Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Akuisisi dan Pengolahan Data Seismik Refleksi

Program Studi Teknik Geofisika


Jurusan Sains

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGU KE-3


Prosseing Data Seismik 2D : Preprocessing

Nama : M Luthfi Risqulloh Fadholi (12115039)


Shift : Sabtu,13.00-15.00
Asisten :
Yudha Styawan (12114002)
M. Ahsani Taqwim (12114004)
M. Hanif Syamri (12114003)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2018
I. Tujuan
1. Dapat melakukan pengkoreksian awal raw data seismik sebelum diolah lebih lanjut
2. Dapat melakukan prosesing data seismik 2D “preprocessing” menggunakan software
ProMAX.

II. Teori Dasar


Pengolahan Data Seismik
Pengolahan data seismik bertujuan untuk menghasilkan penampang seismik S/N (signal
to noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi, sehingga
dapat diinterpretasikan keadan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti
apa adanya (sismanto,2006). Tahapan terpenting dalam proses pengolahan data seismik
(yilmaz,2006) yaitu dekonvolusi, stacking, dan migrasi namun ada beberapa tahap yang lain
yang dapat digunakan untuk pengolahan data seismik diantaranya preprosesing, koreksi NMO,
analisa kecepatan dan koreksi statik.

Preprocessing
Preproccesing adalah tahap pengkoreksian dari awal sebelum data seismik diolah lebih lanjut.
Hal ini dilakukan karena raw data seismik masih memungkinkan adanya noise yang tinggi dan
trace yang rusak. Dalam tahapan preproccesing ini dilakukan serangkaian proses yang diisikan
dengan beberapa parameter.parameter – parameter yang digunakan dalam tahap preproccesing
dipilih yang paling sesuai dengan kondisi dan kualitas data, karena parameter – parameter yang
digunakan dapat berbeda – beda terhadap kondisi dan kualitas datanya. Hasil dari
preproccesing ini akan menentukan hasil dari tahapan –tahapan selanjutnya, hingga dihasilkan
penampang seismik yang baik atau buuruk
1. Gain / Amplitude Recovery
Gain adalah penskala-an amplitudo gelombang seismik untuk menampilkan
amplitudonya yang menurun akibat geometrical spreading.

Gambar 1 Fungsi Gain

Merupakan suatu proses yang dilakukan untuk membuang penguatan yang dilakukan
oleh amplifier pada saat perekaman dilakukan. Akibatnya, sinyal-sinyal hasil refleksi
tersebut akan semakin lemah dan akan digantikan dengan hasil penguatan yang bisa kita
dapatkan dari experimental gain curve yang dianggap cocok pada daerah yang akan
diselidiki (Abdullah, 2007).
2. Filter Frekuensi Seismik
Adalah upaya untuk 'menyelamatkan' frekuensi yang dikehendaki dari gelombang
seismik dan 'membuang' yang tidak dikehendaki. Terdapat beberapa macam filtering:
band pass, low pass (high cut) dan high pass (low cut).Didalam pengolahan data seismik
band pass filter lebih umum digunakan karena biasanya gelombang seismik
terkontaminasi noise frekuensi rendah (seperti ground roll) dan noise frekuensi tinggi
(ambient noise).

Gambar 2 Jenis – jenis Filter Frekuensi

Tanda A, B, C, D pada band pass filter merupakan frekuensi sudut (corner


frequency).Secara matematis, operasi filtering merupakan konvolusi dalam kawasan
waktu antara gelombang 'mentah' dengan fungsi filter diatas dan perkalian dalam
kawasan frekuensi (Abdullah 2006).
3. Dekonvolusi
Dekonvolusi adalah suatu proses untuk kompensasi efek filter bumi tersebut diatas agar
wavelet yang terekam menjadi tajam dan tinggi kembali amplitudonya di kawasan waktu
atau pada kawasan frekuensi spektrum amplitudonya dilebarkan (diputihkan/whitening)
dan spektrum fasenya dinolkan (Sismanto, 1996).
Secara garis besar dekonvolusi dibagi menjadi dua yaitu dekonvolusi deterministik dan
dekonvolusi statik. Dekonvolusi determionistik adalah dekonvolusi menggunakan
operator filter yang sudah diketahui atau didesain untuk menampilkan suatu bentuk
tertentu. Sedangkan jika desain filter tidak diketahui, maka desain filter dapat diperoleh
secara statistik dari data itu sendiri atau yang disebut dengan dekonvolusi statik.
4. CDP Sorting
CDP Sorting adalah proses pengelompokan trace seismik berdasarkan posisi Common
Depth Point (CDP), dimana CDP adalah titik pada kedalaman yang sama yang selalu
dilalui oleh gelombang seismik. Pengelompokan ini sangat ditentukan oleh geometri
penembakan, arah gerakan penembakan.

