Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN AKHIR

AKUISISI PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI


TG3231

MODUL KE – 1
[PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI : INPUT
DATA, GEOMETRI DAN EDITING]

Oleh:
Muhamad Arif Samsudin 120120158

Asisten :
Dinda Selta Ewani Buulolo 119120019
Nisa Nur Azizah 119120028
Bernard Cavin Ronlei 119120087
Kiki Harfianza 119120111
Andika Bonardo Sipahutar 119120122
Muhammad Luthfi 119120167

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
DAFTAR ISI

Dafar Gambar ................................................................................................................ 2


I. Tujuan ......................................................................................................... 3
II. Dasar Teori .................................................................................................. 3
III. Langkah Pengerjaan .................................................................................... 5
a) Langkah kerja ............................................................................................. 5
b) Diagram Alir ............................................................................................ 49
IV. Hasil Dan Pembahasan.............................................................................. 50
V. Kesimpulan ............................................................................................... 59
Dafar Pustaka .............................................................................................................. 60
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Alir...................................................................................49


Gambar 2 Data mentah (raw data)................................................................. 50
Gambar 3 Interactive Spectral Analysys……………………………………….... 50
Gambar 4 Data mentah (raw data) yang telah di bandpass........................... 51
Gambar 5 Data Geometry pada CDP 1262.................................................... 52
Gambar 6 Data Geometry pada CDP 1662.....................................................52
Gambar 7 Data Geometry pada CDP 1862.....................................................53
Gambar 8 2D Stacing Chart……………….......................................................53
Gambar 9 Editing dan picking pada cmd 1262...............................................54
Gambar 10 Editing dan picking pada cmd 1662.............................................55
Gambar 11 Editing dan picking pada cmd 1862.............................................55
Gambar 12 Hasil Editing pada cmd 1262………….......................................56
Gambar 12 Hasil Editing pada cmd 1662………….......................................57
Gambar 14 Hasil Editing pada cmd 1862………….......................................57
I. Tujuan

1. Mengaplikasikan hasil rekaman data seismik ke dalam aplikasi pengolahan


data seismic ProMax.
2. Menambahkan informasi geometri ke dalam rekaman data seismik.

3. Melakukan proses editing dan memahami fungsinya dalam pengolahan data


seismic.
4. Menampilkan rekaman data seismik dalam bentuk shot gather dan CMP
gather.

II. Dasar Teori

Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi


bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai
apabila rasio antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi.
Karena proses pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam
melakukan interpretasi, maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan
akurat. Kesalahan sedikit dalam processing akan menyebabkan seorang interpreter
menginterpretasikan yang salah juga.
Sebelum kita melakukan pengolahan data, data lapangan harus kita proses awal dahulu.
Pada dasarnya proses pengolahan awal (preprocessing) ini bertujuan untuk menyiapkan
data yang bagus untuk proses pengolahan data yang belum distack.
karena itu dalam mempelajarinya, layaknya perlu sedikit adanya pengenalan terhadap
sistem ini.
1. Data LapanganData seismik dalam bentuk digital direkam dalam pita magnetik
dengan standar format tertentu. Standar format ini dilakukan oleh SEG (Society
of Exploration Geophysics). Magnetic tape yang digunakan biasanya adalah 9
stack tape dengan format : SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-Y.
Data seismik direkam dalam bentuk multiplex. Dalam bentuk ini susunan kolom
matriks menyatakan urutan data dari masing –masing stasion penerima. Sedangkan
barisnya menyatakan urutan data dari perekaman seismik. Untuk itu yang harus
pertama kali dilakukan adalah demultiplexing data, yaitu mengurutkan kembali data
seismik untuk masing-masing stasion penerima sehingga berupa trace seismik.Secara
matematis demultiplex dapat dilihat sebagai transpose matriks yang sangat besar
sehingga kolom matriks transpose tadi terbaca sebagai rekaman trace seismik pada
offset yang berbeda untuk setiap common shot point.
2. Instrument DephaseFungsi Instrument Dephase adalah untuk mengoreksi
phasedata trace terekam untuk menghilangkan noise yang diakibatkan oleh alat
perekam atau geophone sewaktu merekam sinyal dari dalam bumi.
3. GeometryTahapan ini dimaksudkan untuk mendefinisikan geometri dari data
yang telah di-loading agar sesuai dengan geometri penembakan pada akusisi
data di lapangan.
4. Editing SinyalSelama proses akuisisi dilakukan seringkali hasil rekaman
terganggu oleh beberapa sebab, seperti pembalikan polaritas, trace mati,
berbagai jenis noise (Ground roll, koheren dan random noise) yang jika tidak
dihilangkan terlebih dahulu akan sangat mengganggu dalam proses pengolahan
data.
5. DekonvolusiDekonvolusi adalah suatu proses untuk menghilangkan wavelet
seismik sehingga yang tersisa hanya estimasi dari reflektifitas lapisan bumi.

