Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SEMENTARA

AKUISISI PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI TG3231

MODUL KE 1
PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI :
INPUT DATA, GEOMETRI DAN EDITING

Oleh:
Muhamad Arif Samsudin 120120158

Asisten :
Dinda Selta Ewani Buulolo 119120019
Nisa Nur Azizah 119120028
Bernard Cavin Ronlei 119120087
Kiki Harfianza 119120111
Andika Bonardo Sipahutar 119120122
Muhammad Luthfi 119120167

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
I HASIL PRAKTIKUM

Figure 1. Raw Data SEBELUM DILAKUKAN SCALLING

Figure 2 Raw Data setelah dilakukan scalling


Figure 3 Spectral Analisis sebelum menggunakan bandpass filter

Figure 4 Spectral Analisis setelah dilakukan bandpass filter


Figure 5 sinyal setelah dimasukkan geometri

Figure 6 2D staking chart


Figure 7 (top mute, bottom, dan kill trace)

Figure 8 setelah dilakukan proses editing


Penjelasan dan analisis :

Pada modul ini proses yang dilakukan pertama kali adalah proses scalling yang mana Scaling
dalam pengolahan data seismik refleksi adalah sebuah teknik untuk memperbesar atau
memperkecil amplitudo dari data seismik refleksi. Scaling dilakukan untuk mengoptimalkan
visualisasi data seismik refleksi dan membuat data menjadi lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. dalam pengolahan data seismik refleksi, scaling biasanya dilakukan setelah
penerapan teknik pengolahan lain seperti filter, normalisasi, atau gain.
Proses filter Bandpass merupakan sebuah teknik pengolahan data seismik refleksi yang
digunakan untuk menyeleksi rentang frekuensi tertentu dalam data seismik. Filter bandpass
bekerja dengan menghapus informasi frekuensi rendah dan tinggi di luar rentang frekuensi
tertentu, sehingga hanya informasi frekuensi dalam rentang tersebut yang dibiarkan. Kegunaan
dari filter bandpass pada pengolahan data seismik refleksi adalah untuk meningkatkan kualitas
data seismik dengan cara menghilangkan noise atau gangguan yang terdapat pada data seismik.
Noise atau gangguan pada data seismik dapat berasal dari berbagai faktor, seperti kebisingan
lingkungan, peralatan, atau aktivitas manusia.
Data yang ditambahkan geometri biasanya merujuk pada data seismik yang telah diolah dengan
teknik pengolahan yang disebut dengan "geometri enhancing". Teknik ini dilakukan untuk
memperbaiki kualitas data seismik dan menambah informasi mengenai struktur dan batuan bawah
permukaan bumi data seismik yang telah ditambahkan geometri memiliki kualitas yang lebih baik
dan informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan data yang tidak ditambahkan geometri,
Proses 2D stacking chart atau diagram penumpukan 2D adalah salah satu teknik pengolahan
data seismik refleksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas citra seismik dan meningkatkan
resolusi temporal dan spasial. Dalam pengolahan data seismik refleksi, data yang dihasilkan oleh
perekaman gelombang seismik diubah menjadi citra tiga dimensi dari bawah permukaan bumi.
Namun, data yang diterima oleh perekam seismik cenderung terdistorsi oleh berbagai faktor seperti
perbedaan kecepatan gelombang di bawah permukaan dan perbedaan sifat batuan yang
memantulkan gelombang seismik. Untuk mengatasi masalah tersebut, data seismik direkam secara
paralel pada beberapa lintasan yang membentuk suatu jaringan grid, dan kemudian dianalisis
menggunakan teknik 2D stacking chart.
Pada proses editing dilakukan 3 proses yaitu top muting,bottom muting dan kill trace yang
mana masing2 memiliki peran sendiri untuk proses Kill trace adalah salah satu teknik pengolahan
data seismik refleksi yang digunakan untuk menghapus atau menghilangkan trace atau lintasan
yang terganggu atau tidak berguna pada data seismik. Trace atau lintasan pada data seismik refleksi
dapat terganggu oleh berbagai faktor seperti noise, gelombang permukaan, atau adanya anomali
pada formasi bawah permukaan.
Fungsi dari kill trace pada pengolahan data seismik refleksi adalah untuk memperbaiki
kualitas data dan meningkatkan keakuratan interpretasi. Dengan menghilangkan trace yang
terganggu atau tidak berguna pada data seismik refleksi, kita dapat memperbaiki resolusi spasial
dan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan
Top Mute: Top mute digunakan untuk menghilangkan pantulan gelombang awal yang
muncul pada permukaan yang tidak diinginkan seperti pantulan dari permukaan air, vegetasi, dan
sampah pada permukaan tanah.
Bottom Mute: Bottom mute digunakan untuk membuang pantulan gelombang akhir yang
muncul pada kedalaman yang tidak diinginkan seperti pantulan dari lapisan air bawah tanah atau
lapisan batuan yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai