Anda di halaman 1dari 5

Thickening time adalah waktu yang diperlukan oleh bubur semen untuk mencapai

harga consistency 100 BC (Bearden Unit of Consistency). Harga 100 BC tersebut


dianggap sebagai batas maksimum dimana bubur semen biasa masih bisa
dipompakan karena bubur semen didalam hidrasinya dengan air menyebabkan
consistency-nya semakin baik. Harga consistency yang dinyatakan dalam BC
sebenarnya merupakan harga viskositas dari bubur semen yang diukur dengan alat
consistometer. Nilai thickening time yang diperlukan tergantung dari kedalaman
penyemenan, volume bubur semen yang akan dipompakan serta jenis penyemenan.
Umumnya thickening time adalah 3 – 3,5 jam, untuk penyemenan pada kedalaman
6000 - 18000 ft.Waktu tersebut termasuk waktu pembuatan bubur semen sampai
penempatan semen dibelakang casing ditambah dengan harga safety factor,
sedangkan pada penyemenan yang lebih dalam dimana tekanan dan temperatur
akan semakin tinggi diperlukan aditif-aditif untuk memperlambat thickening time.
Bila semen mengeras didalam casing merupakan problema yang fatal bagi operasi
pemboran selanjutnya. Waktu pemompaan yang maksimum umumnya disamakan
dengan thickening time dengan mempertimbangkan faktor keamanan. Waktu
pemompaan dipengaruhi oleh tinggi kolom dan volume bubur semen yang harus
dipompakan, kecepatan laju pemompaan dan temperatur operasi sumur.

Thickening Time
Bubur semen harus tetap dalam keadaan cair agar dapat dipompakan sampai
ketempat dimana ia harus mengeras dalam waktu yang tertentu. Thickening time
(Pumpability) adalah waktu yang diperlukan bagi bubur semen untuk mencapai
consistency 100 UC, karena lebih besar dari batas itu semen dianggap tidak dapat
dipompakan lagi.
Thickening time bubur semen sangatlah perlu untuk diperhatikan, karena waktu
pemompaan bubuk semen harus selalu kecil dari thickening time. Kalau tidak,
bubur semen tidak akan mencapai ke tempat yang dituju dan akan mengeras
didalam casing.
Untuk memperpanjang thickening time adalah dengan jalan menambahkan
additive kedalam bubur semen
Thickening
time, adalah lama waktu semen masih dalam keadaan bisadi pompakan , bubur cement harus tetap dalam
keadaan “ Fluida”dalam waktu yang cukupsehingga cement bisa di tempatkan padainterval kedalaman ya
ng di inginkan

Faktor faktor yang harus di pertimbangkan dalam menentukan theckening time:

- Temperatur sumur yang tinggi akan mempercepat reaksi hydrasi , jadi mengurangi theckening
Time bubur semen
- Tekanan makin tinggi akan mengurangi theckening time
- Makin tinggi filtration loss akan mempercepat theckening time
- Penghentian sementara pada waktu pemompaan cement akanmengurangi theckening time.

Semakin tinggi nilai consitency maka viskositasnya semakin besar

Untuk memperpanjang thickening time adalah dengan jalan menambahkan additive kedalam bubur
semen

Additive
Untuk mendapatkan sifat-sifat bubur semen sesuai dengan yang diinginkan, maka ditambahkan bahan-bahan
kedalam bubur semen yang disebut additive. Bubur semen yang dibuat dari bubuk semen dan air saja dengan
Meat Cement. Dalam penyemenan terdapat beberapa kelompok addditive yaitu Extender. Extender adalah
bahan additive yang ditambahkan untuk menaikkan volume dari bubuk semen. Pada umumnya penambahan
extender diiringi dengan penambahan air. Kenaikan volume tidak seimbang dengan kenaikan berat semen.
Sehingga akan memperkecil berat jenis bubur semen. Dengan menggunakan extender untuk menghasilkan
bubur semen tertentu dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit dibandingkan jika tidak menggunakan
extender. Tujuan lainnya juga untuk mengurangi tekanan hidrostatis pada dasar lubang selama penyemenan.
Additive yang bertindak sebagai extender antara lain :
- Bentonite
- Pozmix
- Haliburton Gel
- Haliburton Light Cement (HLC)

Accelerator
Untuk memperpendek thickning time dan mempercepat waktu pengerasan bubur semen maka digunakan
bahan tambahan yang disebut accelerator additive, terutama untuk sumur – sumur yang temperatur rendah atau
pemboran yang masih dangkal. Additive yang biasanya digunakan antara lain
- Calcium clorite (Ca Cl2)
- Na Cl
Retarder
Temperatur dan lamanya waktu pemompaan akibat kedalaman sumur akan mempengaruhi pertimbangan
dalam menentukan waktu pengerasan yang kita sediakan untuk bubur semen yang kita pergunakan. Untuk
memperlambat thickening time dan waktu pengerasan, kedalam bubur semen perlu ditambahkan retarder.
Bahan yang dipergunakan untuk retarder seperti :
- Calsium lignosulfonate
- Carboxy Methyl Hidroxy Ethyl Cellulose
- Na Cl2 dengan konsentrasi lebih besar dari 5%

5. Akselerator Akselerator adalah additive yang digunakan untuk mempercepat waktu pengerasan semen
(thickening time cement). Karena banyak operasi penyemenan yang dilakukan pada sumur-sumur
dangkal dengan temperatur yang rendah, sehingga pengerasan semennya perlu dipercepat. Dengan
menggunakan akselerator maka early strength dari semen dasar dapat dipercepat, dimana dalam waktu
4 jam strength dengan kekuatan 500 psi dapat dicapai. Strength sebesar 500 psi ini umumnya dianggap
bahwa semen telah dapat mengikat dengan baik pada casing, sehingga pekerjaan-pekerjaan selanjutnya
dapat dilaksanakan. Contoh additive jenis ini adalah Kalsium Klorida (CaCl2) 2-6%, gypsum, sodium
silikat 5-10 %, KCl, Cal-Seal, dan air laut.

6. Retarder Retarder adalah zat aditif yang digunakan untuk memperlambat waktu pengerasan semen,
sehingga waktu pemompaan dapat diperpanjang. Retarder terutama digunakan pada sumur-sumur
dengan kedalaman antara 6000 - 25000 ft dimana temperatur statik didasar sumur dapat mencapai 170
- 500°F. Retarder ditambahkan pada bubur semen murni untuk mencegah semen mengeras dengan
cepat, dalam hal ini retarder yang digunakan haruslah dipilih agar benar-benar cocok dengan material
penyusun semen itu sendiri. Umumnya yang digunakan sebagai retarder adalah : Lignin (0,1 - 1,0 %),
Calcium Lignosulfonate (0,1 - 2,5 %), Carboxymethyl Hydroxyethyl Cellulose (0,1 - 1,5 %), Saturated salt
(14 - 16 lb per sack semen), Borax (0,1 - 0,5 %).
Pengujian Thickening Time Tes Thickening Time adalah metode yang diterima untuk mengukur berapa lama
semen lumpur harus tetap dapat dipompa di bawah suhu dan tekanan kondisi simulasi turunlubang. Tes
ini dilakukan dalam berbagai suhu dan mengatur konstan dalam kondisi tekanan. Tes ini melibatkan
pencampuran bubur semen sesuai dengan prosedur API saat ini, menempatkan bubur ke dalam cangkir
bubur, dan kemudian menempatkan cangkir bubur ke dalam konsistometer untuk pengujian.Pengujian
tekanan dan suhu yang terkontrol untuk mensimulasikan kondisi yang akan bubur hadapi di dalam
sumur.Tesmenyimpulkan ketika bubur mencapai konsistensi dianggap unpumpable dalam sumur.Tes
dikatakan ditetapkan setelah mencapai konsistensi dari 70 Bearden Konsistensi (BC) Unit bawah
keadaan dinamis menggunakan HPHT Konsistometer.

Sifat Fisik Semen Pemboran Bubur semen yang dibuat haruslah disesuaikan dengan sifat-sifat formasi
yang akan disemen. Oleh karena itu, ada beberapa macam sifat fisik semen yang perlu dibahas yaitu
Densitas, Waktu pengerasan (Thickening Time), Viskositas, Fluid Loss, Kadar air bebas (Free Water
Content), perbandingan air dengan semen (Water Cement Ratio), permeabilitas, dan Kuat Tekan
(Compressive Strength).

Aditif semen atau zat-zat tambahan adalah material-material yang ditambahkan pada semen untuk
memberikan variasi yang lebih luas pada sifat-sifat bubur semen, agar memenuhi persyaratan yang
diinginkan. Aditif semen ini penting sekali dalam perencanaan bubur semen, karena dapat digunakan
untuk :
1. Menaikkan atau menurunkan densitas.
2. Menaikkan kekuatan (strength).
3. Mempercepat atau memperlambat waktupengerasan.
4. Mengatur hilangnya air tapisan ke formasi.
5. Menaikkan daya tahan semen terhadap cairan korosif.
6. Menaikkan atau menurunkan kekentalan (viscositas).
7. Mencegah hilangnya sirkulasi semen.
ADDITIF YANG DIGUNAKAN DALAM SUSPENSI SEMEN

Accelerator

Additif yang digunakan untuk mempercepat proses pengerasan suspensi semen. Selain itu dapat juga
mempercepat naiknya strength semen dan mengimbangi additif lain, agar tidak tertunda poses
pengerasan suspensi semennya. Contohnya : kalsium klorida, sodium klorida, gipsum, sodium
silikat, dan air laut.

Retarder

Adalah additif yang dapat memperlambat proses pengerasan suspensi semen, sehingga suspensi semen
mempunyai zat waktu yang cukup untuk mencapai kedalaman target yang diinginkan. Contohnya
:lignosulfonat, senyawa-senyawa asam organik dan CMHEC (Carboxymethyl Hydroxymethyl Cellulose)

Extender

Additif yang berfungsi untuk menaikkan volume suspensi semen, yang berhubungan dengan mengurangi
densitas suspensi semen tersebut. Contohnya : bentonite, attapulgite, sodium silikat, pozzolan,
perlite dan gilsonite.

Weighting Agents

Adalah additif yang berfungsi menaikkan densitas semen, biasanya digunakan pada sumur-sumur yang
mempunyai tekanan formasi yang tinggi. Contohnya : hematite,ilmenite, barite dan pasir.

Dispersant

Dispersant merupakan additif yang dapat mengurangi viscositas suspensi semen. Additif-additif yang
termasuk dalam dispersant antara lain : polymelamine sulfonate, polynapthatalena sulfonate

Tujuan dilakukannya operasi penyemenan

Anda mungkin juga menyukai