Anda di halaman 1dari 7

FORWARD MODELLING: STUDY KASUS

Ratna Fitri (F1D317006)


Program Studi Teknik Geofisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi
Jl. Jambi-Ma. Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 36361
Email : ratnafitri53@gmail.com

ABSTRAK

Praktikum ini dilatarbelakangi oleh adanya resistivitas yang dilihat dari penampang 2D
dari data model RES2DMOD. Pada pratikum ini percobaan membuat model 2D
penampang yang mengindentifikasi panasbumi, intrusi, aquiver, dan dapur magma.
Untuk itu dilakukan eksperimen dengan menggunakan model forward modeling yang
kemudian diinterpretasi dengan pembandingan dengan penelitian lainnya, dan
menginterpretasi dengan data lapangan berdasarkan model geologi yang dibuat
menggunakan modelling penampang pada model di Res2Dmod, yang hasilnya
menunjukkan sensitivitas kedua konfigurasi dalam mendeteksi anomali. Setelah yang
diperoleh hasil penampang, pemodelan tersebut dibandingkan dengan interval yang
sudah ada ternyata sudah sesuai. Hal tersebut untuk menunjukkan bahwa forward
modelling pada studi kasus sudah sesuai

Kata Kunci : Forward modelling, Model geologi, Penampang, Res2DMOD

PENDAHULUAN

Sebuah penelitian metode geolistrik dilakukan untuk mengetahui respon inversi


suatu obyek geologi, yang disusun secara tiga dimensi, apabila dilakukan pengambilan
data. Untuk menggambarkan keadaan bawah permukaan secara lateral. Penelitian ini
menggunakan tiga buah program, yakni RES2DMOD. Program RES2DMOD digunakan
untuk membuat model awal dua dimensi dan mendapatkan nilai resistivitas semu.
Metode geolistrik merupakan salah satu metode survai dengan menggunakan
sistem induksi arus listrik untuk mengetahui resistivitas batuan bawah permukaan.
Pengukuran metode geolistrik ini dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik
melalui dua buah elektroda arus dan mengukur hasil perbedaan voltase pada dua
elektroda potensial yang ditancapkan ke tanah . Karena efek usikan tersebut, maka
arus akan menjalar melalui medium bumi dan menjalar ke arah radial. Besarnya arus
radial tersebut dapat diukur dalam bentuk beda potensial pada suatu tempat tertentu
di permukaan tanah, sehingga akan diperoleh informasi resistivitas batuan bawah
permukaan. Variasi resistivitas batuan dapat menunjukkan perbedaan komposisi,
ketebalan atau tingkat kontaminasi.
Sumber daya alam panas bumi dewasa ini menjadi salah satu sumber energi
alternatif yang sedang dikembangkan oleh banyak negara di dunia. Tidak terkecuali
Indonesia berusaha mengembangkan sumber energi panas bumi sebagai sumber energi
alternatif. Dan fakta menunjukkan bahwa Indonesia merupakan daerah yang
berpotensi akan sumber daya alam, termasuk sumber daya panas bumi. Pada
penelitian ini dikembangkan perbandingan hasil data sintetik dari software Res2Dmod
dengan penampang yang dihasilkan dengan hasil pengukuran dari lapangan yang
menggunakan konfigurasi. Metode geolistrik cukup murah dan sensitif dalam
mendeteksi lapisan konduktor sehingga cocok digunakan dalam eksplorasi dangkal
(Grandis,2008).
Metoda geolistrik resistivitas adalah salah satu metoda geofisika yang
digunakan dalam eksplorasi panas bumi. Berbagai faktor berkontribusi dalam
meningkatkan kontras resistivitas antara sistem panas bumi dengan batuan
disekitarnya (Meidav, 1972).
Model adalah representasi keadaan geologi oleh besaran fisika agar
permasalahan dapat disederhanakan dan responya dapat diperkirakan atau dihitung
secara teoritis. Besaran atau variabel yang digunakan untuk mengkarakterisasi model
disebut parameter model yang secara umum terdiri dari parameter fisika serta
variasinya terhadap posisi (Widodo, 2009).
Forward modeling (pemodelan kedepan) adalah suatu metode interpretasi yang
memperkirakan densitas bawah permukaan dengan membuat terlebih dahulu benda
geologi bawah permukaan. Gambar: sederhana garis garis arus listrik dan permukaan
ekuipotensial

Keterangan: arus listrik potensial


Manifestasi panas bumi yakni di dekat sumber air panas. Akuisisi data
geolistrik tersebut menggunakan konfigurasi Wenner. Pemilihan konfigurasi ini
disesuaikan dengan kondisi lapangan setempat, Penggunaan konfigurasi Wenner pada
dasarnya adalah untuk mengetahui sebaran resistivitas secara lateral. Interpretasi data
didasarkan pada nilai resistivitas batuan bawah permukaan. Resistivitas merupakan
parameter penting untuk mengkarakterisasi keadaan fisis bawah permukaan.
Parameter tersebut bergantung pada litologi, sesar, terobosan magma, porositas, suhu,
tekanan dan fluida yang mengisi batuan. Parameterparameter tersebut dapat
menaikkan dan menurunkan resistivitas batuan. Pori batuan yang terisi air akan
memperlebar jangkauan nilai resistivitas batuan, sehingga tinjauan geologi daerah
penelitian sangat diperlukan untuk mengetahui karakteristik batuannya. Dan masih
banyak metode lainnya yang digunakan untuk mendapatkan penampang untuk
intrusi, aquiver, dan dapur magma.

