PENDAHULUAN
1
sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi
biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali
akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan filter
matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat gravimeter dengan
ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya
saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan
hasil yang akurat.
1.2.Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan gravity adalah mengetahui pengolahan data
metode gravity yang digunakan dalam menganalisa suatu daerah.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah membuat grafik dan peta untuk
dianalisis, baik itu grafik elevasi vs densitas, peta ABS dan peta ABL.
2
BAB II.
DASAR TEORI
Pada dasarnya gravitasi adalah gaya tarik menarik antara dua benda yang
memiliki rapat massa yang berbeda, hal ini dapat diekspresikan oleh rumus hukum
Newton sederhana sebagai berikut:
3
Dengan menggunakan rumus dasar inilah maka survey geofisika metode
gravitasi dapat dilakukan, namun seperti halnya metode geofisika lainnya, tentu saja
metode ini memiliki koreksi.
4
Koreksi Lintang
Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)
Koreksi Bouger
Koreksi Terrain (Koreksi Medan)
Pemrosesan data gaya berat yang sering disebut juga dengan reduksi data
gayaberat, secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar
dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai
pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik
amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan
gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang
surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas
(free-air correction), koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali
Bouguer Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction).
Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel.
Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi
pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakan software Surfer 8
dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan
data metoda gayaberat, dapat dinyatakan sebagai berikut :
5
Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:
II.5. Looping
Dalam alur pengambilan data dilakukan dengan proses looping. Tujuan dari
sistem looping tersebut adalah agar dapat diperoleh nilai koreksi apungan alat (drift)
yang disebabkan oleh adanya perubahan pembacaan akibat gangguan berupa
guncangan alat selama perjalanan. Dalam pengukuran gayaberat terdapat beberapa
data yang perlu dicatat meliputi waktu pembacaan (hari, jam, dan tanggal), nilai
pembacaan gravimeter, posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan bujur) dan
ketinggian titik ukur. Pengambilan data dilakukan di titik-titik yang telah
direncanakan pada peta topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.
6
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
DATA
Grafik Surfer
Elevasi vs Densitas
Kesimpulan
7
III.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Proses pengolahan data dimulai dengan mendapatkan data dari database yang
telah disediakan. Langkah selanjutnya yang kita lakukan adalah menghitung nilai
derajat lintang, G Lintang, Free Air Corection, Anomali Free Air, G Teoritis, Koreksi
Bouger, ABS, Koreksi Topografi, Koreksi Topografi Sebenarnya, dan ABL.
Kemudian dari data-data yang telah dihitung kita dapat membuat grafik elevasi vs
densitas, lalu kita dapata menginterpretasikannya.
Masukkan data-data yang telah dihitung kedalam surfer (sata x, y, dan
ABS/ABL, tergantung peta yang akan dibuat) dan akan jadilah peta ABL dan ABS.
Proses selanjutnya yang harus dilakukan yaitu interpretasi data secara
kuantitatif dan kuantatif. Kita dapat menjelaskan hasil interpretasi kita secara
deskriptif diikuti dengan data kualitatif angka untuk menegaskan interpretasi kita,
apakah daerah yang kita ambil datanya nilai elevasi dan densitasnya sama atau tidak,
dan yang lainnya. Setelah menginterpretasikan data pada peta, kita dapat
menyimpulkan semua data yang sudah diolah.
8
POSISI lintang selatan
STA G Obs DERAJAT Elevasi (z) G LINTANG Free Air Corection Anomali Free Air G Teoritis
X Y derajad menit detik 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.
