Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

INVERSI GEOFISIKA TG 3004

MODUL KE – 3
Informasi “A Priori” Model Referensi, Flatness, dan Smoothness

Oleh:
Syifa Khoirinnisa 119120060

Asisten :
1. Yudha Styawan, S.T (Koordinator)
2. Rizki Dinata (118120007)
3. Limwan Sihombing (118120014)
4. Sapruddin Pulungan (118120064)
5. Petrus Elvindo (118120083)
6. Olvi Anggi Oloani (118120109)
7. Prastowo Adhi Irwanto (118120111)
8. M Rafly Abdillah (118120168)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022/2023
I. Tujuan
1. Mampu menyelesaikan persamaan inversi dalam bidang geofisika yang
menggunakan model referensi, flatness dan smoothness.
2. Mampu menganalisa fungsi dari model referensi, flatness dan smoothness.

II. Dasar Teori


2.1 Inverse Modelling
Proses inversi adalah suatu proses pengolahan data lapangan yang
melibatkan teknik penyelesaian matematika dan statistik untuk mendapatkan
informasi yang berguna mengenai distribusi sifat fisis bawah permukaan. Di
dalam proses inversi, kita melakukan analisis terhadap data lapangan dengan
cara melakukan curve fitting (pencocokan kurva) antara model matematika dan
data lapangan. Contoh problem inversi dalam bidang geofisika adalah:
1. Penentuan struktur bawah tanah
2. Estimasi parameter-parameter bahan tambang
3. Estimasi parameter-parameter akumulasi sumber energi
4. Penentuan lokasi gempa bumi berdasarkan waktu gelombang datang
5. Pemodelan respon lithospere untuk mengamati proses sedimentasi
6. Analisis sumur bor pada hidrogeologi.
2.2 MODEL REFERENSI, FLATNESS DAN SMOOTHNESS
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa konsep solusi inversi yang sederhana
pada kondisi under-determined dan mixed-determined adalah tidak memiliki
arti fisis yang jelas. Kemudian, konsep tersebut akan cenderung mengarah
pada solusi inversi atau model yang dekat dengan nol (tidak realistis). Untuk
itu, dibutuhkan model referensi sehingga solusi inversi yang dihasilkan
adalah mendekati dengan model referensi. Model referensi ditentukan
berdasarkan informasi “a priori” yang tersedia. Dengan demikian, proses
inversi pada dasarnya adalah mengupdate atau mengoreksi model referensi.
Dalam geofisika, model referensi biasanya merupakan model bawah
permukaan yang sudah diperoleh sebelumnya dari data lain. Solusi inversi
dengan model referensi adalah sebagai berikut :

Dari persamaan di atas, terlihat bahwa solusi inversi (model) merupakan


model referensi yang diupdate oleh faktor koreksi. Jika model yang
diharapkan adalah model yang bersifat flat, maka minimumkan selisih model
yang berdekatan sehingga gradien nilai model pada lokasi yang berdekatan
tidak terlampau jauh. Secara matematis dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan sebagai berikut:

Matriks operator differensial untuk flatness adalah sebagai berikut


Jika Wm = DTD, maka solusi umum inversi dengan model flatness dan
smoothness adalah sebagai berikut

Dari persamaan di atas, Wm dapat disebut sebagai bobot untuk model.


Bentuk umum solusi inversi dengan model “a priori” adalah sebagai berikut:

Jika pada data diberikan bobot, We maka bentuk umum persamaan solusi
inversi dengan informasi “a priori” adalah sebagai berikut:
III. Langkah Kerja
Problem 1:
- Buka Google collab
- Menuliskan library yang akan digunakan pada pengolahan.
- Input posisi stasiun Dan posisi true hiposenter.
- Melakukan forward modelling untuk menghitung travel time gelombang dari
hiposenter ke stasiun.
- Menambahkan data outlier dan tebakan awal posisi hiposenter.
- Melakukan inversi dengan iterasi 1-3 untuk perhitungan menggunakan atau
dan tanpa bobot
- Menghitung nilai RMS Error.
- Melakukan plotting hasil inversi.

Problem 2:
- Buka Google collab
- Menuliskan library yang akan digunakan pada pengolahan.
- Mengubah nilai teta (𝜃) pada sudut datang menjadi radian.
- Menghitung nilai setiap komponen pada matriks.
- Membuat matriks d dan matriks G.
- Melakukan proses inverse modelling dengan formulasi kasus under-
determined.
- Menampilkan hasil parameter model A, B, dan C yang diperoleh dengan
fungsi “print”.

Problem 3:
- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program python.
- Menuliskan library yang akan digunakan pada pengolahan.
- Menginputkan data observasi, panjang ray pada tiap kotak.
- Menghitung model referensi dan waktu tempuh kalkulasi (Tcal).-
- Menghitung delay time.
- Membuatn matriks bobot. Kemudian lakukan perhitungan inversi linear
menggunakan metode pembobotan.
- Menghitung nilai kecepatan gelombang lapisan 1 (V1) dan menghitungan
kecepatan gelombang lapisan 2 (V2).
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Problem 1Tanpa bobot
- Iterasi 1

