Anda di halaman 1dari 26

GEOMETRI

(Laporan Praktikum Pengolahan Data Seismik)

Oleh
Devitasari
1715051020

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Judul Praktikum : Geometri

Tempat Praktikum : Laboratorium Teknik Geofisika

Tanggal Praktikum : 3 Oktober 2019

Nama : Devitasari

NPM : 1715051020

Jurusan : Teknik Geofisika

Fakultas : Teknik

Kelompok : VI (Enam)

Bandar Lampung, 10 Oktober 2019


Mengetahui,
Asisten

Pupu Purnama
NPM. 1615051044

i
GEOMETRI

Oleh
Devitasari

ABSTRAK

Pada praktikum kali ini membahas mengenai geometri. Praktikum ini bertujuan
agar praktikan dapat mengerti dan dapat mengaplikasikan field geometri, trace
labelling, dan juga CDP. Selanjutnya dilakukan pendefinisian geometri atau
pencocokan geometri terhadap data yang telah dimasukkan sebelumnya (Raw-
Data) dengan data penembakan dilapangan, agar data yang kita olah sesuai
dengan geometri pada saat pengambilan data dilapangan. Geometry assignment
merupakan suatu proses pendefinisian geometri penembakan dengan acuan
observer report yang ada, dan bertujuan untuk mensimulasikan posisi shot dan
receiver pada software sebagaimana posisi sebenarnya di lapangan. Secara
sederhana proses geometri adalah proses memasukkan parameter lapangan
kedalam dataset yang kita miliki. Hasil keluaran dari field geometri berupa
stacking chart atau stacking diagram yang sesuai dengan geometri penembakan,
yang dilakukan pada saat akuisisi data.Field Geometri meruapakan pendefinisian
geometri penembakan dengan acuan observer report yang ada. Hasil output dari
field Geometry berupa stacking chart yang sesuai dengan geometri penembakan
yang dilakukan pada akuisisi data. Trace Labelling merupakan pendefinisian
identitas setiap trace-trace yang berhubungan dengan shot point, posisi di
permukaan, offset dan nomor CMP. CDP atau Common Deep Point adalah istilah
dalam pengambilan data seismik untuk konfigurasi sumber hingga penerima
dimana terdapat satu titik yang tetap dibawah permukaan bumi.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Tujuan Percobaan .................................................................................1

II. TEORI DASAR ....................................................................................2

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Alat dan Bahan ................................................................................6
B. Diagram Alir ...................................................................................7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan ..............................................................................8
B. Pembahasan ......................................................................................8

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Laptop..............................................................................................6
Gambar 2 software promax...............................................................................6
Gambar 3 mouse ..............................................................................................6
Gambar 4 Diagram Alir ....................................................................................7

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode seismik memanfaatkan perambatan, pembiasan, pemantulan
gelombang gempa. Secara umum dalam suatu langkah eksplorasi
hidrokarbon, urutan penggunaan metode seismik adalah sebagai berikut;
pengambilan data seismik (Seismic Data Acquisition), pengolahan data
seismik (Seismic Data Processing), interpretasi data seismik (Seismic Data
Interpretation). Dalam pengolahan data seismik dapat menggunakan
beberapa software salah satunya adalah ProMax. ProMax yaitu software
berbasis sistem operasi Linux yang digunakan untuk melakukan pengolahan
awal data seismik baik 2D, 3D ataupun 4D. Secara garis besar ProMax
memiliki 3 lapis window yaitu Area, Line dan Flows. Input data merupakan
proses melakukan reformatting data dari format lapangan ke dalam format
software ProMax untuk kemudian dilakukan pengecekan melalui proses
geometri. Tahapan geometri berfungsi untuk mengkoreksi geometri agar
sesuai dengan kondisi di lapangan saat pengambilan data.Untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai pengolahan data seismic terutama mengenai geometri,
maka dilakukanlah praktikum ini.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah agar mahasiswa mengerti dan dapat
mengaplikasikan field geometri, trace labeling, dan juga CDP.
II. TEORI DASAR

Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuranrespon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah
dan kemudian direleksikanatau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah
atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam
(sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa
besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari
tanahdiukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metodegeofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan
dengan menggunakan sumber seismic (palu,ledakan, dll). Setelah usikan
diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam mediu (tanah/batuan)yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan
ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada
suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah (Nainggolan, 2008).

