MODUL KE – 1
[PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI :
INPUT DATA, GEOMETRI DAN EDITING]
Oleh:
ADEN ZAMZAM NUR 120120116
Asisten :
Dinda Selta Ewani Buulolo 119120019
Nisa Nur Azizah 119120028
Bernard Cavin Ronlei 119120087
Kiki Harfianza 119120111
Andika Bonardo Sipahutar 119120122
Muhammad Luthfi 119120167
2
I. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum modul 1 mengenai Pengolahan Data Seismik
Refleksi : Input Data, Geometri Dan Editing ini yaitu :
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan
3
kembali ke permukaan tanah pada suatu geopon. Refleksi dari suatu horizon
geologi mirip dengan gempa pada suatu muka tebing atau jurang. Komponen
seismik refleksi menunjukkan komponen sebuah gelombang (tras seismik)
seperti amplitudo, puncak, palung, zero crossing, tinggi dan panjang
gelombang.
2.2 Geometri
4
Setiap trace yang sudah didefinisikan identitasnya akan digunakan untuk
pengolahan data selanjutnya. Tahapan geometry berfungsi untuk
mengkoreksi geometry agar sesuaidengan kondisi di lapangan saat
pengambilan data. Menu file berfungsi untuk memanggil data yang akan
diolah. Padataha pgeometri (geometri loading) merupakan tahap dimana
dilakukan proses input berbagai parameter yang digunakan saat akuisisi
data dilakukan.
2.3 Editing
5
Trace dengan data yang jelek sekali atau trace yang mati akan sangat
sulit sekali untuk dikoreksi, karena itu akan kita buang (seluruh data
dalam trace tersebut dibuat berharga nol. Pada modul ProMAX, proses
editing sinyal dilakukan berdasarkan hasil identifikasi trace pada
keseluruhan data seismik.
• Input Data
1. Buat Area dengan format nama praktikan_NIM.
2. Lline pada Add dan tuliskan line data “line_001”.
3. Jika bagian flows sudah terbuka, masukkan label “01. Input
Data”, yang digunakan untuk menginputkan data SEG-Y.Pada
flow “01. Input Data” isikan sub-flow “SEG-Y Input” dan “Disk
Data Output”.
4. Pada subflow “SEG-Y Input” ganti “Type of storage to use”
menjadi “Disk”, pada “Max Trace per ensemble” menjadi 999,
pada “Browse for DISK file path name” klik “browse”
kemudian ubah sesuai lokasi data pada kolom Filter kemudian
klik file “.sgy” lalu klik “Add” lalu klik “Done”.
5. Pada subflow “Disk Data Output” pada “Output dataset
filename” klik “INVALID” akan muncul kolom DATASETS
lalu Add lalu buat “1. Raw Data”.
6. Setelah semua data telah di sesuaikan kemudian “EXECUTE”
lalu tunggu sampai status proses berubah menjasi “Completed
1Input Data Normally”.
6
• Display Data
1. Buat flow baru “00. View Data”. Pada editing flow input flow
“Disk Data Input”, “Bandpass Filter”, “Interactive Spectral
Analysis”, “Automatic Gain Control” dan “Trace Display”.
2. Non-aktifkan subflow “Bandpass Filter”, “Interactive Spectral
Analysis” dan “Automatic Gain Control”.
3. Pada subflow Disk Data Input masukkan datasets 1. Raw Data
kemudian pada subflow trace display sesuaikan parameter yang
digunakan.
4. Klik “EXECUTE” maka akan dihasilkan gambar “No Scaling
Raw Data Display”
5. Klik menu View pada jendela trace display, lalu klik Trace
Display, Kemudian muncul jendela Display Controls lalu atur
wiggle mode seperti trace bias, trace excursion, kemudian
colormap lalu greyscale setelah selesai klik “Apply” dan OK.
6. Kembali ke menu View kemudian Edit Colormap, lalu muncul
jendela Color Editor, lalu klik File dan klik Open.
7. Setelah muncul jendela “Open”, pada kolom Selection, buatlah
file .rgb baru Bernama greyscalenew.rgb lalu klik OK.
8. Lalu atur warna pada file .rgb baru maka akan dihasilkan “Raw
Data Display (No Scaling + VD/WT)”
9. Untuk melihat gambar “Raw Data + Scaling” atur Trace Scaling
option lalu pilih individual.
10. Jika ingin menampilkan raw data dengan melakukan Automatic
Gain Control, tanpa melakukan scaling. Pada flow “00. View
Data” aktifkan subflow Automatic Gain Control, kemudian atur
parameternya.
11. Lalu pada Trace Display, trace scaling option diubah menjadi
“No Scaling”. Setelah EXECUTE. Didapat hasil “Raw Data
Display + AGC + No Scaling”.
7
12. Untuk melihat rentang frekuensi yang akan kita ambil, aktifkan
subflow Interactive Spectral Analysis dan nonaktifkan subflow
lain lalu “EXECUTE”.
8
5. Select data yang ingin dihapus kemudian klik “Format” untuk
menghapusnya. Kemudian muncul jendela import definition,
pada “Selection” isikan “rec_1” kemudian “OK”.
6. Kemudian isikan data pada “Column Import Definition” sesuai
dengan data “Record Specification” setelah data terisi klik
“Save to” pilih “rec_1” lalu “OK”.
7. Pada pop window “ASCII/EBCDIC File Import” pilih “Apply”
kemudian pilih “Overwrite All Existing...” lalu klik “OK” lalu
save.
8. Kembali pada jendela 2D Land Geometry Assignment, klik
“Source” kemudian muncul jendela SIN Ordered Parameter
File, klik “File” lalu “Import”.
9. sesuaikan lokasi data pada filter, lalu pilih file “.SPS” kemudian
OK. Select data yang ingin dihapus kemudian klik “Format”
untuk menghapusnya. Kemudian muncul jendela import
definition, pada “Selection” isikan “Sin_1” lalu “OK”.
10. Isi data “Column Import Definition” dengan data “Record
Specification” yang sebelumnya dicatat, setelah itu klik “Save
to” pilih “Sin_1” yang tadi telah dibuat, kemudian “OK”.
11. Kemudian “Save” dan “Exit”. Kemudian pada kolom
“ASCII/EBCDIC File import” pilih “Apply” lalu pilih
“Overwrite All Existing...” klik “OK”.
12. Kembali pada pop window “ProMAX 2D Land Geo...” klik
menu “Source” pilih “Import”. Sesuaikan dengan lokasi data
pada kolom filter lalu pilih data “.XPS”. Lalu “OK”.
13. Kemudian catat kembali data “Record Specification”, kemudian
select data lalu hapus dengan “Ctrl +D”. Setelah dihapus
kemudian pada windows “ASCII/EBCDIC File Import” klik
“Format” ketik nama “Sin_2” pada kolom Selection, lalu “OK”.
9
14. Isikan Record Specification yang telah dicatat sebelumnya pada
kolom “Column Import Definition” kemudian klik “Save to”
kemudian muncul pop windows “Import Definition” pilih
“Sin_2” kemudian klik “OK”.
15. Kemudian “Save” dan “Exit”. Kemudian pada kolom
“ASCII/EBCDIC File import” pilih “Apply” lalu pilih
“Overwrite All Existing...” klik “OK”, pada windows “SIN
Ordered Parameters File”.
16. pada pop windows “Fill a marked column” dengan “Starting
Value” bernilai 1, dan “Increment” bernilai 1, lalu OK. Hasilnya
kolom “Source” akan terisi.
17. Isikan nilai pattern pada kolok “Pattern”. Isikan nilai 1 untuk
“Starting value” dan 0 untuk “Increment” kemudian OK.
Kembali pada pop windows “ProMAX 2D Land Geo...” klik
menu “Pattern”, lalu masukkan angka 284 pada “Maximum
number of data channel/record”. Kemudian isikan
parameternya.
18. Kembali pada window “2D Land....” Lalu pilih menu “Bin”
untuk “Assign Midpoint by” dan klik “OK” lalu klik “Proceed”.
Setelah itu, kita buka kembali Source, maka kolom shot “Shot
Fold” yang sebelumnya kosong akan terisi, Kemudian pilih
“Binning” lalu “Proceed”. Setelah status “Succesfully
completed binning” klik “OK”. Terakhir, pilih “Finalize
Database” lalu “OK”
19. Untuk EXIT, pada window ProMAX 2D Land, klik File lalu
Exit. Kemudian, setelah selesai semua proses di atas, kembali ke
flow “02. Geometry”, lalu nonaktifkan subflow “2D Land
Geometry...” dan aktifkan subflow lainnya.
20. subflow “Disk Data Input” isikan “Select Dataset” dengan “01.
Raw Data”.
10
21. Pada subflow “Inline Geom Header Load” atur parameternya.
Dan pada subflow Disk Data Output, buatlah dataset baru “02.
Geom” pada Output Dataset Filename Kemudian “EXECUTE”.
22. Setelah memasukkan geometri pada data seismik, lihat tampilan
“2DStacking Chart” untuk memberikan informasi geometri
posisi data CDP dengan cara kembali ke jendela “Flows”. 2D
Stacking Chart hingga muncul jendela tersebut. Akan dihasil 2D
Stacking.
23. Display Hasil Penambahan Geomtery kembali pada flow “00.
View data” kemudian nonaktifkan subflow teratas Interactive
Spectral Analysis, dan kondisikan parameter subflow Disk Data
Input menginputkan dataset “02. Geom”, Kemudian pada Trace
Display, sesuaikan primary dan secondary headernya, dan tanpa
melakukan scaling.
24. Kemudian klik “EXECUTE” dan hasil trace akan terlihat.
Kemudian untuk melakukan QC pada data, apakah geometri
sudah benar ditambahkan atau belum, kita bisa menampilkan
dengan primary CDP bin Number dan secondary header Offset.
Didapatkan hasil QC penambahan.
• Editing
1. Execute kembali flow “00. View Data” dengan Disk Data Input
berisi dataset “2.Geom”. Atur parameter yang digunakan, maka
akan muncul hasil.
2. Klik menu “Picking” pilih “Kill Traces”, lalu muncul jendela
“List Selector” tuliskan nama list pada kotak Enter a new list
name, Setelah muncul kotak “Select a Secondary Key” pilih
“CHAN” klik OK. Kemudian pick trace yang akan di-kill.
3. Setelah selesai meng-kill trace yang rusak, save picking dengan
klik “File” lalu Save picks.
11
4. Untuk melakukan muting, sama seperti langkah sebelumnya,
pada Menu Picking, pilih Pick Top Mute, kemudian beri nama
pada Table Selector. Kemudian pada tabel Select Secondary
Key pilih “CHAN”. Kemudian lakukan hal yang sama, klik
menu Picking lalu Pick Bottom Mute.
5. Setelah selesai, simpan hasil picking dengan klik File lalu Save
Picks. Kemudian untuk menyimpan hasil editing, isi flow “03.
Editing”. Aturlah parameter untuk Disk Data Input.
6. Masukkan list dari killing pada subflow “Trace Kill/Reverse”
pada parameter Select trace kill parameter file. Kemudian pada
subflow “Trace Muting” sesuaikan parameter top dan bottom.
7. Pada subflow Disk Data Output, buatlah dataset baru “03. Edit”
pada Output Dataset Filename. Setelah selesai klik
“EXECUTE”.
8. Untuk menampilkan hasil editing, kembali pada flow “00. View
Data” dan pada subflow Disk Data Output, masukkan dataset
“03. Edit” pada Select dataset.
9. Setelah selesai Klik “EXECUTE” lalu akan didapatkan
hasilnya.
12
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Gambar 1. Gambar Geom Display Primary Source dan Secondary Recording Channel
13
4.3.1 Geom Display primary CDP dan Secondary None
Gambar 3. Gambar Geom Dengan Display Primary CDP dan Secondary None
14
4.5.1 Screenshoot Editing Picking Tengah (Trace 101)
15
4.7.1 Screenshoot Hasil Editing Awal (Trace 1)
16
4.9.1 Screenshoot hasil editing akhir (Trace 151)
4.2 Pembahasan
17
cut-off atas dan frekuensi cut-off bawah sedangkan Automatic gain control
merupakan sirkuit pengatur umpan balik loop tertutup dalam amplifier atau
rantai amplifier, yang tujuannya adalah untuk mempertahankan amplitudo
sinyal yang sesuai pada outputnya. Interactive spectral analysis dilakukan
untuk melihat kandungan frekuensi dalam data. Trace Display adalah alat
untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data seismik prestack dan
poststack.
Urutan Pengolahan data seismik dapat berbeda – beda tergantung dari
perangkat lunak yang digunakan. Namun secara garis besar urutan
pengerjaan pengolahan data adalah sama. Sebelum dilakukan pengolahan
data, data lapangan harus kita proses awal dahulu. Pada dasarnya proses
pengolahan awal ini bertujuan untuk menyiapkan data yang bagus untuk
proses pengolahan data yang belum distack. Data dengan format SEG-Y
merupakan format data standard yang digunakan dalam pengolahan data
seismi. Disk data output merupakan hasil yang didapatkan dari data yang
dicari hasilnya.
Geometry adalah proses penggabungan data parameter akuisisi dengan data
seismik. Untuk mempermudah penyajian data dalam pengolahan data
parameter akuisisi lain perlu di tambahkan dalam data seismik seperti
koordinat shot point, koordinat receiver, koordinat CDP, penomoran CDP,
offset, dan lainnya. Oleh karena itu geometry perlu dilakukan. Geometry
pun sangat penting dalam menentukan posisi sebenarnya lintasan yang
diakuisisi. Tanpa geometry yang benar lintasan pun akan meleset dari posisi
yang seharusnya, tentu saja hal ini tidak boleh sampai terjadi. 2D Land
Geometry Spreadsheet dilakukan untuk memasukkan data-data parameter
seperti tabel source yang merupakan tabel untuk memeriksa parameter yang
sudah kita masukkan. Binning merupakan proses perhitungan CDP number,
koordinat, dan lainnya sampai dapat terbangun database dalam ProMAX.
Disk data input yang merupakan penginputan data yang diolah dah disk data
ouput merupakan hasil data yang diolah.
18
Selama proses akuisisi dilakukan seringkali hasil rekaman terganggu oleh
beberapa sebab, seperti pembalikan polaritas, trace mati, berbagai jenis
noise (Ground roll, koheren dan random noise) yang jika tidak dihilangkan
terlebih dahulu akan sangat mengganggu dalam proses pengolahan data.
Disk data input yang merupakan penginputan data yang diolah dah disk data
ouput merupakan hasil data yang diolah. Trace Muting adalah pengeditan
yang dilakukan dengan cara membuang/memotong bagian-bagian trace
pada zona tertentu. Trace killing merupakan penghapusan data yang jelek
sekali atau trace yang mati akan sangat sulit sekali untuk dikoreksi, karena
itu akan kita buang (seluruh data dalam trace tersebut dibuat berharga nol.
Spectral analysis dilakukan untuk melihat kandungan frekuensi dalam data.
Dari spectral analysis ini kita dapat melihat frekuensi dominan yang
terkandung, frekuensi yang bersifat noise, sehingga dapat menentukan
desain frekuensi yang akan dipergunakan. Frekuensi yang digunakan pada
umumnya adalah yang berada diatas 2 dB. Karena frekuensi ini dianggap
frekuensi sinyal dan frekuensi dominan pada data.
15 90
2 120
19
offset, dan lainnya. Sehingga pada geometri display primary trace Source
dan Recording memiliki hasil yang menyerupai di lapangan sedangkan
pada sebelum di geometry data yang dihasilkan hanya meliputi data
gambaran kasar saja. Pada geometri display primary trace Source dan
Recording mempunyai informasi yang berasal dari data rps, xps dan sps
sehingga perbedaan dapat terlihat karena penambahan data.
Geometry Gambar 4 ini menggunakan display primary source dan
secondary recording channel sedangkan pada Gambar 5 Geom dengan
display primary CDP dan secondary Offset. Hal tersebut merupakan
perbedaan parameter yang digunakan, tetapi pada data yang digunakan
memiliki data yang sama tetapi terdapat perbedaan pada parameternya saja.
Pada Geometry dengan display primary CDP dan secondary none memiliki
jumlah display trace terus bertambah jika di next karena pada stacking
chart yang dihasilkan berada pada area 1300 sampai 2900 sedangkan pada
gambar 6 memiliki trace awal 1262 sehingga trace akan terus bertambah
dan berlanjut mengikuti area pada stacking chart sampai sekitar 2900.
Muteing dilakukan pada bagian topmute dan bottommute hal ini
dilakukan untuk pengeditan yang dilakukan dengan cara
membuang/memotong bagian-bagian trace pada zona tertentu. Pada
pengolahan ini dilakukan di sepanjang data yang memiliki hasil yang
menonjol tetapi membuang data yang jelek sehingga data yang dihasilkan
berupa data yang meonjol saja. Hasil editing pada editing yang dilakukan
berupa data bersih yang datanya sudah di muteing.
20
V. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum modul 1 mengenai Pengolahan Data
Seismik Refleksi : Input Data, Geometri Dan Editing ini yaitu :
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
23