III. Metodelogi

Langkah kerja

Preprocessing
Urutan subflow pada flow Editing adalah sebagai berikut:
o Disk Data Input
o Parameter Test
o True Amplitude Recovery
o Spiking/Predictive Decon
o Trace Display
o Disk Data Output
1) Aktifkan flow Disk Data Input, Parameter Test, dan Trace Display
a. Disk Data Input

b. Parameter Test

c. True Amplitude Recovery

d. Trace Display
e. Lalu Execute hingga sukses, maka akan hasilkan gambar sebagai berikut

Zoom untuk melihat kriteria trace yang baik dimana trace yang atas sama dengan
yang bawah pada kali ini yakni pada parameter -8, maka selanjutnya parameter ini
akan digunakan pada True Amplitude Recovery.
f. Lalu picking dekonvolusi prediktif dengan, pilih menu picking> Pick
Miscellaneous Time Gates.. > isi output.. > pilih CHAN > maka lakukan picking
decon dari atas hingga bawah, dengan decongate untuk picking bagian atas dan
dengan klik kanan>new layer> pilih decongate(2). Seperti contoh berikut :

g. Setelah selesai picking decon maka simpan hasil picking, pilih menu file > save
picks.
h. Kembali ke editing flow processing, ubah parameter test menjadi

2) Sekarang nonaktifkan True Amplitudo Recovery dan aktifkan Disk Data Input,
Parameter Test, Spiking/Predictive Decon dan Trace Display.
a. Isi parameter Spiking/Predictive Decon sebagai berikut

b. Isi parameter Trace Display sebagai berikut


c. Execute hingga sukses, maka akan hasilkan gambar sebagai berikut

d. Zoom, dan pilih trace yang ramping, lihat pula ekornya yang sedikit. Kali ini
dianggap pada 120 yang dianggap baik.

e. Kembali ke Spiking/Predictive Decon, ubah parameternya “Decon operator


length(s)” menjadi “120”.
f. Matikan parameter, Trace Display dan aktifkan Disk Data Output. Simpan dan
masukkan “Output Dataset Filename” dengan “prepro” lalu Execute.

IV. Hasil dan Pembahasan

Gambar 4.1 Trace -8

Gambar 3.2 Trace 80 dan 120

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pada parameter pertama
dapat dilihat bahwa trace yang mendekati dengan control copy adalah trace -8 dan -4. Pada
praktikum kali ini, praktikan akan melihat trace yang ideal. Trace yang ideal yaitu trace dengan
amplitude yang tidak terlalu hilang pada saat puncak dan trace tersebut mendekati trace control
copy. Namun praktikan perlu melihat lebih jelas pada trace dengan parameter yang sesuai
dengan control copy tersebut. Dilakukan pemunculan trace display dengan parameter test -8
hingga -4. Setelah trace display muncul terlihat bahwa trace yang mendekati dengan control
copy dan lebih ideal yaitu trace -7. Kemudian dari trace tersebut dilakukan dekonvolusi
predictive dengan menggunakan pick miscellaneous time gates. Berdasarkan praktikum
tersebut terlihat bahwa trace dengan parameter -7 belum termasuk dalam wavelet reflector.
Dekonvolusi dilakukan untuk mengembalikan bentuk wavelet data menjadi bentuk wavelete
reflektor sehingga dapat meningkatkan Resolusi Vertikal data seismic. Selain itu pada
praktikum kali ini dilakukan juga pengembalian amplitudo gelombang seismik yang sempat
berkurang akibat atenuasi saat penjalarannya didalam bumi menggunakan True Amplitude
Recovery. Hal tersebut dilakukan dengan memunculkan trace dengan parameter test
80,120,240,300. Berdasarkan praktikum tersebut bahwa trace dengan parameter 120 mendekati
dengan control copy pada hasil trace display. Dapat dilihat bahwa trace 120 tersebut mengalami
penurunan amplitude gelombang.

V. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Proses preprosessing pada pengolahan data seismic 2D merupakan tahap pengkoreksian
awal sebelum data seismik diolah lebih lanjut.
2. Pada proses preprosessing kita dapat mengetahui parameter-parameter yang baik yang
sesuai dengan kondisi dan kualitas data.
3. Memahami kegunaan dekonvolusi dan true amplitudo recovery pada gelombang seismik.

VI. Daftar Pustaka


Tim Penyusun. Panduan Pengolahan Data Seismik 2D Menggunakan Promax. Jakarta :
Lemigas.
Abdullah, Agus 2007. Ensiklopedi Seismik Online.

https://www.scribd.com/document/266342490/Handbook-pengerjaan-pengolahan-data-
seismik-laut-menggunakan-software-berbayar-Promax.

Jusri, A. Tomi., 2005. Panduan Pengolahan Data Seismik Menggunakan ProMAX. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai