Anda di halaman 1dari 15

Perembesan Air ke Dalam Reservoir

Minyak dan Gas (Water Influx):


I

1. Model Pot Aquifer


2. Model Schilthuis
3. Model van Everdingen & Hurst
MODEL-MODEL WATER INFLUX
• Di dalam reservoir engineering terdapat banyak ketidak-pastian
(uncertainties) terkait dengan masalah water influx dibanding masalah
lainnya.
• Hal tersebut dikarenakan jarang sekali orang membor sumur-sumur yang
menembus aquifer utk memperoleh informasi yang perlu tentang:
porositas, permeabilitas, ketebalan dan fluid properties dari aquifer.
• Ketidak-pastian yang lain adalah tentang geometri dan areal continuity
dari aquifer.
• Akibatnya, model water influx perlu diperkirakan.
• Beberapa model matematis telah dikembangkan untuk memperkirakan
water
1. Pot influx, antara lain:
aquifer 8. Fetkovich’s method
2. Schilthuis’ steady-state 9. Radial aquifer
3. The Van Everdingen-Hurst unsteady-state 10. Linear aquifer.
4. Hurst’s modified steady-state
5. Edge-water drive
6. Bottom-water drive
7. The Carter-Tracy unsteady-state 2
1. Pot Aquifer Model
Model paling sederhana untuk memperkirakan water influx ke dalam
reservoir gas atau minyak adalah di dasarkan pada definisi kompresibilitas.
=> Penurunan tekanan reservoir akibat produksi fluida, menyebabkan
pengembangan air di aquifer, dan mengalir ke dalam reservoir.
 +

atau: ∆V = c V ∆ p ………(14)

Berdasarkan definisi kompresibilitas air dalam aquifer dihasilkan:


We = (aquifer compressibility) x (initial volume of water) x (pressure drop)
atau: We = (cw + cf) Wi (pi − p) ………(15)
dimana:
We = cumulative water influx, bbl
cw = aquifer water compressibility, psi−1
cf = aquifer rock compressibility, psi−1
Wi = initial volume of water in the aquifer, bbl
pi = initial reservoir pressure, psia 3
• Perhitungan volume air mula-mula di dalam aquifer memerlukan
data dimensi aquifer dan sifat-sifat aquifer.
• Data ini jarang sekali diperoleh karena sumur-sumur tidak
diarahkan untuk menembus aquifer untuk memperoleh data
tersebut.
• Bila aquifer berbentuk radial, maka:
W
  i ………(16)

Dimana: ra = radius aquifer, ft


re = radius reservoir, ft
h = ketebalan lapisan aquifer, ft
f = porositas lapisan aquifer.

4
• Pada Pers. (16) dianggap bahwa air merembes dari semua arah radial.
• Tetapi, seringkali air tidak merembes dari semua arah, atau reservoir secara
alamiah tidak berbentuk lingkaran.
• Bila reservoir tidak berbentuk lingkaran maka Pers. (15) perlu dimodifikasi
untuk memperhitungkan perembesan air secara fraksional spt gambar berikut.
We = (cw + cf) f Wi (pi − p) ………(17)
dimana:
f = perembersan fraksional = sudut perembesan/360 o = q/360o.

Gb. 16 Fractional Water Influx

5
• Model di atas hanya bisa diterapkan untuk aquifer yang kecil, seperti
pot aquifer, dimana ukurannya sama dengan ukuran reservoirnya.

• Dake (1978) menyatakan bahwa karena aquifer relatif kecil, maka suatu
penurunan tekanan yang kecil di dalam reservoir bisa secara instan
mempengaruhi sistem reservoir-aquifer secara keseluruhan.

Contoh Soal:
Hitung cumulative water influx akibat dari suatu penurunan tekanan
sebesar 200 psi pada WOC (water-oil contact) dengan sudut
perembesan (encroachment angle) sebesar 80°. Sistem reservoir-aquifer
memiliki karakteristik sbb.:
Parameter Reservoir Aquifer

radius, ft 2.600 10.000

porositas 0,18 0,12

cf, psi−1 4 × 10−6 3 × 10−6

cw, psi−1 5 × 10−6 4 × 10−6

h, ft 20 25
6
Penyelesaian:
• Menggunakan Per. (17) hitung Wi
W
  i

  𝜋 ( 10000 2 −2600 2 ) (25)(0,12)❑


𝑊 𝑖= =156,5 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑙
5,615
• Menggunakan Per. (16a) hitung We
We = (cw + cf) f Wi (pi − p)
We = ((4+3)x10 −6)(80/360)(156,5 × 106)(200)
= 48.689 bbl
= 48,7 Mbbl.

7
2. Model Schilthuis Steady-
State
• Model Schilthuis (1936) merupakan metode yang paling mudah dilakukan
untuk menghitung besarnya water influx.
• Model ini mengasumsikan bahwa aquifer sangat luas dan sangat
permeabel.
• Permeabilitas yang sangat besar menyebabkan gradien tekanan
sepanjang aquifer bisa diabaikan.
• Ukuran aquifer yang sangat luas menyebabkan tekanan aquifer tidak
pernah mengalami penurunan, yaitu tetap sama dengan tekanan awal
aquifer-nya (Pi), atau dp/dt = 0.
• Analogi hidrolika model steady-state Schilthuis adalah spt Gambar 17 .

Gb. 17
Analogi Hidrolika
Model Schilthuis

8
(Smith, Tracy dan Farrar, 1992)
• Persamaan dasar model Schilthuis merupakan penurunan dari
hukum Darcy yang memiliki asumsi alirannya steady state.
• Tekanan aquifer dianggap tidak berubah, tetapi tekanan di reservoir
turun karena adanya fluida yang diproduksikan.
• Perbedaan tekanan yang melewati batas minyak-air semakin besar
seiring dengan bertambahnya produksi dari reservoir, sehingga laju
water influx bukanlah murni steady state, tetapi dianggap sebagai
aliran steady state.
• Perhitungan water influx dengan metode Schilthuis dapat dilakukan
apabila sistem aquifer-reservoir mempunyai:
• permeabilitas lebih besar dari 50 mD,
• aquifer ini paling tidak 10 sampai 20 kali ukuran reservoir
• hasil perhitungan akan lebih baik jika ukuran aquifer 100 kali
ukuran reservoirnya.

9
• Penurunan model Schilthuis dimulai dari Per. Darcy:


q w  C s Pi  P  ………(18)

dimana:
qw = laju alir air melewati batas minyak-air
Cs = konstanta aquifer (termasuk di dalamnya parameter tetap pers.
Darcy seperti: viskositas air, geometri yang berhubungan dengan
deliverabilitas aquifer), bbl/waktu/psi
Pi = tekanan awal (tekanan aquifer), psia
P
= tekanan statik reservoir, psia.

10
• Persamaan Material Balance tidak memerlukan laju alir air (qw),
melainkan memerlukan Cumulative water influx (We). Sehingga
Pers. (18) diintegrasikan terhadap waktu menjadi:
t
We  C s  (Pi  P) dt ………(19)
0

• Untuk mempermudah aplikasinya, Pers. (19) kemudian


disederhanakan menjadi bentuk penjumlahan.
• Jadi, hubungan antara tekanan dan waktu dibagi-bagi ke dalam
interval-interval waktu, seperti Gambar 18 berikut.

Gb. 18. Hubungan


Tekanan dan Interval-
interval Waktu

11
• Bila ada “n” interval waktu dalam kurun waktu pengamatan, maka
cumulative water influx dapat dipresentasikan dengan pers:

  
n
 We  n  C s  Pi  0,5 P j  P j-1 Δt j ………(20)
j1

DPj
dimana :
(We)n = cumulative water influx, bbl
Pi = tekanan awal ( tekanan aquifer), psia
P j = tekanan statik reservoir pada saat tj, psia.
Dtj = interval waktu antara tj-1 dan tj.
• Model Schilthuis tidak memperlihatkan penurunan laju water
influx.
• Kenyataannya, perubahan laju water influx di lapangan memberi
suatu pengaruh secara instant pada aquifer influx.
• Sistem antara reservoir dan aquifer dianggap tidak mempunyai
kompresibilitas.
• Aquifer bereaksi dengan cepat terhadap perubahan tekanan. 12
• Model Schilthuis tidak sesuai dengan kenyataannya, tetapi merupakan
metode yang mudah untuk digunakan.
• Metode Schilthuis digunakan dalam persamaan material balance untuk
melakukan dua hal, yaitu:
1. Menentukan Original Oil in Place (OOIP),
2. Menentukan konstanta water influx (Cs). Konstanta ini menggambarkan
laju water influx tiap penurunan tekanan sebesar 1 psi pada batas
minyak-air.
• Menulis kembali Pers. material balance untuk P ≥ Pb dan pengembangan air
formasi dan penyusutan pori diabaikan menjadi:
N p  Bo  ( R p  Rs ) Bg   W p Bw  We
N
( Bo  Boi )  ( Rsi  Rs ) Bg
• Bila dianggap We = 0 maka apparent original in place, Na:

Na 
 
N p Bo  ( R p  Rs ) Bg  W p Bw
( Bo  Boi )  ( Rsi  Rs ) Bg
We ………(21)
• Sehingga dapat ditulis: Na  N 
D
dimana: D = (Bo-Boi) + (Rsi–Rs) Bg
D = Bt – Bti bila Pi>Pb
13
• Bila Pers. (20) dimasukkan ke dalam Pers. (21) maka pers. menjadi:
   Pt 
N a  N  Cs 



………(22)
 D 

  Δ P Δt 
Gb. 19. Plot Na terhadap  
 D 
 
• Bila garis lurus tersebut diekstrapolasi sampai memotong Y akan menghasilkan
harga N. Slope dari garis lurus merupakan harga Cs.
• Jika plot tersebut tidak membentuk garis lurus, maka sistem reservoir-aquifer
ybs. tidak sesuai dengan asumsi-asumsi model Schilthuis, dan model ini
sebaiknya tidak digunakan. 14
Sampai Minggu Depan

15

Anda mungkin juga menyukai