Anda di halaman 1dari 6

SIMULASI JARINGAN SUMUR PADA SOFTWARE PIPESIM SLB

ZAHRA NAABILATUL HUSNA


071001600122

ABSTRAK
Suatu lapangan produksi memiliki 3 sumur produksi yang diharapkan dapat memenuhi
target dan dapat diproduksikan dengan baik. Untuk dapat memenuhi target tersebut maka
perlu dilakukan studi kemampuan masing-masing sumur dan jaringan. Studi ini dilakukan
dengan menggunakan simulator produksi Pipesim SLB ( Software ). Studi simulasi ini
diawali dengan pengumpulan data lapangan berupa data reservoir, data sumur, data
jaringan dan data penunjang lainnya. Langkah selanjutnya adalah inputting data pada
simulator berdasarkan model sumuran, jaringan dan total sistemnya sebagai dasar dalam
tahapan produksi lapangan.
Pada tahap pertama dilakukan inputting data untuk masing – masing sumur dan dilakukan
pengecekan apakah dari masing – masing sumur tersebut mengalir atau tidak (Nodal
Analysis). Jika ada masalah yang membuat sumur tidak mengalir, maka akan dlakukan
pemasangan artificial lift atau secondary recovery lainnya sesuai dengan masalah yang
didapatkan.
Tahap kedua memasangkan ESP (Electric Submercible Pump) pada sumur yang tidak
dapat flow atau mengalir, dengan menyesuaikan dengan keadaan lubang bor, tubing, dan
kondisi lainnya.
Tahap selanjutnya menghubungkan setiap sumur ke junction dengan menggunakan
fowline dan choke dan yang terakhir akan di alirkan ke three phase separator dan
dipisahkan ke 3 tank berdasarkan komposisinya. Kemudian dilakukan network simulation
untuk mengetahui lagi aliran sumur apakah sudah benar atau belum.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam industri migas dibutuhkan suatu sistem jaringan dalam pendistribusian fluida dari
sumur produksi ke tanki atau stasiun pengumpul yang dihubungkan oleh jaringan
perpipaan. Sistem jaringan sumur terdiri dari sistem pengolahan, sistem perpompan,
sistem perpipaan yang terhubung satu sama lain.
Untuk memastikan bahwa sumur produksi berjalan dengan baik dan tidak ada back
pressure maka perlu di analisis dengan simulasi yang dilakukan menggunakan software
yaitu Pipesim SLB, dengan adanya simulasi jaringan sumur ini dapat memberi informasi
apakah data yang digunakan akurat atau tidak dan dapat juga mengetahui apakah ada
masalah yang menyebabkan produksi tidak baik agar dapat dilakukan pencegahan
sebelum terjadi hal – hal yang fatal dan merugikan perusahaan.

Salah satu masalah terjadinya sumur yang tidak mengalir adalah kehilangan
tekanan, hal ini menjadi hal yang mutlak pada media berpori yang dapat terjadi
karena kerusakan formasi (formation damage) dan pengaruh petrofisik batuan.
Pekerjaan setelah pengeboran dilakukan komplesi untuk penyelesaian sebelum
produksi dapat dilakukan. Pada komplesi, terjadi kehilangan tekanan karena
turbulensi dari aliran pada formasi, akibat damage atau kerusakan pada formasi
akibat over balance perforation. Kehilangan tekanan juga dapat terjadi pada pipa
produksi bawah permukaan (tubing) atau pipa di surface (flowline). Kehilangan
tekanan pada pipa ini diakibatkan oleh friksi dari fluidanya. Selain itu faktor yang
sangat menentukan adalah nilai dari faktor deviasi gas nya(z).Dilakukan
identifikasi perlu dilakukan optimasi produksi dengan menggunakan analisa
nodal.

Rumusan Masalah
Beberapa hal yang akan dibahas kali ini adalah:
1. Apakah sumur mengalir dengan baik ?
2. Apa penyebab sumur yang tidak mengalir atau back pressure ?
3. Bagaimana cara mengatasi sumur yang tidak dapat mengalir?

Tujuan
Tujuan dilakukannya simulasi jaringan sumur produksi menggunakan pipesim adalah
1. Mengetahui apakah sumur dapat mengalir/flow saat produksi dengan baik.
2. Mengetahui apa penyebeab sumur yang tidak dapat mengalir saat produksi.
3. Mencari solusi untuk sumur yang tidak mengalir agar mengalir kembali.

PEMBAHASAN
Pada simulasi jaringan sumur produksi ini didapatkan 3 sumur produksi dengan data yang
berbeda – beda seperti di bawah ini:
Well 1:

Casing Number Depth (m) Size (Inch) Grade


Csg 1 70 16” C95
Csg 2 130 13,375” C90
Csg 3 280 11,75” L80
Csg 4 850 9,625” C95
Dengan data produksi sebagai berikut:

Tubing
Size 7”
Grade L80
Depth 800 m

Set packer 750 m ; Perforation 825 m ; Pr 4322 psia ; Temperature Reservoir 190 DegF ;
PI 23 stb/d ; WC 18% ; GOR 230 scf/STB ; SG 0,8 ; Sw 1 ; API 33 ; Pwh 150 psia.
Saat dilakukan inputting data dan dilakukan nodal analysis didapatkan hasil bahwa sumur
flow produksi dengan baik dengan flowrate sebesar 42430,41 STB/d dengan tekanan
2477,254 psia. Kemudian untuk data sumur yang kedua adalah:
Well 2:

Casing Number Depth (m) Size (Inch) Grade


Csg 1 70 16” K55
Csg 2 130 13,375” C90
Csg 3 280 11,75” L80
Csg 4 850 9,625” N80

Dengan data produksi sebagai berikut:

Tubing
Size 7”
Grade L80
Depth 800 m

Set packer pada 800 m ; perforation 820 m ; Pr 4122 Psia ; Reservoir Temperature 203
DegF ; PI 23 stb/d ; WC 13% ; GOR 183 scf/STB ; SG 0,73 ; Sw 1 ; API 38 ; Pwh 150
psia.
Saat dilakukan inputting data dan dilakukan nodal analysis didapatkan hasil bahwa sumur
flow produksi dengan baik dan tidak terdapat masalah yang dapat mengganggu produksi
sumur tersebut. Sumur ini menghasilkan flow rate sebesar 45031,63 STB/d dengan
tekanan 2164,103 psia. Kemudian untuk data sumur yang ketiga adalah:
Well 3:

Casing Number Depth (m) Size (Inch) Grade


Csg 1 50 16” K55
Csg 2 120 13,375” C90
Csg 3 300 11,75” N80
Csg 4 900 9,625” P110

Selain data casing, data produksi juga dimiliki sumur ini tetapi ada perbedaan karena
sumur ini terindikasi mengalami masalah maka akan dilakukan tindakan yang tepat.
Dengan data produksi sebagai berikut:

Tubing
Size 7”
Grade C90
Depth 850 m

Set packer pada 800 m ; perforation 870 m ; Pr 355 Psia ; Reservoir Temperature 150
DegF ; PI 30 stb/d ; WC 10% ; GOR 180 scf/STB ; SG 0,904 ; Sw 1 ; API 40 ; Pwh 150
psia.
Saat dilakukan nodal analysis, sumur ini tidak tercatat harga flowrate nya dan jika dilihat
dari data produksi tersebut, dapat diketahui bahwa tekanan reservoir sangat kecil yaitu
sebesar 355 psia, sehingga dapat menyebabkan adanya back pressure dan back flow,
sehingga pada sumur ini perlu digunakan artificial lift, yaitu ESP untuk meningkatkan
flowrate produksi sumur ini, setelah pemasangan ESP dengan ESP CENTRILIFT model
HC9000 dengan diameter 6,75” sehingga pas jika digunakan pada sumur ini, dapat
menghasilkan flowrate sebesar 3544,357 STB/d dengan tekanan sebesar 236,8544 psia.

Adapun data lainnya untuk melengkapi sistem jaringan sumur ini sebagai berikut:

Bean Size 2”
CK-J 6,065”
JC-SEP 12”
SEP-TAK 12”
SEP Pressure 100 psia
Tank Pressure 100 psia

Dari ketiga sumur dihubungkan ke 3 choke menggunakan connector lalu dihubungkan ke


1 junction menggunakan flowline dengan horizontal distance 100 m setiap flowline nya.
Setelah dihubungkan ke junction, dihubungkan lagi ke separator 3 fasa dengan
menggunakan flowline dengan jarak (horizontal distance) yang sama yaitu 100 m. Setelah
dapat dipisahkan di separator ketiga jenis fasa tersebut dimasukkan atau dialirkan ke
dalam tanki pengumpul menggunakan flowline yang jarak panjangnya sama. Maka
didapatkan jaringan sumur atau well network seperti gambar dibawah ini:
Gambar 1.
Jaringan Sumur Produksi

Dan juga data yang diperoleh dar hasil running pada network simulation di software
Pipesim seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.
Hasil Running Network Simulation
KESIMPULAN
Pada simulasi sumur produksi yang telah dilakukan pada software Pipesim ini dapat
disimpulkan bahwa:

1. Sumur 1 berpoduksi secara normal tanpa ada masalah kehilangan pressure atau
back pressure dan back flow dengan flowrate sebesar 42430,41 STB/d dan
tekanan 2477,254 psia.
2. Sumur 2 berpoduksi secara normal tanpa ada masalah kehilangan pressure atau
back pressure dan back flow dengan flowrate sebesar 45031,63 STB/d dan
tekanan 2164,103 psia.
3. Sumur 3 diketahui adanya pressure drop sehingga fluida tidak dapat mengalir,
maka solusinya menggunakan ESP dengan model CENTRILIFT HC9000.
4. Sumur 3 setelah dipasangkan ESP menghasilkan sumur dapat mengalir dengan
flowrate 3544,357 STB/d dan tekanan sebesar 236,8544 psia.
5. Masalah yang terjadi pada sumur 3 adalah masalah pressure drop atau tekanan
reservoir yang sangat kecil yaitu 355 psi. Dengan menggunakan artificial lift,
flowrate dapat ditingkatkan dan menyebabkan fluida yang tadinya kekurang
pressure untuk mengalir menjadi dapat mengalir.

SARAN

Pemasangan artificial lift agar flowrate produksinya dapat lebih optimal dilakukan
analisis data terlebih dahulu. Selain itu software dan perangkat komputer perlu
ditingkatkan lagi kualitasnya agar pengerjaan simulasi dapat lebih maksimal dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai