Anda di halaman 1dari 19

1

SEG-D INPUT DAN REFORMATING


(Laporan Praktikum Seismik Eksplorasi)

Oleh
Desima
1515051033

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
2

Judul Praktikum : SEG-D Input dan Reformating

Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2018

Tempat Praktikum : Laboratorium Teknik Geofisika

Nama : Desima

NPM : 1615051033

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 3 (Tiga)

Bandar Lampung, 11 Oktober 2018

Mengetahui,
Asisten,

Rismawati
NPM. 1515051014
3

SEG-D Input dan Reformating

Oleh
Desima

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum SEG-D Input dan Reformating. Praktikum SEG-D Input
dan Reformating dilakukan dengan tujuan adalah agar mahasiswa dapat meloading
data atau memasukan data dari format SEG-D kedalam disk dengan format internal
Promax. Dalam processing data seismik terlebih dahulu kita memahami data yang
terekam dari lapangan, data yang terekam dari lapangan disimpan dalam pita
magnetik ataupun disk dengan format tertentu. Pita magnetik yang memuat data
lapangan disebut dengan field tape. Sehingga pada pembacaan raw data seismik,
pembacaan tersebut dapat dilakukan dari tape maupun disk sesuai dengan media
penyimpanan file tersebut. Pada praktikum ini tidak perlu melewati tahap
demultiplexing karena, data yang digunakan data SEG-Y. Pada praktikum ini
praktikan membuat jendela baru Area, Line, Flow dan Edit Flow. Pengolahan data
sesimik ini akan menghasilkan data yang mempunyai ketepatan serta resolusi yang
tinggi dalam memodelkan struktur bawah permukaan bumi dan menentukan
struktur geologi. Penggunaan mouse pada promax dibagi menjadi 3 bagian yaitu
click kiri adalah MB1 yang fungsinya adalah Mark Process (Menandai proses),
click scroll adalah MB2 yang fungsinya untuk Proses parameter, dan click kanan
adalah MB3 yang fungsinya aktivasi atau nonaktifasi.
4

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Tujuan Percobaan…………………………………………….. 1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan ................…………………………………... 4
B. Diagram Alir………………..………………………..........… 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan ……………………………………………. 6
B. Pembahasan …..………………………………………........... 6

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
5

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Laptop ............................................................................................... 4
Gambar 2. Software Promax................................................................................ 4
Gambar 3. Diagram Alir ..................................................................................... 5
6

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada ilmu geofisika kita banyak mengenal macam-macam metode, salah
satunya adalah metode seismik. Seismik pada geofisika biasanya sebagai
metode yang memanfaatkan perambatan gelombang kebawah permukaaan
bumi untuk mengetahui keadaan bawah permukaan bumi. Pada data seismik
dilakukan pengolahan data seismik yaitu dengan berupa tape data perekaman
seismik dan stacking chart yang berisikan data lapangan yang nantinya akan
dijadikan sebagai acuan geometri bagi data pada perekakman seismik di dalam
tape data rekaman seismik. Pengolahan data seismik dapat digunakan untuk
memperoleh penampang seismik dengan signal to noise ratio yang baik tanpa
mengubah bentuk kenampakan refleksi, sehingga dapat diinterpretasikan
keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti apa
adanya. Kualitas data seismik sangat ditentukan oleh kesesuaian parameter
kesesuaian yang berada di lapangan yang digunakan dengan kondisi lapangan
yang ada, dalam hal ini yang dimaksud adalah kondisi geologi dan kondisi
seperti permukaan daerah survei. Untuk lebih memahami mengenai seismik
refleksi terlebih dahulu kita harus memahami SEG-D Input dan Reformating.

Pada prosedur pembacaan raw data seismik, pembacaan tersebut dapat


dilakukan dari tape maupun disk sesuai dengan media penyimpan file tersebut.
Umumnya file memiliku format SEG-Y, selain itu juga terdapat format lain
seperti SEG-D harus dilakukan proses demultiplex terlebih dahulu. Sehingga
dalam menghadapi hal tersebut, sangat perlu dilakukanya praktkum tentang
SEG-D Input dan Reformating.

B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan kali ini adalah agar mahasiswa
dapat meloading data atau memasukan data dari format SEG-D kedalam disk
dengan format internal Promax.
7

II. TEORI DASAR

Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuranrespon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah
dan kemudian direleksikanatau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah
atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam
(sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa
besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari
tanahdiukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metodegeofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan
dengan menggunakan sumber seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan,
terjadi gerakan gelombang di dalam mediu (tanah/batuan)yang memenuhi hukum-
hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan
akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak
tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar
data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah
(Nainggolan, 2008).
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert
Mallet,yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi
instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal
sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet
meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber
ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada
tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa
bumiuntuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel
dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi
seismik untuk eksplorasi minyak.
8

dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan
secaraintensif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi,
sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam
eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma
pada tahun 1921 (Abdullah, 2007).

Dalam seismik refleksi, dasar metodenya adalah perambatan gelombang bunyi dari
sumber getar ke dalam bumi atau formasi batuan, kemudian gelombang tersebut
dipantulkan ke permukaan oleh bidang pantul yang merupakan bidang batas suatu
lapisan yang mempunyai kontras Impedansi Akustik (IA). Di permukaan bumi
gelombang itu ditangkap oleh serangkaian instrumen penerima
(geophone/hydrophone) yang disusun membentuk garis lurus terhadap sumber
ledakan atau profil line. Nilai-nilai impedansi akustik yang dimaksud adalah
kecepatan dan massa jenis batuan penyusun perlapisan bumi. Hubungan antara
keduanya dapat dinyatakan sebagai koefisien refleksi (R) dan koefisien transmisi
(T), atau T = V x R. Waktu perambatan gelombang dari sumber ledakan, kemudian
dipantulkan kembali oleh bidang reflektor tersebut merupakan waktu dua arah atau
lebih dikenal dengan istilah two-way traveltime (TWT) dan besarnya waktu ini
tergantung pada kedalaman reflektor, semakin dalam lapisan batuan semakin besar
waktu yang diperlukan. Sebagian energi yang dipantulkan tersebut akan diterima
oleh serangkaian detektor, kemudian akan direkam dalam satu Magnetic Tape.
Parameter yang direkam adalah waktu penjalaran gelombang seismik dari sumber
menuju detektor. (Alonso, 1967).

Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan
kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison
geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic
repleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan
sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismic refleksi hanya
mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi.
Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni:
Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.
Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang
diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah
gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di
bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo
sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang
medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang
direkam (Schultz, 1985).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:

Gambar 1. Laptop

Gambar 2. Software Proma


B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Membuat folder area

Membuat folder line

Membuat folder flows input data

Meng-edit folder flows input data

Memasukan perintah SEG – Y Input dan Disk Data Output

Mengeksekusi flows input data

Membuat folder flows input data display


gather

Meng-edit folder flows input data display


gather

Memasukan perintah Disk Data Input dan Trace Display

Mengeksekusi flows display data

Grafik data
seismik

Selesai

Gambar 3. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Adapun data pengamatan pada praktikum kali ini terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan
Praktikum kali ini merupakan praktikum tentang SEF-D Input dan Reformating
yang bertujuan agar mahasiswa dapat meloading data atau memasukan data
dari format SEG-D kedalam disk dengan format internal Promax. Dalam
processing data seismik terlebih dahulu kita memahami data yang terekam dari
lapangan, data yang terekam dari lapangan disimpan dalam pita magnetik
ataupun disk dengan format tertentu. Field tape merupakan pita magnetik yang
memuat data lapangan. Sehingga pada pembacaan raw data seismik,
pembacaan tersebut dapat dilakukan dari tape maupun disk sesuai dengan
media penyimpanan file tersebut. Oleh karena geologi setiap medan survey
seismik berbeda-beda, yang secara umum dapat dibedakan menjadi lingkungan
laut (marine), lingkungan darat (land), dan transisi (transition), perbedaan ini
akan menghasilkan data dengan karakteristik yang berbeda-beda dan akan
menyebabkan tahapan-tahapan pengolahan data seismik pun berbeda-beda,
tahapan dalam pengolahan data seismik dapat dikelompokkan menjadi
PreProcessing/Editing (Conditioning Data), Main Processing dan Post
Processing.

Data seismik digital saat ini umumnya memiliki format SEG-D dan SEG-Y.
Diantara kedua format data tersebut terdapat masing-masing perbedaan. Data
SEG-D adalah data seismik yang direkam oleh instrumen seismik awal yang
belum digabungkan dengan informasi posisi dan belum mengalami perubahan
atau editing apapun. Format SEG-Y adalah format data seismik yang telah
ditambahakan informasi posisi dan editing ke dalamnya. Sehingga pada format
SEG-D harus dilakukan proses demultiplex terlebih dahulu. Demultiplex adalah
format data pada field tape yang disusun berdasarkan urutan trace, dimana data
disusun berdasarkan urutan sample untuk tiap tracenya.
Adapun langkah-langkah dalam praktikum SEG-D input dan reformating adalah
diawali dengan membuka software Promax menggunakan bantuan VirtualBox.
Sebelum itu kita juga harus memahami fungsi penggunaan mouse dalam
software Promax, dimana klik kiri adalah MB1 yang fungsinya untuk Mark
Process (menandai proses), klik scroll adalah MB2 yang fungsinya untuk proses
parameter, dan klik kanan adalah MB3 yang fungsinya untuk aktifasi atau
nonaktifasi. Selanjutnya adalah kita membuat folder baru Promax-Data terlebih
dahulu pada data D, lalu masukan data SEG-Y yang akan diolah kedalam folder
tersebut. Setelah itu buka VirtualBox, masukan username ‘root’ dan passwor
‘promax’ maka kita akan masuk ke dalam sistem operasi centos pada
VritualBox. Data SEG-D yang kita simpan tadi dapat diakses dengan membuka
Computer-Filesystem-media lalu pilih file direktori tempat penyimpanan data.
Kemudian buka Promax, maka akan muncul tampilan jendela Area. MB1
rename lalu ganti dengan Nama dan NPM mahasiswa. Lalu MB1 pada file yang
telah di ganti namanya maka akan muncul jendela Line dan ganti lagi namanya
dengan Nama dan NPM mahasiswa. MB1 file yang ada pada jendela Line maka
akan muncul jendela Flows. Pada jendela Flows buat data baru dengan cara MB1
pada Add lalu beri nama “1. INPUT DATA”. Pada Flow masukan subflow
dengan urutan “SEG-Y Input” dan “Disk Data Output” yang dapat dipilih pada
sebelah kanan jendela Editing Flow. Setelah itu MB2 pada subflow SEG-Y Input
untuk mengganti dan memasukan parameter. Adapun parameter yang perlu
diubah pada subflows SEG-Y Input yaitu Type of storage diganti dengan disk,
Enter DISK file path name diisi dengan nama folder tempat penyimpanan data
SEG-Y, dan MAX traces per ensemble dimasukan nilai sesuai dengan data yang
akan kita proses. Kemudian masuk lagi ke jendela Flow “01. INPUT DATA”,
lalu MB2 pada subflow Disk Data Output dan ganti parameter Output Dataset
Filename dengan nama “01 Raw-Data”. Setelah itu kembali lagi ke jendela Flow
lalu MB1 pada Execute untuk memulai proses input data SEG-Y lalu
menyimpannya kembali kedalam folder yang telah kita tentukan, jika proses
telah selesai maka akan muncul tulisan Complete Inputdata Normally dibagian
sebelah kanan bawah pada jendela Editing Flow. Setelah kita selesai melakukan
input data maka kita membuat lagi Flow baru dengan nama “#DISPLAY
GATHER” dengan subflow “Disk Data Input” dan “Trace Display”. Kemudian
ubah beberapa parameter yang ada pada subflow Disk Data Input, lalu klik
Execute dan tunggu prosesnya hingga muncul tulisan Complete displaygather
Normally. Maka akan muncul penampang data seismik. Dari penampang
tersebut dapat kita ketahui informasi mengenai lapisan dibawah permukaan.

Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan 2 Flow yaitu “01. INPUT
DATA” dan “#DISPLAY GATHER”. Sedangkan untuk subflow nya yaitu
SEG-Y Input, Disk Data Output, Disk Input Data, dan Trace Display. Flow
SEG-Y Input berfungsi untuk memasukan data SEG-Y yang ada dalam
komputer ke dalam software Promax. Disk Data Output digunakan untuk
menyimpan data yang ada ke dalam Promax ke dalam komputer. Disk Input
Data digunakan untuk memasukan ulang data yang telah disimpan barusan ke
dalam Promax. Dan flow yang terakhir yaitu Trace Display digunakan untuk
menampilkan penampang data seismik yang telah diolah.

Koreksi ini dilakukan dengan memberi alamat terlebih dahulu dengan


mencocokkan antara data seismik terhadap data observer report. Untuk data
seismik land terdapat observed report dalam tiga jenis yaitu SPS (geometri
source), XPS (geometri konfigurasi penembakan) dan RPS (konfigurasi
Receiver) sementara untuk data marine terdiri dari data navigasi dengan format
p190.

Dalam perekaman data seismik ada beberapa macam konfigurasi penembakan


yaitu split-spread, off-end, dan double off-end. Split-spead adalah apabila trace
sebelah kiri dan kanan sama, maka disebut Symitrical Split Spread. Dan bila
tidak sama disebut Asymitrical Split Spread. Off-end adalah jika posisi titik
tembak atau shot point (SP) berada pada salah satu ujung (kiri dan kanan) dari
bentangan. Pada bentangan ini SP ditempatkan ditengah antara dua bentangan.
Double off-end, pada konfigurasi ini shot point berada pada kedua ujung
bentangan dan penembakan dilakukan secara bergantian untuk setiap perubahan
coverage. Pada data praktikum kali ini dapat diidentifikasi bahwa konfigurasi
penembakan yaitu off-end karena bentuk dari penampang seismik seperti
gunung dan waktu awal pembacaan terlihat terletak di tengah-tengah
penampang.
V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Bagian pada mouse memilik fungsi dan kegunaan masing-masing didalam
Promax, seperti click kiri adalah MB1 yang fungsinya adalah Mark Process
(Menandai proses), click scroll adalah MB2 yang fungsinya untuk Proses
parameter, dan click kanan adalah MB3 yang fungsinya aktivasi atau
nonaktifasi.
2. Data yang digunakan dalam praktikum sudah dalam format SEG-Y, sehingga
tidak perlu didemultiplex.
3. Konfigurasi yang digunakan pada data seismik yaitu off-end karena posisi SP
berada pada tengah-tengah pembacaan.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Belen. 1967. Seismic Facies and Sedimentary Processes of Submarine


Fans and Turbidite Systems. New York: Springer-Verlag Ltd.
Abdullah. 2007. Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Nainggolan, Henry. 2008. Pengolahan Data Seismik 2D Menggunakan ProMAX
“Area Cekungan Gorontalo”. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Schultz, Phil. 1985. The Seismic Velocity Model as an Interpretation Asset.
Collorado: Society Exploration Geophysicist.

Anda mungkin juga menyukai