MACAM-MACAM GANGGUAN/NOISE
Dalam segala survey seismik perlu diantisipasi adanya berbagai macam jenis
gangguan-gangguan/noise yang mempengaruhi dan mengurangi kualitas data yang
terekam. Berbagai macam noise tersebut dapat berupa :
1. Noise koheren; noise ini dapat diidentifikasi dalam bentuk pola-pola khusus
gelombang yang terekam. Beberapa contoh noise yang koheren antara lain :
• Ground Roll, terdapat di data seismik darat yang dicirikan dengan
amplitudo yang kuat dan frekuensi yang rendah.
• Multiple, umumnya terdapat pada data seismik laut dalam bentuk
kenampakan refleksi sekunder akibat gelombang yang terperangkap.
• Gelombang langsung (direct wave), dicirikan dengan frekuensi yang
cukup tinggi dan dengan waktu datang (arrival time) lebih awal.
2. Noise tidak koheren; muncul pada rekaman data seismik dengan pola yang
acak.
3. Recording; noise yang muncul karena adanya masalah pada perlengkapan,
seperti bad geophones, bad cables, noise bursts, electronic hum, spikes, dan
gangguan pada amplifier.
III. Langkah Pengerjaan

a) Langkah Kerja

1. INPUT DATA SEG-Y

a. Tambahkan Area dengan cara klik MB1 pada Add dengan tanpa
menggeser mouse. Ketikkan label tersebut dengan nama
praktikan_NIM. Kemudian klik area yang sudah dibuat.

b. Kemudian muncul Line, tentukan line berapa yang akan diolah dalam
praktikum ini. Kemudian tambahkan line dengan cara klik MB1 pada
Add dan tuliskan line data “line_001”.

c. Pada bagian Flows, masukkan label “01. Input Data”, flow ini digunakan
untuk menginputkan data SEG-Y yang kita miliki.

Pada flow “01. Input Data” ini isikan sub-flow dengan klik MB1 pada
flow tersebut. Sehingga muncul Editing Flow : 01. Input Data dan
masukkan
subflow “SEG-Y Input” dan “Disk Data Output”
d. Pada subflow “SEG-Y Input” klik MB2, lalu ganti “Type of storage to
use” menjadi “Disk”. Dan pada “Max Trace per ensemble” menjadi 999.

Kemudian pada “Browse for DISK file path name” klik “browse”
kemudian ubah sesuai lokasi data pada kolom Filter kemudian klik file
“.sgy” lalu klik “Add” lalu klik “Done”.
e. Kemudian pada subflow “Disk Data Output” klik MB2 lalu pada
“Output dataset filename” klik “INVALID” akan muncul kolom
DATASETS > Klik MB1 pada Add > “01. Raw Data”.
Setelah itu klik MB1 pada “EXECUTE”. Tunggu sampai status proses
berubah menjadi “Completed 01Input Data Normally” seperti gambar di
bawah,
2. DISPLAY DATA

a. Buat flow baru dengan klik kembali “Add” kemudian masukkan nama
“00. View Data”. Flow ini digunakan untuk menampilkan data seg-y
yang sebelumnya sudah diinputkan pada flow “01. Input Data”.
Kemudian pada editing flow masukkan beberapa subflow berikut,

b. Pertama, kita kan mendisplay raw data tanpa melakukan filter,


penguatan, maupun scaling. Non-aktifkan subflow berikut di bawah
dengan klik “MB3”. Pada subflow Disk Data Input pertama, masukkan
datasets 01. Raw Data dengan klik MB2.

Kemudian pada subflow trace display sesuaikan dengan parameter


berikut,
Kemudian klik “EXECUTE” maka akan dihasilkan gambar “No
Scaling
Raw Data Display” berikut,
Pada Raw Data display di atas, tanpa melakukan scaling, dapat
diketahui trace auxiliary yang bukan trace pengukuran. Nantinya
trace tersebut dapat dihilangkan. Pada display di atas tidak terlihat
adanya data pada tiap chanel, kita dapat membuatnya terlihat dengan
langkah berikut,

• Klik menu View pada jendela trace display, lalu klik Trace Display,

• Kemudian muncul jendela Display Controls, atur wiggle mode


seperti trace bias, trace excursion, kemudian colormap > greyscale.

Kemudian klik “Apply” dan OK. Hasilnya adalah sebagai berikut,


• Kemudian kembali ke menu View > Edit Colormap, lalu muncul
jendela
Color Editor, lalu klik File > Open,

• Lalu muncul jendela “Open”, pada kolom Selection, buatlah file .rgb
baru bernama greyscalenew.rgb lalu klik OK.
• Lalu atur warna pada file .rgb baru tadi seperti pada gambar berikut,

• Maka akan dihasilkan “Raw Data Display (No Scaling + VD/WT)”


berikut,

c. Kedua, kita akan men-display raw data dengan melakukan scaling pada
raw data tersebut. Langkah pengerjaannya adalah kembali ke flow
Display Data, lalu MB2 flow Trace Display. Kemudian pada Trace
Scaling option, pilih individual.
Pada Disk Data Input, masukkan 01. Raw Data. Kemudian EXECUTE.
Hasil gambar “Raw Data + Scaling” adalah sebagai berikut,
d. Ketiga, kita akan mencoba menampilkan raw data dengan melakukan
Automatic Gain Control, tanpa melakukan scaling. Pada flow “00.
View
Data” aktifkan subflow Automatic Gain Control,
Kemudian EXECUTE. Hasil “Raw Data Display + AGC + No
Scaling”
adalah sebagai berikut,

e. Kemudian untuk melihat rentang frekuensi yang akan kita ambil, kita
akan melakukan analisa menggunakan subflow Interactive Spectral
Analysis.
Aktifkan terlebih dahulu subflow tersebut pada flow “00. View
Data”, dan nonaktifkan subflow lain seperti pada gambar berikut, lalu
“EXECUTE”.

f. Kemudian akan muncul jendela Spectral Analysis Data Selection, lalu


klik ikon kotak biru seperti yang ditunjukkan gambar untuk memilih
area data,
Kemudian pilih area data, tanpa mengikutsertakan trace auxiliary
seperti gambar berikut,

Lalu klik menu Option > Spectral Analysis.


Hasil Spectral Analysis adalah sebagai berikut,

Berdasarkan analisis spektral di atas, kita dapat menganalisa rentang


frekuensi berapa yang akan kita ambil, dan yang akan kita buang.
BPF yang digunakan pada percobaan ini adalah 2-15-90-120, artinya
rentang oktaf frekuensi yang akan diambil adalah 15- 90, dimana 2-
15 dan 90-120 adalah oktaf ramp atau dianalogikan sebagai __/----
\__.Sehingga 15-90 adalah pass band, 2 dan 120 adalah cutting
frequency, dan secara berurutan disebut : fcut-flow-fhigh-fcut.

g. Kemudian aktifkan subflow Bandpass Filter pada flow “00. View


Data” dan masukkan rentang BPF yang sebelumnya sudah ditentukan,
“EXECUTE”.
h. Kemudian dapat dihasilkan display analisis spektral seperti berikut,

Pada jendela tersebut kita dapat menganalisa kembali bagaimana


frekuensi yang sudah diambil. Jika belum sesuai proses dapat diulang
kembali dengan memasukkan rentang frekuensi baru pada subflow
Bandpass Filter.

3. GEOMETRI

a. Kembali ke jendela flow kemudian tambahkan flow “02. Geometry”


dan tambahkan subflow berikut pada editing flow.
b. Kemudian, nonaktifkan semua subflow kecuali “2D Land Geometry
Spreadsheet” dan Execute.