1 978185.3360 463800 9141900 7 45 48.2008 7.763389111 137 978126.8423 -42.2782 16.2154 978084.5641 9.765497 10.62716 10.91438 11.48882 12.06326 12.63
2 978185.4838 463850 9141900 7 45 48.2008 7.763389111 133 978126.8423 -41.0438 17.5976 978085.7985 9.480373 10.31688 10.59571 11.15338 11.71105 12.268
3 978185.7685 463900 9141900 7 45 48.2008 7.763389111 137 978126.8423 -42.2782 16.6480 978084.5641 9.765497 10.62716 10.91438 11.48882 12.06326 12.63
4 978185.1138 463950 9141900 7 45 48.2042 7.763390064 140 978126.8423 -43.204 15.0675 978083.6383 9.97934 10.85987 11.15338 11.7404 12.32742 12.914
5 978182.7465 464000 9141900 7 45 48.2042 7.763390064 149 978126.8423 -45.9814 9.9227 978080.8609 10.62087 11.558 11.87038 12.49514 13.1199 13.744
IV.1. Tabel Pengolahan Data
6 978179.2753 464050 9141900 7 45 48.2042 7.763390064 166 978126.8423 -51.2276 1.2054 978075.6147 11.83265 12.8767 13.22472 13.92076 14.6168 15.312
7 978182.1321 464100 9141900 7 45 48.2042 7.763390064 148 978126.8423 -45.6728 9.6170 978081.1695 10.54959 11.48043 11.79072 12.41128 13.03184 13.652
8 978183.1483 464150 9141900 7 45 48.2042 7.763390064 150 978126.8423 -46.29 10.0159 978080.5523 10.69215 11.63558 11.95005 12.579 13.20795 13.83
9 978181.1145 464200 9141900 7 45 48.2077 7.763391018 157 978126.8424 -48.4502 5.8220 978078.3922 11.19112 12.17857 12.50772 13.16602 13.82432 14.482
10 978180.6687 464250 9141900 7 45 48.2077 7.763391018 160 978126.8424 -49.376 4.4503 978077.4664 11.40496 12.41128 12.74672 13.4176 14.08848 14.759
11 978177.9027 464300 9141900 7 45 48.2111 7.763391972 165 978126.8424 -50.919 0.1413 978075.9234 11.76137 12.79913 13.14506 13.8369 14.52875 15.220
BAB IV.
12 978177.5247 464350 9141900 7 45 48.2111 7.763391972 162 978126.8424 -49.9932 0.6891 978076.8492 11.54752 12.56642 12.90605 13.58532 14.26459 14.943
13 978176.9566 464400 9141900 7 45 48.2111 7.763391972 163 978126.8424 -50.3018 -0.1876 978076.5406 11.6188 12.64399 12.98572 13.66918 14.35264 15.03
14 978173.7442 464450 9141900 7 45 48.2145 7.763392925 173 978126.8424 -53.3878 -6.4860 978073.4546 12.33161 13.4197 13.78239 14.50778 15.23317 15.958
PEMBAHASAN
15 978175.1426 464500 9141900 7 45 48.2145 7.763392925 171 978126.8424 -52.7706 -4.4704 978074.0718 12.18905 13.26456 13.62306 14.34006 15.05706 15.774
16 978179.4287 464550 9141900 7 45 48.2180 7.763393879 150 978126.8424 -46.29 6.2962 978080.5524 10.69215 11.63558 11.95005 12.579 13.20795 13.83
17 978181.8664 464600 9141900 7 45 48.2180 7.763393879 144 978126.8424 -44.4384 10.5855 978082.404 10.26446 11.17015 11.47205 12.07584 12.67963 13.283
18 978182.3295 464650 9141900 7 45 48.2180 7.763393879 135 978126.8424 -41.661 13.8261 978085.1814 9.622935 10.47202 10.75505 11.3211 11.88716 12.453
19 978181.8201 464700 9141900 7 45 48.2180 7.763393879 134 978126.8424 -41.3524 13.6252 978085.49 9.551654 10.39445 10.67538 11.23724 11.7991 12.360
20 978181.1408 464750 9141900 7 45 48.2180 7.763393879 134 978126.8424 -41.3524 12.9459 978085.49 9.551654 10.39445 10.67538 11.23724 11.7991 12.360
21 978180.4670 464800 9141900 7 45 48.2214 7.763394833 134 978126.8425 -41.3524 12.2721 978085.4901 9.551654 10.39445 10.67538 11.23724 11.7991 12.360
9
Gambar IV.1. Tabel Hasil Pengolahan Data Line 4
10
IV.2. Perhitungan Manual
11
12
13
14
15
IV.3. Pembahasan
IV.3.1. Grafik Elevasi vs Densitas
Pembahasan
Pada grafik diatas grafik STA vs Elevasi dan grafik STA vs KB 1,9,
menggunakan grafik dengan koreksi bouger 1,9 dikarenakan yang lebih rapat antar
garis grafik STA vs Elevasi dan garis STA vs Koreksi Bouger dapat diperhatikan
bahwa nilai elevasi tertinggi terdapat pada elevasi 170 dengan koreksi Bouger yang
tertinggi berada pada nilai kisaran 13 mgal pada posisi 15. Elevasi terendah berada
pada ketinggian 130 dengan koreksi bouger (densitas) terendah pada kisaran angka 11
mgal pada posisi 20. Rata-rata densitas yang ada pada daerah line 4 ini antara 11-13
dengan elevasi 130-170. Garis nilai elevasi dan densitas yang berimpit atau satu garis
melambangkan jika pada daerah tersebut nilai elevasi dan densitas sudah sama. Jika
nilai elevasi dan densitas sama maka pada daerah tersebut diiterpretasikan terdapat
batuan intrusi.
16
IV.3.2. Peta Anomali Bouger Sederhana
Pembahasan
Pada peta ABS diatas dapat dilihat bahwa nilai kontur tertinggi berada pada
nilai kontur 127 berada pada timur peta dan kontur terendah dengan nilai kontur 104
pada arah timur laut. Densitas tertinggi, contohnya batuan intrusi dilambangkan
dengan warna merah dengan nilai 123-127 mgal dengan nilai kontur 110 dan 124
pada koordinat x: 464000 y: 9141700 dan x: 464100 y: 9142000. Warna biru-orange
pada peta dengan nilai densitas 99-123 mgal yang tersebar dominan pada peta
17
melambangkan daerah dengan batuan densitas rendah, contohnya batupasir. Pada peta
ABS ini, belum dilakukan koreksi topografi.
Pada line yang saya amati yaitu line 4, dapat terlihat bahwa disana hanya
terdapat batuan dengan densitas rendah-sedang dan tidak ada batuan intrusi.
Pembahasan
Pada peta ABL diatas dapat dilihat bahwa nilai kontur tertinggi berada pada
nilai kontur 136 berada pada timur dan barat daya peta dan kontur terendah dengan
18
nilai kontur 124 pada arah timur laut. Densitas tertinggi, contohnya batuan intrusi
dilambangkan dengan warna merah dengan nilai 136-144 mgal dengan nilai kontur
136 pada koordinat x: 464000 y: 9141700 dan x: 464100 y: 9142000 dan terletak
pada line 3 dan 6. Warna biru-orange pada peta dengan nilai densitas 106-136 mgal
yang tersebar dominan pada peta melambangkan daerah dengan batuan densitas
rendah-sedang, contohnya batupasir. Perbedaan peta ABS dan ABL ini terletak pada
nilai densitas batuannya, yang lebih tinggi densitasnya adalah ABL. Dan pada peta
ABL merupakan peta yang sudah terkoreksi topografinya.
Pada line yang saya amati yaitu line 4, masih sama seperti pada peta ABS
dapat terlihat bahwa disana hanya terdapat batuan dengan densitas rendah-sedang dan
tidak ada batuan intrusi
19
BAB V.
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
- Elevasi tertinggi pada peta ditandai dengan warna merah pada peta dan
elevasi rendah pada peta ditandai dengan warna hijau-biru pada peta.
- Batuan dengan densitas tinggi ditandai dengan warna merah pada peta,
biasanya terdapat batuan intrusi. Sedangkan batuan dengan densitas yang
rendah ditandai dengan warna hijau-biru biasanya terdapat batupasir.
- Jika pada grafik posisi dan densitas sudah berimpitan , maka nilai densitas
dan posisi sudah sama dan mengindikasikan disana terdapat batuan intrusi.
- Perbedaan peta ABS dan ABL terletak pada nilai densitasnya dengan nilai
yang lebih tinggi pada peta ABS
- Peta ABS merupakan peta yang belum dikoreksi topografinya sedangkan
peta ABL merupakan peta yang sudah dikoreksi topografinya.
V.2. Saran
- Sebaiknya sebelum melakukan pengolahan data melakukan praktek alat
dengan menggunakan metode gravity agar para praktikan lebih paham
bagaimana penggunaan alat dan aplikasi pada metode gravity.
20