- Hasil Problem 1Tanpa bobot Iterasi 2


- Hasil Problem 1Tanpa bobot Iterasi 3

4.2 Hasil Problem Iterasi dengan Bobot


- Iterasi 1
- Iterasi 2
- Iterasi 3
4.3 Hasil Problem 2

4.4 Hasil Problem 3


- Tanpa Flatness 3x3

- Tanpa Flatness 8x8


- Menggunakan Flatness

- Smoothness
4.5 Analisis
Pada praktikum modul ini melakukan penyelesaian inversi Informasi “A
Priori” Model Referensi, Flatness dan Smoothness dan mengetahui nilai dari
parameter model. Tujuan praktikum modul ini yaitu Mampu menyelesaikan
persamaan inversi dalam bidang geofisika yang menggunakan model referensi,
flatness dan smoothness dan Mampu menganalisa fungsi dari model referensi,
flatness dan smoothness. Penyelesaian inversi script 1 menggunakan bobot dan
tanpa bobot dengan masing-masing menggunakan iterasi sebanyak 3 kali.
Script Problem 1 menggunakan posisi x= [0,10,20,30] dan z=0, dan true
hiposenter xo = 12, zo = 10, to = 0. Noise digunakan agar lebih realistis dan
tidak menyimpang jauh dengan nilai 0.03. Penggunaan Matriks jacobian
dimana elemen-elemennya merupakan nilai turunan waktu tempuh terhadap
model. Selain itu terdapat Parameter dgm digunakan untuk menghitung selisih
akurasi dan kalkulasi. Pada penyelesaian inversi keduanya terlihat perbedaan
script dibagian posisi awal dengan penambahan M [15,30] dan penambahan
bobot matriks W[n-1][n-1] = 0.1.
Script Problem 2 mengenai penyelesaian inversi dengan kondisi Under-
Determined, dimana jumlah data observasi lebih sedikit dibandingkan dengan
parameter model. Hasil gambar Script problem 1 tanpa bobot menunjukkan
hasil hiposenter linier dengan data dari iterasi 1-3 karena menggunakan nilai
yang sama dengan jarak inversi hiposenter dengan true hiposenter berjauhan.
Berbeda dengan kurva Erms vs N iterasi, Hasil iterasi 1 kurva tidak muncul,
untuk iterasi 2 kurva berbentuk linier antara data Erms vs N iterasi dan pada
iterasi 3 mengalami penurunan yang sejajar pada Rms eror 1.00-2.00. Pada
hasil inversi linier dengan menambahkan pembobotan kurva hiposenter
berbeda-beda dari iterasi 1-3. Pada iterasi 1-3 hasil kurva hiposenter linier dan
jarak antara true hiposenter dan iversi hiposenter saling berdekatan. Hasil
Script 2 menunjukkan nilai A(0.163364), B(-0.363997), dan C(-0.09403097)
hasil tersebut didapatkan dari persamaan

Terdapat dua sudut yang diketahui dengan koefisien refleksi (0.1523,


0.0947) dan matriks yang digunakan yaitu (2,3). Hasil parameter dari
perhitungan menggunakan google collab jika dibandingkan dengan
perhitungan manual tidak ada perbedaan dan menghasilkan nilai yang sama hal
ini berarti bahwa penyelesaian perhitungan ini benar.

Problem 3 menjelaskan inversi tomografi kecepatan seismik 2D


menggunakan Forward model dan inverse modell sebagai inversi liner teredam
untuk mengestimasi nilai kecepatan dengan mencari solusi tanpa flatness 3x3
dan 8x8, menggunakan Flatness dan smoothness. Hasil flatness 3x3
menghasilkan kecepatan baru -1.068112 dengan damped solution terendah -10
dan tertinggi 10, pada hasil gambar tanpa flatness dengan grid 8x8
menggunakan V true [5] dengan nilai kecepatan dampling solution kisaran -4
sampai 4. Berbeda menggunakan flatness pada grid 8x8 menghasilkan nilai
matriks V [2.20096411e-02 6.76430155e+00 4.21910222e+01
2.59922759e+00] dengan nilai solusi model flatness yang semakin besar
ditandai dengan warna biru keunguan sebagai nilai terendah yaitu -200 dan
tertinggi ditandai warna merah yaitu 150. Pada model smoothness dihasilkan
warna yang lebih seragam dengan rentang nilai solusi model smoothness -6000
sampai 4000. Dari hasil keempat gambar tersebut bahwa nilai dari setiap solusi
dipengaruhi oleh solusi Flatness dan smoothness, dimana solusi smoothness
terlihat lebih seragam warnanya.
V. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum modul ini adalah :
1. Pada iterasi 1-3 hasil kurva hiposenter linier dan jarak antara true hiposenter
dan iversi hiposenter saling berdekatan
2. Hasil parameter dari perhitungan menggunakan google collab jika
dibandingkan dengan perhitungan manual tidak ada perbedaan dan
menghasilkan nilai yang sama hal ini berarti bahwa penyelesaian perhitungan
ini benar.
3. Dari hasil keempat gambar tersebut bahwa nilai dari setiap solusi dipengaruhi
oleh solusi Flatness dan smoothness, dimana solusi smoothness terlihat lebih
seragam warnanya.
4. Hasil flatness 3x3 menghasilkan kecepatan baru -1.068112 dengan damped
solution terendah -10 dan tertinggi 10, pada hasil gambar tanpa flatness dengan
grid 8x8 menggunakan V true [5] dengan nilai kecepatan dampling solution
kisaran -4 sampai 4
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Eng. Supriyanto, M. (2007). Analisis Data Geofisika:Memahami Teori Inversi. Depok:
Departemen Fisika-FMIPA Univeristas Indonesia.

Grandis, H. (2009). Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Bandung: Himpunan Ahli


Geofisika Indonesia (HAGI).

Modul III praktikum. Informasi “A Priori” Model Referensi, Flatness dan Smoothness
LAMPIRAN
- Perhitungan manual Lsaporan Sementara

- Link Collab
https://colab.research.google.com/drive/1Dc7VxzDwaZx3HrZaZk_LeHemmLxN
IQWX?usp=sharing

- Screenshoot

Anda mungkin juga menyukai