Dalam metode seismik kita mengenal adanya gelombang seismik refraksi, refleksi
dan defraksi. Gelombang seismik refraksi, Gelombang seismikyang datang dan
mengenai reflektor tidak selalu akan direfleksikan, tetapi juga bisa ditransmisikan
kemedium berikutnya. Gelombang yang melewati bidang batas dua medium yang
memiliki kontras densitas dan kecepatan berbedaakan direfraksikan berdasarkan
hukum Snellius. Kemudian gelombang seismik refleksi, Respon gelombang
elastik dalam penjalarannya akan tergantung pada medium yang dilewatinya.
Munculnya zona kontras sifat elastik batuan (kecepatan dan densitas) yang
signifikan akan menyebabkan terjadinya refleksi gelombang. Diskontinuitas dari
lapisan tersebut akan menyebabkan gelombang seismik dipantulkan dengan sudut
pantul sama dengan sudut datangnya. Difraksi dapat terjadi pada bidang batas
diskontinu seperti reef, fault, lipatan yang memiliki dipreflektor cukup besar. Efek
difraksi dari gelombang seismik dijelaskan menurut prinsip Huygens yang
menyatakan bahwa tiap titik yang dilalui muka gelombang akan menjadi sumber
3

baru dari gelombang tersebut, dengan muka gelombangdisebar secara spheris


pada medium homo genisotropis, sehingga titik-titik difraksi juga menjadi sumber
baru yang menyebar kesegala arah (Sheriff, 1973).

Seorang ahli bernama Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang
dikenal sebagai gelombang permukaan, yangdibangkitkan oleh sebuah ledakan.
Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari
sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak.
Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber
gempa bumiuntuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas
antara mantel dan kerak bumiyang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian
awal observasi seismik untuk eksplorasiminyak dan mineral dimulai pada tahun
1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secaraintensif di Iran untuk membatasi
struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan
metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode
ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921 (Abdullah,
2007).

Seismik refraksi diasumsikan sebagai Suatu sumber gelombang dibangkitkan di


permukaan bumi. Di permukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh
serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus
dengan sumber ledakan (profil line), kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat
seismograf. Pada survei seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar
pemantulan dan pembiasan diantaranya, hukum Snellius, azas Fermat, dan hukum
Huygens. Menurut hukum Snellius menjelaskan hubungan antara sinus sudut
datang dan sudut bias terhadap kecepatan gelombang dalam medium (Telford,
1976).

ProMAX adalah perangkat lunak pengolahan data seismik yang cukup populer
baik dikalangan industriawan maupun akademisi. Pada platform Linux, ProMAX
dapat diaktifkan dengan perintah promax, run_promax, start_promax, dan lain-
lain. ProMAX memiliki tiga lapis window yakni AREA, LINE, dan FLOW. Pada
window AREA dan LINE terdapat menu Select, Add, Delete, Rename, Copy dan
Permission. Select adalah untuk memilih AREA atau LINE yang baru. Select
untuk memilih, Rename untuk mengganti nama. Window FLOW merupakan
window utama membuat dan mengeksekusi flow pengolahan data seismik. Di
bagian kanan window FLOW terdapat ratusan fungsi pengolahan data seismik
yang ada dapat dipilih (Abdullah, 2007).

Promax sendiri cukup terkenal di kalangan industri ataupun pelajar untuk


mengolah data akuisisi seismik. Dalam paper ini akan dibahas pengolahan data
seismik dengan Promax, dimulai dengan melakukan input data, geometri, inline,
4

editing, preprocessing dan pengujian dengan parameter tar (true amplitude


recovery) dan parameter dekonvolusi Teori Dasar Pengolahan data seismik adalah
suatu proses untuk menjadikan data seismik mendekati penampang geologi bawah
permukaan. Pada dasarnya pengolahan data seismik yang dilakukan di perusahaan
pengolahan data sama. Perbedaan yang terjadi disebabkan adanya perbedaan
kemampuan software yang digunakan dalam pemprosesan data seismik
(Sismanto, 2006).

Input data adalah proses melakukan reformatting data dari format lapangan ke
dalam format software ProMax untuk kemudian dilakukan pengecekan melalui
proses geometri. Tahapan geometri berfungsi untuk mengkoreksi geometri agar
sesuai dengan kondisi di lapangan saat pengambilan data. Data rekaman seismik
dari akuisi lapangan disimpan pada pita magnetik dalam bentuk multiplex, artinya
setiap satuan waktu terdiri dari berbagai trace. Sebelum dilakukan pemrosesan
lebih lanjut, maka dilakukan proses demultiplex yang mengatur kembali format
atau susunan trace setiap satuan waktu (Ramadhan, 2016).

