MUSDIYANA TALIF
NRP 3512 100 104
Dosen Pembimbing
Khomsin, ST. MT.
MUSDIYANA TALIF
NRP 3512 100 104
Dosen Pembimbing
Khomsin, ST. MT.
i
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
ii
FINAL ASIGNMENT – RG 091536
MUSDIYANA TALIF
NRP 3512 100 104
Supervisor
Khomsin, ST. MT.
iii
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
iv
ANALISA DATA MULTIBEAM ECHOSOUNDER DAN
SIDE SCAN SONAR UNTUK IDENTIFIKASI FITUR
DASAR LAUT DI PERAIRAN KEPULAUAN RIAU
ABSTRAK
Data fitur dasar laut dibutuhkan untuk kegiatan
konstruksi lepas pantai seperti pembuatan anjungan,
pemasangan pipa bawah laut dan pemasangan kabel.
Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut diperlukan proses
identifikasi fitur dasar laut untuk menganalisa resiko dan
menentukan tempat yang aman dalam pemasangannya. Selain
kegiatan konstruksi lepas pantai, fitur dasar laut juga
dijadikan pertimbangan untuk menentukan jalur pelayaran
yang aman.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi fitur
dasar laut dengan menggunakan instrumen Side Scan Sonar
dan Multibeam Echosounder. Data citra Side Scan Sonar
digunakan untuk mengidentifikasi fitur melalui proses
interpretasi, karena interpretasi adalah sebuah proses
kualitatif, rekaman dibahas secara kualitatif dengan melihat
derajat kehitaman, bentuk dan ukuran. Sedangkan data
Multibeam Echosounder digunakan untuk verifikasi relief
dasar laut terhadap data Side Scan Sonar dengan
mempertimbangkan posisi, kedalaman dan luasan dari fitur
untuk dilakukan klasifikasi. Oleh karena fitur dasar laut
dianalisa menggunakan data kedalaman maka uji ketelitian
kedalaman diperlukan sesuai dengan standard IHO SP-44.
Hasil interpretasi dijadikan acuan untuk membuat peta
klasifikasi fitur dasar laut.
v
Luas area penelitian 432136,32 m2 dengan persentase
masing-masing fiturnya yaitu, batuan dasar 84,195%, galian
parit 2,659%, galian 0,304%, gelombang pasir 12,243%,
tumpukan batuan 0,598%. Sedangkan total keseluruhan
panjang pipa yaitu, 1636,689 meter dengan panjang pipa
1500,814 meter dan pipa tertimbun 135,875 meter.
Berdasarkan perhitungan ketelitian kedalaman terdapat 159
titik perhitungan dengan koordinat yang berdekatan dan
96% titik memenuhi Orde khusus dengan nilai selisih
kedalaman paling besar yaitu 0,5 meter.
vi
ANALYSIS OF MULTIBEAM ECHOSOUNDER AND SIDE
SCAN SONAR DATA FOR IDENTIFICATION SEABED
FEATURES IN KEPULAUAN RIAU WATERS
ABSTRACT
The Seabed features data is needed for offshore
constuction like built offshore platform, installation pipeline
and cable. Before doing those activity, identification seabed
features is needed for analyze the risk and ideal location.
Otherwise offshore construction, seabed features also being
used consideration for determination of the safely shipping
channel.
This research was conducted to identify seabed features
using Side Scan Sonar and Multibeam Echosounder
instruments. Side Scan Sonar image data is used to identify
features through a process of interpretation. Interpretation is
a qualitative process, thus in this research, the data is
discussed qualitatively from brightness value, shapes and
sizes of the seabed features. Multibeam echosounder data is
used for verification of seabed relief towards Side Scan Sonar
by considering the position, depth and extent of features to do
the classification. Therefore, seabed features analyzed by
using bathymetric data then depth accuration test is required
in IHO standards SP-44. The results of interpretation as a
reference to create the seabed features classification map.
