu untuk
melihat kesesuaian antara peta distribusi kontras rapat massa dengan penampang model
bawah permukaan bumi yang didasarkan pada data anomali Bouguer.
opsi grid & images, utilities lalu grid profiles, dipilih slicing interval 700 m.
Kemudian tarik garis projeksi yang mewakili semua warna. Export file ke dalam
bentuk CSV.
.
Gambar 3. Hasil Plot Kontur CBA
Hal yang sama dilakukan pada data elevasi.
IV. ANALISIS
Peta Anomali Bouguer Lengkap ditunjukkan Gambar 3. merupakan hasil
survey daerah penelitian yang berada pada Jawa Barat bagian selatan. Nilai anomali ini
merupakan nilai anomali gabungan dari anomali regional, residual serta noise. Nilai
anomali pada Peta Anomali Bouguer Lengkap memiliki rentang nilai anomali 50,2
sampai 87 mGal dengan sebaran warna biru menuju merah muda. Biru menunjukkan
anomali rendah sedangkan merah muda anomali tinggi. Kemudian slicing dengan
interval sample sebesar 700 sehingga didapatkan total 23 data. Analisis spektrum
digunakan untuk memisahkan anomali regional dan residual menggunakan
Transformasi Fourier dengan mengubah suatu sinyal menjadi beberapa sinyal sinusoidal
dalam berbagai frekuensi. Analisis spektrum data slicing digambarkan dengan diagram
scatter pada Ms. Excel antara bilangan gelombang dan amplitudo. Gridding pada data
menggunakan minimum curvature. Pada minimum curvature, area yang tidak memiliki
data akan dilakukan ekstrapolasi. Pada analisis spektral, didapatkan pada kurva zona
regional memiliki gradien sebesar -3451 dan pada kurva zona residual sebesar -282,23
yang merupakan kedalaman dari anomali regional dan residual. Cutoff dari bilangan
gelombang sebesar 0,000813/m. Window yang didapatkan sebesar 11. Nilai window
harus ganjil agar mendapat titik tengah sehingga nilai grid sesuai. Gradien yang besar
menandakan kedalaman dari zona regional lebih dalam dari zona residual. Gambar 5
menunjukkan peta residual yang telah dilakukan Upward Continuation sebesar 2100.
E E’
VII. REFERENSI
[1]. Zulfawati, L. 2019. NALISIS SPEKTRUM PADA DATA GAYA BERAT
DAERAH LOMBOK TENGAH DAN LOMBOK TIMUR UNTUK
MENENTUKAN ESTIMASI KETEBALAN SEDIMEN. Volume 06, No. 1,
Mei 2019, hal. 34-44. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram, Indonesia.
[2]. Dzakiya, Nurul. 2014. Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Lapisan Bawah
Permukaan Bumi di Subcekungan Jambi pada Lapangan “Zuhro” Berdasarkan
Analisis Data Anomali Gravitasi. Universitas Gajah Mada. Indonesia.
[3]. Telford, W.M., dkk. 1990. Applied Geophysics Second Edition. Cambridge
University
[4]. Junara, A. dkk. 2017. Penentuan Anomali Gayaberat Regional dan Residual
Menggunakan Filter Gaussian Daerah Mamuju, Sulawesi Barat. Eksplorium
Volume 28 No. 2 89-98. BATAN: Jakarta
[5]. Setiadi, Imam., dkk, 2016. Delineasi Cekungan Sedimen dan Interpretasi
Geologi Bawah Permukaan Cekungan Tanimbar Berdasarkan Analisis Data
Gayaberat. Jurnal Geo-Science, 17(3), pp.153-169.