Anda di halaman 1dari 10

IATMI 2005-11

PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005.

REAKTIVASI SHALLOW ZONE DALAM UPAYA PENCARIAN SISA-SISA DAN PENINGKATAN


PRODUKSI MINYAK DI STRUKTUR RANTAU

Indra Shahab; PT. PERTAMINA DOH NAD-SUMBAGUT


Ibnu Suhartanto; PT. PERTAMINA DOH NAD-SUMBAGUT
Rizal Risnul Wathan; PT. PERTAMINA DOH NAD-SUMBAGUT
Marjito Didi Junaidi; PT. PERTAMINA DOH NAD-SUMBAGUT

Abstrak 2005 telah dihasilkan Minyak sebesar 205.141


Bbls atau setara dengan US $ 8.205.654 pada
Daerah Operasi Hulu PT. Pertamina (Persero)
harga Minyak US $ 40/Bbls.
DOH-NAD Sumbagut memiliki hampir sebagian
besar struktur penghasil Migas yang telah
Pendahuluan
masuk kedalam kategori brownfield karena
umumnya telah mencapai puncak produksi dan Daerah Operasi Hulu PT. Pertamina (Persero)
saat ini telah memasuki masa decline produksi. DOH-NAD Sumbagut memiliki hampir sebagian
besar struktur penghasil Migas yang telah
Struktur Minyak Rantau telah berproduksi sejak masuk kedalam kategori brownfield karena
tahun 1928 melalui sumur R-01 yang dibor oleh umumnya telah mencapai puncak produksi dan
BPM dan saat ini memiliki 566 sumur. Struktur saat ini telah memasuki masa decline produksi.
Rantau pernah mencapai puncak produksi
Minyak sebesar 32.477 BOPD dan Gas sebesar Struktur Rantau yang merupakan salah satu
27.4 MMSCFD pada tahun 1973 dan sebelum struktur produksi Minyak utama dari Pertamina
dilakukan pengaktifan shallow zone hanya DOH NAD-Sumbagut terletak kurang lebih 135
berproduksi rata-rata 868 BOPD dari 23 sumur. kilometer sebelah baratlaut kota Medan dan
secara administratif masuk kedalam kabupaten
Shallow zone struktur Rantau umumnya tidak Aceh Tamiang Propinsi Nanggroe Aceh
berproduksi sejak tahun 2000 kecuali Z-400. Darussalam (gambar 1).
Diawali dengan kegiatan logging CHFR-RST C/O
dan Sigma disumur P-75 pada bulan Agustus PETA M

tahun 2004 berhasil diidentifikasi adanya


A
LANGS STRUKTUR L
A

akumulasi minyak di Shallow Zone yaitu Z-400


SY
U
M

dan Z-420 yang dibuktikan dari hasil perforasi Z- RANTAU

RANTA
A
T

400 berhasil didapatkan Minyak sebesar 1510 K.SIMPAN


K.S.BARAT
K.S.TIMUR
S. JAYA

BOPD. Aktivitas ini berhasil menaikkan produksi B.TIRAM


K.DALAM
PRAPEN

D.I.
Suma
minyak struktur Rantau dari rata-rata 868 BOPD
S.BULUH

Aceh
tra P. T. BARAT
T.ARU PULAU
PULAU U
Utara
ARUBAY

menjadi rata-rata 1452 BOPD atau kenaikan TUNGKAM


P. SUSU
P. T. TIMUR

sebesar 67% dari produksi sebelumnya.


BESITANG P. BRANDAN
SECURAI GEBANG

TELAGA SAID

TELAGA DARAT

Kendala utama yang dihadapi dalam BASILAM

pengembangan shallow zone struktur Rantau


adalah kondisi mechanical sumur eks BPM yang
umumnya sudah rusak dan data log sumur yang PANTAI PAKAM TIMUR

sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini BATU MANDI


WAMPU
MEDAN

sehingga banyak dijumpai mechanical problem DISKI

saat pelaksanaan pekerjaan (24%) dan masih Keterangan


POLONIA

terdapat sumur yang menghasilkan air (28%).


Produksi

Tidak Produksi
PETA WILAYAH KERJA
TAC

Batas Propinsi
PERTAMINA
Skala 1 : 80.000 DAERAH OPERASI EP
Dari hasil reaktivasi shallow zone struktur rantau RANTAU

mulai 3 Agustus 2004 sampai dengan 31 Juli

1
Gambar 1. Peta wilayah kerja Pertamina DOH Proses sedimentasi yang terjadi selama Tersier
NAD Sumbagut. secara umum dimulai dengan trangressi,
kemudian disusul dengan regresi dan diikuti
Struktur Minyak Rantau sebagai salah satu gerakan tektonik pada akhir Tersier.
stuktur yang masuk kedalam kategori brownfield
telah berproduksi sejak tahun 1928 melalui Pola struktur cekungan sumatera utara terlihat
sumur R-01 yang dibor oleh BPM dan saat ini adanya perlipatan-perlipatan dan pergeseran-
memiliki 566 sumur. Struktur Rantau pernah pergeseran yang berarah lebih kurang lebih
mencapai puncak produksi Minyak sebesar barat laut – tenggara (Gambar 2).
32.477 BOPD dan Gas sebesar 27.4 MMSCFD LANGSA A
S
101

pada tahun 1973 dan sebelum dilakukan A


M T
Meda
N
pengaktifan shallow zone hanya berproduksi
RTU- S
E Muk
A U
1 N - M
L RT-

rata-rata 868 BOPD dari 23 sumur Rantau Str. 2 J A


O S
98 U - T
K KSB- T
O F N
KS Serang
A G R
P K.Simpang
U P AI
Struktur Rantau memiliki jumlah lapisan
K Perape SR- INDEX
U BT Kuala L U J-O- T
KLD- R
T RANTAU SLP- SRG- O
penghasil hidrokarbon yang cukup banyak 62 A
C
PT
Sungai-
SBU-

AB P.
AR R-O- F
R-O-
M
lapisan dari batupasir formasi Keutapang
A PLW- PSL- AR-O-
N Pulau L Pusung-
Susu-

dengan sisa cadangan minyak yang cukup besar,


Sem- J-R-
A- Paluh Tabuhan
Sunga
SUS- Geban

akan tetapi mempunyai WDR yang sangat SEK- TKM-


Secura
SCG-

rendah. Sebagian besar lapisan sudah tidak PBR-

aktif cukup lama.


SAL- Telaga
TST-
A
Telaga DRU-
B
TAP-
AR
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka LANGKAT - Basilam -

pada bulan Agustus 2004 dilakukan pendeksian S


U
Pantai Pakam

akumulasi minyak yang masih tersisa didalam M


A
PPA-

reservoir dengan metode kombinasi antara RST T


E
TPS-
PPA-

+ CHFR pada sumur P-75 yang terletak di Blok C R


A 3
1 Batu
2
Wamp

Struktur Rantau. Dari hasil kegiatan ini berhasil F


A MEDAN
ditemukan adanya akumulasi Minyak di lapisan U BMS-
L Disk

shallow yaitu Z-400, Z-420, Z-490 dan Z-600. Poloni

Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka PT.


Pertamina (Persero) NAD-SUMBAGUT
memutuskan untuk membuka lapisan dengan
kategori shallow zone dengan fokus pada
lapisan Z-400, Z-420 dan Z-430 dalam upaya Gambar 2. Pola Tektonik Cekungan sumatera
peningkatan produksi. Utara.

Sedimentasi dimulai dengan sub cekungan yang


Kondisi Geologi & Reservoir terisolasi berarah utara pada bagian
Geologi Regional bertopografi rendah dan palung yang
tersesarkan. Pengendapan Tersier Bawah
Cekungan sumatera Utara secara tektonik terdiri ditandai dengan adanya ketidak selarasan
dari berbagai elemen yang berupa tinggian, antara sedimen dengan batuan dasar yang
cekungan maupun peralihannya, dimana berumur Pra-tersier, merupakan hasil trangressi,
cekungan ini terjadi setelah berlangsungnya membentuk endapan berbutir kasar – halus,
gerakan tektonik pada zaman Mesozoikum atau batulempung hitam, napal, batulempung
sebelum mulai berlangsungnya pengendapan gampingan dan serpih.
sedimen tersier dalam cekungan sumatera
utara. Transgressi mencapai puncaknya pada Miosen
Bawah, kemudian berhenti dan lingkungan
Tektonik yang terjadi pada akhir Tersier berubah menjadi tenang ditandai dengan
menghasilkan bentuk cekungan bulat
memanjang dan berarah barat laut – tenggara.

2
adanya endapan napal yang kaya akan fosil dan kalsilutit dengan selingan serpih.
foraminifora planktonik dari formasi Peutu. Formasi ini diendapkan dalam lingkungan
laut dangkal sampai neritik.
Dibagian timur cekungan diendapkan formasi
Belumai yang berkembang menjadi 2 facies 5. Formasi Baong (Miosen Tengah – Akhir
yaitu klastik dan karbonat. Kondisi tenang terus Miosen bagian bawah)
berlangsung sampai Miosen tengah dengan
pengendapan serpih dari formasi Baong. Penyusun utama formasi ini adalah
batulempung abu-abu kehitaman, napalan,
Setelah pengendapan laut mencapai maksimum, lanauan, pasiran dan pada umumnya kaya
kemudian terjadi proses regresi yang akan fosil Orbulina Sp dan Globigerina Sp,
mengendapkan sedimen klastik (formasi Kadang-kadang diselingi lapisan tipis
Keutapang, Seurula dan Julu Rayeuk) secara batupasir. Formasi ini diendapkan dalam
selaras diendapkan diatas Formasi Baong, lingkungan laut dalam.
kemudian secara tidak selaras diatasnya
diendapkan Tufa Toba dan Alluvial. Formasi ini didaerah Aru dibagi menjadi 3
satuan :
Stratigrafi regional Cekungan Sumatera Utara a. Bagian bawah didominasi oleh lanau
(gambar 2) dengan urutan dari tua ke muda dan batulempung dengan sisipan
adalah sebagai berikut : batupasir dan batugamping
b. Bagian tengah (MBS) didominasi oleh
1. Basement Pre-Tersier batupasir glaukonitan dan lempung
Terdiri dari dari batuan beku, batuan dengan sisipan lanau serta lapisan tipis
metamorf, karbonat dan dijumpai fosil batugamping. Pada anggota inin dikenal
Halobia yang berumur Trias terletak tidak beberapa lapisan batupasir yang telah
selaras menyudut dibawah batuan sedimen terbukti mengandung hidrokarbon, yaitu
diatasnya. Sembilan sand dan besitang river sand
(BRS).
2. Formasi Parapat (Awal Oligosen) c. Bagian atas didominasi oleh lanau dan
Terdiri dari batupasir kasar dan lempung dengan sisipan batupasir dan
konglomeratan dibagian bawah seta lapisan tipis batugamping.
diatasnya dijumpai sisipan serpih. Secara
regional dibagian bawah diendapkan dalam 6. Formasi Keutapang (Akhir Miosen)
lingkungan fluviatil dan bagian atas dalam Terdiri dari selang-seling antara batupasir
lingkungan laut dangkal. berbutir halus – sedang, serpih, lempung
dengan sisipan batugamping dan batubara.
3. Formasi Bampo (Akhir Oligosen) Dibagian Barat daerah Aru batupasirnya
Terdiri dari serpih hitam tidak berlapis, bertambah kearah atas, dibagian timur
berasosiasi dengan lapisan tipis serpih lebih dominan. Formasi ini
batugamping dan batulempung karbonat, merupakan lapisan utama penghasil
dimana formasi ini miskin fosil dan hidrokarbon dan merupakan awal terjadinya
diendapkan dalam lingkungan reduksi. siklus regresi, diendapkan dalam lingkungan
delta sampai laut dangkal.
4. Formasi Belumai (Awal Miosen)
7. Formasi Seurula (Awal Pliosen)
Dibagian timur cekungan ini berkembang Terdiri dari batupasir, serpih dan lempung.
formasi belumai yang identik dengan Dibandingkan dengan formasi Keutapang,
formasi Peutu yang berkembang pada formasi seurula berbutir lebih kasar, banyak
bagian barat dan tengah. Formasi belumai ditemukan fragmen-fragmen moluska yang
terdiri dari batupasir Glaukonitan menunjukkan endapan laut dangkal atau
berselingan dengan serpih dan batugamping. neritik.
Didaerah Arun, bagian atas formasi ini
berkembang lapisan batugamping kalkarenit 8. Formasi Julu Rayeu (Akhir Pliosen)

3
Terdiri dari batupasir halus – kasar dan
lempung, kadang-kadang mengandung mika
dan fragmen molusca yang menunjukkan
endapan laut dangkal – Neritik.

9. Volkanik Toba (Kwarter)


Terdiri dari Tufa hasil aktivitas volkanik toba,
menutupi secara tidak selaras diatas formasi
seurula.

10. Endapan Aluvial


Terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan
Batulempung.
Gambar 4. Peta kontur struktur Zone-400
struktur Rantau.

Stratigrafi daerah ini disusun berdasarkan data-


data sumur yang tersedia. Formasi Baong
merupakan formasi terdalam yang dicapai oleh
sumur-sumur tersebut. Dengan berpedoman
pada publikasi-publikasi terdahulu dan data-data
yang tersedia, formasi-formasi yang di jumpai di
daerah ini berturut-turut dari bawah adalah :
- Formasi Baong
- Formasi Kautapang
- Formasi Seurula

Berikut adalah pemerian masing-masing formasi


:

Formasi Baong
Formasi ini tersusun oleh serpih abu-abu dan
batu lempung yang bersifat gampingan dan
banyak mengandung foraminifera kecil. Dengan
Gambar 3. Startigrafi cekungan Sumatera Utara ketebalan lebih dari 1300 m, Secara umum
lingkungan pengendapan formasi ini merupakan
lingkungan laut dalam. Di daerah ini indikasi
Geologi Lokal hidrokarbon dari litologi Formasi Baong tidak di
temukan.
Struktur minyak Rantau merupakan Antiklin
yang memanjang dengan bentuk pelana,
dengan elongasi Barat Laut-Tenggara, dan Formasi Keutapang
dipotong oleh beberapa patahan normal yang Formasi ini sebagai lapisan utama penghasil
hidrokarbon dari struktur Rantau tersusun oleh
berarah Timur Laut-Barat Daya, dengan “throw”
perselingan batupasir dengan shale dan
rata-rata 10-35 m.( Gambar 4)
lempung berwarna abu-abu terang sampai gelap
dengan beberapa siklus pengendapan
bergradasi kasar kearah atas (“ Coarsening Up
ward”) dapat dikenali dengan baik di dalam
formasi ini.

Dengan demikian bentuk umum kurva log yang


sering di jumpai adalah bentuk-bentuk corong.
Ada beberapa yang berbentuk lonceng atau

4
silinder tetapi hanya berkembang secara yang tersedia khususnya log-log, data peta
setempat-setempat. yang ada sudah tidak up to date lagi, maka
perlu dilakukan pembaharuan data.
Berdasarkan variasi litologi dan bentuk-bentuk
tipe log maka secara umum dapat ditafsirkan Metode Kombinasi RST-C/O dengan CHFR dipilih
bahwa lapisan-lapisan batupasir tersebut adalah dengan pertimbangan :
merupakan endapan-endapan estuarin sampai - kombinasi ini saling melengkapi limitasi
laut dangkal neritik yang berupa “tidal bar” dan masing-masing peralatanan dimana logging
“off shore bar” dengan selingan-selingan C/O kurang efektif untuk reservoir dengan
endapan “ distributary channel”. porositas rendah < 15 %, washout hole dan
bekas perforasi. Disamping itu depth of
Secara perlahan makin ke arah atas lingkungan investigasi kurang dalam, dibandingkan
pengendapan Formasi Keutapang semakin di cased hole resistivity yaitu 10-18 inch.
pengaruhi oleh lingkungan fluviatil. Hal ini Sedangkan kelebihannya tidak terlalu
tampak jelas tercermin dari lapisan-lapisan dipengaruhi kompleksitas completion (jenis
batupasirnya yang relatif tebal, kasar, casing, double casing , scale dll (Gambar 9
penyebaran tidak merata dan mengandung air & 10)
tawar. Kondisi lapisan tersebut merupakan ciri - Logging RST-C/O mampu mendeteksi
pembatas secara gradasi dari bagian atas kehadiran hidrokarbon berdasarkan
Formasi Keutapang ke bagian bawah Formasi perbandingan karbon oksigen yang akan
Seurula. diperkuat dari pembacaan resistivity dari
CHFR.
Formasi Seurula -
Di daerah penelitian Formasi Seurula 40

berkembang sebagai batupasir tebal dengan 35 . C/O - Sigma

beberapa sisipan serpih. Butir pasirnya relatif


30
C/O - C/O- Sigma - CHFR
25
lebih kasar dari pada batupasir dari formasi-  20
formasi dibawahnya. Formasi ini diendapkan
15
pada lingkungan fluviatil. Kandungan 10 CHF
hidrokarbon yang komersial tidak ditemukan 5
didalam formasi ini. 0
Lingkungan pengendapan lapisan produktif ∑w-22
0 Salinity
50 100 150 200

secara umum adalah laut dangkal sampai deltaic Salinity = ----------- kppm
0 36 ∑(cu) 40 60 80 100
yaitu distributary mouth bar. Indicative only !
Oil/Water, Clean Formation

Gambar 8 Porosity Vs Salinitas CHFR + RST


Reservoir

Reservoir struktur Rantau secara umum memiliki F o r m a t io n


L o w p o ro sity < 1 5 p .u .
C / O S ig m a CFRT R e m a rk s
L im ita tio n o n m a x im u m

porositas berkisar 17-30%, permeabilitas 10 -


m e a s u r a b le R t
M o d e r a te p o r o s ity & lo w L im ita tio n o n m a x im u m
s a lin ity m e a s u r a b le R t

2000 mD dengan saturasi awal 17%–45%.


M o d e r a te p o r o s ity &
m o d e r a te s a lin ity
P o ro s ity > 3 0 p .u . & h ig h C e m e n t e ffe c t m a y b e im p o rta n t a t

Tekanan reservoir awal berkisar 300–1350 psia


s a lin ity (G u lf o f M e x ic o ) lo w R t
v a ria b le (flo o d )
V e ry L o w W a te r S a tu ra tio n L im ita tio n o n m a x im u m

dan sekarang tinggal 120–800 psia. Temperatur m e a s u r a b le R t

rata-rata di kedalaman 800 m adalah 150ºF. C o m p le tio n


C a s in g C o lla rs
C /O S ig m a CFRT R e m a rk s
M a y lo o s e d a ta o v e r 4 to 6 ft

Fluida minyak termasuk minyak ringan 45-50º


T h r o u g h s m a ll tu b in g
In s id e tu b in g .
H e a v y c a s in g N o t a b o v e 4 0 lb m /ft

API, factor volume formasi 1.2-1.4 m3/m3


D u a l c a s in g
A llo y / C h r o m e c a s in g E le c tr o d e s s c ra tc h in g m a y in d u c e
c o rro s io n

dengan gas terlarut 540-800 scf/stb. Air formasi F ib e r g la s s c a s in g

mempunyai salinitas bervariasi berkisar 5000- B o re h o le


D r y m ic ro a n n u lu s
C /O S ig m a CFRT R e m a rk s

17000 ppm equivalent NaCl.


G a s c u t c em e n t
W a s h e d o u t h o le s
F lo w in g w e lls
F lu id c o n ta c ts in h o le
N e a r w e llb o re e ffe c ts

Pemilihan Metode Dan Kandidat Sumur


D e v ia te d w e lls
A c id e ffe c t
P e r fo ra tio n s
L ith o lo g y
S c a le C a s in g m u s t b e c le a n

Sehubungan dengan semakin sulitnya pencarian


minyak bumi yang berhubungan dengan data

5
Tabel 1. Hal-hal yang diperlukan dalam
pemilihan kandidat logging RST dan
CHFR. SW RST SW CHFR

Pemilihan kandidat sumur kunci (key well)


berdasarkan oleh :
- Penggunaan data yang optimal seperti
posisi sumur, peta, korelasi dan sisa
cadangan.
- Mempertimbangkan factor mekanikal sumur
seperti kondisi casing, semen dan sejarah
sumur.
- Sumur mempunyai beberapa lapisan yang Gambar 5. Hasil Analisa log Kombinasi Z-400
diperkirakan masih mengandung sumur P-75.
hidrokarbon.
- Menentukan skala prioritas dari beberapa Zone 420
sumur kandidat. Lapisan ini juga termasuk bypassed oil yang
didapat dari CO log yang baru (2004), tapi hasil
Hasil secreening ditentukan sumur P-075 di log casing resistivity yang di run bersamaan
blok C struktur rantau sebagai sumur kunci (key dengan logging C/O baru, menunjukkan
Well), karena tertelak disekitar puncak struktur sebaliknya atau SW > 80% . Hasil log C/O baru
untuk beberapa lapisan dan mempunyai didapatkan FCOR = 0.06, dan SW=20% yang
mekanikal sumur yang tidak begitu sulit. berarti masih bagus karena cut off FCOR lapisan
Sumur P-075 mempunyai ukuran casing 51/2” J- minyak di struktur Rantau 0.04 – 0.045. Hal itu
55, tidak ada scale, CBL bagus, moderate dibuktikan juga dari hasil perforasi zone 420
porosity (18 -30%), low salinity < 20.000, pada tahun 2005, didapatkan hasil minyak
resistivity water bervariasi, disamping itu SB/OF = 240 BOPD.
diperkirakan ada beberapa prospek lapisan yang
menarik.

Evaluasi

Hasil evaluasi log C/O dengan log CHFR di


sumur P-075 memperlihatkan masih terdapat
beberapa lapisan yang masih cukup potensial
yaitu lapisan Z-400, Z-420, Z-600 dan Z-490.

