Disusun Oleh:
Fadlillah Nur Raharjo
3713100022
Dosen Pengampu:
Firman Syaifuddin, S.Si, MT
DEKONVOLUSI
Dekonvolusi adalah sebuah proses untuk meniadakan konvolusi, karena fenomena
perambatan gelombang seismik yang dipakai dalam seismik eksplorasi dapat didekati dengan
model konvolusi. Dekonvolusi dilakukan untuk meningkatkan resolusi vertikal (temporal) dan
meminimalisir efek multiplex dengan cara mengkompres wavelet seismik. dekonvolusi
dilakukan dengan melakukan konvolusi antara data seismik dengan melakukan konvolusi
antara data seismik dengan Filter Wiener.
Tujuan proses dekonvolusi dalam pengolahan data seismik adalah sebagai berikut.
1. Menghilangkan noise yang bersifat koheren, seperti multipel dan dereverberasi.
2. Memisahkan suatu sinyal seismik dengan koefisien refleksi dari suatu seismogram dan
dilakukan pada data seismik yang sudah bebas noise.
3. Menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll, pemantulan ganda atau
multipel, reverberation, efek pemantulan permukaan (ghost).
4. Memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise dan merupakan
penerapan dari invers filter karena konvolusi merupakan suatu filter.
JENIS-JENIS DEKONVOLUSI
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai jenis-jenis dekonvolusi pada
pengolahan data seismik.
Gambar 3. Prinsip Filter Wiener yang mengubah sinyal menjadi Spike (paku) menurut
Claerbout 1985
F(f) = 1 / S(f).........................................................(1)
Apabila S(f) > 0 maka filter tersebut dapat digunakan. Bila salah satu
komponen bernilai 0 (nol), maka F(f) tidak dapat digunakan karena akan
mengakibatkan hasil perhitungannya menghasilkan nilai tak terhingga. Untuk
mengatasi hal ini digunakan white noise kedalam spektrum sinyal.
2.2. Dereverberasi
Merupakan fenomena yang dijumpai penerapan seismik di laut. Sebab dasar
laut dapat menjadi reflektor yang kuat dan permukaan laut menghasilkan pantulan
yang kuat dengan koefisien refleksi sebesar (-1). Dereverberasi merupakan sebuah
dekonvolusi untuk menghilangkan pengaruh reverberasi. Sebab, dengan
menghilangkan reverberasi akan data dekonvolusi semakin bagus sebab mendekati
bentuk impuls.
.................(2)
Dimana r(k) merupakan koefisien refleksi pada sampel ke-k, m merupakan jumlah
refleksi, L merupakan jumlah total sampel, N merupakan akar kuadrat variasi
bising, n merupakan noise pada sampel ke-k, merupakan likelihood bahwa sampel
mempunyai sebuah refleksi. Dimana mempunyai nilai kurang dari 1.
3.4.2. Dekonvolusi Norma L1
Menurut Oldenburg pada tahun 1983, pada bagian awalnya di
diskusikan model konvolusional bebas noise dengan persamaan sebagai
berikut,
......................................(3)
.......................................(4)
dimana x(t) merupakan jejak seismik, w(t) merupakan wavelet, r(t)
merupakan reflektivitas. Oldenburg menunjukkan apabila dekonvolusi
resolusi semakin tinggi dilakukan pada trace seismik, estimasi reflektivitas
dapat dianggap sebagai nilai rata-rata dari reflektivitas asal.
Menurut Claerbuur dan Muir (1973) dan Taylor et al. (1979), Norma
L1 adalah solusi dari proses dekonvolusi.