Anda di halaman 1dari 16

4.1.

ASPEK PEMBORAN
Operasi pemboran merupakan kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan
kegiatan. Sebelum operasi pemboran dapat dilaksanakan, pertama yang perlu
dilakukan adalah apa yang disebut dengan tahapan persiapan. Tahapan persiapan
ini pun terdiri dari persiapan tempat, pengiriman peralatan pada lokasi, sampai pada
persiapan akhir.
Operasi pemboran putar (rotary drilling) mempunyai satu tugas utama,
yaitu mengebor suatu lubang secara aman dilapisan permukaan bumi sampai
menembus formasi yang kaya akan minyak atau gas bumi (lapisan produktif).
Metode pemboran yang sering dipakai saat ini adalah metode bor putar (rotary
drilling.

1. Sistem Tenaga (Power System)


Gambar 4.2. Sistem Tenaga
(Sumber: Rubi Rubiandhini, Vol 1 2009)

Sistem tenaga terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:


1. Power Supply Equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang
dikenal sebagai “Prime Mover” (Penggerak Utama).
2. Distribution (Transmission) Equipment, meneruskan tenaga yang
diperlukan untuk operasi pemboran dengan sistem transmisi mekanis atau
sistem transmisi listrik. Distribution Equipment ini terbagi menjadi dua,
yaitu :
a. Mechanical Power Transmission
Tenaga yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan secara
mekanis. Proses transmisi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
- Tenaga yang dihasilkan oleh prime mover harus dihubungkan bersama-
sama dengan mesin-mesin yang lain untuk mendapatkan tenaga yang
mencukupi. Hal ini dilakukan dengan Hydraulic Coupling (Torque
Converters), yang dihubungkan bersama-sama (compounded).
- Tenaga ini kemudian diteruskan melalui elaborates procket dan chain
linking system (sistem rantai), yang secara fisik mendistribusikan
tenaga ke unit-unit yang memerlukan tenaga. Sistem ini sekarang
banyak digantikan dengan tenaga listrik (susunan electrical power
transmision).
b. Electric Power Transmission
Pada sistem ini mesin diesel memberikan tenaga mekanik dan diubah menjadi
listrik oleh generator listrik, yang dipasang didepan block. Generator menghasilkan
arus listrik, yang dialirkan melalui kabel ke suatu “Control Unit” (kontrol kabinet).
Dari control cabinet, tenaga listrik diteruskan melalui kabel tambahan ke motor
listrik yang langsung dihubungkan ke sistem peralatan yang lain, seperti sistem
angkat, rotary, sirkulasi, penerangan, dan lain-lain.
2. Sistem Pengangkatan (Hoisting System)
Sistem pengangkat merupakan salah satu komponen peralatan pemboran yang
memberikan ruang kerja yang cukup untuk menaik-turunkan drill string dan
casing ke dalam lubang bor selama operasi pemboran berlangsung. Sistem ini
mengalami beban yang paling berat Beban vertikal berasal dari beban menara,
drill string, casing string, tegangan dead line, tegangan fast line, serta tegangan
dari block-block. Sedangkan beban horisontal berasal dari tiupan angin dan
drill pipe yang disandarkan pada menara. Sistem pengangkatan terdiri dari dua
sub komponen utama, yaitu:
1. Supporting Structure (Rig)
a. Substructure
Merupakan kontruksi kerangka baja yang dipasang langsung di atas titik
bor sehingga memberi ruang kerja peralatan dan pekerjaan dibawah lantai
bor. Ketinggian ditentukan jenis rig dan BOP Stack.
b. Rig Floor
Merupakan tempat berdirinya menara yang berfungsi menampung
peralatan-peralatan pemboran yang kecil-kecil, mendudukkan drawwork
dan tempat bagi rough neck.
 Rotary table : Memutar rangkaiain pipa bor.
 Rotary drive : Meneruskan daya dari drawwork ke rotary table.
 Driller console : Pusat instrumentasi dari rotary drilling rig.
 Mouse hole : Lubang dekat rotary table untuk menaruh drill pipe saat
menyambung dengan kelly dan pipa bor.
 Make up and break : Kunci yang digunakan untuk melepas atau out
tongs menyambung drill pipe dan drill collar
 Rat hole : Lubang dekat kaki menara untuk menempatkan kelly saat
round trip
 Dog house : Rumah kecil untuk menyimpan alat-alat dan ruang kerja
bagi driller
 Pipe ramp/ V ramp : Jembatan penghubung catwalk denghan rig floor
(sebagai lintasan pipa bor saat ditarik ke lantai bor).
 Catwalk : Jembatan pipe rack dengan pipe ramp untuk menyiapkan
pipa untuk ditarik ke lantai bor.
 Hydraulic cathead: Menyambung atau melepas drill pipe atau drill
collar untuk ditambahkan atau dikurangkan dari drill string pada saat
masuk atau keluar dari sumur bor.
c. Drilling Tower (Derrick atau Mast)
Berfungsi untuk mendapatkan ruang vertikal untuk menaik-turunkan
pipa bordancasing ke dalam lubang bor pada saat operasi pemboran
berlangsung, sehingga tinggi dan kekuatannya harus disesuaikan dengan
kebutuhan. Ada 2 tipe Menara:
a. Tipe Standard: Jenis ini tidak dapat didirikan satu unit namun harus
bagian demi bagian, sehingga jika ingin dipindahkan harus dilepas
dahulu, kecuali untuk jarak yang dekat. Jenis ini juga diguanakan
untuk pemboran dalam dan membutuhkan area yang luas.
b. Tipe Portable (Mast): Jenis menara ini dapat didirikan secara penuh
yang ditahan oleh telescoping dan tali yang ditambatkan tersebar. Tipe
ini lebih murah, mudah dan cepat untuk didirikan atau diturunkan, tapi
hanya untuk pemboran dangkal.
Bagian-bagian penting menara:
 Gine pole : Tiang berkaki dua atau tiga yang ada di puncak
menara. Berfungsi membantu menaikkan dan memasang crown
block pada rig standart.
 Water table : Lantai di puncak menara untuk mengetahui menara
sudah berdiri tegak atau belum.
 Cross braching : Merupakan penguat menara berbentuk K atau X.
 Tiang menaca : empat tiang yang menahan beban vertikal dan
horizontal yang bentuknya segitiga samakaki
 Girt : Sabuk menara yang menjadi penguat menara.
 Monkey board : Tempat kerja derrick man dan menyandarkan
pipa saat round trip
4.2.1.1.1. Peralatan Pengangkatan (Hoisting Equipment)
1. Drawwork
Merupakan sistem transmisi yang kompleks, yang konstruksinya
tergantung beban yang dilayani. Biasanya ditempatkan dekat meja putar.
Fungsinya:
 Meneruskan tenaga dari prime mover ke rangkaian pipa bor selama
pemboran.
 Meneruskan tenaga dari prime mover ke rotary drive.
 Meneruskan tenaga dari prime mover ke cathead.
Adapun bagian-bagian drawwork terdiri dari:
- Revolving drum: Drum yang digunakan untuk menggulung kabel bor
(drilling line).
- Breaking system : Rem utama dan rem pembantu secara hidrolik atau
listrik untuk memperlambat dan menghentikan kabel bor.
- Rotary drive: Meneruskan tenaga dari drawwork ke rotary table
- Cathead : Menyangkut atau menarik beban ringan pada rig floor dan
menyambung atau melepas sambungan pipa.
2. Drilling Line
Merupakan kawat baja yang dapat menarik atau menahan beban yang diderita
oleh hook. Untuk menghindari kecelakaan akibat keausan maka dilakukan cut off
program yang dibuat berdasarkan kekuatan kabel terhadap tarikan dan dinyatakan
dengan ton line yang diderita kabel. Beban yang diterima drilling line diantaranya
round trip, running casing dan fishing job. Drilling Line terdiri dari:
 Reeved “drilling line”: Kawat yang melewati crown block dan traveling block.
 Dead line : Kawat diam yang ditambatkan pada substructure.
 Dead line anchor : Ditempatkan bersebrangan dengan drawwork, diklem pada
substructure.
 Storage or supply : Ditempatkan pada jarak dekat dengan rig.
 Overhead Tools
Merupakan peralatan pada menara mulai dari atas dan tengah
menara. Over head tools terdiri dari atas :
 Crown block: Block diam pada puncak menara sebagai katrol.
 Traveling block : Block bergerak pada daerah bawah crown block
 Hook : Berfungsi menggantungkan swivel selama operasi
pemboran berlangsung.
 Elevator : Klem penjepit untuk menurunkan atau menaikkan pipa bor dari lubang
bor.
 bor.
Gambar 4.3. Sistem Pengangkatan
(Sumber: Rubi Rubiandhini, Vol 1 2009)

4.2.1.2. Sistem Pemutar (Rotating System)

Gambar 4.4. Sistem Putar


(Sumber: http://ffden2.phys.uaf.edu/)
Sistem pemutar terdiri dari tiga sub komponen utama, yaitu:
1. Peralatan Putar (Rotary Assembly)
a. Meja Putar (Rotary Table)
b. Master Bushing
c. Kelly Bushing
d. Rotary Slip
2. Rangkaian Pipa Bor (Drill String)
a. Swivel
b. Kelly
c. Drill Pipe
d. Drill Collar
3. Pahat (Bit)
a. Roller Cone Bit
b. Drag Bit
c. Diamond Bit
4.2.1.3. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
Sistem sirkulasi pada dasarnya terdiri dari empat komponen,
yaitu:
1. Fluida Pemboran (Drilling Mud), terbagi menjadi 3 jenis:
a. Water Based Mud
b. Oil Based Mud
c. Air or Gas Based Mud
2. Tempat Persiapan (Preparation Area)
Peralatan yang digunakan untuk persiapan pembuatan lumpur pemboran
meliputi:
a. Mud House
b. Steel Mud Pits/Tank
c. Mixing Hopper
d. Chemical Mixing Barrel
e. Bulk Storage Bins
f. Water Tank
g. Reserve Pit
3. Peralatan Sirkulasi (Circulating Equipment)
Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen alat, yaitu:
a. Mud Pit
b. Mud Pump
c. Pump Discharge and Return Lines
d. Stand Pipe
e. Rotary House
4. Pengkondisian Lumpur (Conditioning Area)
Ditempatkan di dekat rig. Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah
untuk membersihkan lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang
terikut, dua metode pokok untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam
lumpur bor, yaitu :
1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale
shaker dan settling tanks.
2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang
pada mud pits dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan Conditioning area terdiri dari:
 Settling tanks, merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk
menampung lumpur bor selama conditioning.
 Reserve pits, merupakan kolam besar yang digunakan untuk menampung
cutting dari dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk menampung
kelebihan lumpur bor.
 Mud-Gas separator, merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas
yang terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar.
 Shale shaker, merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang besar-
besar dari lumpur bor.
 Desander, merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari
lumpur bor.
 Desilter, merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting
yang berukuran paling halus dari lumpur bor.
 Degasser, merupakan peralatan yang secara kontinyu memisahkan gas
terlarut dari lumpur bor.

Gambar 4.5. Sistem Sirkulasi


(Sumber: http://ffden2.phys.uaf.edu/)

4.2.1.4. Sistem Pencegah Semburan Liar (Blowout Prevention System)

Gambar 4.6. Sistem Pencegah Semburan Liar


(Sumber: http://ffden2.phys.uaf.edu/)
Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System)
terdiri dari:
1. Rangkaian BOP Stack
a. Annular Preventer
b. Ram Preventer
 Pipe Ram
 Blind Rams
c. Drilling Spools
d. Casing Head (Well Head)
2. Accumulator
3. Sistem Penunjang (Supporting System)
a. Choke Manifold
b. Kill Line
4.2. ASPEK PRODUKSI
Apabila sumur telah dibor untuk mencapai target yang ditentukan dan dari
tes produksi memperlihatkan hasil yang ekonomis untuk dikembangkan, maka
dilanjutkan dengan operasi penyelesaian sumur (well completion). Apabila volume
minyak atau gas di reservoir tidak ekonomis untuk dikembangkan, maka sumur
tersebut harus ditutup (plug) atau diabaikan (abandon).
Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu:
1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production casing).
2. Tahap perforasi dan atau pemasangan pipa liner.
3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.
4.3.1. Metoda Well Completion
Kriteria umum untuk klasifikasi metoda well completion didasarkan pada
beberapa faktor, yaitu:
1. Down hole completion atau formation completion, yaitu membuat hubungan antar
formasi produktif dengan tiga metoda, yaitu:
a. Open hole completion (komplesi sumur dengan formasi produktif terbuka).
b. Cased hole completion atau perforated completion (komplesi sumur dengan
formasi produktif dipasang casing dan diperforasi).
c. Sand exclusion completion pada formasi batupasir (problem kepasiran).
2. Tubing completion (komplesi pipa produksi) yaitu merencanakan pemasangan atau
pemilihan pipa produksi (tubing), yaitu meliputi metoda natural flow dan artificial
lift.
3. Well-head completion yaitu meliputi komplesi X-mastree, casing head, dan tubing
head.
4.3.2. Metode Produksi
A. Primary Recovery
1. Sembur alam (Natural Flow) adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke
permukaan dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir
dimana sumur berada.
2. Sembur buatan (Artificial Lift) adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan
cara mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir)
dimana metoda ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu
lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud peningkatan produksi.
Contoh: Pompa (Electrical Submercible Pump (ESP), Sucker Rod Pump (SRP),
Progresive Cavity Pump (PCP), Hydraulic Pump, Jet Pump), Gas Lift (Continous
Gas Lift dan Intermittent Gas Lift) dan Chamber Lift.
B. Secondary Recovery
Metode implementasi setelah primary recovery sudah menurun. Metode ini
termasuk dalam injeksi air dan pressure maintenance. Dimana tenaga tambahan
diinjeksikan ke dalam sistem reservoir oleh injeksi fluida (biasanya air dan gas).
Tujuannya adalah untuk menggantikan tekanan yang hilang di dalam reservoir
setelah primary recovery.
C. Tertiary Recovery
Metode implementasi setelah secondary recovery yaitu tertiary recovery. Dimana
Enhanced Oil Recovery (EOR) termasuk kedalam metode ini. EOR adalah
perolehan minyak yang berasal dari salah satu atau beberapa metode pengurasan
yang menggunakan energi luar reservoir, berbagai cara yang dilakukan untuk
meningkatkan laju produksi dari suatu sumur, tanpa merusak formasi dari reservoir
yang ada, sehingga faktor perolehan dari sumur produksi tersebut meningkat. Pada
dasarnya metoda-metoda EOR meliputi injeksi tak tercampur, injeksi tercampur,
injeksi kimia, injeksi panas, dan injeksi mikroba.
4.3.3. Fasilitas Produksi Permukaan (Production Surface Facilities)
4.3.3.1. Peralatan Atas Permukaan
1. Wellhead (Kepala Sumur)
Well head merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat dari
besi baja membentuk suatu sistem seal/penyekat untuk menahan semburan atau
kebocoran cairan sumur ke permukaan yang tersusun atas casing head (casing
hanger) dan tubing head (tubing hanger).
2. Silang Sembur (X-mastree)
Alat ini merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai pengaman
dan pengatur aliran produksi di permukaan yang dicirikan oleh jumlah sayap/lengan
(wing) dimana choke atau bean (jepitan) berada. Peralatan pada X-mastree terdiri
dari:
a. Manometer tekanan dan temperatur.
b. Master valve.
c. Wing valve.
d. Choke / bean / jepitan.
e. Check valve
4.3.3.2. Peralatan Bawah Permukaan
Peralatan produksi di bawah permukaan sumur sembur alam terdiri dari:

1. Tubing dan Coupling.


Merupakan pipa alir vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi yang
berfungsi untuk mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan atau
mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur. Di samping itu, tubing dapat pula
digunakan dalam pekerjaan swabb, squeeze cementing, sirkulasi pembersihan
sumur, dan mengalirkan fluida serta material peretak hidraulis dan pengasaman.
2. Peralatan Perlengkapan Bawah Permukaan:
- Packer
- Landing nipple
- Flow Coupling dan Blast Joint.
- Circulation device.
- Safety Joint.
- Gas Lift Mandrel.
- Sub-Surface Safety Valve.
- Flow Control dan Down Hole Choke.
4.3.3.3. Sistem Pengumpul (Gathering) dan Block
Peralatan produksi berdasarkan sistem gathering dan block station adalah
merupakan pola atau sistem jaringan alat transportasi, fasilitas peralatan pemisah
fluida produksi dan fasilitas peralatan penampung fluida hasil pemisahan.
Berdasarkan pada jumlah, tata letak sumur dan letak tangki pengumpul serta kondisi
laju produksi sumur-sumurnya, gathering system dapat dibedakan atas system
radial dan system axial gathering system. Pada radial gathering system, semua
flowline menuju ke header dan langsung berhubungan dengan fasilitas pemisah,
sedangkan pada axial gathering system, beberapa kelompok sumur mempunyai satu
header yang kemudian dari tiap-tiap header akan dialirkan ke pemisah-pemisah
trunk line (jenis flowline yang mempunyai diameter relatif lebih besar dari flowline
biasa, yang berfungsi untuk menyatukan aliran dengan volume besar). Peralatan
dari Sistem Pengumpul dan Block antara lain:
1. Fasilitas Transportasi
 Flowline
 Manifold Header
2. Fasilitas Pemisah (Separator)
 Berdasarkan Bentuknya
 Vertikal
 Horizontal
 Spherical
 Berdasarkan Tekanan Kerjanya
 Separator tekanan tinggi, dengan tekanan kerja > 16 KSC
 Separator tekanan menengah, dengan tekanan kerja 8 – 16 KSC
 Separator tekanan rendah, dengan tekanan kerja < 8 KSC
 Berdasarkan Fasa yang Dipisahkan
 Separator 2 fasa: memisahkan gas dan liquid
 Separator 3 fasa: memisahkan minyak, air dan gas
 Treating Section
 Dehydrator
 Oil Catcher
 Gas Scrubber
 Wash Tank
 Free Water Knock Out (FWKO)
 Skim Tank atau Gun Barrell
 Heater Treater
 Skimmer
3. Fasilitas Penampung
 Tangki-tangki penampung (fixed roof dan floating roof)
 Barge (bila di lepas pantai)
4. Fasilitas Pengapalan
 Pompa-pompa, Loading System
 Single Bouy Mooring (SBM)
4.3.4. Flow Produksi Minyak di Permukaan
Flow produksi minyak di permukaan meliputi:
1. Sumur Produksi
2. Pipa Produksi (Flow Line) dan Manifold
3. Stasiun Pengumpul (SP)
4. Stasiun Pengumpul Utama (SPU)
5. Pusat Pengumpul produksi (PPP)
6. Terminal / Sales Point (Metering) Produksi Minyak
7. Water Treatment & Water Injection Plan
8. Gas Conditioning & Treatening Plan
9. Compressor Station
10. Sales Point (Metering Gas)
Secara skematis skema produksi Minyak dan Gas di permukaan dapat terlihat pada
gambar berikut:

Gambar 4.7. Diagram Proses Produksi Migas


(http://2.bp.blogspot.com/-
iJB5wos/Upom3fIjq5I/AAAAAAAAAB0/MgP2ZXyBN6U/s1600/Diag
Sederhana.png)
4.3. ASPEK PENUNJANG LAINNYA
Fasilitas penunjang suatu lapangan
migas sangat diperlukan didalam operasi-
operasi lapangan. Fasilitas ini mulai dari fasilitas
pengeboran, fasilitas produksi, dan fasilitas-
fasilitas lain, baik untuk operasi perawatan
sumur, penyelesaian sumur, dan logging sumur.
4.4. ASPEK LINGKUNGAN
Upaya-upaya untuk mencegah dampak negatif dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sudah mulai dilakukan sejak tahap perencanaan yakni dengan melakukan studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) untuk kegiatan yang berdampak penting, dan
studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
untuk kegiatan yang tidak berdampak penting, serta Pembuatan Standard Operating
Procedure (SOP).

Anda mungkin juga menyukai