Gambar 6. Hasil Analisa log Kombinasi Z-420


Zone 400 sumur P-75.
Lapisan ini termasuk salah satu baypased oil Sedangkan analisa casing resistivity log, saturasi
yang didapatkan dari logging cased hole, karena air yang dihasilkan berasal dari perhitungan
dari peta geologi terlihat sudah diapit oleh formasi bersih (archi equation), padahal lapisan
sumur lain yang menghasilkan air, baik di up ini termasuk shally sand GR sand = 70-80 GAPI.
struktur maupun down struktur. Hasil logging Hasil log casing resistivity sebenarnya juga tidak
C/O dan casing resistivity yang baru (2004), mencerminkan sebagai depletion zone, karena
didapatkan hasil FCOR = 0.08, SWCO= 20% dan Rt CH > Rt OH, yaitu Rt CH = 6.5 ohm-m,
SWCHFR= 50%, masih memberikan adanya sedangkan Rt OH = 2.5 ohm-m, yang berarti
akumulasi hidrokarbon yang cukup menarik. belum ada pengurasan minyak yang terjadi pada
Hasil perforasi membuktikan kebenaran evaluasi zone ini, sehingga depleted. Setelah dilakukan
ini dengan hasil minyak dengan kadar air nol, perhitungan sendiri dengan rumus Indonesia
dan produksi awal SA/OF =1500 BOPD, setelah equation dan menggunakan data salinitas yang
di bean down SA/08= 504 BOPD.

6
didapat dari sumur sekitar pada zone 420 yaitu
8900 ppm, didapat hasil SW=38% sehingga
hampir sama dengan hasil logging C/O.

Zone 490

Hasil C/O baru dan casing resistivity


menunjukkan hasil yang saling mendukung,
disamping itu hasil perforasi juga memperkuat,
walaupun hasilnya minyak dengan influx kecil,
tapi all oil dan langsung ditutup pada tahun
1984.

Saturasi air yang didapat dari C/O log yang baru


40%. Sedangkan SWCHFR didapatkan hasil 50%
yang berarti cukup meyakinkan bahwa masih
ada remaining oil di lapisan ini (Gambar 7).
Gambar 8. Hasil Analisa log Kombinasi Z-600
sumur P-75

Hasil evaluasi pergerakan BMA di peta geologi Z-


600, didapatkan BMA masih di kedalaman – 570
mbpl, posisi sumur di –540 mbpl. Jadi
kemungkinan hal itu disebabkan karena
damaged zone pada waktu pengeboran,
sehingga disekitar wellbore hasil pembacaan
C/O didapatkan hasil jelek. Analisanya
disebabkan investigasi yang dangkal dari log
Gambar 7. Hasil Analisa log Kombinasi Z-490 C/O yaitu 6-10 inch, sedangkan casing resistivity,
sumur P-75. yang mempunyai depth investigasi 10-18 ft
melihat masih ada minyak di daerah uninvaded
zone. Tapi zone ini belum dibuktikan, untuk
Zone 600
mendukung analisa ini, karena sumur masih
berproduksi. Rencananya lapisan ini akan
Zone 600 merupakan lapisan yang cukup tebal ±
diperforasi dengan peluru yang mempunyai
15 m, porositas 20 – 25%, Hasil logging
penetrasi dalam, untuk menghindari daerah
bertolak belakang antara C/O log dengan casing
invaded zone yang diperkirakan damaged.
resistivity, dimana hasil C/O log menunjukkan
lapisan ini sebagai wet zone (FCOR =0.025 dan
SW>85%). Hasil C/O log yang lama pada
kedalaman 550 m didapatkan SW=50% dan
diblok ini sejak dirun logging C/O tahun 1984
sampai 2004 tidak ada sumur yang berproduksi
dari lapisan ini, sehingga seharusnya, tidak ada
perubahan saturasi air. Sedangkan hasil logging
casing resistivity didapatkan SW=20%.

7
Reaktivasi Shallow Zone BOPD), dimana kemudian sumur R-139 ini
mengalami problem mekanis dan kepasiran
Dari hasil analisa tersebut diatas dan dengan berat. Pekerjaan dilapisan Z-420 dilakukan di
mempertimbangkan kondisi sumur yang ada sumur P-75 sebagai sumur kunci pertama untuk
distruktur Rantau yang umumnya telah dibuka pembuktian kandungan Minyak dan berhasil
sampai lapisan atas (Z-290 s/ Z-C1) maka untuk mengalirkan Minyak sebesar 242 BOPD, sedang
tahap awal diputuskan untuk melakukan sumur lainnya yang menghasilkan minyak
reaktivasi dengan membuka lapisan shallow adalah sumur R-82 tetapi mengalami problem
Zone yaitu Z-400 yang kemudian diikuti dengan mekanis dan kepasiran dan ditinggalkan
lapisan Z-430 dan Z-420. sementara (Tabel 3)
HASIL PEKERJAAN SHALLOW ZONE
Diawali dengan pembukaan lapisan Z-400 di TAHUN 2005

sumur P-75 pada bulan agustus 2004 yang PRODUKSI PRODUKSI


merupakan sumur pertama dalam reaktivasi SUMUR PEKERJAAN BLOK ZONE AWAL
BOPD
SEKARANG
BOPD
KETERANGAN

