MODUL 2
PENGOLAHAN DATA GAYABERAT
TANGGAL PRAKTIKUM
SELASA, 18 OKTOBER 2022
JAKARTA – INDONESIA
© 2022 – TEKNIK GEOFISIKA
I. PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengolah data gayaberat (koreksi dalam data gayaberat).
2. Mahasiswa dapat menggunakan Software Surfer dalam melakukan pemodelan dari
data gayaberat yang diolah.
3. Mahasiswa dapat menghitung besaran densitas batuan dari data yang diolah.
1.2. BATASAN MASALAH
1. Pembuatan desain survey dilakukan pada daerah yang memiliki potensi sebagai
daerah penambangan, seperti mineral, batubara, minyak bumi dan gas alam.
2. Desain survey diambil di daerah Penambangan Batubara, Tanjung Enim, Sumatera
Selatan.
3. Penitikan lokasi akuisisi pada daerah target memiliki jarak antar satu titik dengan tiitk
yang lainnya 1000 meter dan Panjang lintasan akuisisi minimal 5 lintasan.
4. Desain survey di visualisasikan menggunakan aplikasi QGIS sebagai software nya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metode Gayaberat (Gravity Method)
Gaya berat merupakan salah satu cara atau metode yang digunakan pada ilmu
geofisika untuk melihat atau mengambarkan struktur yang ada di bawah permukaan
tanah. Pengukuran gaya berat dapat dilakukan berdasarkan variasi medan gravitasi bumi,
hal ini disebabkan karena adanya perbedaan densitas secara lateral. Gaya berat juga
sangat berkaitan dengan Hukum Gravitasi Newton yaitu gaya tarik-menarik antara kedua
benda yang sebanding dengan massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antar pusat massa. Gaya berat pada umumnya digunakan untuk memahami
dan memberikan suatu informasi dan konfirmasi terkait dengan struktur geologi yang
terdapat pada tanah, baik yang terlihat atau tertutup permukaan tanah (Frifita, et al. 2016;
Panjaitan & Subagio, 2015; Stagpoole, dkk. 2016; Oruc, et al. 2013)..
Metode Gaya Berat merupakan pilihan terbaik untuk mengkaji bentuk serta struktur
tanah yang berbentuk cekungan-cekungan regional (Kirsch, 2009). Murty & Raghavan
(2002), menggunakan Metode Gaya Berat untuk eksplorasi air tanah yang terdapat pada
lingkungan batuan granit yang keras. Dalam penelitiannya, diperoleh data bentuk
anomali sisa gaya berat yang digunakan untuk membedakan antara batuan beku yang
telah mengalami pelapukan atau tidak, membantu menarik klurusan struktur-struktur
sesar, dan mengidentifikasi lapisan yang berpotensi sebagai akuifer. Gaya berat ditinjau
dari cara pelaksanaannya dapat digunakan untuk mengukur secara absolut dan relatif.
Proses pengukuran gaya berat memiliki tiga tahapan, yaitu (1) pengukuran gaya
berat dapat dilakukan di lokasi maupun lapangan atau akuisi, (2) pengolahan data, dan
(3) interpretasi hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan. Setiap pengumpulan data
gaya berat memiliki beberapa koreksi yang harus dilakukan sehingga mendapatkan nilai
yang sebenarnya. Koreksi yang dipakai pada Metode Gaya Berat antara lain: Koreksi
Drift (apungan), Terrain (topografi), Tidal (pasang surut bumi), Latitude (garis lintang),
Bouguer, dan Udara Bebas.
Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa
suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah
permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting
untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.
Untuk menggunakan metode ini dibutuhkan minimal dua alat gravitasi, alat gravitasi
yang pertama berada di base sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pasang surut
gravitasi, alat yang kedua dibawa pergi ke setiap titik pada stasiun mencatat perubahan
gravitasi yang ada. Biasanya dalam pengerjaan pengukuran gravitasi ini, dilakukan
secara looping. Pada dasarnya gravitasi adalah gaya tarik menarik antara dua benda yang
memiliki rapat massa yang berbeda, hal ini dapat diekspresikan oleh rumus hukum
Newton II yang secara sederhana digambarkan sebagai berikut :
(1)
Dengan rumus diatas maka survey geofisika dengan metode gayaberat dapat dilakukan.
Namun, seperti halnya metode geofisika lainnya, metode gayaberat (gravity) memiliki
koreksi agar mendapatkan data yang sangat konkret ataupun jelas tanpa ada gangguan
apapun pada saat pengukuran data. Koreksi dalam metode gayaberat adalah sebagai
berikut :
(2)
Keterangan :
(3)
Keterangan :
(4)
(5)
Keterangan :
f. Koreksi Bouguer
Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan
terdapat antara stasiun pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada
koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :
g. Koreksi medan (Terrain Correction)
Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik
pengukuran. Pada saat pengukuran, elevasi topografi di sekitar titik
III. METODOLOGI
3.1. DATA PENELITIAN
Data yang digunakan dalam praktikum modul 2 (Pengolahan data metode gayaberat)
menggunakan data penelitian yang telah dilakukan pada pada kuliah lapangan Program Studi
Teknik Geofisika angkatan 2019 dengan lokasi di Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Data
penelitian diukur selama 6 hari dengan hasil yang berbeda-beda.
2. Setelah dilakukannya input data selanjutnya dilakukan koreksi Terrain dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Perhitungan koreksi Terrain dilakukan untuk mendapatkan harga koreksi yang benar dari
setiap titik dari base hingga ke base lagi.
3. Selanjutnya dilakukan perhitungan waktu dan bacaan gravitasi rata-rata dari setiap titik
pengukuran, Data koordinat diubah dari data UTM X dan UTM Y menjadi data longitude
dan latitude. Untuk mendapatkan nilai latitude maka digunakan Software Surfer. Setelah
latitude dan longitude didapatkan selanjutnya pindahkan data tersebut ke pengolahan data
Excel untuk dilakukan perhitungan koreksi selanjtunya.
Gambar 3.7. Mengubah koordinat UTM menjadi data longitude dan latitude
4. Perhitungan pertama yaitu koreksi drift dari waktu dan bacaannya, lalu perhitungan gravitasi
observasi dengan mengurangi bacaan terhadap koreksi drift, selanjutnya melakukan
perhitungan untuk gravitasi lokal dan gravitasi observasi absolut dengan nilai gravitasi
absolutnya yaitu 978134.1109, perhitungan gravitasi normal sebelum akhirnya melakukan
koreksi FAC, perhitungan untuk gravitasi FAA, menghitung SB (Simple Bouguer), gravitasi
SBA anomali, tidal correction (TA) sampai CBA (Complete Bouguer Anomaly) yang
merupakan luaran yang dicari.
8. Setelah didapatkan nilai CBA dan Elevasi selanjutnya melakukan visualisasi pada Software
Surfer untuk mendapatkan hasil plotting dari pengukuran data gayaberat yang telah
dilakukan. Pertama buka software Surfer lalu klik atau “New Plot”, kemudian masukkan data
praktikum.
Gambar 3.17. Input data CBA dan Elevasi untuk dilakukan Plotting
9. Setelah dilakukan input data CBA dan Elevasi selanjutnya dilakukan klik “New Contour
Map” dan pilih data grid untuk CBA yang sudah dibuat tadi. Maka didapatkan peta kontur.
Lakukanlah modifikasi dari peta kontur CBA dengan mengeklik gambarnya, lalu “Levels”
dan centang di bagian “Fill countours” dan pilih warna rainbow. Lalu klik “New Post Map
pilih data Excel praktikum dan sheet CBA, maka nanti akan ditampilkan titik-titik dari
pengukuran. Lakukanlah langkah yang sama pada sheet Elevasi sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut :
START
Perhitungan Gravitasi
Reduksi Gravitasi Observasi
STOP
Data elevasi dan CBA yang didapatkan dari perhitungan data mentah yang dilakukan di
Excel akan digunakan untuk melakukan visualisasi plotting grafik menggunakan Software
Surfer. Visualisi yang telah didapatkan di ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Dari hasil yang didapatkan setelah dilakukannya visualisasi Plotting untuk peta CBA dapat
diamatin pada gambar bahwa gammbar yang dibawah yang berwarna biru terdapat densitas
yang kecil dan pada daerah atas terdapat nilai densitas yang besar yang ditandai dengan warna
merah dan pada hasil tersebut merupakan data densitas yang ditinjau dari koreksi CBA
(Complete Bouguer Anomaly). Hasil densitas yang didapatkan ditinjau dari CBA berangsur
dari bawah keatas yang dimana densitas nya semakin besar.
Untuk hasil visualisasi dari peta elevasi densitas yang didapatkan merupakan kebalikan
dari hasil densitas CBA, untuk hasil densitasnya daerah yang berada diatas memiliki densitas
yang relative kecil dibandingkan dengan daerah yang dibawah hal tersebut disebabkan oleh
pengaruh elevasi atauoun ketinggian.
V. PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Data yang diolah merupakan data dari hasil pengukuran lapangan yang dilakukan pada
lokasi Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang selanjutnya diolah menggunakan
Excel untuk mendapatkan hasil koreksi dan reduksi untuk mendapatkan hasil CBA yang
digunakan untuk melakukan pemodelan peta CBA.
Software Surfer digunakan untuk melakukan pemodelan dan pencarian latitude untuk
digunakan dalam perhitungan koreksi dalam perhitungan.
5.2. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengolah data perhitungan data gayaberat yang dilakukan
dilapangan.
[2] Nicolas O, Marlita. (2008). The Gravity Method. Kenya Electricity Generating
Company Ltd-KenGen, United Nations University.