PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005.
RANTA
A
T
D.I.
Suma
minyak struktur Rantau dari rata-rata 868 BOPD
S.BULUH
Aceh
tra P. T. BARAT
T.ARU PULAU
PULAU U
Utara
ARUBAY
TELAGA SAID
TELAGA DARAT
Tidak Produksi
PETA WILAYAH KERJA
TAC
Batas Propinsi
PERTAMINA
Skala 1 : 80.000 DAERAH OPERASI EP
Dari hasil reaktivasi shallow zone struktur rantau RANTAU
1
Gambar 1. Peta wilayah kerja Pertamina DOH Proses sedimentasi yang terjadi selama Tersier
NAD Sumbagut. secara umum dimulai dengan trangressi,
kemudian disusul dengan regresi dan diikuti
Struktur Minyak Rantau sebagai salah satu gerakan tektonik pada akhir Tersier.
stuktur yang masuk kedalam kategori brownfield
telah berproduksi sejak tahun 1928 melalui Pola struktur cekungan sumatera utara terlihat
sumur R-01 yang dibor oleh BPM dan saat ini adanya perlipatan-perlipatan dan pergeseran-
memiliki 566 sumur. Struktur Rantau pernah pergeseran yang berarah lebih kurang lebih
mencapai puncak produksi Minyak sebesar barat laut – tenggara (Gambar 2).
32.477 BOPD dan Gas sebesar 27.4 MMSCFD LANGSA A
S
101
AB P.
AR R-O- F
R-O-
M
lapisan dari batupasir formasi Keutapang
A PLW- PSL- AR-O-
N Pulau L Pusung-
Susu-
2
adanya endapan napal yang kaya akan fosil dan kalsilutit dengan selingan serpih.
foraminifora planktonik dari formasi Peutu. Formasi ini diendapkan dalam lingkungan
laut dangkal sampai neritik.
Dibagian timur cekungan diendapkan formasi
Belumai yang berkembang menjadi 2 facies 5. Formasi Baong (Miosen Tengah – Akhir
yaitu klastik dan karbonat. Kondisi tenang terus Miosen bagian bawah)
berlangsung sampai Miosen tengah dengan
pengendapan serpih dari formasi Baong. Penyusun utama formasi ini adalah
batulempung abu-abu kehitaman, napalan,
Setelah pengendapan laut mencapai maksimum, lanauan, pasiran dan pada umumnya kaya
kemudian terjadi proses regresi yang akan fosil Orbulina Sp dan Globigerina Sp,
mengendapkan sedimen klastik (formasi Kadang-kadang diselingi lapisan tipis
Keutapang, Seurula dan Julu Rayeuk) secara batupasir. Formasi ini diendapkan dalam
selaras diendapkan diatas Formasi Baong, lingkungan laut dalam.
kemudian secara tidak selaras diatasnya
diendapkan Tufa Toba dan Alluvial. Formasi ini didaerah Aru dibagi menjadi 3
satuan :
Stratigrafi regional Cekungan Sumatera Utara a. Bagian bawah didominasi oleh lanau
(gambar 2) dengan urutan dari tua ke muda dan batulempung dengan sisipan
adalah sebagai berikut : batupasir dan batugamping
b. Bagian tengah (MBS) didominasi oleh
1. Basement Pre-Tersier batupasir glaukonitan dan lempung
Terdiri dari dari batuan beku, batuan dengan sisipan lanau serta lapisan tipis
metamorf, karbonat dan dijumpai fosil batugamping. Pada anggota inin dikenal
Halobia yang berumur Trias terletak tidak beberapa lapisan batupasir yang telah
selaras menyudut dibawah batuan sedimen terbukti mengandung hidrokarbon, yaitu
diatasnya. Sembilan sand dan besitang river sand
(BRS).
2. Formasi Parapat (Awal Oligosen) c. Bagian atas didominasi oleh lanau dan
Terdiri dari batupasir kasar dan lempung dengan sisipan batupasir dan
konglomeratan dibagian bawah seta lapisan tipis batugamping.
diatasnya dijumpai sisipan serpih. Secara
regional dibagian bawah diendapkan dalam 6. Formasi Keutapang (Akhir Miosen)
lingkungan fluviatil dan bagian atas dalam Terdiri dari selang-seling antara batupasir
lingkungan laut dangkal. berbutir halus – sedang, serpih, lempung
dengan sisipan batugamping dan batubara.
3. Formasi Bampo (Akhir Oligosen) Dibagian Barat daerah Aru batupasirnya
Terdiri dari serpih hitam tidak berlapis, bertambah kearah atas, dibagian timur
berasosiasi dengan lapisan tipis serpih lebih dominan. Formasi ini
batugamping dan batulempung karbonat, merupakan lapisan utama penghasil
dimana formasi ini miskin fosil dan hidrokarbon dan merupakan awal terjadinya
diendapkan dalam lingkungan reduksi. siklus regresi, diendapkan dalam lingkungan
delta sampai laut dangkal.
4. Formasi Belumai (Awal Miosen)
7. Formasi Seurula (Awal Pliosen)
Dibagian timur cekungan ini berkembang Terdiri dari batupasir, serpih dan lempung.
formasi belumai yang identik dengan Dibandingkan dengan formasi Keutapang,
formasi Peutu yang berkembang pada formasi seurula berbutir lebih kasar, banyak
bagian barat dan tengah. Formasi belumai ditemukan fragmen-fragmen moluska yang
terdiri dari batupasir Glaukonitan menunjukkan endapan laut dangkal atau
berselingan dengan serpih dan batugamping. neritik.
Didaerah Arun, bagian atas formasi ini
berkembang lapisan batugamping kalkarenit 8. Formasi Julu Rayeu (Akhir Pliosen)
3
Terdiri dari batupasir halus – kasar dan
lempung, kadang-kadang mengandung mika
dan fragmen molusca yang menunjukkan
endapan laut dangkal – Neritik.
Formasi Baong
Formasi ini tersusun oleh serpih abu-abu dan
batu lempung yang bersifat gampingan dan
banyak mengandung foraminifera kecil. Dengan
Gambar 3. Startigrafi cekungan Sumatera Utara ketebalan lebih dari 1300 m, Secara umum
lingkungan pengendapan formasi ini merupakan
lingkungan laut dalam. Di daerah ini indikasi
Geologi Lokal hidrokarbon dari litologi Formasi Baong tidak di
temukan.
Struktur minyak Rantau merupakan Antiklin
yang memanjang dengan bentuk pelana,
dengan elongasi Barat Laut-Tenggara, dan Formasi Keutapang
dipotong oleh beberapa patahan normal yang Formasi ini sebagai lapisan utama penghasil
hidrokarbon dari struktur Rantau tersusun oleh
berarah Timur Laut-Barat Daya, dengan “throw”
perselingan batupasir dengan shale dan
rata-rata 10-35 m.( Gambar 4)
lempung berwarna abu-abu terang sampai gelap
dengan beberapa siklus pengendapan
bergradasi kasar kearah atas (“ Coarsening Up
ward”) dapat dikenali dengan baik di dalam
formasi ini.
4
silinder tetapi hanya berkembang secara yang tersedia khususnya log-log, data peta
setempat-setempat. yang ada sudah tidak up to date lagi, maka
perlu dilakukan pembaharuan data.
Berdasarkan variasi litologi dan bentuk-bentuk
tipe log maka secara umum dapat ditafsirkan Metode Kombinasi RST-C/O dengan CHFR dipilih
bahwa lapisan-lapisan batupasir tersebut adalah dengan pertimbangan :
merupakan endapan-endapan estuarin sampai - kombinasi ini saling melengkapi limitasi
laut dangkal neritik yang berupa “tidal bar” dan masing-masing peralatanan dimana logging
“off shore bar” dengan selingan-selingan C/O kurang efektif untuk reservoir dengan
endapan “ distributary channel”. porositas rendah < 15 %, washout hole dan
bekas perforasi. Disamping itu depth of
Secara perlahan makin ke arah atas lingkungan investigasi kurang dalam, dibandingkan
pengendapan Formasi Keutapang semakin di cased hole resistivity yaitu 10-18 inch.
pengaruhi oleh lingkungan fluviatil. Hal ini Sedangkan kelebihannya tidak terlalu
tampak jelas tercermin dari lapisan-lapisan dipengaruhi kompleksitas completion (jenis
batupasirnya yang relatif tebal, kasar, casing, double casing , scale dll (Gambar 9
penyebaran tidak merata dan mengandung air & 10)
tawar. Kondisi lapisan tersebut merupakan ciri - Logging RST-C/O mampu mendeteksi
pembatas secara gradasi dari bagian atas kehadiran hidrokarbon berdasarkan
Formasi Keutapang ke bagian bawah Formasi perbandingan karbon oksigen yang akan
Seurula. diperkuat dari pembacaan resistivity dari
CHFR.
Formasi Seurula -
Di daerah penelitian Formasi Seurula 40
secara umum adalah laut dangkal sampai deltaic Salinity = ----------- kppm
0 36 ∑(cu) 40 60 80 100
yaitu distributary mouth bar. Indicative only !
Oil/Water, Clean Formation
5
Tabel 1. Hal-hal yang diperlukan dalam
pemilihan kandidat logging RST dan
CHFR. SW RST SW CHFR
Evaluasi
6
didapat dari sumur sekitar pada zone 420 yaitu
8900 ppm, didapat hasil SW=38% sehingga
hampir sama dengan hasil logging C/O.