The extent of research area are 432136,32 m2 with each
percentage of the features is bed rock 84,195%, dredged
channel 2,659%, dredged 12,243%, sand wave 12,243%, rock
dumps 0,598%. Meanwhile total length of pipelines is
vii
1636,689 meters with pipelines length 1500,814 meters and
buried pipelines 135,875 meter.
Based on depth accuracy calculation there is 159 point
calculation from the coordinat adjacent and 96% points
eligible to Special Order with greatest depth is 0,5 meters.
viii
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
x
KATA PENGANTAR
xi
8. Bapak dan Ibu karyawan dan staff Jurusan Teknik
Geomatika ITS yang telah membantu kelancaran proses
akademis,
9. Seluruh karyawan PT. Pageo Utama Pak Agung
Prasetyo, Pak Marino, Pak Bimo, Pak Angga, Mas Diki,
Bu Yuni, Mas Hisyam, Mas Kecap dan Kang Sukma.
10. Teman teman Jurusan Teknik Geomatika ITS angkatan
2012 atas bantuan dan semangatnya selama melewati
masa perkuliahan.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Musdiyana Talif
xii
DAFTAR ISI
xiii
2.10 ODOM ECHOTRAC MKIII SINGLEBEAM
ECHOSOUNDER ......................................................... 30
2.11 INTEPRETASI CITRA SIDE SCAN SONAR ..................... 32
2.12 PENENTUAN POSISI GLOBAL POSITIONING SYSTEM36
2.13 PASANG SURUT........................................................... 37
2.14 PENELITIAN SEBELUMNYA ........................................ 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................... 41
3.1 LOKASI PENELITIAN ................................................ 41
3.2 BAHAN DAN PERALATAN ........................................ 41
3.3 METODOLOGI PENELITIAN...................................... 42
BAB IV HASIL DAN ANALISIS....................................... 49
4.1 DATA HASIL PENELITIAN ............................................ 49
4.2 PEMBAHASAN ............................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................... 72
5.1 KESIMPULAN ................................................................. 73
5.2 SARAN ........................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 75
LAMPIRAN......................................................................... 79
LAMPIRAN A .................................................................... 79
LAMPIRAN B .................................................................... 81
BIODATA PENULIS .......................................................... 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
Gambar 4. 8 Tampilan Seabed Features ............................. 55
Gambar 4. 9 Jalur Survei ML-1 Terdapat Fitur gelombang
pasir dan batuan dasar ................................... 56
Gambar 4.10 Verifikasi Jalur Survei ML-1 ......................... 58
Gambar 4.11 Verifikasi Pipa dengan profil melintang
instrumen Singlebeam Echosounder .............. 59
Gambar 4.12 Jalur Survei ML-3 Menunjukkan Adanya Fitur
Timbunan Batuan .......................................... 62
Gambar 4.13 Verifikasi Jalur Survei ML-3 ......................... 63
Gambar 4.14 Jalur Survei ML-4 Terlihat Fitur Pipa dan Pipa
Tertimbun ...................................................... 65
Gambar 4. 15 Verifikasi Jalur Survei ML-4 ......................... 66
Gambar 4. 16 Jalur Survei ML-1A Terlihat Fitur Galian ..... 67
Gambar 4. 17 Verifikasi Jalur ML-1A ................................. 68
Gambar 4. 18 Verifikasi Fitur Galian ................................... 69
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
xx
DAFTAR ISTILAH
xxi
Multibeam Echosounder : Sama dengan Singlebeam
Echosounder akan tetapi lebih dari
satu pancaran sinyal.