sumur-sumur Shallow Zone berhasil P-129 KUPL C Z-400 MECHANICAL PROBLEM

menghasilkan Minyak sebesar 1500 BOPD


P-364 KUPL D Z-400 838 118 AIR ASIN (-370.8 m)
R-139 REPARASI B Z-430 475 MECHANICAL PROBLEM

secara sembur alam open flow. Kesuksesan P-365


P-290
REPARASI
REPARASI
E
D
Z-400
Z-400 428 242
PRODUKSI GAS

pekerjaan ini selanjutnya ditindak lanjuti dengan P-373 PENELITIAN C Z-400 MECHANICAL PROBLEM

melaksanakan pekerjaan pada 7 sumur lainnya R-132


P-214
REPARASI
REPARASI
C
C
Z-400
Z-400
MECHANICAL PROBLEM
AIR ASIN (-406.6 m)
diblok C dan D sampai akhir 2004, dimana 3 R-134 REPARASI C Z-440 12.5 DITUTUP KA TINGGI

sumur berhasil menghasilkan minyak dari


Z-430 AIR ASIN (-385.7 M)
P-285 REPARASI D Z-400 AIR ASIN (-380.6 m)

lapisan Z-400 dan Z-430, 3 sumur mengalami P-98 KUPL D Z-400 GAS TIDAK PRODUKSI

problem mekanis dan 1 sumur menghasilkan air.


P-75 KUPL C Z-420 242 86
P-12 PENELITIAN C Z-420 AIR ASIN (-380.1 m)

Dalam Pekerjaan lanjutan ini sumur P-363 P-279 KUPL C Z-400 AIR ASIN (-368.6m)

sebagai sumur Kunci pertama untuk pembuktian


P-244 KUPL C Z-430 652
R-82 REPARASI B Z-420 PENGAMATAN ADA MINYAK

kandungan minyak di lapisan Z-430 berhasil P-165 KUPL D Z-400 AIR ASIN

mengalirkan Minyak sebesar 887 BOPD minyak


secara sembur Alam (Table 2) Tabel 3 Hasil pekerjaan Shallow Zone Tahun
2005.
HASIL PEKERJAAN SHALLOW ZONE
TAHUN 2004
Dari seluruh hasil pekerjaan dishallow zone
PRODUKSI PRODUKSI
mulai agustus 2004 sampai dengan Juli 2005
SUMUR PEKERJAAN BLOK ZONE AWAL
BOPD
SEKARANG
BOPD
KETERANGAN
telah dilakukan pekerjaan kerja ulang sebanyak
P-75 PENELITIAN C Z-400 1500 20
25 sumur dengan hasil 12 sumur (48%)
menghasilkan hidrokarbon, 6 sumur (24%)
P-120 PENELITIAN C Z-400 AIR ASIN (-370.8 m)
Z-420 AIR ASIN (-388.7)
P-332 PENELITIAN D Z-400 46.5 14
R-142 KUPL C Z-400 MECHANICAL PROBLEM mengalami problem mekanis dan 7 sumur
P-363 KUPL C Z-430 887 195
(28%) menghasilkan air (Gambar 9)
P-41 KUPL D Z-400 14 6
R-129 KUPL C Z-400 MECHANICAL PROBLEM
P-370 REPARASI C Z-400 MECHANICAL PROBLEM

10
9
Tabel 2 Hasil pekerjaan Shallow Zone tahun
8
7
SUMUR

2004 6
5
4
Kemudian pada tahun 2005 sampai dengan 31 3
2
juli 2005 dilakukan pekerjaan pembukaan 1
lapisan Z-400, Z-420 dan Z-430 pada 17 sumur 0
Minyak Gas Air Problem
lainnya dimana 8 sumur menghasilkan Mekanis

hidrokarbon, 3 sumur mengalami mechanical


problem dan 6 sumur menghasilkan air. Dari Gambar 9. Distribusi hasil pekerjaan Reaktivasi
Pekerjaan reaktivasi lapisan Z-400 berhasil struktur Rantau.
dihasilkan hidrokarbon dari sumur P-364 (838
BOPD), P-290 (428 BOPD). Sedangkan dari Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil
Lapisan Z-430 berhasil mengalirkan minyak dari pekerjaan dengan mempelajari sejarah produksi
sumur P-244 (652 BOPD) dan sumur R-139 (475 masing-masing blok ataupun kompartemen,

8
sumur-sumur yang menghasilkan air umumnya walaupun sumur yang berhasil menghasilkan
sudah berada dibawah BMA sekarang dari hidrokarbon hanya 48 % tetapi mampu
masing-masing blok. (Gambar 10) memberikan hasil yang optimal baik dari
penambahan produksi maupun keuntungan bagi
perusahaan.

Kesimpulan

- Kombinasi logging RST C/O cukup efektif


untuk mengidentifikasi minyak yang tersisa
didalam reservoir
- Penentuan sumur kunci memegang
peranan penting suksesnya pekerjaan
logging kombinasi.
- Reaktivasi Shallow Zone mampu
meningkatkan produksi struktur rantau
Gambar 10. Peta Kontur struktur dan BMA sebesar 67 %.
sekarang Lapisan Z-430 struktur Rantau. - Posisi BMA semarang dari masing-masing
blok atau kompartemen berbeda-beda.
Hasil reaktivasi shallow zone ini mampu - Pekerjaan reaktivasi ditinjau dari factor
meningkatkan produksi minyak struktur rantau keekonomian mampu memberikan indikator
dari rata-rata sebesar 868 BOPD menjadi 1452 keekonomian yang positif dan
BOPD atau terdapat kenaikan produksi sebesar menguntungkan bagi perusahaan.
67 % (Gambar 11 ) - Perlu penambahan beberapa sumur kunci
untuk pekerjaan logging kombinasi guna
PERFORMANCE PRODUKSI MINYAK STRUKTUR RANTAU mengidentifikasi hidrokarbon yang tersisa
dan penentuan BMA dari masing-masing
TAHUN 2004 - 2005

blok atau kompartemen dengan lebih akurat.


2,500 100

90

2,000 80

70
Ucapan Terima Kasih
1,500 60
Kadar air (%)
BOPD

50

1,000 40 Dengan selesainya makalah ini, maka kami


30
mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada GM Pertamina DOH NAD-
500 20

10

0 - SUMBAGUT yang telah memberikan kesempatan


1-Jan-04

1-Feb-04

1-Mar-04

1-Apr-04

1-May-04

1-Jun-04

1-Aug-04

1-Sep-04

1-Oct-04

1-Dec-04

1-Jan-05

1-Feb-05

1-Mar-05

1-Apr-05

1-May-05

1-Jun-05
1-Jul-04

1-Jul-05
1-Nov-04

kepada kami untuk mempresentasikan makalah


Existing Shallow Zone Kadar air ini.
Gambar 11 Performance produksi Minyak
struktur Rantau Tahun 2004 – 2005. Daftar Pustaka

Dari hasil reaktivasi shallow zone struktur rantau BATM Universitas Trisakti, 2002, Study terpadu
mulai 3 Agustus 2004 sampai dengan 31 Juli Geologi dan Geofisika untuk Pemodelan struktur
2005 telah dihasilkan Minyak sebesar 205.141 Rantau.
Bbls atau setara dengan US $ 8.205.654 pada
harga Minyak US $ 40/Bbls. Dengan total biaya Culver, R. B., Hopkins, E. C., and Youmans, A.
yang dikeluarkan untuk pekerjaan reaktivasi H., 1973, Carbon-Oxygen (C/O) Logging
sebesar US $ 2.850.293, biaya produksi US $ Instrument, SPE paper4640 presented at the
10.55 / bbl, maka dalam 1 tahun diperoleh SPE-AIME 48th Annual Fall meeting, Las Vegas,
indikator keekonomian yang sangat menarik Nevada
yaitu NPV sebesar US $ 834.290, IRR sebesar
44.78 %, PI sebesar 1.29 dan POT selama 0.69
tahun. Hasil ini memperlihatkan bahwa

9
Hemingway, James, 1992, SPC Formation RE. Plasek RE, et.al, 1995, Bordon,
Evaluation, Enhanced C/O Processing for Schlumberger Wireline and MG.Portal,
RSTpro 1995”Improved Pulsed Neutron Capture Logging
With Slim Carbon –Oxygen Tools: Methodology”
Lock, G. A., and Hoyer, W. A, 1974, Carbon-
Oxygen (C/O) Log: Use and Interpretation,” J. Schlumberger, 1992, RST Reservoir Saturation
Pet. Tech., 1044-1054 Tool, Brochure Wireline & Testing.

Mas, Cholid, 1997, Meningkatkan produksi Suhartanto, Ibnu. Dkk, 2005, Evaluasi
minyak pada lapangan tua dengan Reservoir Penggunaan Logging Cased Holed Resistivity
saturation Tool, Proc. Forum Diskusi Teknologi dan C/O Untuk mencari by Passed oil di struktur
Hulu Migas, IATMI Sumbagut. mature, Workshop Jastek Pertamina, Semarang.

10

Anda mungkin juga menyukai