Dalam pengolahan data seismik dapat menggunakan beberapa software salah


satunya adalah ProMax. Pengolahan data seismik perlu dilakukan untuk
mendapatkan gambaran struktur yang sesuai dengan kenyataan yang ada di
lapangan. Pengolahan ini sangat penting dalam hal interpretasi karena jika dalam
pengolahan data terdapat kesalahan maka interpretasinya juga akan salah. Secara
garis besar tujuan dari processing data seismik ini adalah untuk meningkatkan
informasi data seismik agar selanjutnya dapat diinterpretasi relatif noise rendah
pada sinyal dan lokasi reflektor seismik pada ruang x, y, z yang sebenarnya.
Sekuen data processing seismik biasanya dipertimbangkan sebagai dasar dari
kualitas data lapangan, lingkungan geologi, filosofi dari setiap perusahaan,
kemampuan dan pengalaman dari pekerja, dan biaya (Sismanto, 1996).

Geometri merupakan langkah awal dalam pengolahan data seismik. Setelah


melakukan Trace Display, kemudian kembali ke jendela ruang kerja FLOW untuk
menambahkan processing flow yang baru (Abdullah, 2007).

Setiap trace yang sudah didefinisikan identitasnya akan digunakan untuk


pengolahan data selanjutnya.Tahapan geometry berfungsi untuk mengkoreksi
geometry agar sesuaidengan kondisi di lapangan saat pengambilan data.Menu file
berfungsi untuk memanggil data yang akan diolah. Datayang diambil merupkan
data geometri, yaitu JYPR-3.2. Menu setup dan Auto-2Dberfungsi untuk
menspesifikasikan konfigurasi global dan informasi operasional
yang digunakan dalam ProMAX 2D. Aplikasi dari menu setup meliputi:
a. Assign Midpoints Method
5

Pada parameter ini disediakan pilihan metode binning yang akan


digunakan. Masukan yang diberikan dalam parameter ini mempengaruhi
pilihanpilihan yang disediakan oleh menu lainnya. Dalam pengolahan berikut,
metodeyang digunakan adalah Matching pattern number in the SIN and PAT
spreadsheet.
b. Nominal receiver station interval
Parameter ini berisi input nominal receiver interval yang digunakan
dilapangan. Receiver interval yang digunakan adalah 12,5 meter.
c. Nominal source station interval
Parameter ini berisi input nominal shot interval yang digunakan di
lapangan. Shot interval yang digunakan adalah 37.5 meter.
d. Nominal sail line azimuth
Parameter ini berisi input nominal azimuth yang diukur sepanjang
arah lintasan ke arah bertambahnya nomor receiver station atau source station,
searah jarum jam dari arah arah utara, dalam satuan derajat (°).
e. Nominal Source Depth
Parameter ini berisi input kedalaman dari sumber energi. Kedalaman
sumber diukur dari permukaan perairan.
f. Nominal Receiver Depth
Parameter ini berisi input kedalaman dari sumber penerima.Kedalaman
penerima diukur dari permukaan perairan.
(Jusri,2004).

Pada tahap geometri (geometri loading) merupakan tahap dimana dilakukan


proses input berbagai parameter yang digunakan saat akuisisi data dilakukan.
Sebab setelah data dimasukkan ke dalam komputer untuk melakukan processing
dari tape, tersebut perlu adanya data-data atau parameter seperti shot interval, near
trace group, far trace group dan sebagainya (Jusri, 2005).

Proses geometri dilakukan dengan tujuan pemberian label titik koordinat pada
data atau nominal geometri. Untuk membuat data sesuai dengan kondisi
sebagaimana saat akuisisi dilakukan, maka dilakukan tahap geometri. Informasi
mengenai geometri akan menjadi suatu identitas (header) dari trace seismik yang
terekam, dan akan menjadi suatu atribut yang sangat vital dalam pengolahan data
seismik pada tahapan-tahapan selanjutnya. Secara umum, dalam tahap ini harus
dimasukkan semua parameter geometri lapangan yang dibutuhkan, mulai dari
Setup, Auto2D, Sources, Patterns, TraceQC dan melakukan binning data. Perintah
yang akan kita gunakan harus sesuai dengan jenis geometri data, berkaitan dengan
zona survey akuisisi seismik yang dilakukan (Ramadhan, 2016).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:

Gambar1 Laptop

Gambar 2 Softwware Promax

Gambar3 Mouse
7

A. Diagram Alir
Adapun diagram alir dari praktikum ini, yaitu:

Mulai

Membuat folder area

Membuat folderline

Membuat folderflows input data

Meng-editfolder flows input data

Memasukan perintah SEG – Y Input dan Disk Data Output

Mengeksekusi flows input data

Membuat folderflows input data display


gather

Meng-editfolderflows input data display


gather
Mengeksekusi flows display data

Grafik data seismik

Selesai

Gambar 4 Diagram Alir


7
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Adapun data hasil praktikum pada praktikum ini terdapatpadalampiran.

B. Pembahasan

Praktikum geometri ini di awali dengan membuka data pada praktikum


sebelumnyasoftware ProMax. Pada tabel flow pilih (Geometri), kemudian
klik Geometri, tambahkan 2D Marine Geometry, setelah itu tambahkan lagi
Add Flow Comment, tambahkan pula disk data input, tambahkan Inline Geom
Header Load dan tambahkan pula disk data output. Setelah penambahan
selesai, lalu MB3. Kemudian MB1 pada Marine, setelah itu Excute. Akan
muncul tabel pada lembar kerja, MB1 pada Setup. Kemudian klik Matching,
dengan isian N Receive bernilai 12,5; N Source bernilai 12,5; NSLA bernilai
90; NSD bernilai 3 dan NRD bernilai 3. Setelah semuanya di isi, MB 1 pada
Auto Marine 2D. Setelah itu, MB1 pada Source. Untuk melakukan Mark
Block, MB 1 setelah itu MB3, kemudian MB2 pada Source. Pilih Fill a
Marke dengan nilai star sebesar 100 dan increament 1. Kemudian MB2 pada
FFID, pilih File lalu Save, setelah itu pilih File dan Exit. Untuk melakukan
pengecekan data, buka Pattern Tabel ProMAX 2D, lalu pilih File dan Exit.
Kemudian MB1 pada Bin ProMAX 2D. pilih Assign, lalu Proced ok dan pilih
Bining. Setelah langkah dia atas selesai, selanjutnya untuk mengisi nilai Mid
Point, pilih Method, pilih Mid Point, pilih OFB. Kemudian isi tabel dengan
nilai masing-masing 100, 0 dan 6,25. Kemudian pilih Ok. Setelah itu, pilih
lagi Method, pilih Using, Default dan klik Ok. Kemudian untuk mengatur
Received, pilih menu Method, pilih Received, isi dengan nilai 12,5. Untuk
melakukn finaslisasi terhadap database, pilih menu Finalize Database, klik
Ok, lalu Cancel. Setelah itu pilih Trace QC (ProMAX 2D), kemudian View,
pilih View All, pilih xy Graph. Pada tabel TRC, MB1 pada CDP. Kemudian
View, pilih View All, pilih xy Graph. Lalu MB1 pada CDP, MB2 pada Offset,
9

kemudian akan muncul tampilan grafik. Kemudian pada tabel Graph pilih Colour, pilih
Bar, kemudian Exit. Pada tabel Editing Flow, MB3 pada 4 data. DDI di isi dengan Raw-
Data, kemudian MB2. Setekah itu inline MB2, isi dengan Yes, FFID dan None.
Kemudian klik No, lalu Yes (Compute). Watter velocity di isi dengan nilai 1480,
kemudian MB2 DDO, lalu MB1 Invalid, setelah itu Add (geometri). Pada tabel line,
MB1 pada NPM, kemudian buka dataset pada tabel Flow. Lalu MB2 Geometri. Pada
menu Display Gather MB2, pilih DDI, pilih Geometri, lalu Excute. Kemudian akan
tampil bentuk geometri. Bentuk geometri ini terdapat pada lampiran.

Pada praktikum ini dilakukan pendefinisian geometri atau pencocokan geometri terhadap
data yang telah dimasukkan sebelumnya (Raw-Data) dengan data penembakan
dilapangan, agar data yang kita olah sesuai dengan geometri pada saat pengambilan data
dilapangan. Geometry assignment merupakan suatu proses pendefinisian geometri
penembakan dengan acuan observer report yang ada, dan bertujuan untuk
mensimulasikan posisi shot dan receiver pada software sebagaimana posisi sebenarnya di
lapangan. Secara sederhana, prosesn geometri adalah proses memasukkan parameter
lapangan ke dalam dataset yang kita miliki. Hasil keluaran dari field geometri berupa
stacking chart atau stackingdiagram yang sesuai dengan geometri penembakan, yang
dilakukan pada saat akuisisi data. Setiap trace yang sudah didefinisikan identitasnya akan
digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.Tahapan geometri berfungsi untuk
mengkoreksi geometry agar sesuaidengan kondisi dilapangansaat pengambilan data.Menu
file berfungsi untuk memanggil data yang akan diolah. Menu setup dan Auto-2D
berfungsi untuk menspesifikasikan konfigurasi global dan informasi operasional yang
digunakan dalam ProMAX. Aplikasi dari menu setup meliputi Assign Midpoints
Method, Nominal receiver station interval, Nominal source station interval, Nominal sail
line azimuth, Nominal Source Depth dan Nominal Receiver Depth. Assign Midpoints
Method menyediakan pilihan metode binning yang akan digunakan. Masukan yang
diberikan dalam parameter ini mempengaruhi pilihanpilihan yang disediakan oleh menu
lainnya. Nominal receiver station interval berisi input nominal receiver interval yang
digunakan di lapangan. Receiver interval yang digunakan adalah 12,5 meter. Nominal
source station interval berisi input nominal shot interval yang digunakan dilapangan.
Nominal sail line azimuth berisi input nominal azimuth yang diukur sepanjang arah
lintasan ke arah bertambahnya nomor receiver station atau source station, searah jarum
jam dari arah arah utara, dalam satuan derajat (°). Nominal Source Depth berisi input
kedalaman dari sumber energi. Kedalaman sumber diukur dari permukaan perairan.
Nominal Receiver Depth berisi input kedalaman dari sumber penerima. Kedalaman
penerima diukur dari permukaan perairan.

Geometri memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya


menentukan arah, menentukan jarak, mnentukan waktu, menetukan laju kendaraan,
menetukan tekanan, menetukan besaran, menetukan arah laju kendaraan pesawat,
membuat jarak, mempermudah menetukan arah, mempermudah arah laju kendaraan, dan
masih banyak lagi.
10

Hasil output dari field geometri ini berupa stacking chart yang sesuai dengan geometri
penembakan yang dilakukan pada saat akuisisi data. Geometri dari data marine seismic
dan land seismic dapat memiliki perbedaan karena beberapa faktor berikut:

1. Berdasarkan konfigurasi bentangan kabel


a. Off End Spread
Pada jenis ini posisi titik tembak atau shot point (SP) berada pada salah satu ujung
(kiri dan kanan) dari bentangan.Pada bentangan ini SP ditempatkan ditengan
antara dua bentagan .
b. Split Spread
Bila jumlah trace sebelah kiri dan kanan sama, maka disebut Symitrical Split
Spread. Bila tidak sama disebut Asymitrical Split Spread.
c. Alternating Spread
Pada model ini shot point berada pada kedua ujung bentangan dan penembakan
dilakukan secara bergantian untuk setiap perubahan coverage.

2. Arah gerak perekaman


Ditinjau dari arah gerak perekaman, maka geometri penembakan dapat dibedakan
dalam dua jenis gerakan pushing cable (SP seolah-olah mendorong kabel)
dan puiling cable (SP seolah-olah menarik kabel). Pushing cable dan Pulling cable

3. Posisi relatif penerima terhadap titik tembak


Dari hubungan antara posisi relatif receiver terhadap titik tembak (shot point) dalam
suatu bentangan geophone, maka geometri penembakan dapat dibedakan atas dua
jenis yaitu: Direct shot dan Reverse shot.

4. Berdasarkan Raypath
a. Common Source Point (CSP) yaitu sinyal direkam oleh setiap trace yang dating
dari satu titik tembak yang sama.
b. Common Depth Point (CDP) yaitu sinyal yang dipantulkan dari satu titik reflector
direkam oleh sekelompok receiver yang berbeda.
c. Common Receiver Point (CRP) yaitu satu trace merekam sinyal-sinyal dari setiap
titik tembak yang ada.
d. Common Offset (CO) yaitu sinyal setiap titik reflektor masing-masing derekam
oleh satu trace dengan offset yang sama.

Dari proses geometri lay out akan diperoleh hasil berupa stacking chart yang sesuai
dengan stacking chart yang dibuat saat perekaman data. Disamping itu juga dihasilkan
posisi shot pointreceiver dalam system koordinat serta pengelompokan nomor shot dan
receiver sesuai dengan CDP lengkap dengan fold dari masing-masing CDP. Pada marine
seismic biasanya stacking chart berbentuk jajar genjang, sedangkan pada land seismic
stacking chart-nya biasanya berbentuk trapesium atau segitiga.
11

Perbedaan yang dihasilkan dari data sesismik sebelum dan sesudah digeometri adalah
lapisan yang terlihat pada data menjadi lebih halus. Gelombang-gelombang yang
dihasilkan pada saat sebelum digeometri menjadi tidak terlihat. Pada hal ini, data seismik
mengalami migrasi. Migrasi memiliki fungsi salah satunya adalah menghilangkan efek
gelombang pada data seismik yang sedang diolah. Selain itu, proses migrasi ini juga
merubah sudut kemiringan, memperpendek reflektor, memindahkan reflektor ke arah up-
dip, serta memperbaik resolusi vertikal dari data sesimik yang sudah digeometri.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasilpraktikum ini sebagai berikut :


1. Hasil keluaran dari field geometri berupa stacking chart atau stacking diagram
yang sesuai dengan geometri penembakan, yang dilakukan pada saat akuisisi
data.
2. Tahapan geometry berfungsi untuk mengkoreksi geometry agar sesuaidengan
kondisi di lapangan saat pengambilan data.
3. Subflow pada praktikum ini terdiri dari: 2D marine geometry spreadsheet,
Disk data input, Inline Geom Header Load dan Disk Data Output. Yang
masing-masing diatur sesuai prosedur praktikum.
4. Kegunaaan geometri diantaranya menentukan arah, menentukan jarak,
mnentukan waktu, menetukan laju kendaraan, menetukan tekanan, menetukan
besaran, menetukan arah laju kendaraan pesawat, membuat jarak,
mempermudah menetukan arah, mempermudah arah laju kendaraan, dan
masih banyak lagi.
5. Perbedaan yang dihasilkan dari data sesismik sebelum dan sesudah digeometri
adalah lapisan yang terlihat pada data menjadi lebih halus. Gelombang-
gelombang yang dihasilkan pada saat sebelum digeometri menjadi tidak
terlihat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2007. Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung: Institut Teknologi


Bandung.

Gaddalah, Mamdouh. 1994. Applied Seismology: Comprehensive Guide to


Seismic Theory and Application. Oklahoma: PennWell Corporation.

Jusri. 2014. Pengolahan Data Seismik Refleksi.Istitut Teknologi Bandung.


Nandung

Jusri, Tomi A. 2005. Panduan Data Seismik Menggunakan Promax. Bandung:

Institut Teknologi Bandung.

Nainggolan, Henry. 2008. Pengolahan Data Seismik 2D Menggunakan ProMAX


“Area Cekungan Gorontalo”. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Ramadhan, FaizDeja. 2016. Laporan Kerja Praktik “Pemrosesan Data 2D Marine


Seismik
 Lapangan “X’’ Dengan Menggunakan Migrasi “Kirchhoff” Pada
Software Promax”.Yogyakarta: FMIPA UniversitasGadjahMada.

Sheriff,R.B.1973.Encyclopedicdictionaryofexplorationgeophysics.Tulsa, Soc. of
Exploration Geophysicists.

Sismanto. 2006. Dasar-Dasar Akusisi dan Pemrosesan Data Seismic. Jogjakarta:


Fakultas

Sismanto, 1999, Eksplorasi dengan Menggunakan Seismik Refraksi. Gajah Mada


University Press. Yogyakarta.

Sismanto, 1996. Pengolahan Data Seismik. Yogyakarta: Laboratorium Geofisika

Universitas Gadjah Mada.

Telford, Geldart dan Sheriff, 1990. Applied Geophysics Second Edition. United
States Of America: Cambridge University Press.

iii
LAMPIRAN
Lampiran

Gambar 6 Hasil

Langkah-langkah Praktikum

Gambar 7

Gambar 8
Gambar 9

Gambar 10

Gambar 11
Gambar 12

Gambar 13

Gambar 14
Gambar 15

Gambar 16

Gambar 17
Gambar 18

Gambar 19

Gambar 20
Gambar 21

Gambar 22

Anda mungkin juga menyukai