Zone 490
7
Reaktivasi Shallow Zone BOPD), dimana kemudian sumur R-139 ini
mengalami problem mekanis dan kepasiran
Dari hasil analisa tersebut diatas dan dengan berat. Pekerjaan dilapisan Z-420 dilakukan di
mempertimbangkan kondisi sumur yang ada sumur P-75 sebagai sumur kunci pertama untuk
distruktur Rantau yang umumnya telah dibuka pembuktian kandungan Minyak dan berhasil
sampai lapisan atas (Z-290 s/ Z-C1) maka untuk mengalirkan Minyak sebesar 242 BOPD, sedang
tahap awal diputuskan untuk melakukan sumur lainnya yang menghasilkan minyak
reaktivasi dengan membuka lapisan shallow adalah sumur R-82 tetapi mengalami problem
Zone yaitu Z-400 yang kemudian diikuti dengan mekanis dan kepasiran dan ditinggalkan
lapisan Z-430 dan Z-420. sementara (Tabel 3)
HASIL PEKERJAAN SHALLOW ZONE
Diawali dengan pembukaan lapisan Z-400 di TAHUN 2005
pekerjaan ini selanjutnya ditindak lanjuti dengan P-373 PENELITIAN C Z-400 MECHANICAL PROBLEM
lapisan Z-400 dan Z-430, 3 sumur mengalami P-98 KUPL D Z-400 GAS TIDAK PRODUKSI
Dalam Pekerjaan lanjutan ini sumur P-363 P-279 KUPL C Z-400 AIR ASIN (-368.6m)
kandungan minyak di lapisan Z-430 berhasil P-165 KUPL D Z-400 AIR ASIN
10
9
Tabel 2 Hasil pekerjaan Shallow Zone tahun
8
7
SUMUR
2004 6
5
4
Kemudian pada tahun 2005 sampai dengan 31 3
2
juli 2005 dilakukan pekerjaan pembukaan 1
lapisan Z-400, Z-420 dan Z-430 pada 17 sumur 0
Minyak Gas Air Problem
lainnya dimana 8 sumur menghasilkan Mekanis
8
sumur-sumur yang menghasilkan air umumnya walaupun sumur yang berhasil menghasilkan
sudah berada dibawah BMA sekarang dari hidrokarbon hanya 48 % tetapi mampu
masing-masing blok. (Gambar 10) memberikan hasil yang optimal baik dari
penambahan produksi maupun keuntungan bagi
perusahaan.
Kesimpulan
90
2,000 80
70
Ucapan Terima Kasih
1,500 60
Kadar air (%)
BOPD
50
10
1-Feb-04
1-Mar-04
1-Apr-04
1-May-04
1-Jun-04
1-Aug-04
1-Sep-04
1-Oct-04
1-Dec-04
1-Jan-05
1-Feb-05
1-Mar-05
1-Apr-05
1-May-05
1-Jun-05
1-Jul-04
1-Jul-05
1-Nov-04
Dari hasil reaktivasi shallow zone struktur rantau BATM Universitas Trisakti, 2002, Study terpadu
mulai 3 Agustus 2004 sampai dengan 31 Juli Geologi dan Geofisika untuk Pemodelan struktur
2005 telah dihasilkan Minyak sebesar 205.141 Rantau.
Bbls atau setara dengan US $ 8.205.654 pada
harga Minyak US $ 40/Bbls. Dengan total biaya Culver, R. B., Hopkins, E. C., and Youmans, A.
yang dikeluarkan untuk pekerjaan reaktivasi H., 1973, Carbon-Oxygen (C/O) Logging
sebesar US $ 2.850.293, biaya produksi US $ Instrument, SPE paper4640 presented at the
10.55 / bbl, maka dalam 1 tahun diperoleh SPE-AIME 48th Annual Fall meeting, Las Vegas,
indikator keekonomian yang sangat menarik Nevada
yaitu NPV sebesar US $ 834.290, IRR sebesar
44.78 %, PI sebesar 1.29 dan POT selama 0.69
tahun. Hasil ini memperlihatkan bahwa
9
Hemingway, James, 1992, SPC Formation RE. Plasek RE, et.al, 1995, Bordon,
Evaluation, Enhanced C/O Processing for Schlumberger Wireline and MG.Portal,
RSTpro 1995”Improved Pulsed Neutron Capture Logging
With Slim Carbon –Oxygen Tools: Methodology”
Lock, G. A., and Hoyer, W. A, 1974, Carbon-
Oxygen (C/O) Log: Use and Interpretation,” J. Schlumberger, 1992, RST Reservoir Saturation
Pet. Tech., 1044-1054 Tool, Brochure Wireline & Testing.
Mas, Cholid, 1997, Meningkatkan produksi Suhartanto, Ibnu. Dkk, 2005, Evaluasi
minyak pada lapangan tua dengan Reservoir Penggunaan Logging Cased Holed Resistivity
saturation Tool, Proc. Forum Diskusi Teknologi dan C/O Untuk mencari by Passed oil di struktur
Hulu Migas, IATMI Sumbagut. mature, Workshop Jastek Pertamina, Semarang.
10