Dan muncul jendela Promax 2D Land Geometry Assignment 5000 berikut,


• Setup

Pada menu di atas, MB1 pada Setup. Kemudian isikan parameter-


parameter berikut, kemudian klik OK

• Receiver

Klik Receivers pada menu 2D Land Geometry Assignment, kemudian


muncul jendela SRF Ordered Parameter File. Klik “Import”. Kemudian
muncul jendela File Import Selection, sesuaikan lokasi data pada filter
kemudian pilih file “.RPS” kemudian OK.
Kemudian akan muncul data Record Specification, catat data tersebut.
Kemudian select data menggunakan “MB1” di awal dan “MB2” di
akhir.
Setelah di-select :

Lalu hapus dengan “Ctrl + D”. Setelah dihapus klik “Format”

Kemudian muncul jendela import definition, pada “Selection” isikan


“rec_1”kemudian “OK”.
Kemudian isikan data pada “Column Import Definition” sesuai dengan
data “Record Specification” yang sudah dicatat sebelumnya. Setelah
data terisi seperti gambar di bawah, klik “Save to” pilih “rec_1” lalu
“OK”

Kemudian pada pop window “ASCII/EBCDIC File Import” pilih


“Apply” kemudian pilih “Overwrite All Existing...” lalu klik “OK”
Kemudian muncul tampilan seperti berikut, kemudian “Save”.
Source

Kemudian kembali pada jendela 2D Land Geometry Assignment, klik


“Source” kemudian muncul jendela SIN Ordered Parameter File, klik
“File” > “Import”.

Lalu akan muncul jendela berikut, sesuaikan lokasi data pada filter,
lalu pilih file “.SPS” kemudian OK. Data .SPS merupakan data
observer report source.

Kemudian akan muncul data Record Specification, catat terlebih


dahulu data tersebut, lalu select data menggunakan MB1 di awal dan
MB2 di akhir, lalu hapus dengan “Ctrl + D”.
Setelah itu klik “Format” lalu muncul kolom “Selection” isikan
“Sin_1” lalu “OK”.
Kemudian isi data “Column Import Definition” dengan data “Record
Specification” yang sebelumnya dicatat, setelah itu klik “Save to” pilih
“Sin_1” yang tadi telah dibuat, kemudian “OK”.
Kemudian “Save” dan “Exit”. Kemudian pada kolom “ASCII/EBCDIC
File import” pilih “Apply” lalu pilih “Overwrite All Existing...” klik
“OK”.

Setelah itu kembali pada pop window “ProMAX 2D Land Geo...” klik
menu “Source” pilih “Import”. Sesuaikan dengan lokasi data pada
kolom filter lalu pilih data “.XPS”. Lalu “OK”

Kemudian catat kembali data “Record Specification”, kemudian select


data dengan “MB1” di awal dan “MB3” di akhir, lalu hapus dengan
“Ctrl +D”. Setelah dihapus kemudian pada windows “ASCII/EBCDIC
File Import” klik “Format” ketik nama “Sin_2” pada kolom Selection,
lalu “OK”.
Kemudian isikan Record Specification yang telah dicatat sebelumnya
pada kolom “Column Import Definition” kemudian klik “Save to”
kemudian muncul pop windows “Import Definition” pilih “Sin_2”
kemudian klik “OK”.
Kemudian “Save” dan “Exit”. Kemudian pada kolom “ASCII/EBCDIC
File import” pilih “Apply” lalu pilih “Overwrite All Existing...” klik
“OK”.

Kemudian kembali pada windows “SIN Ordered Parameters File”, lalu


MB1 pada kolom “Mark Blok” baris 1,

Lalu, MB2 pada baris paling bawah dari kolom “Mark Blok”.

Setelah itu MB1 pada kolom “Source” lalu pada pop windows “Fill a
marked column” dengan “Starting Value” bernilai 1, dan “Increment”
bernilai 1, lalu OK.
Hasilnya kolom “Source” akan terisi seperti di bawah ini,

Lalu, isikan nilai pattern pada kolok “Pattern” dengan MB1 pada
kolom pattern,
Isikan nilai 1 untuk “Starting value” dan 0 untuk “Increment”
kemudian
OK. Hasil setelah mengisi kolom “source” dan “pattern” adalah
sebagai berikut,

• Pattern

Kembali pada pop windows “ProMAX 2D Land Geo...” klik menu


“Pattern”, lalu masukkan angka 284 pada “Maximum number of data
channel/record”
Kemudian isikan parameter berikut,

Setelah itu klik menu “File” lalu “Exit”.

• Bin
Kembali pada window “2D Land....” Lalu pilih menu “Bin” untuk
“Assign
Midpoint by” dan klik “OK” lalu klik “Proceed”.
Setelah itu, kita buka kembali Source, maka kolom shot “Shot Fold”
yang sebelumnya kosong akan terisi,

Kemudian pilih “Binning” lalu “Proceed”. Setelah status “Succesfully


completed binning” klik “OK”
Terakhir, pilih “Finalize Database” lalu “OK”

Untuk EXIT, pada window ProMAX 2D Land, klik File > Exit

Kemudian, setelah selesai semua proses di atas, kembali ke flow “02.


Geometry”, lalu nonaktifkan subflow “2D Land Geometry...” dan
aktifkan subflow di bawahnya seperti berikut ini,
Lalu, MB3 subflow “Disk Data Input” isikan “Select Dataset” dengan
“01.
Raw Data”,

Pada subflow “Inline Geom Header Load” atur parameter seperti di


bawah
ini,
Dan pada subflow Disk Data Output, buatlah dataset baru “02. Geom”
pada
Output Dataset Filename.

Kemudian “EXECUTE”

• 2D Stacking Chart

Setelah memasukkan geometri pada data seismik, lihat tampilan “2D


Stacking Chart” untuk memberikan informasi geometri posisi data
CDP dengan cara kembali ke jendela “Flows” → MB1 Database
hingga muncul jendela DB Tools → Klik menu View → Predefined →
2D Stacking Chart hingga muncul jendela
tersebut.

Hasil 2D Stacking Chart adalah sebagai berikut,


• Display Hasil Penambahan Geomtery

Kembali pada flow “00. View data” kemudian nonaktifkan subflow teratas
Interactive Spectral Analysis, dan kondisikan parameter subflow Disk Data
Input menginputkan dataset “02. Geom”,

Kemudian pada Trace Display, sesuaikan primary dan secondary


headernya, dan tanpa melakukan scaling,
Kemudian klik “EXECUTE” dan h asil trace setelah penambahan
informasi geometri adalah sebagai berikut,

Bandingkan dengan trace sebelum penambahan geom atau Raw Data +


AGC + No Scaling.
Kemudian untuk melakukan QC pada data, apakah geometri sudah
benar ditambahkan atau belum, kita bisa menampilkan dengan primary
CDP bin Number dan secondary header Offset.

Hasil QC penambahan geometry di atas sebagai berikut,


4. EDITING
a. Execute kembali flow “00. View Data” dengan Disk Data Input
berisi dataset “02. Geom” dengan parameter berikut,

Hasil yang akan ditampilkan adalah sebagai berikut,


b. Kemudian klik menu “Picking” pilih “Kill
Traces”,

Lalu muncul jendela “List Selector” tuliskan nama list pada kotak
Enter a new list name,
c. Setelah muncul kotak “Select a Secondary Key” pilih “CHAN”
klik OK. Kemudian pick trace yang akan di-kill. Trace yang di-
kill adalah trace yang rusak dan mengganggu trace-trace lainnya.

Setelah selesai meng-kill trace yang rusak, save picking dengan klik
“File” > Save picks.

d. Setelah itu untuk melakukan muting, sama seperti langkah


sebelumnya, pada Menu Picking, pilih Pick Top Mute, kemudian
beri nama pada Table Selector. Kemudian pada tabel Select
Secondary Key pilih “CHAN”.
Maka akan terbentuk layer untuk picking topmute.

e. Kemudian lakukan hal yang sama, klik menu Picking > Pick
Bottom Mute, kemudian beri nama pada Table Selector, dan pada
jendela
Select a Secondary Key pilih “CHAN”.

f. Kemudian picking untuk killing dan muting sebagaimana contoh


picking di bawah,

Setelah selesai, simpan hasil picking dengan klik File > Save Picks.
g. Kemudian untuk menyimpan hasil editing, isi flow “03. Editing”
dengan subflow berikut,

h. Aturlah parameter untuk Disk Data Input sebagaimana gambar


berikut,

i. Masukkan list dari killing pada subflow “Trace Kill/Reverse”


pada parameter Select trace kill parameter file.

j. Kemudian pada subflow “Trace Muting” sesuaikan parameter


sebagaimana gambar. Isikan list picking topmute “Select mute
parameter file”.
k. Kemudian pada subflow “Trace Muting” yang kedua, “Select
mute parameter file” diisikan dengan list picking Bottommute.

l. Pada subflow Disk Data Output, buatlah dataset baru “03. Edit”
pada
Output Dataset Filename.

m. Untuk menampilkan hasil editing, kembali pada flow “00. View


Data” dan pada subflow Disk Data Output, masukkan dataset “03.
Edit” pada Select dataset. Sesuaikan primary dan secondary trace
header seperti pada gambar, Klik EXECUTE
n. Hasil akhir setelah dilakukan proses editing adalah sebagai
berikut,
b) Diagram Alir

Gambar 1 Diagram Alir


IV. Hasil dan Pembahasan

• Data Mentah (Raw Data)

Gambar 2 Data mentah (raw data)

• Interactive Spectral Analysis

Gambar 3 Interactive Spectral Analysys


Menurut Trabant Page 16 2 (1984), seismic refleksi memiliki kisaran frekuensi dari 50
Hz hingga 250 Hz. Postulat ini berbanding lurus dengan data seismic refleksi yang
sedang diolah diatas, yang memiliki rentang frekuensi 50 – 200 hz saja. Frekuensi
sinyal seismik di lapangan tidak semuanya mengandung sinyal seismik yang
diinginkan karena sebagian merupakan noise sehingga dapat mempengaruhi kualitas
penampang yang dihasilkan baik penetrasi, resolusi dan kandungan noise-nya. Filter
Bandpass merupakan salah satu metode filtering yang mampu menekan noise dalam
spektrum frekuensi dari sinyal.

• Data Mentah (Raw Data) yang telah diberi Bandpass Filter

Gambar 4 Data mentah (raw data) yang telah di bandpass

Gambar diatas merupakan raw data yang telah dilakukan bandpass, terlihat beberapa
perbedaan setelah dilakukannya bandpass filtering, karena filter ini hanya akan
meloloskan frekuensi tertentu yaitu antara frekuensi cut off atas dan cut off bawah, jika
ditinjau dari gambar sebelum dilakukan bandpass, frekuensi-frekuensi yang
menyimpan noise masih cukup banyak, dan pada gambar yang telah dilakukan
bandpass filtering frekuensi-frekuensi dalam jangkauan bandpass filtering saja yang
diloloskan. Hal ini juga terjadi karena konsep bandpass filtering yang merupakan
sebuah rangkaian filter yang memberikan output yang tetap jika frekuensi input berada
dalam range frekuensi kerja dari filter atau diantara frekuensi cut-off atas dan frekuensi
cut-off bawah. Band pass filter tersusun dari high pass filter yang diseri dengan low
pass filter.
• Data yang telah diberi geometri pada CDP 1262

Gambar 5 Data Geometry pada CDP 1262

• Data yang telah diberi geometri pada CDP 1662

Gambar 6 Data Geometry pada CDP 1662


• Data yang telah diberi geometri pada CDP 1862

Gambar 7 Data Geometry pada CDP 1862

• 2D stacking chart

Gambar 8 2D Stacing Chart


Data seismik diolah hingga proses stack. Proses stack yang digunakan adalah Common
Depth Point (CDP). Stack merupakan proses penjumlahan amplitude-amplitude
seismik pada kurva waktu yang sama. CDP stack menggunakan koreksi Normal Move
Out (NMO) dalam pengolahan datanya dan koreksi ini membutuhkan model
kecepatan. Model kecepatan didapatkan dari hasil analisa kecepatan oleh
operator/pengguna sehingga faktor kesalahan operator cukup besar pada proses ini.