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam teknik pemodelan data pada forward modelling study kasus ini digunakan
alat dan bahan. Adapun alat yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah
laptop, mouse, dan flashdisk. Ketiga alat tersebut untuk memfasilitasi dan mendukung
kegiatan praktikum yang berlangsung seperti laptop digunakan untuk menjalankan
software Res2DMOD. Dan langkah-langkahnya akan diarahkan pada diagram alir
berikut ini:

Mulai

Di buka RES2DMOD

Read file with


forward model

Pillih file.mod

Calculate potential

Edit model dan pilih


logaritmic countour
interval.

Display model

selesai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan informasi data yang terdapat pada RES2DMOD adalah sebagai
berikut ini:

Keterangan: forward modelling dari panas bumi


Interpretasi data didasarkan pada nilai resistivitas batuan bawah permukaan.
Resistivitas merupakan parameter penting untuk mengkarakterisasi keadaan fisis
bawah permukaan. Parameter tersebut bergantung pada litologi, sesar, terobosan
magma, porositas, suhu, tekanan dan fluida yang mengisi batuan Parameterparameter
tersebut dapat menaikkan dan menurunkan resistivitas batuan.
Dari interpretasi yang didapat adalah 28.8 ohm merer, resistivitas yang paling tinggi
dicirikan dengan merah kecoklatan. Pori batuan yang terisi air akan memperlebar
jangkauan nilai resistivitas batuan, sehingga tinjauan geologi daerah penelitian sangat
diperlukan untuk mengetahui karakteristik batuannya. Jika dilihat dari peta geologi,
termasuk dalam formasi batuan gunung api kuarter yang terdiri dari beberapa batuan
yaitu: batuan breksi gunungapi, lava, tufa, breksi tufaan, dan aglomerat, sehingga
dengan acuan tersebut kita dapat menduga model pelapisan yang mungkin dari
interpretasi data geolistrik yang berupa nilai resistivitas batuannya

Keterangan: forward modelling dari intrusi


Peta penampang resistivitas sebenarnya dibuat dengan menghubungkan data
resistivitas dan kedalaman hasil pemodelan batuan intrusi merupakan batuan yang
terbentuk akibat adanya magma yang merobos ke permukaan karena adanya
rekahan pada formasi batuan. Umumnya intrusi berbentuk dike, namun pada
kenyataanya intrusi batuan memiliki banyak jenis seperti sill, laccolith, lapolith,
paccolith dan volcanic. Penggunaan metode geolistrik tahanan jenis untuk menentukan
jenis batuan intrusi dapat digunakan dengan melihat nilai resistivitas dan
penampang 2D yang dihasilkan

Keterangan: forward modelling dari Dapur magma

Hasil inversi dari datasintetik tersebut menunjukan anomali dari model


yang di buat berada pada kedalaman yang kurangtepat, untuk itu di buat lagi
data sintetik denganspasi elektroda 0.5 meter, hasil inversi menunjukan anomali
terdeteksi pada permukaan anomali sehingga dari data sintetik spasi meter
diproses dengan tehnik overlay sehinggaanomali terdeteksi dengan posisi yang
tepat. Perlakuan yang sama juga diperuntukan untuksemua lintasan baik model
maupun akuisisi data dilapangan, namun saat pembuatan data diatas tidak
didapatkan dengan baik dikarenakan tidak diketahui data tersebut

Keterangan: forward modelling dari Aquiver


Potensi akuifer digambarkan dengan peta sebaran isoresistivity. Peta kedalaman
akuifer peta, ketebalan akuifer dan peta pola aliran air tanah. Peta inin merupakan
gambara anomali sensitivitas garis-garis yang menghubungkan nilai resistivitas akuifer
yang sama. Potensi akuifer digambarkan dengan peta sebaran suatu resistivitas, Peta
kedalaman akuifer peta ketebalan akuifer dan peta pola aliran air tanah, yaitu akuifer
yang sama.

KESIMPULAN
Dari hasil forward modeling diperoleh gambaran bawah permukaan yaitu dengan
memperbesar jarak elektroda maka semakin jelas adanya perubahan resistivitas semu
atau terjadi anomali. Dan memperhatikan nilai sensitivitas pada tiap elektroda.
Sebaliknya jika jarak elektrodanya kecil maka anomali dari lapisan bumi kecil juga atau
bahkan tidak ada anomali. Hal ini dikarenakan untuk jarak elektroda yang kecil,
lapisan bumi bersifat homogen.

UCAPAN TERIMA KASIH

Praktikan mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Geolistrik


dan Elektromagnetik yakni ibu Ichy Lucya Resta, S.Pd, M.i

DAFTAR PUSTAKA

Meidav, T., 1972. Electrical resistivity in geothermal exploration. Presented paper in


Annual Meeting, Society of Exploration Geophysicists 1972, Anaheim California.
Grandis,H.2008 Inversi Geofisika (geophysical inversion), ITB, Bandung
Widodo, S., dan Mustang, A. 2009, Potensi Panas Bumi Daerah Cubadak Berdasarkan
Survei Geolistrik Schlumberger, Makalah disajikan dalam Kolokium Badan
Geologi 2009, Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi

Anda mungkin juga menyukai