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fitur dasar laut merupakan bagian dari panorama
permukaan dasar laut atau morfologi dengan gambaran
sebagaimana yang ada di daratan, seperti kenampakkan dari
pegunungan, gunung api, lereng, dataran, lembah, parit, dan
channel. Bentuk morfologi tersebut, umumnya berkaitan
dengan proses-proses geologi dalam pembentukan dan
perkembangannya baik secara individual maupun secara
berkelompok. Berdasarkan peta batimetri Indonesia, pola
batimetri yang berkembang memperlihatkan morfologi dasar
lautnya mengikuti garis pantai dan pola hasil tektonik
(Salahudin, 2010).
Data fitur dasar laut dibutuhkan untuk kegiatan
konstruksi lepas pantai seperti pembuatan anjungan,
pemasangan pipa bawah laut dan pemasangan kabel.
Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut diperlukan proses
identifikasi fitur dasar laut untuk menganalisa resiko dan
menentukan tempat yang aman dalam pemasangannya.
Selain kegiatan konstruksi lepas pantai, fitur dasar laut juga
dijadikan pertimbangan untuk menentukan jalur pelayaran
yang aman. Oleh karena itu fitur dasar laut baik yang
terbentuk secara alami karena proses alam ataupun buatan
yang terbentuk karena benda buatan manusia yang masuk ke
dasar perairan, dapat digambarkan dalam bentuk peta dan
diklasifikasikan agar posisi dan informasi dapat diketahui.
Metode akustik saat ini banyak digunakan untuk
mendeteksi keberadaan objek bawah laut. Sothall dan
Nowacek (2011) menyatakan sistem akustik sangat efektif
untuk mengeksplorasi lingkungan bawah laut. The basic
principle of sonar is to use sound to detect or locate objects,
typically in the ocean (Hansen, 2011). Teknologi akustik
1
2
5
6
Kelas
No Deskripsi Orde Orde Orde
Orde 2
Khusus 1a 1b
Alat bantu
navigasi
tetap dan
kenampakan
2 2m 2m 2m 5m
yang
berhubungan
dengan
navigasi
3 Garis pantai 10 m 20 m 20 m 20 m
Alat bantu
4 navigasi 10 m 10 m 10 m 20 m
terapung
3x
kedala
4x
man
Jarak Tidak Tidak kedala
rata-
5 maksimum didefinis didefin man
rata
line survei ikan isikan rata-
atau
rata
25
meter
6 Akurasi a=0,25m a=0,5 m a=0,5 m a=1,0 m
kedalaman b=0,0075 b=0,013 b=0,013 b=0,023
Keterangan:
1. a dan b adalah variabel yang digunakan untuk
menghitung ketelitian kedalaman.
2. Alat pemeruman dikalibrasi sebelum digunakan.
dimana:
a = Kesalahan indepeden (jumlah kesalahan yang bersifat
tetap).
b = faktor kesalahan kedalaman dependen (jumlah kesalahan
yang bersifat tidak tetap).
d = kedalaman terukur.
(b x d) = Kesalahan kedalaman yang dependen (jumlah
semua kesalahan kedalaman yang dependen).
2.5.3 Metode
Pedoman yang terdapat di bawah ini mencakup
representasi fitur dasar laut dan interpretasi kontak dari data
survei hidrografi dan geofisika. Ini mencakup metodologi
yang digunakan dan informasi yang diperoleh. Fitur dasar
laut dan data kontak didapatkan dari sumber data berikut
(SEtech, 2012):
11
Akurasi
0,01 meter / 0,10 kaki + 0,1% kedalaman @
200 kHz
0,10 meter / 0,30 kaki + 0,1% kedalaman @
33 kHz
0,18 meter / 0,60 kaki + 0,1% kedalaman @
12 kHz (Koneksi untuk Sound Velocity)
Rentang Kedalaman
0,2 – 200 meter / 1,0 – 600 kaki @ 200 kHz
0,5 – 1500 meter / 1,5 – 4500 kaki @ 33 kHz
32
Sound Velocity
1370 – 1700 m/s
Resolusi 1 m/s
Lokasi
3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian Tugas
Akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Perangkat keras
41
42
i. Komputer
ii. Plotter
b. Perangkat lunak
i. Microsoft Office 2007
ii. Qinsy Console 8.1 milik PT. Pageo Utama
iii. SonarWiz 5.0 milik PT. Pageo Utama
iv. AutoCAD Map 3D 2012 milik PT. Pageo
Utama
v. ArGIS 10.3
Permohonan Data di
Pageo Utama
Persiapan
Laporan Akhir
Akhir
Mulai
Koreksi
Slant Range Hasil Format
(*.filt.db) Data Pasut
Eksport ke
Format.*TIFF Tidak T
id
a Validasi data
Mozaik Citra k dengan
Side Scan Sonar Singlebeam
Tidak T Echosounder
id
a
k Ya Y
Validasi data
a a
dengan
Multibeam Eksport Sounding
Echosounder Grid Utility
Pembuatan Kontur
Ya Y
a a
Peta Seabed Features Peta Batimetri
Laporan
49
50
Pasang Surut
2
1,8
Tinggi muka air (m)
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6 kedalaman
0,4
0,2
0
09/11/2015
15/11/2015
20/11/2015
26/11/2015
02/12/2015
08/12/2015
13/12/2015
19/12/2015
25/12/2015
29/10/2015
03/11/2015
Waktu
-2m
-25m
Keterangan :
Gelombang pasit
Batuan dasar
Pipa
Pipa tertimbun
Galian parit
Galian
Tumpukan batuan
Catatan: Untuk peta Side Scan Sonar dan
Seabed Features lebih jelas dan informasi
lebih lengkap dilampirkan pada lampiran.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Hasil Interpretasi Fitur Dasar Laut
Metode interpretasi dan klasifikasi pada penelitian ini
menggunakan hasil akuisisi dari Multibeam Echosounder
56
-2m
-25m
-2m
-25m
-2m
-25m
-2m
-25m
72
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Identifikasi fitur dasar laut di perairan Kepulauan
Riau pada penelitian ini menggunakan metode yaitu dengan
data interpretasi citra Side Scan Sonar yang kemudian
diverifikasi dengan data Multibeam Echosounder
menghasilkan beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
1. Interpretasi fitur dasar laut pada citra Side Scan Sonar
menggubangkan fitur-fitur yang memiliki karakter, pola
dan reflektivitas yang sama, kemudian dijadikan acuan
untuk membuat peta klasifikasi fitur dasar laut. Terdapat
tujuh fitur dasar laut yang ditemukan di daerah penelitian.
Hasil klasifikasi didapatkan total keseluruhan fitur dasar
laut yang ditemukan mempunyai luasan 432136,32 m2
dengan persentase masing-masing fiturnya yaitu, batuan
dasar 84,195%, galian parit 2,659%, galian 0,304%,
gelombang pasir 12,243%, tumpukan batuan 0,598%.
Sedangkan total keseluruhan panjang pipa yaitu,
1636,689 meter dengan panjang pipa 1500,814 meter dan
pipa tertimbun 135,875 meter.
2. Berdasarkan perhitungan ketelitian kedalaman sesuai
dengan standard IHO SP-44 dengan mengggunakan titik
Multibeam Echosounder dan Singlebeam Echosounder
yang koordinatnya berdekatan. Terdapat 159 titik
perhitungan dan 96% titik memenuhi Orde khusus. Salah
satu faktor penyebabnya adalah karena relief dasar laut
variatif sehingga pergeseran sedikit jarak, mempengaruhi
kedalaman. Nilai selisih kedalaman yang paling besar
yaitu 0,5 meter.
5.2 Saran
Pada proses pengerjaan penelitian ini, peneliti
mempelajari tentang Identifikasi fitur dasar laut dari instrumen
74
75
76
LAMPIRAN A
79
80
158 370843,03 119553,46 -13,267 370843 119553,5 -13,210 13,239 0,057 0,260
86
BIODATA PENULIS