Pada pengolahan kali ini dilakukan pada CDP pada 1262, 1662 dan 1862, dari ketiga
hasil CDP tersebut, CDP pada 1862 memiliki hasil trace yang sangat jelas, sehingga
kita dapat memiliki gambaran dibagian mana yang harus di picking, karena trace sudah
terlihat dengan jelas dibandingkan hasil pada CDP 1262 dan 1662 yang trace nya
kurang jelas.

• Editing dan Picking pada CDP 1262

Gambar 9 Editing dan picking pada cdp 1262


• Editing dan Picking pada CDP 1662

Gambar 10 Editing dan picking pada cdp 1662

• Editing dan Picking pada CDP 1862

Gambar 11 Editing dan picking pada cdp 1862


Rekaman data yang diperoleh dari hasil akuisisi data seismik refleksi ini tidak hanya
berisi sinyal-sinyal yang dibutuhkan tetapi terdapat pula sinyal gelombang seismik
yang tidak dibutuhkan untuk proses pengolahan data seismik selanjutnya. Proses
editing bertujuan untuk merubah atau memperbaiki trace dari hal-hal yang tidak
diinginkan yang diperoleh dari perekaman data dilapangan. Proses editing yang
dilakukan pada penelitian ini adalah top mute dan bottom mute, Pada proses ini
dilakukan dengan cara membuang sinyal-sinyal noise yang tidak diinginkan dalam
bentuk dua dimensi, yang dianggap bukan sinyal refleksi primer. Top mute digunakan
untuk menghilangkan sinyal seismik yang ada pada bagian atas, sedangkan bottom
mute digunakan untuk menghilangkan sinyal seismic yang tidak diinginkan pada
bagian bawah. Pemilihan picking pada posisi tersebut, dikarenakan pada posisi tersebut
trace dirasa sudah tidak memiliki noise lagi, missal pada picking top, picking dilakukan
pada poisisi tersebut, karena diatasnya memiliki noise yang lumayan banyak, sehingga
picking dilakukan pada posisi tersebut.

Lalu pada proses editing ini juga dilakukan trace killing, killing adalah menghilangkan
atau membuang trace-trace yang rusak/mati dan trace yang mempunyai noise yang
tinggi dengan cara memberikan nilai nol pada matrik trace tersebut, karena dirasa data
kurang bersih dari noise, terutama pada CDP 1862 dilakukan trace killing yang
lumayan banyak, pada trace yang memiliki noise.

• Hasil editing pada CDP 1262

Gambar 12 Hasil Editing pada cdp 1262


• Hasil editing pada CDP 1662

Gambar 13 Hasil Editing pada cdp 1662

• Hasil editing pada CDP 1862

Gambar 14 Hasil Editing pada cdp 1862


Pada proses editing dilakukan pembuangan sinyal-sinyal noise yang tidak diinginkan
dalam bentuk 2 dimensi yang dianggap bukan sinyal refleksi primer yaitu data seismik
bagian atas dan bawah berupa gelombang langsung. Selain itu, proses ini dilakukan
sebagai salah satu cara untuk mengecek hasil geometry assignment yang telah
dilakukan sebelumnya.

Adapun perbedaan yang sangat jelas yaitu trace yang sudah diediting sangat bersih dari
noise dibandingkan dengan trace sebelum dilakukan editing. Pada tiap CDP yang
dilakukan editing memiliki bentuk yang mirip karena hasil picking tidak terlalu jauh.

Keunggulan Format SEG-Y adalah menjadi format data yang di-input ke perangkat
lunak. Setelah di-import, data tersebut tidak dapat langsung diolah melainkan harus
dibuat geometri terlebih dahulu agar perangkat lunak dapat mengidentifikasi data untuk
diolah.

Pada dasarnya informasi frekuensi pada data seismic didapatkan dari hasil Analis pada
trace suatu data seismic, dari trace tersebut akan didapatkan informasi berupa frekuensi
data seismiknya, karena prinsipnya Rekaman data yang diperoleh dari hasil akuisisi
data seismik refleksi ini tidak hanya berisi sinyal-sinyal yang dibutuhkan tetapi
terdapat pula sinyal gelombang seismik yang tidak dibutuhkan dan frekuensi untuk
proses pengolahan data seismik selanjutnya.

