Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pengolahan Shot Gather menjadi Receiver Gather with Header

Disusun oleh:

Mikael Mario Putra Prapaska 03411940000056


Eksplorasi Seismik B

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2021
BAB III

Metodologi
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan berupa:
• Software Tesseral = membuat model shot header dan receiver header
• Software WSegYCat = penyatuan raw data dalam membentuk shot gather
• Software SeiSee = membuat shot gather with header dan shot gather no header
• Software MATLAB = membuat receiver gather with header dan shot gather
with header

Bahan yang digunakan berupa:

• Raw data seismik lapangan


• Data sintetik:
Tabel 1. Parameter Model
Parameter Model Model
Akuisisi Pertama Kedua
Panjang lintasan 100 m
Kedalaman 50 m
Jumlah Source 101 24
Interval 1 4
Frekuensi 70 Hz
Tipe Ricker
Jumlah Receiver 24 101
Interval 4 1
Start 0
Stop 2
Sampling Rate 1
Litologi Sand Clay (Max)

Langkah Kerja
1. Tesseral
Membuat geometri model awal dengan parameter sesuai dengan Tabel 1
kolom model pertama. Dilakukan acoustic run terhadap model, sehingga akan
diperoleh data GathAP, SnapAP, dan TimeAP. Data yang digunakan adalah
GathAP. GathAP hasil run dilakukan proses grid merge kemudian convert seg-y
dan disimpan sebagai shot header.
Membuat kembali geometri model awal dengan parameter sesuai dengan
Tabel 1 kolom model kedua.
Gambar 1. Parameter model

Dilakukan acoustic run terhadap model. GathAP hasil run dilakukan proses grid
merge kemudian convert seg-y dan disimpan sebagai receiver header.

Gambar 2. Acoustic run, grid merge, dan convert seg-y


2. WSegYCat
Buka lokasi file yang berisi raw data lapangan shot 0 hingga 100. Centang semua
file menggunakan “check all compatible file” kemudian “add checked seg-y files
to cat list” selanjutnya disimpan sebagai shot gather

Gambar 3. WSegYCat
3. SeiSee
Buka lokasi file yang berisi shot header dan shot gather. Klik shot header
kemudian eksport menjadi ASCII file dengan format .txt.

Gambar 4. Shot gather, import dan export shot header


Pada shot gather, import shot header kemudian simpan sebagai shot gather no
header dan shot gather with header.

Gambar 5. Menyimpan shot header setelah diolah


Apabila header belum terlihat, maka dapat dimunculkan dengan “View”
kemudian “Axes Setup” dan pilih header yang diinginkan lalu klik “ok.”
Umumnya axes setup yang digunakan adalah:
• Trace sequence number within line (SEQWL)
• FFID - Original field record number (FFID)
• Trace number within field record (TRCFLD)
• CDP ensemble number (CDP)
• Trace number (TRCNUM)
• SP - Energy source point number (SP)

4. Matlab
Dilakukan running script dimana shot gather no header dan shot header diolah
sehingga diperoleh shot gather with header versi Matlab. Kemudian diperoleh
receiver gather yang diolah kembali dengan receiver header sehingga menjadi
receiver gather with header versi Matlab.
Gambar 6. Pengolahan di Matlab

Diagram AlIr

Gambar 7. Diagram AlIr Langkah Kerja


BAB IV
Hasil dan Pembahasan
Hasil

Gambar 8. Shot gather with header

Gambar 9. Receiver gather with header


Pembahasan
Tujuan praktikum adalah membandingkan hasil dari plottingan shot gather with
header dan receiver gather with header. Berdasarkan pengolahan diperoleh trace seismik
terhadap waktu sesuai dengan gather yang digunakan. Ditampilkan plot shot gather with
header dan receiver gather with header seperti pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Berdasarkan gambar tersebut terlihat perbedaan bahwa shot gather with header yang
mempunyai komponen 101 sources dan 24 receiver akan menghasilkan model dengan
trace seismic yang rapat. Sedangkan untuk receiver gather with header yang mempunyai
komponen 24 sources dan 101 receivers, terlihat bahwa trace yang dihasilkan lebih jelas
apabila dibandingkan dengan model plottingan shot gather with header.
BAB V

Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum, hasil, dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:

• Pengolahan menggunakan software Tesseral, Wsegycat, Seisee, dan Matlab untuk


mengkonversi shot gather menjadi receiver gather with header
• Output berupa shot gather with header dan receiver gather with header dengan
adanya perbedaan jumlah source dan receiver yang menyebabkan perbedaan
kerapatan trace.
• Berdasarkan hasil, diperoleh trace seismik terhadap waktu sesuai dengan gather
yang digunakan. Receiver gather kebalikan dari shot gather
LOG BOOK
ASISTENSI

Nama Praktikan :
Mikael Mario Putra Prapaska

NRP :
03411940000056

Kelompok :
....................................

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
LOG BOOK PRAKTIKUM

Nama Praktikum: Konversi Shot Gather ke Receiver Gather.


Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan Hambatan

Membaca kembali perintah


Senin, 4 – 10 – 2021 18.00 – 19.30 tugas, melihat video rekaman
kelas

19.00 – 22.00 Melakukan running model 24


shot 101 receiver
Selasa, 5 – 10 – 2021

19.00 – 00.00 Mengerjakan bagian yang


kurang dan membuat laporan
Rabu, 6 – 10 2021

Anda mungkin juga menyukai