Band Pass Filter perlu dilakukan karena bandpass filter merupakan sebuah rangkaian
filter yang memberikan output yang tetap jika frekuensi input berada dalam range
frekuensi kerja dari filter atau diantara frekuensi cut-off atas dan frekuensi cut-off
bawah. Band pass filter tersusun dari high pass filter yang diseri dengan low pass filter.
Karena filter ini hanya akan meloloskan frekuensi tertentu yaitu antara frekuensi cut
off atas dan cut off bawah. Cara menentukan frekuensi bandpass adalah dengan cara
melihat batas atas dan batas bawah pada trace yang akan dilakukan bandpass filter
tersebut, apakah frekuensi yang akan dihilangkan adalah frekuensi dalam jangkauan
bandpass filtering atau bukan.

Geometri dilakukan bertujuan untuk memasukkan faktor geometri penembakan


seismik di lapangan. Proses geometri ini dilakukan untuk mencocokkan antara file
number (tercantum dalam observer report) dengan file record yang ada pada data
seismik yang direkam dalam satu shot (terdapat dalam pita magnetik atau media
penyimpanan yang lain). Satu shot direkam dengan satu file number sendiri Setelah
memasukkan faktor-faktor geometri, kemudian meng-QC data yang sedang diproses
untuk memastikan geometri yang dimasukkan sesuai, sehingga tidak berakibat
keambiguan dalam pengolahan data yang bisa memberikan informasi yang salah pada
data seismik yang akan diolah, tahap processing selanjutnya tidak akan bisa dilakukan
Ketika tidak melakukan tahap geometri.
Editing perlu dilakukan karena rekaman data yang diperoleh dari hasil akuisisi data
seismik refleksi ini tidak hanya berisi sinyal-sinyal yang dibutuhkan tetapi terdapat
pula sinyal gelombang seismik yang tidak dibutuhkan untuk proses pengolahan data
seismik selanjutnya. Proses editing bertujuan untuk merubah atau memperbaiki trace
dari hal-hal yang tidak diinginkan yang diperoleh dari perekaman data dilapangan.
Picking yang baik adalah dengan cara memperhatikan jalur trace datanya, dimana jika
ada noise harus dilakukan trace killing dan jika data benar benar memiliki noise yang
banyak maka harus dilakukan trae muting.

V. Kesimpulan

1. Pengaplikasian rekaman data seismic pada aplikasi promax dapat dilakukan


dengan mengikuti processing yang berurutan, dan dengan tidak melewatkan
satupun tahap processing.

2. Geometri dilakukan bertujuan untuk memasukkan faktor geometri dan


Informasi Geometri berguna untuk menambahkan parameter pada data
seismic.

3. Proses editing berfungsi untuk merubah atau memperbaiki trace dari hal-hal
yang tidak diinginkan yang diperoleh dari perekaman data dilapangan.

4. Hasil dari pengolahan rekaman data seismik tersebut berupa shot gather dan
CMP Gather.
Daftar Pustaka

ITERA. (2019). MODUL PRAKTIKUM SEISMIK. Lampung Selatan: ITERA

Jackson, G. M., Mason, I. M., & Lee, D. (1991). MULTICOMPONENT COMMON‐


RECEIVER GATHER MIGRATION OF SINGLE‐LEVEL WALK‐AWAY
SEISMIC PROFILES1. Geophysical prospecting, 39(8), 1015-1029.

PRIYANTARI, N. ,. (2009). PENENTUAN KEDALAMAN BEDROCK


MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA
KEMUNING LOR KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER.
JURNAL ILMU DASAR, 6-12.

Manrulu, R. H., Jambonada, N., Ashari, A., & Suasdin, J. (2016). Studi Pengolah
Data (Processinging) Seismik dengan Mengunakan Program Promax. Jurnal
Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat,
13(2), 126-132.

Nuraisah, S. (2015). VARIASI NILAI MIGRATION APERTURE PADA MIGRASI


KIRCHOFF DALAM PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI 2D DI
PERAIRAN ALOR.

Ujang Permana, K. T. (2015). PENGOLAHAN DATA SEISMLK REFLEKSI 2D


UNTUK MEMETAKAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN
LAPANGAN X PRABUMULIH SUMATRA SELATAN. ALHAZEN
Journal of Physics, 28-37.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai